Flaming Pointer
Flaming Pointer
Flaming Pointer

Jumat, 27 April 2018

SOSIOLOGI AGAMA


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Agama merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan masyarakat yang perlu dipelajari oleh antropolog ataupun para ilmuan social lainnya. Di dalam kehidupan masyarakat, agama muncul karena sifat ketauhidan masyarakat tersebut. Oleh karena itu agama perlu dipelajari dan dihayati oleh manusia karena kebutuhan manusia terhadap sang maha pencipta. Di dalam agama dijumpai ungkapan materi dan budaya dalam tabiat manusia serta dalam system nilai, moral, etika, kajian, agama, khususunya agama islam merupakan kebutuhan hidup bagi masyarakat Indonesia, khususnya mayoritas. Oleh karena itu, kajian agama seperti Islam, Budha, Hindu, tidak hanya sebatas konsep saja, teori dan aspek-aspek kehidupan manusia beserta hukumnya. Tapi harus dihayati dan direnungi untuk diamalkan dalam kehidupan manusia. Ide-ide keagamaan dan konsep-konsep keagamaan itu tidak dipaksa oleh hal-hal yang bersifat fisik tapi bersifat rohani. Karenanya agama merupakan suatu institusi ajaran yang menyajikan lapangan ekspresi dan implikasi yang begitu hukum ataupun undang-undang yang dibuat oleh masyarakat.
B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah kali ini :
1.      Apa pengertian sosiologi ?
2.      Apa pengertian agama ?
3.      Bagaimanakah kajian agama yang bagi masyarakat berskala kecil ?
4.      Apa saja macam-macam agama yang di anut di Indonesia ?
C. Tujuan Penulisan :
1.      Ingin mengetahui pengertian sosiologi menurut para ahli
2.      Ingin mengetahui pengertian agama menurut pandangan sebagian ulama
3.      Ingin mengetahui kajian agama bagi masyarakat berskala kecil
4.      Ingin mengetahui macam-macam agama yang di anut di Indonesia


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Sosiologi
     Berikut ini definisi-definisi sosiologi yang dikemukakan beberapa ahli :
1.      Emile Durkheim Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta social, yakni fakta yang mengandung cara bertindak, berfikir, berperasan yang berada diluar individu dimana fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.
2.       Selo Sumardjandan Soelaeman Soemardi Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur social dan proses-proses sosial termasuk perubahan social.
3.      Soerjono Soekanto Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
     Sosiologi secara umum adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat secara empiris untuk mencapai hukum kemasyarakatan yang seumum-umumnya. Sosiologi juga dapat diartikan sebagai ilmu tentang perilaku social ditinjau dari kecenderungan individu dengan individu lain, dengan memperhatikan simbol-simbol interaksi.
     Sosiologi pada hakikatnya bukanlah semata-mata ilmu murni (pure science) yang hanya mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak demi usaha peningkatan kualitas ilmu itu sendiri, namun sosiologi bisa juga menjadi ilmu terapan (applied science) yang menyajikan cara-cara untuk mempergunakan pengetahuan ilmiahnya guna memecahkan masalah praktis atau masalah social yang perlu ditanggulangi. (Horton dan Hunt,1987:41).[1]

B.     Pengertian Agama
       Agama menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah system atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebaktian dan kewajiban- kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut. Kata “Agama” berasal dari bahasa Sangsekerta agama yang berarti “Tradisi”. Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah realigi yang berasal dari bahasa latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti “Mengikat kembali”. Maksudnya dengan bereligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata Agama. Agama adalah bentuk hubungan pribadi antar manusia dengan Allah. Beragama menyangkut aspek hubungan vertical dan horizontal.
a)      Vertical Dimana manusia dalam hubungannya dengan sang pencipta. Harus hormat, tunduk, patuh pada hukum dan perintahnya. Melaksanakan perintah Allah dengan kesungguhan. Itulah ibadah manusia.
b)      Horizontal Dimana manusia dalam hubungannya dengan manusia lain sebagai ciptaan Allah. Manusia waji bersahabat, saling menyayangi, saling menghargai bekerja sama dengan orang lain dalam usaha mencintai kebahagiaan besama disurga.[2]
       Namun akan sedikit sulit mendefinisikan pengertian agama itu sendiri. Hal tersebut diakui sendiri oleh Mukti Ali, salah seorang pakar ilmu perbandingan agama di Indonesia yang mengatakan; “Barangkali tak ada kata yang paling sulit diberikan pengertian dan definisinya selain dari kata Agama”. Menurut Mukti Ali, terdapat tiga argumentasi yang dapat dijadikan alasan dalam menanggapi statement tersebut:
1)      Pertama karena pengalaman agama adalah soal batin dan subjektif.
2)       Kedua barangkali tidak ada orang yang begitu semangat dan emosional dari pada membicarakan agama. Karena itu, membahas arti agama selalu dengan emosi yang kuat.
3)      Ketiga konsep tentang agama akan dipengaruhi oleh tujuan orang yang memberikan pengertian agama.
Mohammad Natsir pernah mengatakan agama adalah hal yang disebut sebagai problem of ultimate concern, suatu problem kepentingan mutlak, yang berarti jika seseorang membicarakan soal agamanya maka ia tidak dapat tawar menawar. Namun begitu bukan berarti agama tidak dapat diberikan pengertian secara umum.
Dalam memberikan definisi tersebut, para ahli menempuh beberapa cara;
1)      Dengan menggunakan analisis etimologis, yaitu yang menganalisis konsep bawaan dari kata agama atau kata lainnya yang digunakan dalam arti yang sama.
2)      Analisis deskriptif, yang menganalisis gejala atau fenomena kehidupan manusia secara nyata.
Berbicara mengenai agama maka terdapat tiga padanan kata yang semakna dengannya yaitu, religi, al-din dan agama. Walaupun sebagian pendapat ada yang mengatakan bahwa ketiganya berbeda satu sama lainnya seperti pendapat Sidi Gazalba dan Zainal Arifin Abbas yang mengatakan al-din lebih luas pengertiannya dari pada religi dan agama.
Agama dan religi hanya berisi hubungan manusia dengan tuhan saja sedangkan al-din berisi hubungan manusia dengan tuhan dan hubungan manusia dengan manusia. Sedangkan menurut Zainal Arifin Abbas, kata al-din (memakai awalan al-ta’rif) hanya ditujukan pada islam saja. Sedangkan pendapat yang mengatakan ketiga kata diatas mempunyai makna yang sama seperti Endang Saifuddin Anshari dan Faisal Ismail. Perbedaannya hanya terletak pada segi bahasanya saja. Kemudian secara etimologis agama berasal dari bahasa sangsekerta, masuk dalam perbendaharaan bahasa melayu (Nusantara) dibawa oleh agama Hindu dan Budha. Pendapat yang lebih ilmiah, agama berarti jalan. Maksudnya jalan hidup atau jalan yang harus ditempuh oleh manusia sepanjang hidupnya atau jalan yang menghubungkan antara sumber dan tujuan hidup manusia, atau jalan yang menunjukan darimana, bagaimana dan hendak kemana manusia didunia ini.
Religi berasal dari kata religie (bahasa belanda) atau religion (bahasa inggris), masuk dalam perbendaharaan bahasa Indonesia dibawa oleh orang-orang barat yang menjajah bangsa Indonesia. Religi mempunyai pengertian sebagai keyakinan akan adanya kekuatan gaib yang suci, menentukan jalan hidup dan mempengaruhi kehidupan manusia yang dihadapi secara hati-hati dan diikuti jalan dan aturan serta norma-normanya dengan ketat agar tidak sampai menyimpang atau lepas dari kehendak jalan yang telah ditetapkan oleh kekuatan gaib suci tersebut.
Din berasal dari bahasa arab yang berarti undang-undang atau hokum yang harus di tunaikan oleh manusia dan mengabaikannya berarti hutang yang akan dituntut untuk ditunaikan dan akan mendapatkan hukuman atau balasan jika ditinggalkan. Dari etimologis ketiga kata di atas maka dapat diambil pengertian bahwa agama (religi,din) :
1.      Merupakan jalan hidup yang harus ditempuh oleh manusia untuk mewujudkan kehidupan yang aman, tentram dan sejahtera;
2.      Bahwa jalan hidup tersebut berupa aturan, nilai atau norma yang mengatur kehidupan manusia yang dianggap sebagai kekuatan mutlak, gaib dan suci yang harus diikuti dan ditaati;
3.      Aturan tersebut ada, tumbuh dan berkembang bersama dengan tumbuh dan berkembangnya kehidupan manusia, masyarakat dan budaya.
Secara terminology dalam ensiklopedia Nasional Indonesia, agama diartikan aturan atau tata cara hidup manusia dengan hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya. Dalam Al-Qur’an agama sering disebut dengan istilah Din. Istilah ini merupakan istilah bawaan dari ajaran islam sehingga mempunyai kandungan makna yang bersifat umum dan universal. Artinya konsep yang ada pada istilah din seharusnya mencakup makna-makna yang ada pada istilah agama dan religi.
Konsep din dalam Al-Qur’an diantaranya terdapat pada surat Al-Maidah ayat 3 yang mengungkapkan konsep aturan, hukum atau perundang-undangan hidup yang harus dilaksanakan oleh manusia. Islam sebagai agama namun tidak semua agama itu islam.
Surat Al-Kafirun ayat 1-6 mengungkapkan tentang konsep ibadah manusia dan kepada siapa ibadah itu diperuntukkan. Dalam surat As-Syura ayat 13 mengungkapkan din sebagai sesuatu yang disyariatkan oleh Allah.
Dalam surat As-Syura ayat 21 Din juga dikatakan sebagai sesuatu yang disyariatkan oleh yang dianggap Tuhan atau yang dipertuhankan selain Allah. Karena din dalam ayat tersebut adalah sesuatu yang disyariatkan, maka konsep din berkaitan dengan konsep syariat, konsep syariat pada dasarnya adalah “jalan” yaitu jalan hidup manusia yang ditetapkan oleh Allah. Pengertian ini berkembang menjadi aturan atau undang-undang yang mengatur jalan kehidupan sebagaimana ditetapkan oleh tuhan.
Pada ayat lain, yakni di surat Ar-Rum ayat 30, konsep agama juga berkaitan dengan konsep fitrah, yaitu konsep yang berhubungan dengan penciptaan manusia. Agama dalam arti sempit ialah seperangkat kepercayaan, dogma, peraturan etika, praktek penyembahan, amal ibadah terhadap Tuhan atau dewa-dewa tertentu. Dalam arti luas, agama adalah suatu kepercayan atau seperangkat nilai yang menimbulkan ketaatan pada seseorang atau kelompok tertentu kepada sesuatu yang mereka kagumi, cita-citakan dan hargai.
 Ada beberapa definisi sosiologi agama yang dapat kita ketahui, diantaranya adalah :
1.      Sosiologi agama adalah ilmu yang membahas tentang hubungan antara berbagai kesatuan masyarakat, perbedaan atau masyarakat secara utuh dengan berbagai system agama, tingkat dan jenis spesialisasi berbagai peranan agama dalam berbagai masyarakat dan system keagamaan yang berbeda.
2.      Sosiologi agama adalah studi tentang fenomena social, dan memandang agama sebagai fenomena social. sosiologi agama selalu berusaha untuk menemukan prinsip-prinsip umum mengenai hubungan agama masyarakat.
3.      Sosiologi agama adalah suatu cabang sosiologi umum yang mempelajari masyarakat agama secara sosiologis guna mencapai keterangan-keterangan ilmiah dan pasti, demi kepentingan masyarakat agama itu sendiri dan masyarakat luas pada umumnya.
4.      Sosiologi agama menjadi disiplin ilmu tersendiri sejak munculnya karya Weber dan Durkheim. Jika tugas dari sosiologi umum adalah untuk mencapai hukum kemasyarakatan yang seluas-luasnya, maka tugas dari sosiologi agama adalah untuk mencapai keterangan-keterangan ilmiah tentang masyarakat agama khususnya .
Dalam perkembangannya, sosiologi agama memiliki empat mazhab, yaitu Klasik positivisme, Teori konflik, dan Fungsional (Hendropuspito, 1983:24) * Emile Durkheim (http://wikipedia.org)
Durkheim adalah seorang murid yang ragu-ragu tetapi setia dari auguste comte (1798-1857), perintis positivism perancis yang menciptakan kata sosiologi.[3] Jika mazhab klasik memiliki karakteristik yang lebih bercorak sosiologi dasar dari pada sosiologi agama, dengan pengecualian Durkheim dan Weber, mazhab positivisme, memiliki karakteristik dimana ia bukan dirinya dengan kualifikasi dari dimensi masyarakat yang kualitatif, dengan kata lain memberikan kesimpulan-kesimpulan yang netral tanpa diwarnai pertimbangan teologis maupun filosofis, berbeda dengan mazhab teori konflik, dimana masyarakat yang sehat bercirikan masyarakat yang hidup dalam situasi konfliktual. Sebaliknya, masyarakat yang dalam keadaan Equilibriun dianggapnya sebagai masyarakat tertidur dan stagnan dalam kemajuan (Hendropuspito, 1983:25). Disisi lain aliran ini pun sering disebut sosiologi agama yang kritis.
Sedangkan mazhab fungsionalis, memiliki karakteristik yang berasumsi bahwa masyarakat itu merupakan suatu system perimbangan, setiap kelompok memberikan kontribusinya yang khas dalam membentuk system perimbangan secara keseluruhan (Hendropuspito, 1983:26).[4]

C.    Agama Bagi Masyarakat Berskala Kecil
            Masyarakat itu kelompok yang terorganisasi dan masyarakat itu suatu kelompok yang berfikir tentang dirinya sendiri yang berbeda dengan kelompok yang lain. Oleh karena itu orang yang berjalan bersama-sama atau duduk bersama-sama yang tidak terorganisasi bukanlah masyarakat. Kelompok yang tidak berfikir tentang kelompoknya sebagai suatu kelompok bukanlah masyarakat.
            Oleh karena itu kelompok burung yang terbang bersama dan semut yang berbaris rapi bukanlah masyarakat dalam arti yang sebenarnya sebab mereka berkelompok hanya berdasarkan naluri saja. [5]
Znaniecki menyatakan bahwa masyarakat merupakan suatu system yang meliputi unit biofisik para individu yang bertempat tinggal pada suatu daerah geografis tertentu selama periode waktu tertentu dari suatu generasi. Dalam sociology suatu masyarakat dibentuk hanya dalam kesejajaran kedudukan yang diterapkan dalam suatu organisasi. (F Znaniecki, 1950, p. 145),
            Oleh karena itu masyarakat bukanlah kelompok yang berkumpul secara mekanis akan tetapi berkumpul secara sistematik. Manusia yang satu dengan manusia yang lain saling memberi, manusia dengan lingkungannya selain menerima dan saling memberi. Konsep ini dipengaruhi oleh konsep pandangan ekologis terhadap satwa sekalian alam. Masyarakat agama tidak lain ialah suatu persekutuan hidup (baik dalam lingkup sempit maupun luas) yang unsure konstitutif utamanya adalah agama atau nilai-nilai keagamaan.
Pada kesimpulannya agama merupakan suatu kepercayaan yang dianut oleh sebagian masyarakat dalam hal mempercayai eksistensi Allah Swt dengan segala konsep dan ajarannya yang dibawa oleh rasulnya yang memiliki kitab yang diyakini oleh pengikutnya. Keperayaan akan Tuhan, merupakan sesuatu yang sudah ada sejak zaman dulu dalam kehidupan manusia.
            Agama adalah sebuah konsep yang mengatur tingkah laku, etika, moral dalam kehidupan sehari-hari. Keadaan fenomena keagamaan yang ruwet serta segala refleksinya didalam sejumlah aspek-aspek kehidupan lain, telah menarik perhatian dari para sarjana dari berbagai disiplin. Seperti para sejarawan, filosof dan para psikolog, masing-masing telah mengkaji agama menurut metode mereka sendiri.
            Pada pembahasan ini, masyarakat berskala kecil itu meliputi warga pedesaan, orang-orang awam yang tidak tersentuh oleh kehidupan modernisasi. Pada dasarnya keyakinan mereka akan kepercayaan agama yang mereka anut begitu kuat dan kental, tapi bilamana kehidupan modernisasi sudah merasuk mereka. Maka seolah-olah mereka terprofokasi oleh lingkungan baru mereka, hal itu cenderung kepada penghianatan agama, sehingga kurangnya amalan-amalan yang seharusnya mereka lakukan. Dalam hal ini, penulis mencoba mengkaji seperti apa agama samawi dalam masyarakat berskala kecil?. Bahwasannya agama samawi itu adalah agama langit yaitu islam yang merupakan keyakinan yang mayoritas di Indonesia yang bukan sesuatu yang baru yang dianut oleh masyarakat berskala kecil.
            Agama pada hakekatnya merupakan sesuatu yang konon membawa pengikutnya pada kebenaran, dalam hal ini penulis membatasi pembahasan ini pada seperti apa agama samawi dalam pandangan masyarakat berskala kecil, kajian dalam hal agama merupakan sesuatu yang menarik untuk dibahas dan diperbincangkan oleh para agamawan.
            Agama pada masyarakat terdiri dari dua, yaitu agama samawi dan agama ard. Agama samawi adalah agama dari langit sedangkan agama ard adalah agama ciptaan manusia. Pada kenyataannya agama merupakan jalan menuju Tuhan, akan tetapi jalan tersebut bagaikan macam-macam air sungai yang mengalir kepada satu muara yaitu laut. Tetapi kadang-kadang air yang disungai untuk menuju kelaut penuh kendala, misalnya banyak air sungai yang tercemar karena polusi, kadang kala air dari sungai tidak sampai kelaut, dan hanya sedikit air yang bersih (tawar) yang sampai kelaut. Seperti halnya agama “jalan menuju Tuhan”, akan tetapi jalan menuju Tuhan itu kadang-kadang banyak yang tidak sampai ke Tuhan dan ada yang sampai ke Tuhan.
Lalu untuk apa agama didunia ini?
Bila kita kaji secara teliti tertentu beranekaragam agama yang ada di dunia yang ada pada masyarakat yang seolah-olah memiliki cara atau pendekatan sendiri, misalnya :
Bagaimanakah iman itu?
            Konsep yang dibawanya, ajarannya, serta cara-cara pendekatan kita kepada Tuhan yang berbeda, tetapi tujuannya sama yaitu untuk dekat kepada sang maha pencipta. Walaupun pada kenyataannya banyak agama yang tidak sesuai dengan konsep tauhid yang dibawah oleh Rasul pembawa risalah akhir zaman (Nabi Muhammad Saw). Agama bukan hal yang baru bagi masyarakat, pandangan masyarakat terhadap agama merupakan segi yang berbeda menurut para sejarawan, filosof, linguist, dan para psikolog.
            Dalam pandangan sejarawan, agama merupakan sesuatu konsep yang harus dipelajari dari sejarahnya dan juga bukan hanya inti sari agama itu sendiri, tapi pengalaman dan prakteknya yang harus dilakukan oleh pengikutnya.[6]

1)        Hindu
Agama Hindu adalah agama yang pertama masuk ke Indonesia. Hindu masuk ke Indonesia melalui pedagang-pedagang dari India yang berdagang di selat Malaka. Para pedagang tersebut berdagang rempah-rempah dan sutra sambil menyebarkan agama Hindu. Sebelum Hindu masuk ke Indonesia, mayoritas penduduknya menganut aliran kepercayaan. Aliran keperyaan yang dianut biasanya aliran animism dan dinamisme.
Pemuka Agama Hindu adalah Wasi. Sedangkan tempat ibadah umat hindu adalah di pura. Hari besar Hindu disebut nyepi. Saat nyepi, umat hindu berada di dalam rumah dan merefleksi hidupnya, agar mereka dapat hidup lebih baik. Dasar dari ajaran agama Hindu berasal dari Kitab Suci Weda, yang merupakan Kitab Suci Agama Hindu. Para umat penganut Hindu selalu memegang teguh, ajran-ajaran yang berasal dari Kitab Suci Weda. Weda adalah sabda suci atau wahyu Tuhan Yang Maha Esa yang diterima oleh para Maharesi. Keterangan ini terdapat dalam Kitab Bhumikabhasya, karya Maharesi Sayana. Resi disebut sebagai mantra drstah, yang artinya adalah orang-orang yang melihat mantra. Kitab Suci Weda dikenal dengan berbagai nama antara lain:
1.      Kitab Sruti yang artinya bahwa Kitab Weda adalh wahyu yang diterima melalui pendengaran suci atau kemekaran intuisi para Maharesi.
2.      Kitab Rahasya, karena inti ajarannya adalah usaha mencapai tujuan hidup yang tertinggi, berupa Moksa.
3.      Kitab Mantra, karena memuat nyanyi-nyanyian pujian.
Dalam Kitab Weda, terdapat empat tujuan manusia. Tujuan-tujuan tersebut adalah keadilan, kekayaan, keinginan, dan pembebaasan. Namun tujuan-tujuan tersebut harus dicapai secara berpasangan: keadilan dengan kekayaan. Kekayaan harus didapatkan dengan keadialan. Lalu keinginan dengan pembebasan. Semua keinginan untuk mencapai pembebasan. Jika manusia mengambil secara terpisah, maka semuanya tidak akan didapat. (A Recapitulation of Sathya Sai Baba’s Divine Teachings oleh Grace J. Mc Martin. 1982; hlm. 12).
2)      Buddha
Agama Buddha masuk ke Indonesia beberapa tahun setelah masuknya Hindu. Pemuka Agama Buddha, biasa disebut biksu (laki-laki) dan, biksuni (perempuan). Tempat ibadah umat buddha disebut Vihara. Sedang hari besarnya adalah Hari Waisak. Tujuan utama umat buddha adalah mencapai Nibbana. Untuk mencapai Nibbana, umat budda melakukan punna (berpahala) sebagai penghormatan tertinggi pada Buddha.
Kitab suci Agama Buddha adalah Kitab Suci Tripitaka. Kata Tipitaka (Pali) atau Tripitaka (Sansekerta) terdiri dari kata “Ti” dan “pitaka”, “ti” (tri) artinya “tiga” sedangkan “pitaka” artinya “kelopok” “atau keranjang tempat penyimpanan” ajaran Sang Buddha. Buddha membimbing umatnya memalui jalan Ariya (mulia) yang berunsur delapan, yaitu pandangan benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, mata pencaharian benar, usaha benar, perhatian benar,dan meditasi benar .
3)      Islam.
Isalam masuk ke Indonesia melalui para pedagang dari Arab dan Gujarad yang berdagang di selat Malaka. Mereka berdagang sambil menyebarkan agama Islam. Bahkan banyak pedagang Arab yang menikah dengan penduduk pribumi di Indonesia, khususnya di daerah Aceh dan sekitarnya. Oleh karena itu, mayoritas dari penduduk Aceh beragama Islam. Bahkan Aceh sering kali disebut sebagai Serambi Mekkah. Menurut Agama Islam, manusia diciptakan oleh Alloh tidak untuk hidup sia-sia, namun diberi amanat untuk beribadah kepada-Nya. Melalui Ibadah, manusia dapat mencapai kehidupan yang berguna dan dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan  akhirat. Pemuka Agama Islam biasa disebut Ustadz atau Imam. Hari raya umat Islam adalah hari raya Idul Fitri. Tempat ibadah umat Islam di Masjid. Sedangkan kitab suci Agama Islam adalah Kitab Suci Alquran. Pada sejarah tentang Agama Islam, bahwa Alquran adalah Kalam (perkataan) Alloh SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaekat Jibril dengan lafal dan maknanya (QS. 26:192-195). Alquran sebagai Kitab Allah, menempati posisi sebagai sumber pertama dan utama dari seluruh ajaran Islam dan berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Alqaranul Karim ialah Kalamullah (firman Alloh) yang diwahyukan kepada Rasul-Nya yang terakir (Nabi Muhammad SAW), yang dipandang dapat dibaca dan harus dijadikan pedoman hidup seluruh umat manusia sampai akhir zaman. Alquran diturunkan secara bertahab selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Nabi Mohammad SAW lahir pada tanggal 6 Agustus 610 M. Ayat Alquran pertama kali diturunkan di Mekkah pada tanggal 17 Ramadan tahun ke-41 dari kelahiran Nabi Mohammad.
4)      Katolik
Agama Katolik masuk ke Indonesia melalui para pedagang dari Portugis. Pedagang tersebut berdagang di daerah sekitar Maluku untuk membeli rempah-rempah. Agama Katolik juga dibawa oleh penjajah Belanda.
Ajaran utama Agama Katolik adalah hukum cinta kasih. Hukum tersebut mengajarkan untuk mencintai sesama seperti mencintai diri sendiri, juga diajarkan untuk mencintai musuh kita, walaupun musuh tersebut telah menyakiti kita habis-habisan. Pemimpin agama katolik biasa dipanggil dengan sebutan Pastur. Hari raya umat Katolik adalah hari raya Natal. Tempat ibadah Agama Katolik adalah di Gereja. Sedangkan kitab suci Agama Katolik disebut Alkitab. Alkitab bisa disebut Injil. Namun Injil di sini dapat dibenarkan dalam arti kabar gembira, yaitu suatu berita yang menggembirkan karena Tuhan mendatangi, menyapa, dan menyelamatkan manusia dari kuasa dosa. Alkitab dibagi menjadi dua bagian yaitu Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama. Pejanjian Lama, diwahyukan sebelum Yesus Kristus lahir di dunia. Perjanjian Baru diwahyukan sesudah Yesus Kristus lahir di dunia. Pada Perjanjian Lama, perjanjian itu diawali dengan janji Tuhan pada Abraham. Sedangkan pada Perjajian Baru, pejanjian diadakan oleh Yesus saat malam perjamuan terakhir.
5)      Kristen
Seperti halnya Agama Katolik, Agama Kristen masuk ke Indonesia melalui pedagang-pedagang Porugis yang berdagang di sekitar Maluku. Mereka berada di Maluku untuk membeli rempah-rempah. Penjajahan Belanda juga turut berperan dalam penyebaran Kristen di Indonesia. Ajaran, kitab suci, hari raya, dan tempat ibadah Agama Kristen, sama dengan Agama Katolik. Karena sebenarnya, Kristen adalah bagian dari Katolik. Kristen melepaskan diri dari Katolik. Karena pada jaman itu para pemuka agama katolik sering kali memanfaatkan jabatannya demi kepentingan pribadi dan untuk memuaskan hawa nafsu. Oleh karena itu, sebagian umat katolik mencoba melepaskan diri dari Katolik dan membentuk perkumpulan saat ini fungsi utama pemuka agama katolik telah kembali seperti semula.
6)      Khonghucu
Khonghucu adalah agama yang berasal dari Cina. Khonghucu, masuk ke Indonesia melalui para penduduk Cina yang mengembara ke Indonesia. Tempat ibadah Agama Khonghucu adalah di Klenteng. Sedangkan kitab sucinya ada tiga, yaitu Kitab Suci Wu Cing (Ngo King: kitab yang lima), Kitab Suci Su Si (kitab yang empat), dan Hau King (kitab Bakti). Hari raya Khonghucu Adalah hari raya Imlek.
Tujuan hidup yang dicita-citakan dalam Konfusianisme adalah menjadi seorang kuncu. Kuncu berarti: manusia budiman. Untuk mencapai kuncu, seseorang harus dapat menerapkan dan melaksanakan ajaran Khonghucu dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kuncu identik dengan orang yang memiliki moralitas tinggi, yang dapat mendekati moralitas nabi.
Bersumber dari kitab sucinya, terutama Su Si dan Hau King, Khonghucu sangat menekankan nilai-nilai etika baik dalam kehidupan rumah tangga, dalam kelompok jemaah seagama, maupun dalam masyarakat dan pemerintahan.
7)      Aliran Kepercayaan
Aliran kepercayaan (agama tidak resmi) yang berada di Indonesia biasanya tidak memiliki kitab suci dan tempat ibadah. Aliran kepercayaan biasa muncul dari budaya-budaya adat suatu daerah. Contoh aliran kepercayaan adalah: Aliran Sumanah, Aliran Budi Dharma, Paguyuban Ngesti Tunggal, Sabta Dharma, dan lain-lain. Dalam aliran kepercayaan bukan animisme dan dinamisme, biasanya lebih mengajarkan pada nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam kehidupan masyarakat. Jika dalam aliran kepercayaan animisme dan dinamisme biasanya mengajarkan untuk mengagungkan suatu benda atau tempat yang memiliki kekuatan mistis. Namun, aliran ini masih tetap menjunjung tinggi nilai-nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Terutama norma kesopanan.


BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
  Sosiologi secara umum adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat secara empiris untuk mencapai hukum kemasyarakatan yang seumum-umumnya. Sosiologi juga dapat diartikan sebagai ilmu tentang perilaku social ditinjau dari kecenderungan individu dengan individu lain, dengan memperhatikan simbol-simbol interaksi. Agama menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah system atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebaktian dan kewajiban- kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut. Kata “Agama” berasal dari bahasa Sangsekerta agama yang berarti “Tradisi”.
Sosiologi agama adalah suatu cabang sosiologi umum yang mempelajari masyarakat agama secara sosiologis guna mencapai keterangan-keterangan ilmiah dan pasti, demi kepentingan masyarakat agama itu sendiri dan masyarakat luas pada umumnya.




[1] J, Dwi Narwoko-Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan, (Ed.) 1,Cet 1, (Jakarta : Kencana, 2004) , hlm. 2.
[2] Drs. Laurent Widyasusanto, Penuntun Belajar Sosiologi, (Jakarta : Pradaya Paramitha), 1996, hlm. 87.
[3] Tom Campbell, Tujuh Teori Social Sketsa Penilaian Perbandingan, (Jokjakarta : Kanisius, 1994), hlm. 165.
[4] Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Social Sebuah Kajian Pendekatan Structural, Pengantar Hamid Hasan, Editor, Rini Rachmatika, Ed.1, Cet.1, (Jakarta : Bumi Aksara, 2007), hl. 87-88.
[5] Betty R. Schraf, Sosiologi Agama, (Jakarta : Kencana, 2004), hlm. 74.
[6] http://bud1purn4m4.wordpress.com/2010/05/04/sosiologi-agama/
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Agama merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan masyarakat yang perlu dipelajari oleh antropolog ataupun para ilmuan social lainnya. Di dalam kehidupan masyarakat, agama muncul karena sifat ketauhidan masyarakat tersebut. Oleh karena itu agama perlu dipelajari dan dihayati oleh manusia karena kebutuhan manusia terhadap sang maha pencipta. Di dalam agama dijumpai ungkapan materi dan budaya dalam tabiat manusia serta dalam system nilai, moral, etika, kajian, agama, khususunya agama islam merupakan kebutuhan hidup bagi masyarakat Indonesia, khususnya mayoritas. Oleh karena itu, kajian agama seperti Islam, Budha, Hindu, tidak hanya sebatas konsep saja, teori dan aspek-aspek kehidupan manusia beserta hukumnya. Tapi harus dihayati dan direnungi untuk diamalkan dalam kehidupan manusia. Ide-ide keagamaan dan konsep-konsep keagamaan itu tidak dipaksa oleh hal-hal yang bersifat fisik tapi bersifat rohani. Karenanya agama merupakan suatu institusi ajaran yang menyajikan lapangan ekspresi dan implikasi yang begitu hukum ataupun undang-undang yang dibuat oleh masyarakat.
B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah kali ini :
1.      Apa pengertian sosiologi ?
2.      Apa pengertian agama ?
3.      Bagaimanakah kajian agama yang bagi masyarakat berskala kecil ?
4.      Apa saja macam-macam agama yang di anut di Indonesia ?
C. Tujuan Penulisan :
1.      Ingin mengetahui pengertian sosiologi menurut para ahli
2.      Ingin mengetahui pengertian agama menurut pandangan sebagian ulama
3.      Ingin mengetahui kajian agama bagi masyarakat berskala kecil
4.      Ingin mengetahui macam-macam agama yang di anut di Indonesia


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Sosiologi
     Berikut ini definisi-definisi sosiologi yang dikemukakan beberapa ahli :
1.      Emile Durkheim Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta social, yakni fakta yang mengandung cara bertindak, berfikir, berperasan yang berada diluar individu dimana fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.
2.       Selo Sumardjandan Soelaeman Soemardi Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur social dan proses-proses sosial termasuk perubahan social.
3.      Soerjono Soekanto Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
     Sosiologi secara umum adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat secara empiris untuk mencapai hukum kemasyarakatan yang seumum-umumnya. Sosiologi juga dapat diartikan sebagai ilmu tentang perilaku social ditinjau dari kecenderungan individu dengan individu lain, dengan memperhatikan simbol-simbol interaksi.
     Sosiologi pada hakikatnya bukanlah semata-mata ilmu murni (pure science) yang hanya mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak demi usaha peningkatan kualitas ilmu itu sendiri, namun sosiologi bisa juga menjadi ilmu terapan (applied science) yang menyajikan cara-cara untuk mempergunakan pengetahuan ilmiahnya guna memecahkan masalah praktis atau masalah social yang perlu ditanggulangi. (Horton dan Hunt,1987:41).[1]

B.     Pengertian Agama
       Agama menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah system atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebaktian dan kewajiban- kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut. Kata “Agama” berasal dari bahasa Sangsekerta agama yang berarti “Tradisi”. Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah realigi yang berasal dari bahasa latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti “Mengikat kembali”. Maksudnya dengan bereligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata Agama. Agama adalah bentuk hubungan pribadi antar manusia dengan Allah. Beragama menyangkut aspek hubungan vertical dan horizontal.
a)      Vertical Dimana manusia dalam hubungannya dengan sang pencipta. Harus hormat, tunduk, patuh pada hukum dan perintahnya. Melaksanakan perintah Allah dengan kesungguhan. Itulah ibadah manusia.
b)      Horizontal Dimana manusia dalam hubungannya dengan manusia lain sebagai ciptaan Allah. Manusia waji bersahabat, saling menyayangi, saling menghargai bekerja sama dengan orang lain dalam usaha mencintai kebahagiaan besama disurga.[2]
       Namun akan sedikit sulit mendefinisikan pengertian agama itu sendiri. Hal tersebut diakui sendiri oleh Mukti Ali, salah seorang pakar ilmu perbandingan agama di Indonesia yang mengatakan; “Barangkali tak ada kata yang paling sulit diberikan pengertian dan definisinya selain dari kata Agama”. Menurut Mukti Ali, terdapat tiga argumentasi yang dapat dijadikan alasan dalam menanggapi statement tersebut:
1)      Pertama karena pengalaman agama adalah soal batin dan subjektif.
2)       Kedua barangkali tidak ada orang yang begitu semangat dan emosional dari pada membicarakan agama. Karena itu, membahas arti agama selalu dengan emosi yang kuat.
3)      Ketiga konsep tentang agama akan dipengaruhi oleh tujuan orang yang memberikan pengertian agama.
Mohammad Natsir pernah mengatakan agama adalah hal yang disebut sebagai problem of ultimate concern, suatu problem kepentingan mutlak, yang berarti jika seseorang membicarakan soal agamanya maka ia tidak dapat tawar menawar. Namun begitu bukan berarti agama tidak dapat diberikan pengertian secara umum.
Dalam memberikan definisi tersebut, para ahli menempuh beberapa cara;
1)      Dengan menggunakan analisis etimologis, yaitu yang menganalisis konsep bawaan dari kata agama atau kata lainnya yang digunakan dalam arti yang sama.
2)      Analisis deskriptif, yang menganalisis gejala atau fenomena kehidupan manusia secara nyata.
Berbicara mengenai agama maka terdapat tiga padanan kata yang semakna dengannya yaitu, religi, al-din dan agama. Walaupun sebagian pendapat ada yang mengatakan bahwa ketiganya berbeda satu sama lainnya seperti pendapat Sidi Gazalba dan Zainal Arifin Abbas yang mengatakan al-din lebih luas pengertiannya dari pada religi dan agama.
Agama dan religi hanya berisi hubungan manusia dengan tuhan saja sedangkan al-din berisi hubungan manusia dengan tuhan dan hubungan manusia dengan manusia. Sedangkan menurut Zainal Arifin Abbas, kata al-din (memakai awalan al-ta’rif) hanya ditujukan pada islam saja. Sedangkan pendapat yang mengatakan ketiga kata diatas mempunyai makna yang sama seperti Endang Saifuddin Anshari dan Faisal Ismail. Perbedaannya hanya terletak pada segi bahasanya saja. Kemudian secara etimologis agama berasal dari bahasa sangsekerta, masuk dalam perbendaharaan bahasa melayu (Nusantara) dibawa oleh agama Hindu dan Budha. Pendapat yang lebih ilmiah, agama berarti jalan. Maksudnya jalan hidup atau jalan yang harus ditempuh oleh manusia sepanjang hidupnya atau jalan yang menghubungkan antara sumber dan tujuan hidup manusia, atau jalan yang menunjukan darimana, bagaimana dan hendak kemana manusia didunia ini.
Religi berasal dari kata religie (bahasa belanda) atau religion (bahasa inggris), masuk dalam perbendaharaan bahasa Indonesia dibawa oleh orang-orang barat yang menjajah bangsa Indonesia. Religi mempunyai pengertian sebagai keyakinan akan adanya kekuatan gaib yang suci, menentukan jalan hidup dan mempengaruhi kehidupan manusia yang dihadapi secara hati-hati dan diikuti jalan dan aturan serta norma-normanya dengan ketat agar tidak sampai menyimpang atau lepas dari kehendak jalan yang telah ditetapkan oleh kekuatan gaib suci tersebut.
Din berasal dari bahasa arab yang berarti undang-undang atau hokum yang harus di tunaikan oleh manusia dan mengabaikannya berarti hutang yang akan dituntut untuk ditunaikan dan akan mendapatkan hukuman atau balasan jika ditinggalkan. Dari etimologis ketiga kata di atas maka dapat diambil pengertian bahwa agama (religi,din) :
1.      Merupakan jalan hidup yang harus ditempuh oleh manusia untuk mewujudkan kehidupan yang aman, tentram dan sejahtera;
2.      Bahwa jalan hidup tersebut berupa aturan, nilai atau norma yang mengatur kehidupan manusia yang dianggap sebagai kekuatan mutlak, gaib dan suci yang harus diikuti dan ditaati;
3.      Aturan tersebut ada, tumbuh dan berkembang bersama dengan tumbuh dan berkembangnya kehidupan manusia, masyarakat dan budaya.
Secara terminology dalam ensiklopedia Nasional Indonesia, agama diartikan aturan atau tata cara hidup manusia dengan hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya. Dalam Al-Qur’an agama sering disebut dengan istilah Din. Istilah ini merupakan istilah bawaan dari ajaran islam sehingga mempunyai kandungan makna yang bersifat umum dan universal. Artinya konsep yang ada pada istilah din seharusnya mencakup makna-makna yang ada pada istilah agama dan religi.
Konsep din dalam Al-Qur’an diantaranya terdapat pada surat Al-Maidah ayat 3 yang mengungkapkan konsep aturan, hukum atau perundang-undangan hidup yang harus dilaksanakan oleh manusia. Islam sebagai agama namun tidak semua agama itu islam.
Surat Al-Kafirun ayat 1-6 mengungkapkan tentang konsep ibadah manusia dan kepada siapa ibadah itu diperuntukkan. Dalam surat As-Syura ayat 13 mengungkapkan din sebagai sesuatu yang disyariatkan oleh Allah.
Dalam surat As-Syura ayat 21 Din juga dikatakan sebagai sesuatu yang disyariatkan oleh yang dianggap Tuhan atau yang dipertuhankan selain Allah. Karena din dalam ayat tersebut adalah sesuatu yang disyariatkan, maka konsep din berkaitan dengan konsep syariat, konsep syariat pada dasarnya adalah “jalan” yaitu jalan hidup manusia yang ditetapkan oleh Allah. Pengertian ini berkembang menjadi aturan atau undang-undang yang mengatur jalan kehidupan sebagaimana ditetapkan oleh tuhan.
Pada ayat lain, yakni di surat Ar-Rum ayat 30, konsep agama juga berkaitan dengan konsep fitrah, yaitu konsep yang berhubungan dengan penciptaan manusia. Agama dalam arti sempit ialah seperangkat kepercayaan, dogma, peraturan etika, praktek penyembahan, amal ibadah terhadap Tuhan atau dewa-dewa tertentu. Dalam arti luas, agama adalah suatu kepercayan atau seperangkat nilai yang menimbulkan ketaatan pada seseorang atau kelompok tertentu kepada sesuatu yang mereka kagumi, cita-citakan dan hargai.
 Ada beberapa definisi sosiologi agama yang dapat kita ketahui, diantaranya adalah :
1.      Sosiologi agama adalah ilmu yang membahas tentang hubungan antara berbagai kesatuan masyarakat, perbedaan atau masyarakat secara utuh dengan berbagai system agama, tingkat dan jenis spesialisasi berbagai peranan agama dalam berbagai masyarakat dan system keagamaan yang berbeda.
2.      Sosiologi agama adalah studi tentang fenomena social, dan memandang agama sebagai fenomena social. sosiologi agama selalu berusaha untuk menemukan prinsip-prinsip umum mengenai hubungan agama masyarakat.
3.      Sosiologi agama adalah suatu cabang sosiologi umum yang mempelajari masyarakat agama secara sosiologis guna mencapai keterangan-keterangan ilmiah dan pasti, demi kepentingan masyarakat agama itu sendiri dan masyarakat luas pada umumnya.
4.      Sosiologi agama menjadi disiplin ilmu tersendiri sejak munculnya karya Weber dan Durkheim. Jika tugas dari sosiologi umum adalah untuk mencapai hukum kemasyarakatan yang seluas-luasnya, maka tugas dari sosiologi agama adalah untuk mencapai keterangan-keterangan ilmiah tentang masyarakat agama khususnya .
Dalam perkembangannya, sosiologi agama memiliki empat mazhab, yaitu Klasik positivisme, Teori konflik, dan Fungsional (Hendropuspito, 1983:24) * Emile Durkheim (http://wikipedia.org)
Durkheim adalah seorang murid yang ragu-ragu tetapi setia dari auguste comte (1798-1857), perintis positivism perancis yang menciptakan kata sosiologi.[3] Jika mazhab klasik memiliki karakteristik yang lebih bercorak sosiologi dasar dari pada sosiologi agama, dengan pengecualian Durkheim dan Weber, mazhab positivisme, memiliki karakteristik dimana ia bukan dirinya dengan kualifikasi dari dimensi masyarakat yang kualitatif, dengan kata lain memberikan kesimpulan-kesimpulan yang netral tanpa diwarnai pertimbangan teologis maupun filosofis, berbeda dengan mazhab teori konflik, dimana masyarakat yang sehat bercirikan masyarakat yang hidup dalam situasi konfliktual. Sebaliknya, masyarakat yang dalam keadaan Equilibriun dianggapnya sebagai masyarakat tertidur dan stagnan dalam kemajuan (Hendropuspito, 1983:25). Disisi lain aliran ini pun sering disebut sosiologi agama yang kritis.
Sedangkan mazhab fungsionalis, memiliki karakteristik yang berasumsi bahwa masyarakat itu merupakan suatu system perimbangan, setiap kelompok memberikan kontribusinya yang khas dalam membentuk system perimbangan secara keseluruhan (Hendropuspito, 1983:26).[4]

C.    Agama Bagi Masyarakat Berskala Kecil
            Masyarakat itu kelompok yang terorganisasi dan masyarakat itu suatu kelompok yang berfikir tentang dirinya sendiri yang berbeda dengan kelompok yang lain. Oleh karena itu orang yang berjalan bersama-sama atau duduk bersama-sama yang tidak terorganisasi bukanlah masyarakat. Kelompok yang tidak berfikir tentang kelompoknya sebagai suatu kelompok bukanlah masyarakat.
            Oleh karena itu kelompok burung yang terbang bersama dan semut yang berbaris rapi bukanlah masyarakat dalam arti yang sebenarnya sebab mereka berkelompok hanya berdasarkan naluri saja. [5]
Znaniecki menyatakan bahwa masyarakat merupakan suatu system yang meliputi unit biofisik para individu yang bertempat tinggal pada suatu daerah geografis tertentu selama periode waktu tertentu dari suatu generasi. Dalam sociology suatu masyarakat dibentuk hanya dalam kesejajaran kedudukan yang diterapkan dalam suatu organisasi. (F Znaniecki, 1950, p. 145),
            Oleh karena itu masyarakat bukanlah kelompok yang berkumpul secara mekanis akan tetapi berkumpul secara sistematik. Manusia yang satu dengan manusia yang lain saling memberi, manusia dengan lingkungannya selain menerima dan saling memberi. Konsep ini dipengaruhi oleh konsep pandangan ekologis terhadap satwa sekalian alam. Masyarakat agama tidak lain ialah suatu persekutuan hidup (baik dalam lingkup sempit maupun luas) yang unsure konstitutif utamanya adalah agama atau nilai-nilai keagamaan.
Pada kesimpulannya agama merupakan suatu kepercayaan yang dianut oleh sebagian masyarakat dalam hal mempercayai eksistensi Allah Swt dengan segala konsep dan ajarannya yang dibawa oleh rasulnya yang memiliki kitab yang diyakini oleh pengikutnya. Keperayaan akan Tuhan, merupakan sesuatu yang sudah ada sejak zaman dulu dalam kehidupan manusia.
            Agama adalah sebuah konsep yang mengatur tingkah laku, etika, moral dalam kehidupan sehari-hari. Keadaan fenomena keagamaan yang ruwet serta segala refleksinya didalam sejumlah aspek-aspek kehidupan lain, telah menarik perhatian dari para sarjana dari berbagai disiplin. Seperti para sejarawan, filosof dan para psikolog, masing-masing telah mengkaji agama menurut metode mereka sendiri.
            Pada pembahasan ini, masyarakat berskala kecil itu meliputi warga pedesaan, orang-orang awam yang tidak tersentuh oleh kehidupan modernisasi. Pada dasarnya keyakinan mereka akan kepercayaan agama yang mereka anut begitu kuat dan kental, tapi bilamana kehidupan modernisasi sudah merasuk mereka. Maka seolah-olah mereka terprofokasi oleh lingkungan baru mereka, hal itu cenderung kepada penghianatan agama, sehingga kurangnya amalan-amalan yang seharusnya mereka lakukan. Dalam hal ini, penulis mencoba mengkaji seperti apa agama samawi dalam masyarakat berskala kecil?. Bahwasannya agama samawi itu adalah agama langit yaitu islam yang merupakan keyakinan yang mayoritas di Indonesia yang bukan sesuatu yang baru yang dianut oleh masyarakat berskala kecil.
            Agama pada hakekatnya merupakan sesuatu yang konon membawa pengikutnya pada kebenaran, dalam hal ini penulis membatasi pembahasan ini pada seperti apa agama samawi dalam pandangan masyarakat berskala kecil, kajian dalam hal agama merupakan sesuatu yang menarik untuk dibahas dan diperbincangkan oleh para agamawan.
            Agama pada masyarakat terdiri dari dua, yaitu agama samawi dan agama ard. Agama samawi adalah agama dari langit sedangkan agama ard adalah agama ciptaan manusia. Pada kenyataannya agama merupakan jalan menuju Tuhan, akan tetapi jalan tersebut bagaikan macam-macam air sungai yang mengalir kepada satu muara yaitu laut. Tetapi kadang-kadang air yang disungai untuk menuju kelaut penuh kendala, misalnya banyak air sungai yang tercemar karena polusi, kadang kala air dari sungai tidak sampai kelaut, dan hanya sedikit air yang bersih (tawar) yang sampai kelaut. Seperti halnya agama “jalan menuju Tuhan”, akan tetapi jalan menuju Tuhan itu kadang-kadang banyak yang tidak sampai ke Tuhan dan ada yang sampai ke Tuhan.
Lalu untuk apa agama didunia ini?
Bila kita kaji secara teliti tertentu beranekaragam agama yang ada di dunia yang ada pada masyarakat yang seolah-olah memiliki cara atau pendekatan sendiri, misalnya :
Bagaimanakah iman itu?
            Konsep yang dibawanya, ajarannya, serta cara-cara pendekatan kita kepada Tuhan yang berbeda, tetapi tujuannya sama yaitu untuk dekat kepada sang maha pencipta. Walaupun pada kenyataannya banyak agama yang tidak sesuai dengan konsep tauhid yang dibawah oleh Rasul pembawa risalah akhir zaman (Nabi Muhammad Saw). Agama bukan hal yang baru bagi masyarakat, pandangan masyarakat terhadap agama merupakan segi yang berbeda menurut para sejarawan, filosof, linguist, dan para psikolog.
            Dalam pandangan sejarawan, agama merupakan sesuatu konsep yang harus dipelajari dari sejarahnya dan juga bukan hanya inti sari agama itu sendiri, tapi pengalaman dan prakteknya yang harus dilakukan oleh pengikutnya.[6]

1)        Hindu
Agama Hindu adalah agama yang pertama masuk ke Indonesia. Hindu masuk ke Indonesia melalui pedagang-pedagang dari India yang berdagang di selat Malaka. Para pedagang tersebut berdagang rempah-rempah dan sutra sambil menyebarkan agama Hindu. Sebelum Hindu masuk ke Indonesia, mayoritas penduduknya menganut aliran kepercayaan. Aliran keperyaan yang dianut biasanya aliran animism dan dinamisme.
Pemuka Agama Hindu adalah Wasi. Sedangkan tempat ibadah umat hindu adalah di pura. Hari besar Hindu disebut nyepi. Saat nyepi, umat hindu berada di dalam rumah dan merefleksi hidupnya, agar mereka dapat hidup lebih baik. Dasar dari ajaran agama Hindu berasal dari Kitab Suci Weda, yang merupakan Kitab Suci Agama Hindu. Para umat penganut Hindu selalu memegang teguh, ajran-ajaran yang berasal dari Kitab Suci Weda. Weda adalah sabda suci atau wahyu Tuhan Yang Maha Esa yang diterima oleh para Maharesi. Keterangan ini terdapat dalam Kitab Bhumikabhasya, karya Maharesi Sayana. Resi disebut sebagai mantra drstah, yang artinya adalah orang-orang yang melihat mantra. Kitab Suci Weda dikenal dengan berbagai nama antara lain:
1.      Kitab Sruti yang artinya bahwa Kitab Weda adalh wahyu yang diterima melalui pendengaran suci atau kemekaran intuisi para Maharesi.
2.      Kitab Rahasya, karena inti ajarannya adalah usaha mencapai tujuan hidup yang tertinggi, berupa Moksa.
3.      Kitab Mantra, karena memuat nyanyi-nyanyian pujian.
Dalam Kitab Weda, terdapat empat tujuan manusia. Tujuan-tujuan tersebut adalah keadilan, kekayaan, keinginan, dan pembebaasan. Namun tujuan-tujuan tersebut harus dicapai secara berpasangan: keadilan dengan kekayaan. Kekayaan harus didapatkan dengan keadialan. Lalu keinginan dengan pembebasan. Semua keinginan untuk mencapai pembebasan. Jika manusia mengambil secara terpisah, maka semuanya tidak akan didapat. (A Recapitulation of Sathya Sai Baba’s Divine Teachings oleh Grace J. Mc Martin. 1982; hlm. 12).
2)      Buddha
Agama Buddha masuk ke Indonesia beberapa tahun setelah masuknya Hindu. Pemuka Agama Buddha, biasa disebut biksu (laki-laki) dan, biksuni (perempuan). Tempat ibadah umat buddha disebut Vihara. Sedang hari besarnya adalah Hari Waisak. Tujuan utama umat buddha adalah mencapai Nibbana. Untuk mencapai Nibbana, umat budda melakukan punna (berpahala) sebagai penghormatan tertinggi pada Buddha.
Kitab suci Agama Buddha adalah Kitab Suci Tripitaka. Kata Tipitaka (Pali) atau Tripitaka (Sansekerta) terdiri dari kata “Ti” dan “pitaka”, “ti” (tri) artinya “tiga” sedangkan “pitaka” artinya “kelopok” “atau keranjang tempat penyimpanan” ajaran Sang Buddha. Buddha membimbing umatnya memalui jalan Ariya (mulia) yang berunsur delapan, yaitu pandangan benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, mata pencaharian benar, usaha benar, perhatian benar,dan meditasi benar .
3)      Islam.
Isalam masuk ke Indonesia melalui para pedagang dari Arab dan Gujarad yang berdagang di selat Malaka. Mereka berdagang sambil menyebarkan agama Islam. Bahkan banyak pedagang Arab yang menikah dengan penduduk pribumi di Indonesia, khususnya di daerah Aceh dan sekitarnya. Oleh karena itu, mayoritas dari penduduk Aceh beragama Islam. Bahkan Aceh sering kali disebut sebagai Serambi Mekkah. Menurut Agama Islam, manusia diciptakan oleh Alloh tidak untuk hidup sia-sia, namun diberi amanat untuk beribadah kepada-Nya. Melalui Ibadah, manusia dapat mencapai kehidupan yang berguna dan dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan  akhirat. Pemuka Agama Islam biasa disebut Ustadz atau Imam. Hari raya umat Islam adalah hari raya Idul Fitri. Tempat ibadah umat Islam di Masjid. Sedangkan kitab suci Agama Islam adalah Kitab Suci Alquran. Pada sejarah tentang Agama Islam, bahwa Alquran adalah Kalam (perkataan) Alloh SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaekat Jibril dengan lafal dan maknanya (QS. 26:192-195). Alquran sebagai Kitab Allah, menempati posisi sebagai sumber pertama dan utama dari seluruh ajaran Islam dan berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Alqaranul Karim ialah Kalamullah (firman Alloh) yang diwahyukan kepada Rasul-Nya yang terakir (Nabi Muhammad SAW), yang dipandang dapat dibaca dan harus dijadikan pedoman hidup seluruh umat manusia sampai akhir zaman. Alquran diturunkan secara bertahab selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Nabi Mohammad SAW lahir pada tanggal 6 Agustus 610 M. Ayat Alquran pertama kali diturunkan di Mekkah pada tanggal 17 Ramadan tahun ke-41 dari kelahiran Nabi Mohammad.
4)      Katolik
Agama Katolik masuk ke Indonesia melalui para pedagang dari Portugis. Pedagang tersebut berdagang di daerah sekitar Maluku untuk membeli rempah-rempah. Agama Katolik juga dibawa oleh penjajah Belanda.
Ajaran utama Agama Katolik adalah hukum cinta kasih. Hukum tersebut mengajarkan untuk mencintai sesama seperti mencintai diri sendiri, juga diajarkan untuk mencintai musuh kita, walaupun musuh tersebut telah menyakiti kita habis-habisan. Pemimpin agama katolik biasa dipanggil dengan sebutan Pastur. Hari raya umat Katolik adalah hari raya Natal. Tempat ibadah Agama Katolik adalah di Gereja. Sedangkan kitab suci Agama Katolik disebut Alkitab. Alkitab bisa disebut Injil. Namun Injil di sini dapat dibenarkan dalam arti kabar gembira, yaitu suatu berita yang menggembirkan karena Tuhan mendatangi, menyapa, dan menyelamatkan manusia dari kuasa dosa. Alkitab dibagi menjadi dua bagian yaitu Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama. Pejanjian Lama, diwahyukan sebelum Yesus Kristus lahir di dunia. Perjanjian Baru diwahyukan sesudah Yesus Kristus lahir di dunia. Pada Perjanjian Lama, perjanjian itu diawali dengan janji Tuhan pada Abraham. Sedangkan pada Perjajian Baru, pejanjian diadakan oleh Yesus saat malam perjamuan terakhir.
5)      Kristen
Seperti halnya Agama Katolik, Agama Kristen masuk ke Indonesia melalui pedagang-pedagang Porugis yang berdagang di sekitar Maluku. Mereka berada di Maluku untuk membeli rempah-rempah. Penjajahan Belanda juga turut berperan dalam penyebaran Kristen di Indonesia. Ajaran, kitab suci, hari raya, dan tempat ibadah Agama Kristen, sama dengan Agama Katolik. Karena sebenarnya, Kristen adalah bagian dari Katolik. Kristen melepaskan diri dari Katolik. Karena pada jaman itu para pemuka agama katolik sering kali memanfaatkan jabatannya demi kepentingan pribadi dan untuk memuaskan hawa nafsu. Oleh karena itu, sebagian umat katolik mencoba melepaskan diri dari Katolik dan membentuk perkumpulan saat ini fungsi utama pemuka agama katolik telah kembali seperti semula.
6)      Khonghucu
Khonghucu adalah agama yang berasal dari Cina. Khonghucu, masuk ke Indonesia melalui para penduduk Cina yang mengembara ke Indonesia. Tempat ibadah Agama Khonghucu adalah di Klenteng. Sedangkan kitab sucinya ada tiga, yaitu Kitab Suci Wu Cing (Ngo King: kitab yang lima), Kitab Suci Su Si (kitab yang empat), dan Hau King (kitab Bakti). Hari raya Khonghucu Adalah hari raya Imlek.
Tujuan hidup yang dicita-citakan dalam Konfusianisme adalah menjadi seorang kuncu. Kuncu berarti: manusia budiman. Untuk mencapai kuncu, seseorang harus dapat menerapkan dan melaksanakan ajaran Khonghucu dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kuncu identik dengan orang yang memiliki moralitas tinggi, yang dapat mendekati moralitas nabi.
Bersumber dari kitab sucinya, terutama Su Si dan Hau King, Khonghucu sangat menekankan nilai-nilai etika baik dalam kehidupan rumah tangga, dalam kelompok jemaah seagama, maupun dalam masyarakat dan pemerintahan.
7)      Aliran Kepercayaan
Aliran kepercayaan (agama tidak resmi) yang berada di Indonesia biasanya tidak memiliki kitab suci dan tempat ibadah. Aliran kepercayaan biasa muncul dari budaya-budaya adat suatu daerah. Contoh aliran kepercayaan adalah: Aliran Sumanah, Aliran Budi Dharma, Paguyuban Ngesti Tunggal, Sabta Dharma, dan lain-lain. Dalam aliran kepercayaan bukan animisme dan dinamisme, biasanya lebih mengajarkan pada nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam kehidupan masyarakat. Jika dalam aliran kepercayaan animisme dan dinamisme biasanya mengajarkan untuk mengagungkan suatu benda atau tempat yang memiliki kekuatan mistis. Namun, aliran ini masih tetap menjunjung tinggi nilai-nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Terutama norma kesopanan.


BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
  Sosiologi secara umum adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat secara empiris untuk mencapai hukum kemasyarakatan yang seumum-umumnya. Sosiologi juga dapat diartikan sebagai ilmu tentang perilaku social ditinjau dari kecenderungan individu dengan individu lain, dengan memperhatikan simbol-simbol interaksi. Agama menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah system atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebaktian dan kewajiban- kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut. Kata “Agama” berasal dari bahasa Sangsekerta agama yang berarti “Tradisi”.
Sosiologi agama adalah suatu cabang sosiologi umum yang mempelajari masyarakat agama secara sosiologis guna mencapai keterangan-keterangan ilmiah dan pasti, demi kepentingan masyarakat agama itu sendiri dan masyarakat luas pada umumnya.




[1] J, Dwi Narwoko-Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan, (Ed.) 1,Cet 1, (Jakarta : Kencana, 2004) , hlm. 2.
[2] Drs. Laurent Widyasusanto, Penuntun Belajar Sosiologi, (Jakarta : Pradaya Paramitha), 1996, hlm. 87.
[3] Tom Campbell, Tujuh Teori Social Sketsa Penilaian Perbandingan, (Jokjakarta : Kanisius, 1994), hlm. 165.
[4] Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Social Sebuah Kajian Pendekatan Structural, Pengantar Hamid Hasan, Editor, Rini Rachmatika, Ed.1, Cet.1, (Jakarta : Bumi Aksara, 2007), hl. 87-88.
[5] Betty R. Schraf, Sosiologi Agama, (Jakarta : Kencana, 2004), hlm. 74.
[6] http://bud1purn4m4.wordpress.com/2010/05/04/sosiologi-agama/
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Agama merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan masyarakat yang perlu dipelajari oleh antropolog ataupun para ilmuan social lainnya. Di dalam kehidupan masyarakat, agama muncul karena sifat ketauhidan masyarakat tersebut. Oleh karena itu agama perlu dipelajari dan dihayati oleh manusia karena kebutuhan manusia terhadap sang maha pencipta. Di dalam agama dijumpai ungkapan materi dan budaya dalam tabiat manusia serta dalam system nilai, moral, etika, kajian, agama, khususunya agama islam merupakan kebutuhan hidup bagi masyarakat Indonesia, khususnya mayoritas. Oleh karena itu, kajian agama seperti Islam, Budha, Hindu, tidak hanya sebatas konsep saja, teori dan aspek-aspek kehidupan manusia beserta hukumnya. Tapi harus dihayati dan direnungi untuk diamalkan dalam kehidupan manusia. Ide-ide keagamaan dan konsep-konsep keagamaan itu tidak dipaksa oleh hal-hal yang bersifat fisik tapi bersifat rohani. Karenanya agama merupakan suatu institusi ajaran yang menyajikan lapangan ekspresi dan implikasi yang begitu hukum ataupun undang-undang yang dibuat oleh masyarakat.
B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah kali ini :
1.      Apa pengertian sosiologi ?
2.      Apa pengertian agama ?
3.      Bagaimanakah kajian agama yang bagi masyarakat berskala kecil ?
4.      Apa saja macam-macam agama yang di anut di Indonesia ?
C. Tujuan Penulisan :
1.      Ingin mengetahui pengertian sosiologi menurut para ahli
2.      Ingin mengetahui pengertian agama menurut pandangan sebagian ulama
3.      Ingin mengetahui kajian agama bagi masyarakat berskala kecil
4.      Ingin mengetahui macam-macam agama yang di anut di Indonesia


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Sosiologi
     Berikut ini definisi-definisi sosiologi yang dikemukakan beberapa ahli :
1.      Emile Durkheim Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta social, yakni fakta yang mengandung cara bertindak, berfikir, berperasan yang berada diluar individu dimana fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.
2.       Selo Sumardjandan Soelaeman Soemardi Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur social dan proses-proses sosial termasuk perubahan social.
3.      Soerjono Soekanto Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
     Sosiologi secara umum adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat secara empiris untuk mencapai hukum kemasyarakatan yang seumum-umumnya. Sosiologi juga dapat diartikan sebagai ilmu tentang perilaku social ditinjau dari kecenderungan individu dengan individu lain, dengan memperhatikan simbol-simbol interaksi.
     Sosiologi pada hakikatnya bukanlah semata-mata ilmu murni (pure science) yang hanya mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak demi usaha peningkatan kualitas ilmu itu sendiri, namun sosiologi bisa juga menjadi ilmu terapan (applied science) yang menyajikan cara-cara untuk mempergunakan pengetahuan ilmiahnya guna memecahkan masalah praktis atau masalah social yang perlu ditanggulangi. (Horton dan Hunt,1987:41).[1]

B.     Pengertian Agama
       Agama menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah system atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebaktian dan kewajiban- kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut. Kata “Agama” berasal dari bahasa Sangsekerta agama yang berarti “Tradisi”. Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah realigi yang berasal dari bahasa latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti “Mengikat kembali”. Maksudnya dengan bereligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata Agama. Agama adalah bentuk hubungan pribadi antar manusia dengan Allah. Beragama menyangkut aspek hubungan vertical dan horizontal.
a)      Vertical Dimana manusia dalam hubungannya dengan sang pencipta. Harus hormat, tunduk, patuh pada hukum dan perintahnya. Melaksanakan perintah Allah dengan kesungguhan. Itulah ibadah manusia.
b)      Horizontal Dimana manusia dalam hubungannya dengan manusia lain sebagai ciptaan Allah. Manusia waji bersahabat, saling menyayangi, saling menghargai bekerja sama dengan orang lain dalam usaha mencintai kebahagiaan besama disurga.[2]
       Namun akan sedikit sulit mendefinisikan pengertian agama itu sendiri. Hal tersebut diakui sendiri oleh Mukti Ali, salah seorang pakar ilmu perbandingan agama di Indonesia yang mengatakan; “Barangkali tak ada kata yang paling sulit diberikan pengertian dan definisinya selain dari kata Agama”. Menurut Mukti Ali, terdapat tiga argumentasi yang dapat dijadikan alasan dalam menanggapi statement tersebut:
1)      Pertama karena pengalaman agama adalah soal batin dan subjektif.
2)       Kedua barangkali tidak ada orang yang begitu semangat dan emosional dari pada membicarakan agama. Karena itu, membahas arti agama selalu dengan emosi yang kuat.
3)      Ketiga konsep tentang agama akan dipengaruhi oleh tujuan orang yang memberikan pengertian agama.
Mohammad Natsir pernah mengatakan agama adalah hal yang disebut sebagai problem of ultimate concern, suatu problem kepentingan mutlak, yang berarti jika seseorang membicarakan soal agamanya maka ia tidak dapat tawar menawar. Namun begitu bukan berarti agama tidak dapat diberikan pengertian secara umum.
Dalam memberikan definisi tersebut, para ahli menempuh beberapa cara;
1)      Dengan menggunakan analisis etimologis, yaitu yang menganalisis konsep bawaan dari kata agama atau kata lainnya yang digunakan dalam arti yang sama.
2)      Analisis deskriptif, yang menganalisis gejala atau fenomena kehidupan manusia secara nyata.
Berbicara mengenai agama maka terdapat tiga padanan kata yang semakna dengannya yaitu, religi, al-din dan agama. Walaupun sebagian pendapat ada yang mengatakan bahwa ketiganya berbeda satu sama lainnya seperti pendapat Sidi Gazalba dan Zainal Arifin Abbas yang mengatakan al-din lebih luas pengertiannya dari pada religi dan agama.
Agama dan religi hanya berisi hubungan manusia dengan tuhan saja sedangkan al-din berisi hubungan manusia dengan tuhan dan hubungan manusia dengan manusia. Sedangkan menurut Zainal Arifin Abbas, kata al-din (memakai awalan al-ta’rif) hanya ditujukan pada islam saja. Sedangkan pendapat yang mengatakan ketiga kata diatas mempunyai makna yang sama seperti Endang Saifuddin Anshari dan Faisal Ismail. Perbedaannya hanya terletak pada segi bahasanya saja. Kemudian secara etimologis agama berasal dari bahasa sangsekerta, masuk dalam perbendaharaan bahasa melayu (Nusantara) dibawa oleh agama Hindu dan Budha. Pendapat yang lebih ilmiah, agama berarti jalan. Maksudnya jalan hidup atau jalan yang harus ditempuh oleh manusia sepanjang hidupnya atau jalan yang menghubungkan antara sumber dan tujuan hidup manusia, atau jalan yang menunjukan darimana, bagaimana dan hendak kemana manusia didunia ini.
Religi berasal dari kata religie (bahasa belanda) atau religion (bahasa inggris), masuk dalam perbendaharaan bahasa Indonesia dibawa oleh orang-orang barat yang menjajah bangsa Indonesia. Religi mempunyai pengertian sebagai keyakinan akan adanya kekuatan gaib yang suci, menentukan jalan hidup dan mempengaruhi kehidupan manusia yang dihadapi secara hati-hati dan diikuti jalan dan aturan serta norma-normanya dengan ketat agar tidak sampai menyimpang atau lepas dari kehendak jalan yang telah ditetapkan oleh kekuatan gaib suci tersebut.
Din berasal dari bahasa arab yang berarti undang-undang atau hokum yang harus di tunaikan oleh manusia dan mengabaikannya berarti hutang yang akan dituntut untuk ditunaikan dan akan mendapatkan hukuman atau balasan jika ditinggalkan. Dari etimologis ketiga kata di atas maka dapat diambil pengertian bahwa agama (religi,din) :
1.      Merupakan jalan hidup yang harus ditempuh oleh manusia untuk mewujudkan kehidupan yang aman, tentram dan sejahtera;
2.      Bahwa jalan hidup tersebut berupa aturan, nilai atau norma yang mengatur kehidupan manusia yang dianggap sebagai kekuatan mutlak, gaib dan suci yang harus diikuti dan ditaati;
3.      Aturan tersebut ada, tumbuh dan berkembang bersama dengan tumbuh dan berkembangnya kehidupan manusia, masyarakat dan budaya.
Secara terminology dalam ensiklopedia Nasional Indonesia, agama diartikan aturan atau tata cara hidup manusia dengan hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya. Dalam Al-Qur’an agama sering disebut dengan istilah Din. Istilah ini merupakan istilah bawaan dari ajaran islam sehingga mempunyai kandungan makna yang bersifat umum dan universal. Artinya konsep yang ada pada istilah din seharusnya mencakup makna-makna yang ada pada istilah agama dan religi.
Konsep din dalam Al-Qur’an diantaranya terdapat pada surat Al-Maidah ayat 3 yang mengungkapkan konsep aturan, hukum atau perundang-undangan hidup yang harus dilaksanakan oleh manusia. Islam sebagai agama namun tidak semua agama itu islam.
Surat Al-Kafirun ayat 1-6 mengungkapkan tentang konsep ibadah manusia dan kepada siapa ibadah itu diperuntukkan. Dalam surat As-Syura ayat 13 mengungkapkan din sebagai sesuatu yang disyariatkan oleh Allah.
Dalam surat As-Syura ayat 21 Din juga dikatakan sebagai sesuatu yang disyariatkan oleh yang dianggap Tuhan atau yang dipertuhankan selain Allah. Karena din dalam ayat tersebut adalah sesuatu yang disyariatkan, maka konsep din berkaitan dengan konsep syariat, konsep syariat pada dasarnya adalah “jalan” yaitu jalan hidup manusia yang ditetapkan oleh Allah. Pengertian ini berkembang menjadi aturan atau undang-undang yang mengatur jalan kehidupan sebagaimana ditetapkan oleh tuhan.
Pada ayat lain, yakni di surat Ar-Rum ayat 30, konsep agama juga berkaitan dengan konsep fitrah, yaitu konsep yang berhubungan dengan penciptaan manusia. Agama dalam arti sempit ialah seperangkat kepercayaan, dogma, peraturan etika, praktek penyembahan, amal ibadah terhadap Tuhan atau dewa-dewa tertentu. Dalam arti luas, agama adalah suatu kepercayan atau seperangkat nilai yang menimbulkan ketaatan pada seseorang atau kelompok tertentu kepada sesuatu yang mereka kagumi, cita-citakan dan hargai.
 Ada beberapa definisi sosiologi agama yang dapat kita ketahui, diantaranya adalah :
1.      Sosiologi agama adalah ilmu yang membahas tentang hubungan antara berbagai kesatuan masyarakat, perbedaan atau masyarakat secara utuh dengan berbagai system agama, tingkat dan jenis spesialisasi berbagai peranan agama dalam berbagai masyarakat dan system keagamaan yang berbeda.
2.      Sosiologi agama adalah studi tentang fenomena social, dan memandang agama sebagai fenomena social. sosiologi agama selalu berusaha untuk menemukan prinsip-prinsip umum mengenai hubungan agama masyarakat.
3.      Sosiologi agama adalah suatu cabang sosiologi umum yang mempelajari masyarakat agama secara sosiologis guna mencapai keterangan-keterangan ilmiah dan pasti, demi kepentingan masyarakat agama itu sendiri dan masyarakat luas pada umumnya.
4.      Sosiologi agama menjadi disiplin ilmu tersendiri sejak munculnya karya Weber dan Durkheim. Jika tugas dari sosiologi umum adalah untuk mencapai hukum kemasyarakatan yang seluas-luasnya, maka tugas dari sosiologi agama adalah untuk mencapai keterangan-keterangan ilmiah tentang masyarakat agama khususnya .
Dalam perkembangannya, sosiologi agama memiliki empat mazhab, yaitu Klasik positivisme, Teori konflik, dan Fungsional (Hendropuspito, 1983:24) * Emile Durkheim (http://wikipedia.org)
Durkheim adalah seorang murid yang ragu-ragu tetapi setia dari auguste comte (1798-1857), perintis positivism perancis yang menciptakan kata sosiologi.[3] Jika mazhab klasik memiliki karakteristik yang lebih bercorak sosiologi dasar dari pada sosiologi agama, dengan pengecualian Durkheim dan Weber, mazhab positivisme, memiliki karakteristik dimana ia bukan dirinya dengan kualifikasi dari dimensi masyarakat yang kualitatif, dengan kata lain memberikan kesimpulan-kesimpulan yang netral tanpa diwarnai pertimbangan teologis maupun filosofis, berbeda dengan mazhab teori konflik, dimana masyarakat yang sehat bercirikan masyarakat yang hidup dalam situasi konfliktual. Sebaliknya, masyarakat yang dalam keadaan Equilibriun dianggapnya sebagai masyarakat tertidur dan stagnan dalam kemajuan (Hendropuspito, 1983:25). Disisi lain aliran ini pun sering disebut sosiologi agama yang kritis.
Sedangkan mazhab fungsionalis, memiliki karakteristik yang berasumsi bahwa masyarakat itu merupakan suatu system perimbangan, setiap kelompok memberikan kontribusinya yang khas dalam membentuk system perimbangan secara keseluruhan (Hendropuspito, 1983:26).[4]

C.    Agama Bagi Masyarakat Berskala Kecil
            Masyarakat itu kelompok yang terorganisasi dan masyarakat itu suatu kelompok yang berfikir tentang dirinya sendiri yang berbeda dengan kelompok yang lain. Oleh karena itu orang yang berjalan bersama-sama atau duduk bersama-sama yang tidak terorganisasi bukanlah masyarakat. Kelompok yang tidak berfikir tentang kelompoknya sebagai suatu kelompok bukanlah masyarakat.
            Oleh karena itu kelompok burung yang terbang bersama dan semut yang berbaris rapi bukanlah masyarakat dalam arti yang sebenarnya sebab mereka berkelompok hanya berdasarkan naluri saja. [5]
Znaniecki menyatakan bahwa masyarakat merupakan suatu system yang meliputi unit biofisik para individu yang bertempat tinggal pada suatu daerah geografis tertentu selama periode waktu tertentu dari suatu generasi. Dalam sociology suatu masyarakat dibentuk hanya dalam kesejajaran kedudukan yang diterapkan dalam suatu organisasi. (F Znaniecki, 1950, p. 145),
            Oleh karena itu masyarakat bukanlah kelompok yang berkumpul secara mekanis akan tetapi berkumpul secara sistematik. Manusia yang satu dengan manusia yang lain saling memberi, manusia dengan lingkungannya selain menerima dan saling memberi. Konsep ini dipengaruhi oleh konsep pandangan ekologis terhadap satwa sekalian alam. Masyarakat agama tidak lain ialah suatu persekutuan hidup (baik dalam lingkup sempit maupun luas) yang unsure konstitutif utamanya adalah agama atau nilai-nilai keagamaan.
Pada kesimpulannya agama merupakan suatu kepercayaan yang dianut oleh sebagian masyarakat dalam hal mempercayai eksistensi Allah Swt dengan segala konsep dan ajarannya yang dibawa oleh rasulnya yang memiliki kitab yang diyakini oleh pengikutnya. Keperayaan akan Tuhan, merupakan sesuatu yang sudah ada sejak zaman dulu dalam kehidupan manusia.
            Agama adalah sebuah konsep yang mengatur tingkah laku, etika, moral dalam kehidupan sehari-hari. Keadaan fenomena keagamaan yang ruwet serta segala refleksinya didalam sejumlah aspek-aspek kehidupan lain, telah menarik perhatian dari para sarjana dari berbagai disiplin. Seperti para sejarawan, filosof dan para psikolog, masing-masing telah mengkaji agama menurut metode mereka sendiri.
            Pada pembahasan ini, masyarakat berskala kecil itu meliputi warga pedesaan, orang-orang awam yang tidak tersentuh oleh kehidupan modernisasi. Pada dasarnya keyakinan mereka akan kepercayaan agama yang mereka anut begitu kuat dan kental, tapi bilamana kehidupan modernisasi sudah merasuk mereka. Maka seolah-olah mereka terprofokasi oleh lingkungan baru mereka, hal itu cenderung kepada penghianatan agama, sehingga kurangnya amalan-amalan yang seharusnya mereka lakukan. Dalam hal ini, penulis mencoba mengkaji seperti apa agama samawi dalam masyarakat berskala kecil?. Bahwasannya agama samawi itu adalah agama langit yaitu islam yang merupakan keyakinan yang mayoritas di Indonesia yang bukan sesuatu yang baru yang dianut oleh masyarakat berskala kecil.
            Agama pada hakekatnya merupakan sesuatu yang konon membawa pengikutnya pada kebenaran, dalam hal ini penulis membatasi pembahasan ini pada seperti apa agama samawi dalam pandangan masyarakat berskala kecil, kajian dalam hal agama merupakan sesuatu yang menarik untuk dibahas dan diperbincangkan oleh para agamawan.
            Agama pada masyarakat terdiri dari dua, yaitu agama samawi dan agama ard. Agama samawi adalah agama dari langit sedangkan agama ard adalah agama ciptaan manusia. Pada kenyataannya agama merupakan jalan menuju Tuhan, akan tetapi jalan tersebut bagaikan macam-macam air sungai yang mengalir kepada satu muara yaitu laut. Tetapi kadang-kadang air yang disungai untuk menuju kelaut penuh kendala, misalnya banyak air sungai yang tercemar karena polusi, kadang kala air dari sungai tidak sampai kelaut, dan hanya sedikit air yang bersih (tawar) yang sampai kelaut. Seperti halnya agama “jalan menuju Tuhan”, akan tetapi jalan menuju Tuhan itu kadang-kadang banyak yang tidak sampai ke Tuhan dan ada yang sampai ke Tuhan.
Lalu untuk apa agama didunia ini?
Bila kita kaji secara teliti tertentu beranekaragam agama yang ada di dunia yang ada pada masyarakat yang seolah-olah memiliki cara atau pendekatan sendiri, misalnya :
Bagaimanakah iman itu?
            Konsep yang dibawanya, ajarannya, serta cara-cara pendekatan kita kepada Tuhan yang berbeda, tetapi tujuannya sama yaitu untuk dekat kepada sang maha pencipta. Walaupun pada kenyataannya banyak agama yang tidak sesuai dengan konsep tauhid yang dibawah oleh Rasul pembawa risalah akhir zaman (Nabi Muhammad Saw). Agama bukan hal yang baru bagi masyarakat, pandangan masyarakat terhadap agama merupakan segi yang berbeda menurut para sejarawan, filosof, linguist, dan para psikolog.
            Dalam pandangan sejarawan, agama merupakan sesuatu konsep yang harus dipelajari dari sejarahnya dan juga bukan hanya inti sari agama itu sendiri, tapi pengalaman dan prakteknya yang harus dilakukan oleh pengikutnya.[6]

1)        Hindu
Agama Hindu adalah agama yang pertama masuk ke Indonesia. Hindu masuk ke Indonesia melalui pedagang-pedagang dari India yang berdagang di selat Malaka. Para pedagang tersebut berdagang rempah-rempah dan sutra sambil menyebarkan agama Hindu. Sebelum Hindu masuk ke Indonesia, mayoritas penduduknya menganut aliran kepercayaan. Aliran keperyaan yang dianut biasanya aliran animism dan dinamisme.
Pemuka Agama Hindu adalah Wasi. Sedangkan tempat ibadah umat hindu adalah di pura. Hari besar Hindu disebut nyepi. Saat nyepi, umat hindu berada di dalam rumah dan merefleksi hidupnya, agar mereka dapat hidup lebih baik. Dasar dari ajaran agama Hindu berasal dari Kitab Suci Weda, yang merupakan Kitab Suci Agama Hindu. Para umat penganut Hindu selalu memegang teguh, ajran-ajaran yang berasal dari Kitab Suci Weda. Weda adalah sabda suci atau wahyu Tuhan Yang Maha Esa yang diterima oleh para Maharesi. Keterangan ini terdapat dalam Kitab Bhumikabhasya, karya Maharesi Sayana. Resi disebut sebagai mantra drstah, yang artinya adalah orang-orang yang melihat mantra. Kitab Suci Weda dikenal dengan berbagai nama antara lain:
1.      Kitab Sruti yang artinya bahwa Kitab Weda adalh wahyu yang diterima melalui pendengaran suci atau kemekaran intuisi para Maharesi.
2.      Kitab Rahasya, karena inti ajarannya adalah usaha mencapai tujuan hidup yang tertinggi, berupa Moksa.
3.      Kitab Mantra, karena memuat nyanyi-nyanyian pujian.
Dalam Kitab Weda, terdapat empat tujuan manusia. Tujuan-tujuan tersebut adalah keadilan, kekayaan, keinginan, dan pembebaasan. Namun tujuan-tujuan tersebut harus dicapai secara berpasangan: keadilan dengan kekayaan. Kekayaan harus didapatkan dengan keadialan. Lalu keinginan dengan pembebasan. Semua keinginan untuk mencapai pembebasan. Jika manusia mengambil secara terpisah, maka semuanya tidak akan didapat. (A Recapitulation of Sathya Sai Baba’s Divine Teachings oleh Grace J. Mc Martin. 1982; hlm. 12).
2)      Buddha
Agama Buddha masuk ke Indonesia beberapa tahun setelah masuknya Hindu. Pemuka Agama Buddha, biasa disebut biksu (laki-laki) dan, biksuni (perempuan). Tempat ibadah umat buddha disebut Vihara. Sedang hari besarnya adalah Hari Waisak. Tujuan utama umat buddha adalah mencapai Nibbana. Untuk mencapai Nibbana, umat budda melakukan punna (berpahala) sebagai penghormatan tertinggi pada Buddha.
Kitab suci Agama Buddha adalah Kitab Suci Tripitaka. Kata Tipitaka (Pali) atau Tripitaka (Sansekerta) terdiri dari kata “Ti” dan “pitaka”, “ti” (tri) artinya “tiga” sedangkan “pitaka” artinya “kelopok” “atau keranjang tempat penyimpanan” ajaran Sang Buddha. Buddha membimbing umatnya memalui jalan Ariya (mulia) yang berunsur delapan, yaitu pandangan benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, mata pencaharian benar, usaha benar, perhatian benar,dan meditasi benar .
3)      Islam.
Isalam masuk ke Indonesia melalui para pedagang dari Arab dan Gujarad yang berdagang di selat Malaka. Mereka berdagang sambil menyebarkan agama Islam. Bahkan banyak pedagang Arab yang menikah dengan penduduk pribumi di Indonesia, khususnya di daerah Aceh dan sekitarnya. Oleh karena itu, mayoritas dari penduduk Aceh beragama Islam. Bahkan Aceh sering kali disebut sebagai Serambi Mekkah. Menurut Agama Islam, manusia diciptakan oleh Alloh tidak untuk hidup sia-sia, namun diberi amanat untuk beribadah kepada-Nya. Melalui Ibadah, manusia dapat mencapai kehidupan yang berguna dan dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan  akhirat. Pemuka Agama Islam biasa disebut Ustadz atau Imam. Hari raya umat Islam adalah hari raya Idul Fitri. Tempat ibadah umat Islam di Masjid. Sedangkan kitab suci Agama Islam adalah Kitab Suci Alquran. Pada sejarah tentang Agama Islam, bahwa Alquran adalah Kalam (perkataan) Alloh SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaekat Jibril dengan lafal dan maknanya (QS. 26:192-195). Alquran sebagai Kitab Allah, menempati posisi sebagai sumber pertama dan utama dari seluruh ajaran Islam dan berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Alqaranul Karim ialah Kalamullah (firman Alloh) yang diwahyukan kepada Rasul-Nya yang terakir (Nabi Muhammad SAW), yang dipandang dapat dibaca dan harus dijadikan pedoman hidup seluruh umat manusia sampai akhir zaman. Alquran diturunkan secara bertahab selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Nabi Mohammad SAW lahir pada tanggal 6 Agustus 610 M. Ayat Alquran pertama kali diturunkan di Mekkah pada tanggal 17 Ramadan tahun ke-41 dari kelahiran Nabi Mohammad.
4)      Katolik
Agama Katolik masuk ke Indonesia melalui para pedagang dari Portugis. Pedagang tersebut berdagang di daerah sekitar Maluku untuk membeli rempah-rempah. Agama Katolik juga dibawa oleh penjajah Belanda.
Ajaran utama Agama Katolik adalah hukum cinta kasih. Hukum tersebut mengajarkan untuk mencintai sesama seperti mencintai diri sendiri, juga diajarkan untuk mencintai musuh kita, walaupun musuh tersebut telah menyakiti kita habis-habisan. Pemimpin agama katolik biasa dipanggil dengan sebutan Pastur. Hari raya umat Katolik adalah hari raya Natal. Tempat ibadah Agama Katolik adalah di Gereja. Sedangkan kitab suci Agama Katolik disebut Alkitab. Alkitab bisa disebut Injil. Namun Injil di sini dapat dibenarkan dalam arti kabar gembira, yaitu suatu berita yang menggembirkan karena Tuhan mendatangi, menyapa, dan menyelamatkan manusia dari kuasa dosa. Alkitab dibagi menjadi dua bagian yaitu Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama. Pejanjian Lama, diwahyukan sebelum Yesus Kristus lahir di dunia. Perjanjian Baru diwahyukan sesudah Yesus Kristus lahir di dunia. Pada Perjanjian Lama, perjanjian itu diawali dengan janji Tuhan pada Abraham. Sedangkan pada Perjajian Baru, pejanjian diadakan oleh Yesus saat malam perjamuan terakhir.
5)      Kristen
Seperti halnya Agama Katolik, Agama Kristen masuk ke Indonesia melalui pedagang-pedagang Porugis yang berdagang di sekitar Maluku. Mereka berada di Maluku untuk membeli rempah-rempah. Penjajahan Belanda juga turut berperan dalam penyebaran Kristen di Indonesia. Ajaran, kitab suci, hari raya, dan tempat ibadah Agama Kristen, sama dengan Agama Katolik. Karena sebenarnya, Kristen adalah bagian dari Katolik. Kristen melepaskan diri dari Katolik. Karena pada jaman itu para pemuka agama katolik sering kali memanfaatkan jabatannya demi kepentingan pribadi dan untuk memuaskan hawa nafsu. Oleh karena itu, sebagian umat katolik mencoba melepaskan diri dari Katolik dan membentuk perkumpulan saat ini fungsi utama pemuka agama katolik telah kembali seperti semula.
6)      Khonghucu
Khonghucu adalah agama yang berasal dari Cina. Khonghucu, masuk ke Indonesia melalui para penduduk Cina yang mengembara ke Indonesia. Tempat ibadah Agama Khonghucu adalah di Klenteng. Sedangkan kitab sucinya ada tiga, yaitu Kitab Suci Wu Cing (Ngo King: kitab yang lima), Kitab Suci Su Si (kitab yang empat), dan Hau King (kitab Bakti). Hari raya Khonghucu Adalah hari raya Imlek.
Tujuan hidup yang dicita-citakan dalam Konfusianisme adalah menjadi seorang kuncu. Kuncu berarti: manusia budiman. Untuk mencapai kuncu, seseorang harus dapat menerapkan dan melaksanakan ajaran Khonghucu dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kuncu identik dengan orang yang memiliki moralitas tinggi, yang dapat mendekati moralitas nabi.
Bersumber dari kitab sucinya, terutama Su Si dan Hau King, Khonghucu sangat menekankan nilai-nilai etika baik dalam kehidupan rumah tangga, dalam kelompok jemaah seagama, maupun dalam masyarakat dan pemerintahan.
7)      Aliran Kepercayaan
Aliran kepercayaan (agama tidak resmi) yang berada di Indonesia biasanya tidak memiliki kitab suci dan tempat ibadah. Aliran kepercayaan biasa muncul dari budaya-budaya adat suatu daerah. Contoh aliran kepercayaan adalah: Aliran Sumanah, Aliran Budi Dharma, Paguyuban Ngesti Tunggal, Sabta Dharma, dan lain-lain. Dalam aliran kepercayaan bukan animisme dan dinamisme, biasanya lebih mengajarkan pada nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam kehidupan masyarakat. Jika dalam aliran kepercayaan animisme dan dinamisme biasanya mengajarkan untuk mengagungkan suatu benda atau tempat yang memiliki kekuatan mistis. Namun, aliran ini masih tetap menjunjung tinggi nilai-nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Terutama norma kesopanan.


BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
  Sosiologi secara umum adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat secara empiris untuk mencapai hukum kemasyarakatan yang seumum-umumnya. Sosiologi juga dapat diartikan sebagai ilmu tentang perilaku social ditinjau dari kecenderungan individu dengan individu lain, dengan memperhatikan simbol-simbol interaksi. Agama menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah system atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebaktian dan kewajiban- kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut. Kata “Agama” berasal dari bahasa Sangsekerta agama yang berarti “Tradisi”.
Sosiologi agama adalah suatu cabang sosiologi umum yang mempelajari masyarakat agama secara sosiologis guna mencapai keterangan-keterangan ilmiah dan pasti, demi kepentingan masyarakat agama itu sendiri dan masyarakat luas pada umumnya.




[1] J, Dwi Narwoko-Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan, (Ed.) 1,Cet 1, (Jakarta : Kencana, 2004) , hlm. 2.
[2] Drs. Laurent Widyasusanto, Penuntun Belajar Sosiologi, (Jakarta : Pradaya Paramitha), 1996, hlm. 87.
[3] Tom Campbell, Tujuh Teori Social Sketsa Penilaian Perbandingan, (Jokjakarta : Kanisius, 1994), hlm. 165.
[4] Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Social Sebuah Kajian Pendekatan Structural, Pengantar Hamid Hasan, Editor, Rini Rachmatika, Ed.1, Cet.1, (Jakarta : Bumi Aksara, 2007), hl. 87-88.
[5] Betty R. Schraf, Sosiologi Agama, (Jakarta : Kencana, 2004), hlm. 74.
[6] http://bud1purn4m4.wordpress.com/2010/05/04/sosiologi-agama/
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Agama merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan masyarakat yang perlu dipelajari oleh antropolog ataupun para ilmuan social lainnya. Di dalam kehidupan masyarakat, agama muncul karena sifat ketauhidan masyarakat tersebut. Oleh karena itu agama perlu dipelajari dan dihayati oleh manusia karena kebutuhan manusia terhadap sang maha pencipta. Di dalam agama dijumpai ungkapan materi dan budaya dalam tabiat manusia serta dalam system nilai, moral, etika, kajian, agama, khususunya agama islam merupakan kebutuhan hidup bagi masyarakat Indonesia, khususnya mayoritas. Oleh karena itu, kajian agama seperti Islam, Budha, Hindu, tidak hanya sebatas konsep saja, teori dan aspek-aspek kehidupan manusia beserta hukumnya. Tapi harus dihayati dan direnungi untuk diamalkan dalam kehidupan manusia. Ide-ide keagamaan dan konsep-konsep keagamaan itu tidak dipaksa oleh hal-hal yang bersifat fisik tapi bersifat rohani. Karenanya agama merupakan suatu institusi ajaran yang menyajikan lapangan ekspresi dan implikasi yang begitu hukum ataupun undang-undang yang dibuat oleh masyarakat.
B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah kali ini :
1.      Apa pengertian sosiologi ?
2.      Apa pengertian agama ?
3.      Bagaimanakah kajian agama yang bagi masyarakat berskala kecil ?
4.      Apa saja macam-macam agama yang di anut di Indonesia ?
C. Tujuan Penulisan :
1.      Ingin mengetahui pengertian sosiologi menurut para ahli
2.      Ingin mengetahui pengertian agama menurut pandangan sebagian ulama
3.      Ingin mengetahui kajian agama bagi masyarakat berskala kecil
4.      Ingin mengetahui macam-macam agama yang di anut di Indonesia


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Sosiologi
     Berikut ini definisi-definisi sosiologi yang dikemukakan beberapa ahli :
1.      Emile Durkheim Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta social, yakni fakta yang mengandung cara bertindak, berfikir, berperasan yang berada diluar individu dimana fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.
2.       Selo Sumardjandan Soelaeman Soemardi Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur social dan proses-proses sosial termasuk perubahan social.
3.      Soerjono Soekanto Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
     Sosiologi secara umum adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat secara empiris untuk mencapai hukum kemasyarakatan yang seumum-umumnya. Sosiologi juga dapat diartikan sebagai ilmu tentang perilaku social ditinjau dari kecenderungan individu dengan individu lain, dengan memperhatikan simbol-simbol interaksi.
     Sosiologi pada hakikatnya bukanlah semata-mata ilmu murni (pure science) yang hanya mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak demi usaha peningkatan kualitas ilmu itu sendiri, namun sosiologi bisa juga menjadi ilmu terapan (applied science) yang menyajikan cara-cara untuk mempergunakan pengetahuan ilmiahnya guna memecahkan masalah praktis atau masalah social yang perlu ditanggulangi. (Horton dan Hunt,1987:41).[1]

B.     Pengertian Agama
       Agama menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah system atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebaktian dan kewajiban- kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut. Kata “Agama” berasal dari bahasa Sangsekerta agama yang berarti “Tradisi”. Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah realigi yang berasal dari bahasa latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti “Mengikat kembali”. Maksudnya dengan bereligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata Agama. Agama adalah bentuk hubungan pribadi antar manusia dengan Allah. Beragama menyangkut aspek hubungan vertical dan horizontal.
a)      Vertical Dimana manusia dalam hubungannya dengan sang pencipta. Harus hormat, tunduk, patuh pada hukum dan perintahnya. Melaksanakan perintah Allah dengan kesungguhan. Itulah ibadah manusia.
b)      Horizontal Dimana manusia dalam hubungannya dengan manusia lain sebagai ciptaan Allah. Manusia waji bersahabat, saling menyayangi, saling menghargai bekerja sama dengan orang lain dalam usaha mencintai kebahagiaan besama disurga.[2]
       Namun akan sedikit sulit mendefinisikan pengertian agama itu sendiri. Hal tersebut diakui sendiri oleh Mukti Ali, salah seorang pakar ilmu perbandingan agama di Indonesia yang mengatakan; “Barangkali tak ada kata yang paling sulit diberikan pengertian dan definisinya selain dari kata Agama”. Menurut Mukti Ali, terdapat tiga argumentasi yang dapat dijadikan alasan dalam menanggapi statement tersebut:
1)      Pertama karena pengalaman agama adalah soal batin dan subjektif.
2)       Kedua barangkali tidak ada orang yang begitu semangat dan emosional dari pada membicarakan agama. Karena itu, membahas arti agama selalu dengan emosi yang kuat.
3)      Ketiga konsep tentang agama akan dipengaruhi oleh tujuan orang yang memberikan pengertian agama.
Mohammad Natsir pernah mengatakan agama adalah hal yang disebut sebagai problem of ultimate concern, suatu problem kepentingan mutlak, yang berarti jika seseorang membicarakan soal agamanya maka ia tidak dapat tawar menawar. Namun begitu bukan berarti agama tidak dapat diberikan pengertian secara umum.
Dalam memberikan definisi tersebut, para ahli menempuh beberapa cara;
1)      Dengan menggunakan analisis etimologis, yaitu yang menganalisis konsep bawaan dari kata agama atau kata lainnya yang digunakan dalam arti yang sama.
2)      Analisis deskriptif, yang menganalisis gejala atau fenomena kehidupan manusia secara nyata.
Berbicara mengenai agama maka terdapat tiga padanan kata yang semakna dengannya yaitu, religi, al-din dan agama. Walaupun sebagian pendapat ada yang mengatakan bahwa ketiganya berbeda satu sama lainnya seperti pendapat Sidi Gazalba dan Zainal Arifin Abbas yang mengatakan al-din lebih luas pengertiannya dari pada religi dan agama.
Agama dan religi hanya berisi hubungan manusia dengan tuhan saja sedangkan al-din berisi hubungan manusia dengan tuhan dan hubungan manusia dengan manusia. Sedangkan menurut Zainal Arifin Abbas, kata al-din (memakai awalan al-ta’rif) hanya ditujukan pada islam saja. Sedangkan pendapat yang mengatakan ketiga kata diatas mempunyai makna yang sama seperti Endang Saifuddin Anshari dan Faisal Ismail. Perbedaannya hanya terletak pada segi bahasanya saja. Kemudian secara etimologis agama berasal dari bahasa sangsekerta, masuk dalam perbendaharaan bahasa melayu (Nusantara) dibawa oleh agama Hindu dan Budha. Pendapat yang lebih ilmiah, agama berarti jalan. Maksudnya jalan hidup atau jalan yang harus ditempuh oleh manusia sepanjang hidupnya atau jalan yang menghubungkan antara sumber dan tujuan hidup manusia, atau jalan yang menunjukan darimana, bagaimana dan hendak kemana manusia didunia ini.
Religi berasal dari kata religie (bahasa belanda) atau religion (bahasa inggris), masuk dalam perbendaharaan bahasa Indonesia dibawa oleh orang-orang barat yang menjajah bangsa Indonesia. Religi mempunyai pengertian sebagai keyakinan akan adanya kekuatan gaib yang suci, menentukan jalan hidup dan mempengaruhi kehidupan manusia yang dihadapi secara hati-hati dan diikuti jalan dan aturan serta norma-normanya dengan ketat agar tidak sampai menyimpang atau lepas dari kehendak jalan yang telah ditetapkan oleh kekuatan gaib suci tersebut.
Din berasal dari bahasa arab yang berarti undang-undang atau hokum yang harus di tunaikan oleh manusia dan mengabaikannya berarti hutang yang akan dituntut untuk ditunaikan dan akan mendapatkan hukuman atau balasan jika ditinggalkan. Dari etimologis ketiga kata di atas maka dapat diambil pengertian bahwa agama (religi,din) :
1.      Merupakan jalan hidup yang harus ditempuh oleh manusia untuk mewujudkan kehidupan yang aman, tentram dan sejahtera;
2.      Bahwa jalan hidup tersebut berupa aturan, nilai atau norma yang mengatur kehidupan manusia yang dianggap sebagai kekuatan mutlak, gaib dan suci yang harus diikuti dan ditaati;
3.      Aturan tersebut ada, tumbuh dan berkembang bersama dengan tumbuh dan berkembangnya kehidupan manusia, masyarakat dan budaya.
Secara terminology dalam ensiklopedia Nasional Indonesia, agama diartikan aturan atau tata cara hidup manusia dengan hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya. Dalam Al-Qur’an agama sering disebut dengan istilah Din. Istilah ini merupakan istilah bawaan dari ajaran islam sehingga mempunyai kandungan makna yang bersifat umum dan universal. Artinya konsep yang ada pada istilah din seharusnya mencakup makna-makna yang ada pada istilah agama dan religi.
Konsep din dalam Al-Qur’an diantaranya terdapat pada surat Al-Maidah ayat 3 yang mengungkapkan konsep aturan, hukum atau perundang-undangan hidup yang harus dilaksanakan oleh manusia. Islam sebagai agama namun tidak semua agama itu islam.
Surat Al-Kafirun ayat 1-6 mengungkapkan tentang konsep ibadah manusia dan kepada siapa ibadah itu diperuntukkan. Dalam surat As-Syura ayat 13 mengungkapkan din sebagai sesuatu yang disyariatkan oleh Allah.
Dalam surat As-Syura ayat 21 Din juga dikatakan sebagai sesuatu yang disyariatkan oleh yang dianggap Tuhan atau yang dipertuhankan selain Allah. Karena din dalam ayat tersebut adalah sesuatu yang disyariatkan, maka konsep din berkaitan dengan konsep syariat, konsep syariat pada dasarnya adalah “jalan” yaitu jalan hidup manusia yang ditetapkan oleh Allah. Pengertian ini berkembang menjadi aturan atau undang-undang yang mengatur jalan kehidupan sebagaimana ditetapkan oleh tuhan.
Pada ayat lain, yakni di surat Ar-Rum ayat 30, konsep agama juga berkaitan dengan konsep fitrah, yaitu konsep yang berhubungan dengan penciptaan manusia. Agama dalam arti sempit ialah seperangkat kepercayaan, dogma, peraturan etika, praktek penyembahan, amal ibadah terhadap Tuhan atau dewa-dewa tertentu. Dalam arti luas, agama adalah suatu kepercayan atau seperangkat nilai yang menimbulkan ketaatan pada seseorang atau kelompok tertentu kepada sesuatu yang mereka kagumi, cita-citakan dan hargai.
 Ada beberapa definisi sosiologi agama yang dapat kita ketahui, diantaranya adalah :
1.      Sosiologi agama adalah ilmu yang membahas tentang hubungan antara berbagai kesatuan masyarakat, perbedaan atau masyarakat secara utuh dengan berbagai system agama, tingkat dan jenis spesialisasi berbagai peranan agama dalam berbagai masyarakat dan system keagamaan yang berbeda.
2.      Sosiologi agama adalah studi tentang fenomena social, dan memandang agama sebagai fenomena social. sosiologi agama selalu berusaha untuk menemukan prinsip-prinsip umum mengenai hubungan agama masyarakat.
3.      Sosiologi agama adalah suatu cabang sosiologi umum yang mempelajari masyarakat agama secara sosiologis guna mencapai keterangan-keterangan ilmiah dan pasti, demi kepentingan masyarakat agama itu sendiri dan masyarakat luas pada umumnya.
4.      Sosiologi agama menjadi disiplin ilmu tersendiri sejak munculnya karya Weber dan Durkheim. Jika tugas dari sosiologi umum adalah untuk mencapai hukum kemasyarakatan yang seluas-luasnya, maka tugas dari sosiologi agama adalah untuk mencapai keterangan-keterangan ilmiah tentang masyarakat agama khususnya .
Dalam perkembangannya, sosiologi agama memiliki empat mazhab, yaitu Klasik positivisme, Teori konflik, dan Fungsional (Hendropuspito, 1983:24) * Emile Durkheim (http://wikipedia.org)
Durkheim adalah seorang murid yang ragu-ragu tetapi setia dari auguste comte (1798-1857), perintis positivism perancis yang menciptakan kata sosiologi.[3] Jika mazhab klasik memiliki karakteristik yang lebih bercorak sosiologi dasar dari pada sosiologi agama, dengan pengecualian Durkheim dan Weber, mazhab positivisme, memiliki karakteristik dimana ia bukan dirinya dengan kualifikasi dari dimensi masyarakat yang kualitatif, dengan kata lain memberikan kesimpulan-kesimpulan yang netral tanpa diwarnai pertimbangan teologis maupun filosofis, berbeda dengan mazhab teori konflik, dimana masyarakat yang sehat bercirikan masyarakat yang hidup dalam situasi konfliktual. Sebaliknya, masyarakat yang dalam keadaan Equilibriun dianggapnya sebagai masyarakat tertidur dan stagnan dalam kemajuan (Hendropuspito, 1983:25). Disisi lain aliran ini pun sering disebut sosiologi agama yang kritis.
Sedangkan mazhab fungsionalis, memiliki karakteristik yang berasumsi bahwa masyarakat itu merupakan suatu system perimbangan, setiap kelompok memberikan kontribusinya yang khas dalam membentuk system perimbangan secara keseluruhan (Hendropuspito, 1983:26).[4]

C.    Agama Bagi Masyarakat Berskala Kecil
            Masyarakat itu kelompok yang terorganisasi dan masyarakat itu suatu kelompok yang berfikir tentang dirinya sendiri yang berbeda dengan kelompok yang lain. Oleh karena itu orang yang berjalan bersama-sama atau duduk bersama-sama yang tidak terorganisasi bukanlah masyarakat. Kelompok yang tidak berfikir tentang kelompoknya sebagai suatu kelompok bukanlah masyarakat.
            Oleh karena itu kelompok burung yang terbang bersama dan semut yang berbaris rapi bukanlah masyarakat dalam arti yang sebenarnya sebab mereka berkelompok hanya berdasarkan naluri saja. [5]
Znaniecki menyatakan bahwa masyarakat merupakan suatu system yang meliputi unit biofisik para individu yang bertempat tinggal pada suatu daerah geografis tertentu selama periode waktu tertentu dari suatu generasi. Dalam sociology suatu masyarakat dibentuk hanya dalam kesejajaran kedudukan yang diterapkan dalam suatu organisasi. (F Znaniecki, 1950, p. 145),
            Oleh karena itu masyarakat bukanlah kelompok yang berkumpul secara mekanis akan tetapi berkumpul secara sistematik. Manusia yang satu dengan manusia yang lain saling memberi, manusia dengan lingkungannya selain menerima dan saling memberi. Konsep ini dipengaruhi oleh konsep pandangan ekologis terhadap satwa sekalian alam. Masyarakat agama tidak lain ialah suatu persekutuan hidup (baik dalam lingkup sempit maupun luas) yang unsure konstitutif utamanya adalah agama atau nilai-nilai keagamaan.
Pada kesimpulannya agama merupakan suatu kepercayaan yang dianut oleh sebagian masyarakat dalam hal mempercayai eksistensi Allah Swt dengan segala konsep dan ajarannya yang dibawa oleh rasulnya yang memiliki kitab yang diyakini oleh pengikutnya. Keperayaan akan Tuhan, merupakan sesuatu yang sudah ada sejak zaman dulu dalam kehidupan manusia.
            Agama adalah sebuah konsep yang mengatur tingkah laku, etika, moral dalam kehidupan sehari-hari. Keadaan fenomena keagamaan yang ruwet serta segala refleksinya didalam sejumlah aspek-aspek kehidupan lain, telah menarik perhatian dari para sarjana dari berbagai disiplin. Seperti para sejarawan, filosof dan para psikolog, masing-masing telah mengkaji agama menurut metode mereka sendiri.
            Pada pembahasan ini, masyarakat berskala kecil itu meliputi warga pedesaan, orang-orang awam yang tidak tersentuh oleh kehidupan modernisasi. Pada dasarnya keyakinan mereka akan kepercayaan agama yang mereka anut begitu kuat dan kental, tapi bilamana kehidupan modernisasi sudah merasuk mereka. Maka seolah-olah mereka terprofokasi oleh lingkungan baru mereka, hal itu cenderung kepada penghianatan agama, sehingga kurangnya amalan-amalan yang seharusnya mereka lakukan. Dalam hal ini, penulis mencoba mengkaji seperti apa agama samawi dalam masyarakat berskala kecil?. Bahwasannya agama samawi itu adalah agama langit yaitu islam yang merupakan keyakinan yang mayoritas di Indonesia yang bukan sesuatu yang baru yang dianut oleh masyarakat berskala kecil.
            Agama pada hakekatnya merupakan sesuatu yang konon membawa pengikutnya pada kebenaran, dalam hal ini penulis membatasi pembahasan ini pada seperti apa agama samawi dalam pandangan masyarakat berskala kecil, kajian dalam hal agama merupakan sesuatu yang menarik untuk dibahas dan diperbincangkan oleh para agamawan.
            Agama pada masyarakat terdiri dari dua, yaitu agama samawi dan agama ard. Agama samawi adalah agama dari langit sedangkan agama ard adalah agama ciptaan manusia. Pada kenyataannya agama merupakan jalan menuju Tuhan, akan tetapi jalan tersebut bagaikan macam-macam air sungai yang mengalir kepada satu muara yaitu laut. Tetapi kadang-kadang air yang disungai untuk menuju kelaut penuh kendala, misalnya banyak air sungai yang tercemar karena polusi, kadang kala air dari sungai tidak sampai kelaut, dan hanya sedikit air yang bersih (tawar) yang sampai kelaut. Seperti halnya agama “jalan menuju Tuhan”, akan tetapi jalan menuju Tuhan itu kadang-kadang banyak yang tidak sampai ke Tuhan dan ada yang sampai ke Tuhan.
Lalu untuk apa agama didunia ini?
Bila kita kaji secara teliti tertentu beranekaragam agama yang ada di dunia yang ada pada masyarakat yang seolah-olah memiliki cara atau pendekatan sendiri, misalnya :
Bagaimanakah iman itu?
            Konsep yang dibawanya, ajarannya, serta cara-cara pendekatan kita kepada Tuhan yang berbeda, tetapi tujuannya sama yaitu untuk dekat kepada sang maha pencipta. Walaupun pada kenyataannya banyak agama yang tidak sesuai dengan konsep tauhid yang dibawah oleh Rasul pembawa risalah akhir zaman (Nabi Muhammad Saw). Agama bukan hal yang baru bagi masyarakat, pandangan masyarakat terhadap agama merupakan segi yang berbeda menurut para sejarawan, filosof, linguist, dan para psikolog.
            Dalam pandangan sejarawan, agama merupakan sesuatu konsep yang harus dipelajari dari sejarahnya dan juga bukan hanya inti sari agama itu sendiri, tapi pengalaman dan prakteknya yang harus dilakukan oleh pengikutnya.[6]

1)        Hindu
Agama Hindu adalah agama yang pertama masuk ke Indonesia. Hindu masuk ke Indonesia melalui pedagang-pedagang dari India yang berdagang di selat Malaka. Para pedagang tersebut berdagang rempah-rempah dan sutra sambil menyebarkan agama Hindu. Sebelum Hindu masuk ke Indonesia, mayoritas penduduknya menganut aliran kepercayaan. Aliran keperyaan yang dianut biasanya aliran animism dan dinamisme.
Pemuka Agama Hindu adalah Wasi. Sedangkan tempat ibadah umat hindu adalah di pura. Hari besar Hindu disebut nyepi. Saat nyepi, umat hindu berada di dalam rumah dan merefleksi hidupnya, agar mereka dapat hidup lebih baik. Dasar dari ajaran agama Hindu berasal dari Kitab Suci Weda, yang merupakan Kitab Suci Agama Hindu. Para umat penganut Hindu selalu memegang teguh, ajran-ajaran yang berasal dari Kitab Suci Weda. Weda adalah sabda suci atau wahyu Tuhan Yang Maha Esa yang diterima oleh para Maharesi. Keterangan ini terdapat dalam Kitab Bhumikabhasya, karya Maharesi Sayana. Resi disebut sebagai mantra drstah, yang artinya adalah orang-orang yang melihat mantra. Kitab Suci Weda dikenal dengan berbagai nama antara lain:
1.      Kitab Sruti yang artinya bahwa Kitab Weda adalh wahyu yang diterima melalui pendengaran suci atau kemekaran intuisi para Maharesi.
2.      Kitab Rahasya, karena inti ajarannya adalah usaha mencapai tujuan hidup yang tertinggi, berupa Moksa.
3.      Kitab Mantra, karena memuat nyanyi-nyanyian pujian.
Dalam Kitab Weda, terdapat empat tujuan manusia. Tujuan-tujuan tersebut adalah keadilan, kekayaan, keinginan, dan pembebaasan. Namun tujuan-tujuan tersebut harus dicapai secara berpasangan: keadilan dengan kekayaan. Kekayaan harus didapatkan dengan keadialan. Lalu keinginan dengan pembebasan. Semua keinginan untuk mencapai pembebasan. Jika manusia mengambil secara terpisah, maka semuanya tidak akan didapat. (A Recapitulation of Sathya Sai Baba’s Divine Teachings oleh Grace J. Mc Martin. 1982; hlm. 12).
2)      Buddha
Agama Buddha masuk ke Indonesia beberapa tahun setelah masuknya Hindu. Pemuka Agama Buddha, biasa disebut biksu (laki-laki) dan, biksuni (perempuan). Tempat ibadah umat buddha disebut Vihara. Sedang hari besarnya adalah Hari Waisak. Tujuan utama umat buddha adalah mencapai Nibbana. Untuk mencapai Nibbana, umat budda melakukan punna (berpahala) sebagai penghormatan tertinggi pada Buddha.
Kitab suci Agama Buddha adalah Kitab Suci Tripitaka. Kata Tipitaka (Pali) atau Tripitaka (Sansekerta) terdiri dari kata “Ti” dan “pitaka”, “ti” (tri) artinya “tiga” sedangkan “pitaka” artinya “kelopok” “atau keranjang tempat penyimpanan” ajaran Sang Buddha. Buddha membimbing umatnya memalui jalan Ariya (mulia) yang berunsur delapan, yaitu pandangan benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, mata pencaharian benar, usaha benar, perhatian benar,dan meditasi benar .
3)      Islam.
Isalam masuk ke Indonesia melalui para pedagang dari Arab dan Gujarad yang berdagang di selat Malaka. Mereka berdagang sambil menyebarkan agama Islam. Bahkan banyak pedagang Arab yang menikah dengan penduduk pribumi di Indonesia, khususnya di daerah Aceh dan sekitarnya. Oleh karena itu, mayoritas dari penduduk Aceh beragama Islam. Bahkan Aceh sering kali disebut sebagai Serambi Mekkah. Menurut Agama Islam, manusia diciptakan oleh Alloh tidak untuk hidup sia-sia, namun diberi amanat untuk beribadah kepada-Nya. Melalui Ibadah, manusia dapat mencapai kehidupan yang berguna dan dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan  akhirat. Pemuka Agama Islam biasa disebut Ustadz atau Imam. Hari raya umat Islam adalah hari raya Idul Fitri. Tempat ibadah umat Islam di Masjid. Sedangkan kitab suci Agama Islam adalah Kitab Suci Alquran. Pada sejarah tentang Agama Islam, bahwa Alquran adalah Kalam (perkataan) Alloh SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaekat Jibril dengan lafal dan maknanya (QS. 26:192-195). Alquran sebagai Kitab Allah, menempati posisi sebagai sumber pertama dan utama dari seluruh ajaran Islam dan berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Alqaranul Karim ialah Kalamullah (firman Alloh) yang diwahyukan kepada Rasul-Nya yang terakir (Nabi Muhammad SAW), yang dipandang dapat dibaca dan harus dijadikan pedoman hidup seluruh umat manusia sampai akhir zaman. Alquran diturunkan secara bertahab selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Nabi Mohammad SAW lahir pada tanggal 6 Agustus 610 M. Ayat Alquran pertama kali diturunkan di Mekkah pada tanggal 17 Ramadan tahun ke-41 dari kelahiran Nabi Mohammad.
4)      Katolik
Agama Katolik masuk ke Indonesia melalui para pedagang dari Portugis. Pedagang tersebut berdagang di daerah sekitar Maluku untuk membeli rempah-rempah. Agama Katolik juga dibawa oleh penjajah Belanda.
Ajaran utama Agama Katolik adalah hukum cinta kasih. Hukum tersebut mengajarkan untuk mencintai sesama seperti mencintai diri sendiri, juga diajarkan untuk mencintai musuh kita, walaupun musuh tersebut telah menyakiti kita habis-habisan. Pemimpin agama katolik biasa dipanggil dengan sebutan Pastur. Hari raya umat Katolik adalah hari raya Natal. Tempat ibadah Agama Katolik adalah di Gereja. Sedangkan kitab suci Agama Katolik disebut Alkitab. Alkitab bisa disebut Injil. Namun Injil di sini dapat dibenarkan dalam arti kabar gembira, yaitu suatu berita yang menggembirkan karena Tuhan mendatangi, menyapa, dan menyelamatkan manusia dari kuasa dosa. Alkitab dibagi menjadi dua bagian yaitu Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama. Pejanjian Lama, diwahyukan sebelum Yesus Kristus lahir di dunia. Perjanjian Baru diwahyukan sesudah Yesus Kristus lahir di dunia. Pada Perjanjian Lama, perjanjian itu diawali dengan janji Tuhan pada Abraham. Sedangkan pada Perjajian Baru, pejanjian diadakan oleh Yesus saat malam perjamuan terakhir.
5)      Kristen
Seperti halnya Agama Katolik, Agama Kristen masuk ke Indonesia melalui pedagang-pedagang Porugis yang berdagang di sekitar Maluku. Mereka berada di Maluku untuk membeli rempah-rempah. Penjajahan Belanda juga turut berperan dalam penyebaran Kristen di Indonesia. Ajaran, kitab suci, hari raya, dan tempat ibadah Agama Kristen, sama dengan Agama Katolik. Karena sebenarnya, Kristen adalah bagian dari Katolik. Kristen melepaskan diri dari Katolik. Karena pada jaman itu para pemuka agama katolik sering kali memanfaatkan jabatannya demi kepentingan pribadi dan untuk memuaskan hawa nafsu. Oleh karena itu, sebagian umat katolik mencoba melepaskan diri dari Katolik dan membentuk perkumpulan saat ini fungsi utama pemuka agama katolik telah kembali seperti semula.
6)      Khonghucu
Khonghucu adalah agama yang berasal dari Cina. Khonghucu, masuk ke Indonesia melalui para penduduk Cina yang mengembara ke Indonesia. Tempat ibadah Agama Khonghucu adalah di Klenteng. Sedangkan kitab sucinya ada tiga, yaitu Kitab Suci Wu Cing (Ngo King: kitab yang lima), Kitab Suci Su Si (kitab yang empat), dan Hau King (kitab Bakti). Hari raya Khonghucu Adalah hari raya Imlek.
Tujuan hidup yang dicita-citakan dalam Konfusianisme adalah menjadi seorang kuncu. Kuncu berarti: manusia budiman. Untuk mencapai kuncu, seseorang harus dapat menerapkan dan melaksanakan ajaran Khonghucu dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kuncu identik dengan orang yang memiliki moralitas tinggi, yang dapat mendekati moralitas nabi.
Bersumber dari kitab sucinya, terutama Su Si dan Hau King, Khonghucu sangat menekankan nilai-nilai etika baik dalam kehidupan rumah tangga, dalam kelompok jemaah seagama, maupun dalam masyarakat dan pemerintahan.
7)      Aliran Kepercayaan
Aliran kepercayaan (agama tidak resmi) yang berada di Indonesia biasanya tidak memiliki kitab suci dan tempat ibadah. Aliran kepercayaan biasa muncul dari budaya-budaya adat suatu daerah. Contoh aliran kepercayaan adalah: Aliran Sumanah, Aliran Budi Dharma, Paguyuban Ngesti Tunggal, Sabta Dharma, dan lain-lain. Dalam aliran kepercayaan bukan animisme dan dinamisme, biasanya lebih mengajarkan pada nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam kehidupan masyarakat. Jika dalam aliran kepercayaan animisme dan dinamisme biasanya mengajarkan untuk mengagungkan suatu benda atau tempat yang memiliki kekuatan mistis. Namun, aliran ini masih tetap menjunjung tinggi nilai-nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Terutama norma kesopanan.


BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
  Sosiologi secara umum adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat secara empiris untuk mencapai hukum kemasyarakatan yang seumum-umumnya. Sosiologi juga dapat diartikan sebagai ilmu tentang perilaku social ditinjau dari kecenderungan individu dengan individu lain, dengan memperhatikan simbol-simbol interaksi. Agama menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah system atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebaktian dan kewajiban- kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut. Kata “Agama” berasal dari bahasa Sangsekerta agama yang berarti “Tradisi”.
Sosiologi agama adalah suatu cabang sosiologi umum yang mempelajari masyarakat agama secara sosiologis guna mencapai keterangan-keterangan ilmiah dan pasti, demi kepentingan masyarakat agama itu sendiri dan masyarakat luas pada umumnya.




[1] J, Dwi Narwoko-Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan, (Ed.) 1,Cet 1, (Jakarta : Kencana, 2004) , hlm. 2.
[2] Drs. Laurent Widyasusanto, Penuntun Belajar Sosiologi, (Jakarta : Pradaya Paramitha), 1996, hlm. 87.
[3] Tom Campbell, Tujuh Teori Social Sketsa Penilaian Perbandingan, (Jokjakarta : Kanisius, 1994), hlm. 165.
[4] Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Social Sebuah Kajian Pendekatan Structural, Pengantar Hamid Hasan, Editor, Rini Rachmatika, Ed.1, Cet.1, (Jakarta : Bumi Aksara, 2007), hl. 87-88.
[5] Betty R. Schraf, Sosiologi Agama, (Jakarta : Kencana, 2004), hlm. 74.
[6] http://bud1purn4m4.wordpress.com/2010/05/04/sosiologi-agama/
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Agama merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan masyarakat yang perlu dipelajari oleh antropolog ataupun para ilmuan social lainnya. Di dalam kehidupan masyarakat, agama muncul karena sifat ketauhidan masyarakat tersebut. Oleh karena itu agama perlu dipelajari dan dihayati oleh manusia karena kebutuhan manusia terhadap sang maha pencipta. Di dalam agama dijumpai ungkapan materi dan budaya dalam tabiat manusia serta dalam system nilai, moral, etika, kajian, agama, khususunya agama islam merupakan kebutuhan hidup bagi masyarakat Indonesia, khususnya mayoritas. Oleh karena itu, kajian agama seperti Islam, Budha, Hindu, tidak hanya sebatas konsep saja, teori dan aspek-aspek kehidupan manusia beserta hukumnya. Tapi harus dihayati dan direnungi untuk diamalkan dalam kehidupan manusia. Ide-ide keagamaan dan konsep-konsep keagamaan itu tidak dipaksa oleh hal-hal yang bersifat fisik tapi bersifat rohani. Karenanya agama merupakan suatu institusi ajaran yang menyajikan lapangan ekspresi dan implikasi yang begitu hukum ataupun undang-undang yang dibuat oleh masyarakat.
B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah kali ini :
1.      Apa pengertian sosiologi ?
2.      Apa pengertian agama ?
3.      Bagaimanakah kajian agama yang bagi masyarakat berskala kecil ?
4.      Apa saja macam-macam agama yang di anut di Indonesia ?
C. Tujuan Penulisan :
1.      Ingin mengetahui pengertian sosiologi menurut para ahli
2.      Ingin mengetahui pengertian agama menurut pandangan sebagian ulama
3.      Ingin mengetahui kajian agama bagi masyarakat berskala kecil
4.      Ingin mengetahui macam-macam agama yang di anut di Indonesia


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Sosiologi
     Berikut ini definisi-definisi sosiologi yang dikemukakan beberapa ahli :
1.      Emile Durkheim Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta social, yakni fakta yang mengandung cara bertindak, berfikir, berperasan yang berada diluar individu dimana fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.
2.       Selo Sumardjandan Soelaeman Soemardi Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur social dan proses-proses sosial termasuk perubahan social.
3.      Soerjono Soekanto Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
     Sosiologi secara umum adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat secara empiris untuk mencapai hukum kemasyarakatan yang seumum-umumnya. Sosiologi juga dapat diartikan sebagai ilmu tentang perilaku social ditinjau dari kecenderungan individu dengan individu lain, dengan memperhatikan simbol-simbol interaksi.
     Sosiologi pada hakikatnya bukanlah semata-mata ilmu murni (pure science) yang hanya mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak demi usaha peningkatan kualitas ilmu itu sendiri, namun sosiologi bisa juga menjadi ilmu terapan (applied science) yang menyajikan cara-cara untuk mempergunakan pengetahuan ilmiahnya guna memecahkan masalah praktis atau masalah social yang perlu ditanggulangi. (Horton dan Hunt,1987:41).[1]

B.     Pengertian Agama
       Agama menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah system atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebaktian dan kewajiban- kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut. Kata “Agama” berasal dari bahasa Sangsekerta agama yang berarti “Tradisi”. Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah realigi yang berasal dari bahasa latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti “Mengikat kembali”. Maksudnya dengan bereligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata Agama. Agama adalah bentuk hubungan pribadi antar manusia dengan Allah. Beragama menyangkut aspek hubungan vertical dan horizontal.
a)      Vertical Dimana manusia dalam hubungannya dengan sang pencipta. Harus hormat, tunduk, patuh pada hukum dan perintahnya. Melaksanakan perintah Allah dengan kesungguhan. Itulah ibadah manusia.
b)      Horizontal Dimana manusia dalam hubungannya dengan manusia lain sebagai ciptaan Allah. Manusia waji bersahabat, saling menyayangi, saling menghargai bekerja sama dengan orang lain dalam usaha mencintai kebahagiaan besama disurga.[2]
       Namun akan sedikit sulit mendefinisikan pengertian agama itu sendiri. Hal tersebut diakui sendiri oleh Mukti Ali, salah seorang pakar ilmu perbandingan agama di Indonesia yang mengatakan; “Barangkali tak ada kata yang paling sulit diberikan pengertian dan definisinya selain dari kata Agama”. Menurut Mukti Ali, terdapat tiga argumentasi yang dapat dijadikan alasan dalam menanggapi statement tersebut:
1)      Pertama karena pengalaman agama adalah soal batin dan subjektif.
2)       Kedua barangkali tidak ada orang yang begitu semangat dan emosional dari pada membicarakan agama. Karena itu, membahas arti agama selalu dengan emosi yang kuat.
3)      Ketiga konsep tentang agama akan dipengaruhi oleh tujuan orang yang memberikan pengertian agama.
Mohammad Natsir pernah mengatakan agama adalah hal yang disebut sebagai problem of ultimate concern, suatu problem kepentingan mutlak, yang berarti jika seseorang membicarakan soal agamanya maka ia tidak dapat tawar menawar. Namun begitu bukan berarti agama tidak dapat diberikan pengertian secara umum.
Dalam memberikan definisi tersebut, para ahli menempuh beberapa cara;
1)      Dengan menggunakan analisis etimologis, yaitu yang menganalisis konsep bawaan dari kata agama atau kata lainnya yang digunakan dalam arti yang sama.
2)      Analisis deskriptif, yang menganalisis gejala atau fenomena kehidupan manusia secara nyata.
Berbicara mengenai agama maka terdapat tiga padanan kata yang semakna dengannya yaitu, religi, al-din dan agama. Walaupun sebagian pendapat ada yang mengatakan bahwa ketiganya berbeda satu sama lainnya seperti pendapat Sidi Gazalba dan Zainal Arifin Abbas yang mengatakan al-din lebih luas pengertiannya dari pada religi dan agama.
Agama dan religi hanya berisi hubungan manusia dengan tuhan saja sedangkan al-din berisi hubungan manusia dengan tuhan dan hubungan manusia dengan manusia. Sedangkan menurut Zainal Arifin Abbas, kata al-din (memakai awalan al-ta’rif) hanya ditujukan pada islam saja. Sedangkan pendapat yang mengatakan ketiga kata diatas mempunyai makna yang sama seperti Endang Saifuddin Anshari dan Faisal Ismail. Perbedaannya hanya terletak pada segi bahasanya saja. Kemudian secara etimologis agama berasal dari bahasa sangsekerta, masuk dalam perbendaharaan bahasa melayu (Nusantara) dibawa oleh agama Hindu dan Budha. Pendapat yang lebih ilmiah, agama berarti jalan. Maksudnya jalan hidup atau jalan yang harus ditempuh oleh manusia sepanjang hidupnya atau jalan yang menghubungkan antara sumber dan tujuan hidup manusia, atau jalan yang menunjukan darimana, bagaimana dan hendak kemana manusia didunia ini.
Religi berasal dari kata religie (bahasa belanda) atau religion (bahasa inggris), masuk dalam perbendaharaan bahasa Indonesia dibawa oleh orang-orang barat yang menjajah bangsa Indonesia. Religi mempunyai pengertian sebagai keyakinan akan adanya kekuatan gaib yang suci, menentukan jalan hidup dan mempengaruhi kehidupan manusia yang dihadapi secara hati-hati dan diikuti jalan dan aturan serta norma-normanya dengan ketat agar tidak sampai menyimpang atau lepas dari kehendak jalan yang telah ditetapkan oleh kekuatan gaib suci tersebut.
Din berasal dari bahasa arab yang berarti undang-undang atau hokum yang harus di tunaikan oleh manusia dan mengabaikannya berarti hutang yang akan dituntut untuk ditunaikan dan akan mendapatkan hukuman atau balasan jika ditinggalkan. Dari etimologis ketiga kata di atas maka dapat diambil pengertian bahwa agama (religi,din) :
1.      Merupakan jalan hidup yang harus ditempuh oleh manusia untuk mewujudkan kehidupan yang aman, tentram dan sejahtera;
2.      Bahwa jalan hidup tersebut berupa aturan, nilai atau norma yang mengatur kehidupan manusia yang dianggap sebagai kekuatan mutlak, gaib dan suci yang harus diikuti dan ditaati;
3.      Aturan tersebut ada, tumbuh dan berkembang bersama dengan tumbuh dan berkembangnya kehidupan manusia, masyarakat dan budaya.
Secara terminology dalam ensiklopedia Nasional Indonesia, agama diartikan aturan atau tata cara hidup manusia dengan hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya. Dalam Al-Qur’an agama sering disebut dengan istilah Din. Istilah ini merupakan istilah bawaan dari ajaran islam sehingga mempunyai kandungan makna yang bersifat umum dan universal. Artinya konsep yang ada pada istilah din seharusnya mencakup makna-makna yang ada pada istilah agama dan religi.
Konsep din dalam Al-Qur’an diantaranya terdapat pada surat Al-Maidah ayat 3 yang mengungkapkan konsep aturan, hukum atau perundang-undangan hidup yang harus dilaksanakan oleh manusia. Islam sebagai agama namun tidak semua agama itu islam.
Surat Al-Kafirun ayat 1-6 mengungkapkan tentang konsep ibadah manusia dan kepada siapa ibadah itu diperuntukkan. Dalam surat As-Syura ayat 13 mengungkapkan din sebagai sesuatu yang disyariatkan oleh Allah.
Dalam surat As-Syura ayat 21 Din juga dikatakan sebagai sesuatu yang disyariatkan oleh yang dianggap Tuhan atau yang dipertuhankan selain Allah. Karena din dalam ayat tersebut adalah sesuatu yang disyariatkan, maka konsep din berkaitan dengan konsep syariat, konsep syariat pada dasarnya adalah “jalan” yaitu jalan hidup manusia yang ditetapkan oleh Allah. Pengertian ini berkembang menjadi aturan atau undang-undang yang mengatur jalan kehidupan sebagaimana ditetapkan oleh tuhan.
Pada ayat lain, yakni di surat Ar-Rum ayat 30, konsep agama juga berkaitan dengan konsep fitrah, yaitu konsep yang berhubungan dengan penciptaan manusia. Agama dalam arti sempit ialah seperangkat kepercayaan, dogma, peraturan etika, praktek penyembahan, amal ibadah terhadap Tuhan atau dewa-dewa tertentu. Dalam arti luas, agama adalah suatu kepercayan atau seperangkat nilai yang menimbulkan ketaatan pada seseorang atau kelompok tertentu kepada sesuatu yang mereka kagumi, cita-citakan dan hargai.
 Ada beberapa definisi sosiologi agama yang dapat kita ketahui, diantaranya adalah :
1.      Sosiologi agama adalah ilmu yang membahas tentang hubungan antara berbagai kesatuan masyarakat, perbedaan atau masyarakat secara utuh dengan berbagai system agama, tingkat dan jenis spesialisasi berbagai peranan agama dalam berbagai masyarakat dan system keagamaan yang berbeda.
2.      Sosiologi agama adalah studi tentang fenomena social, dan memandang agama sebagai fenomena social. sosiologi agama selalu berusaha untuk menemukan prinsip-prinsip umum mengenai hubungan agama masyarakat.
3.      Sosiologi agama adalah suatu cabang sosiologi umum yang mempelajari masyarakat agama secara sosiologis guna mencapai keterangan-keterangan ilmiah dan pasti, demi kepentingan masyarakat agama itu sendiri dan masyarakat luas pada umumnya.
4.      Sosiologi agama menjadi disiplin ilmu tersendiri sejak munculnya karya Weber dan Durkheim. Jika tugas dari sosiologi umum adalah untuk mencapai hukum kemasyarakatan yang seluas-luasnya, maka tugas dari sosiologi agama adalah untuk mencapai keterangan-keterangan ilmiah tentang masyarakat agama khususnya .
Dalam perkembangannya, sosiologi agama memiliki empat mazhab, yaitu Klasik positivisme, Teori konflik, dan Fungsional (Hendropuspito, 1983:24) * Emile Durkheim (http://wikipedia.org)
Durkheim adalah seorang murid yang ragu-ragu tetapi setia dari auguste comte (1798-1857), perintis positivism perancis yang menciptakan kata sosiologi.[3] Jika mazhab klasik memiliki karakteristik yang lebih bercorak sosiologi dasar dari pada sosiologi agama, dengan pengecualian Durkheim dan Weber, mazhab positivisme, memiliki karakteristik dimana ia bukan dirinya dengan kualifikasi dari dimensi masyarakat yang kualitatif, dengan kata lain memberikan kesimpulan-kesimpulan yang netral tanpa diwarnai pertimbangan teologis maupun filosofis, berbeda dengan mazhab teori konflik, dimana masyarakat yang sehat bercirikan masyarakat yang hidup dalam situasi konfliktual. Sebaliknya, masyarakat yang dalam keadaan Equilibriun dianggapnya sebagai masyarakat tertidur dan stagnan dalam kemajuan (Hendropuspito, 1983:25). Disisi lain aliran ini pun sering disebut sosiologi agama yang kritis.
Sedangkan mazhab fungsionalis, memiliki karakteristik yang berasumsi bahwa masyarakat itu merupakan suatu system perimbangan, setiap kelompok memberikan kontribusinya yang khas dalam membentuk system perimbangan secara keseluruhan (Hendropuspito, 1983:26).[4]

C.    Agama Bagi Masyarakat Berskala Kecil
            Masyarakat itu kelompok yang terorganisasi dan masyarakat itu suatu kelompok yang berfikir tentang dirinya sendiri yang berbeda dengan kelompok yang lain. Oleh karena itu orang yang berjalan bersama-sama atau duduk bersama-sama yang tidak terorganisasi bukanlah masyarakat. Kelompok yang tidak berfikir tentang kelompoknya sebagai suatu kelompok bukanlah masyarakat.
            Oleh karena itu kelompok burung yang terbang bersama dan semut yang berbaris rapi bukanlah masyarakat dalam arti yang sebenarnya sebab mereka berkelompok hanya berdasarkan naluri saja. [5]
Znaniecki menyatakan bahwa masyarakat merupakan suatu system yang meliputi unit biofisik para individu yang bertempat tinggal pada suatu daerah geografis tertentu selama periode waktu tertentu dari suatu generasi. Dalam sociology suatu masyarakat dibentuk hanya dalam kesejajaran kedudukan yang diterapkan dalam suatu organisasi. (F Znaniecki, 1950, p. 145),
            Oleh karena itu masyarakat bukanlah kelompok yang berkumpul secara mekanis akan tetapi berkumpul secara sistematik. Manusia yang satu dengan manusia yang lain saling memberi, manusia dengan lingkungannya selain menerima dan saling memberi. Konsep ini dipengaruhi oleh konsep pandangan ekologis terhadap satwa sekalian alam. Masyarakat agama tidak lain ialah suatu persekutuan hidup (baik dalam lingkup sempit maupun luas) yang unsure konstitutif utamanya adalah agama atau nilai-nilai keagamaan.
Pada kesimpulannya agama merupakan suatu kepercayaan yang dianut oleh sebagian masyarakat dalam hal mempercayai eksistensi Allah Swt dengan segala konsep dan ajarannya yang dibawa oleh rasulnya yang memiliki kitab yang diyakini oleh pengikutnya. Keperayaan akan Tuhan, merupakan sesuatu yang sudah ada sejak zaman dulu dalam kehidupan manusia.
            Agama adalah sebuah konsep yang mengatur tingkah laku, etika, moral dalam kehidupan sehari-hari. Keadaan fenomena keagamaan yang ruwet serta segala refleksinya didalam sejumlah aspek-aspek kehidupan lain, telah menarik perhatian dari para sarjana dari berbagai disiplin. Seperti para sejarawan, filosof dan para psikolog, masing-masing telah mengkaji agama menurut metode mereka sendiri.
            Pada pembahasan ini, masyarakat berskala kecil itu meliputi warga pedesaan, orang-orang awam yang tidak tersentuh oleh kehidupan modernisasi. Pada dasarnya keyakinan mereka akan kepercayaan agama yang mereka anut begitu kuat dan kental, tapi bilamana kehidupan modernisasi sudah merasuk mereka. Maka seolah-olah mereka terprofokasi oleh lingkungan baru mereka, hal itu cenderung kepada penghianatan agama, sehingga kurangnya amalan-amalan yang seharusnya mereka lakukan. Dalam hal ini, penulis mencoba mengkaji seperti apa agama samawi dalam masyarakat berskala kecil?. Bahwasannya agama samawi itu adalah agama langit yaitu islam yang merupakan keyakinan yang mayoritas di Indonesia yang bukan sesuatu yang baru yang dianut oleh masyarakat berskala kecil.
            Agama pada hakekatnya merupakan sesuatu yang konon membawa pengikutnya pada kebenaran, dalam hal ini penulis membatasi pembahasan ini pada seperti apa agama samawi dalam pandangan masyarakat berskala kecil, kajian dalam hal agama merupakan sesuatu yang menarik untuk dibahas dan diperbincangkan oleh para agamawan.
            Agama pada masyarakat terdiri dari dua, yaitu agama samawi dan agama ard. Agama samawi adalah agama dari langit sedangkan agama ard adalah agama ciptaan manusia. Pada kenyataannya agama merupakan jalan menuju Tuhan, akan tetapi jalan tersebut bagaikan macam-macam air sungai yang mengalir kepada satu muara yaitu laut. Tetapi kadang-kadang air yang disungai untuk menuju kelaut penuh kendala, misalnya banyak air sungai yang tercemar karena polusi, kadang kala air dari sungai tidak sampai kelaut, dan hanya sedikit air yang bersih (tawar) yang sampai kelaut. Seperti halnya agama “jalan menuju Tuhan”, akan tetapi jalan menuju Tuhan itu kadang-kadang banyak yang tidak sampai ke Tuhan dan ada yang sampai ke Tuhan.
Lalu untuk apa agama didunia ini?
Bila kita kaji secara teliti tertentu beranekaragam agama yang ada di dunia yang ada pada masyarakat yang seolah-olah memiliki cara atau pendekatan sendiri, misalnya :
Bagaimanakah iman itu?
            Konsep yang dibawanya, ajarannya, serta cara-cara pendekatan kita kepada Tuhan yang berbeda, tetapi tujuannya sama yaitu untuk dekat kepada sang maha pencipta. Walaupun pada kenyataannya banyak agama yang tidak sesuai dengan konsep tauhid yang dibawah oleh Rasul pembawa risalah akhir zaman (Nabi Muhammad Saw). Agama bukan hal yang baru bagi masyarakat, pandangan masyarakat terhadap agama merupakan segi yang berbeda menurut para sejarawan, filosof, linguist, dan para psikolog.
            Dalam pandangan sejarawan, agama merupakan sesuatu konsep yang harus dipelajari dari sejarahnya dan juga bukan hanya inti sari agama itu sendiri, tapi pengalaman dan prakteknya yang harus dilakukan oleh pengikutnya.[6]

1)        Hindu
Agama Hindu adalah agama yang pertama masuk ke Indonesia. Hindu masuk ke Indonesia melalui pedagang-pedagang dari India yang berdagang di selat Malaka. Para pedagang tersebut berdagang rempah-rempah dan sutra sambil menyebarkan agama Hindu. Sebelum Hindu masuk ke Indonesia, mayoritas penduduknya menganut aliran kepercayaan. Aliran keperyaan yang dianut biasanya aliran animism dan dinamisme.
Pemuka Agama Hindu adalah Wasi. Sedangkan tempat ibadah umat hindu adalah di pura. Hari besar Hindu disebut nyepi. Saat nyepi, umat hindu berada di dalam rumah dan merefleksi hidupnya, agar mereka dapat hidup lebih baik. Dasar dari ajaran agama Hindu berasal dari Kitab Suci Weda, yang merupakan Kitab Suci Agama Hindu. Para umat penganut Hindu selalu memegang teguh, ajran-ajaran yang berasal dari Kitab Suci Weda. Weda adalah sabda suci atau wahyu Tuhan Yang Maha Esa yang diterima oleh para Maharesi. Keterangan ini terdapat dalam Kitab Bhumikabhasya, karya Maharesi Sayana. Resi disebut sebagai mantra drstah, yang artinya adalah orang-orang yang melihat mantra. Kitab Suci Weda dikenal dengan berbagai nama antara lain:
1.      Kitab Sruti yang artinya bahwa Kitab Weda adalh wahyu yang diterima melalui pendengaran suci atau kemekaran intuisi para Maharesi.
2.      Kitab Rahasya, karena inti ajarannya adalah usaha mencapai tujuan hidup yang tertinggi, berupa Moksa.
3.      Kitab Mantra, karena memuat nyanyi-nyanyian pujian.
Dalam Kitab Weda, terdapat empat tujuan manusia. Tujuan-tujuan tersebut adalah keadilan, kekayaan, keinginan, dan pembebaasan. Namun tujuan-tujuan tersebut harus dicapai secara berpasangan: keadilan dengan kekayaan. Kekayaan harus didapatkan dengan keadialan. Lalu keinginan dengan pembebasan. Semua keinginan untuk mencapai pembebasan. Jika manusia mengambil secara terpisah, maka semuanya tidak akan didapat. (A Recapitulation of Sathya Sai Baba’s Divine Teachings oleh Grace J. Mc Martin. 1982; hlm. 12).
2)      Buddha
Agama Buddha masuk ke Indonesia beberapa tahun setelah masuknya Hindu. Pemuka Agama Buddha, biasa disebut biksu (laki-laki) dan, biksuni (perempuan). Tempat ibadah umat buddha disebut Vihara. Sedang hari besarnya adalah Hari Waisak. Tujuan utama umat buddha adalah mencapai Nibbana. Untuk mencapai Nibbana, umat budda melakukan punna (berpahala) sebagai penghormatan tertinggi pada Buddha.
Kitab suci Agama Buddha adalah Kitab Suci Tripitaka. Kata Tipitaka (Pali) atau Tripitaka (Sansekerta) terdiri dari kata “Ti” dan “pitaka”, “ti” (tri) artinya “tiga” sedangkan “pitaka” artinya “kelopok” “atau keranjang tempat penyimpanan” ajaran Sang Buddha. Buddha membimbing umatnya memalui jalan Ariya (mulia) yang berunsur delapan, yaitu pandangan benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, mata pencaharian benar, usaha benar, perhatian benar,dan meditasi benar .
3)      Islam.
Isalam masuk ke Indonesia melalui para pedagang dari Arab dan Gujarad yang berdagang di selat Malaka. Mereka berdagang sambil menyebarkan agama Islam. Bahkan banyak pedagang Arab yang menikah dengan penduduk pribumi di Indonesia, khususnya di daerah Aceh dan sekitarnya. Oleh karena itu, mayoritas dari penduduk Aceh beragama Islam. Bahkan Aceh sering kali disebut sebagai Serambi Mekkah. Menurut Agama Islam, manusia diciptakan oleh Alloh tidak untuk hidup sia-sia, namun diberi amanat untuk beribadah kepada-Nya. Melalui Ibadah, manusia dapat mencapai kehidupan yang berguna dan dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan  akhirat. Pemuka Agama Islam biasa disebut Ustadz atau Imam. Hari raya umat Islam adalah hari raya Idul Fitri. Tempat ibadah umat Islam di Masjid. Sedangkan kitab suci Agama Islam adalah Kitab Suci Alquran. Pada sejarah tentang Agama Islam, bahwa Alquran adalah Kalam (perkataan) Alloh SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaekat Jibril dengan lafal dan maknanya (QS. 26:192-195). Alquran sebagai Kitab Allah, menempati posisi sebagai sumber pertama dan utama dari seluruh ajaran Islam dan berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Alqaranul Karim ialah Kalamullah (firman Alloh) yang diwahyukan kepada Rasul-Nya yang terakir (Nabi Muhammad SAW), yang dipandang dapat dibaca dan harus dijadikan pedoman hidup seluruh umat manusia sampai akhir zaman. Alquran diturunkan secara bertahab selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Nabi Mohammad SAW lahir pada tanggal 6 Agustus 610 M. Ayat Alquran pertama kali diturunkan di Mekkah pada tanggal 17 Ramadan tahun ke-41 dari kelahiran Nabi Mohammad.
4)      Katolik
Agama Katolik masuk ke Indonesia melalui para pedagang dari Portugis. Pedagang tersebut berdagang di daerah sekitar Maluku untuk membeli rempah-rempah. Agama Katolik juga dibawa oleh penjajah Belanda.
Ajaran utama Agama Katolik adalah hukum cinta kasih. Hukum tersebut mengajarkan untuk mencintai sesama seperti mencintai diri sendiri, juga diajarkan untuk mencintai musuh kita, walaupun musuh tersebut telah menyakiti kita habis-habisan. Pemimpin agama katolik biasa dipanggil dengan sebutan Pastur. Hari raya umat Katolik adalah hari raya Natal. Tempat ibadah Agama Katolik adalah di Gereja. Sedangkan kitab suci Agama Katolik disebut Alkitab. Alkitab bisa disebut Injil. Namun Injil di sini dapat dibenarkan dalam arti kabar gembira, yaitu suatu berita yang menggembirkan karena Tuhan mendatangi, menyapa, dan menyelamatkan manusia dari kuasa dosa. Alkitab dibagi menjadi dua bagian yaitu Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama. Pejanjian Lama, diwahyukan sebelum Yesus Kristus lahir di dunia. Perjanjian Baru diwahyukan sesudah Yesus Kristus lahir di dunia. Pada Perjanjian Lama, perjanjian itu diawali dengan janji Tuhan pada Abraham. Sedangkan pada Perjajian Baru, pejanjian diadakan oleh Yesus saat malam perjamuan terakhir.
5)      Kristen
Seperti halnya Agama Katolik, Agama Kristen masuk ke Indonesia melalui pedagang-pedagang Porugis yang berdagang di sekitar Maluku. Mereka berada di Maluku untuk membeli rempah-rempah. Penjajahan Belanda juga turut berperan dalam penyebaran Kristen di Indonesia. Ajaran, kitab suci, hari raya, dan tempat ibadah Agama Kristen, sama dengan Agama Katolik. Karena sebenarnya, Kristen adalah bagian dari Katolik. Kristen melepaskan diri dari Katolik. Karena pada jaman itu para pemuka agama katolik sering kali memanfaatkan jabatannya demi kepentingan pribadi dan untuk memuaskan hawa nafsu. Oleh karena itu, sebagian umat katolik mencoba melepaskan diri dari Katolik dan membentuk perkumpulan saat ini fungsi utama pemuka agama katolik telah kembali seperti semula.
6)      Khonghucu
Khonghucu adalah agama yang berasal dari Cina. Khonghucu, masuk ke Indonesia melalui para penduduk Cina yang mengembara ke Indonesia. Tempat ibadah Agama Khonghucu adalah di Klenteng. Sedangkan kitab sucinya ada tiga, yaitu Kitab Suci Wu Cing (Ngo King: kitab yang lima), Kitab Suci Su Si (kitab yang empat), dan Hau King (kitab Bakti). Hari raya Khonghucu Adalah hari raya Imlek.
Tujuan hidup yang dicita-citakan dalam Konfusianisme adalah menjadi seorang kuncu. Kuncu berarti: manusia budiman. Untuk mencapai kuncu, seseorang harus dapat menerapkan dan melaksanakan ajaran Khonghucu dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kuncu identik dengan orang yang memiliki moralitas tinggi, yang dapat mendekati moralitas nabi.
Bersumber dari kitab sucinya, terutama Su Si dan Hau King, Khonghucu sangat menekankan nilai-nilai etika baik dalam kehidupan rumah tangga, dalam kelompok jemaah seagama, maupun dalam masyarakat dan pemerintahan.
7)      Aliran Kepercayaan
Aliran kepercayaan (agama tidak resmi) yang berada di Indonesia biasanya tidak memiliki kitab suci dan tempat ibadah. Aliran kepercayaan biasa muncul dari budaya-budaya adat suatu daerah. Contoh aliran kepercayaan adalah: Aliran Sumanah, Aliran Budi Dharma, Paguyuban Ngesti Tunggal, Sabta Dharma, dan lain-lain. Dalam aliran kepercayaan bukan animisme dan dinamisme, biasanya lebih mengajarkan pada nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam kehidupan masyarakat. Jika dalam aliran kepercayaan animisme dan dinamisme biasanya mengajarkan untuk mengagungkan suatu benda atau tempat yang memiliki kekuatan mistis. Namun, aliran ini masih tetap menjunjung tinggi nilai-nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Terutama norma kesopanan.


BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
  Sosiologi secara umum adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat secara empiris untuk mencapai hukum kemasyarakatan yang seumum-umumnya. Sosiologi juga dapat diartikan sebagai ilmu tentang perilaku social ditinjau dari kecenderungan individu dengan individu lain, dengan memperhatikan simbol-simbol interaksi. Agama menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah system atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebaktian dan kewajiban- kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut. Kata “Agama” berasal dari bahasa Sangsekerta agama yang berarti “Tradisi”.
Sosiologi agama adalah suatu cabang sosiologi umum yang mempelajari masyarakat agama secara sosiologis guna mencapai keterangan-keterangan ilmiah dan pasti, demi kepentingan masyarakat agama itu sendiri dan masyarakat luas pada umumnya.




[1] J, Dwi Narwoko-Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan, (Ed.) 1,Cet 1, (Jakarta : Kencana, 2004) , hlm. 2.
[2] Drs. Laurent Widyasusanto, Penuntun Belajar Sosiologi, (Jakarta : Pradaya Paramitha), 1996, hlm. 87.
[3] Tom Campbell, Tujuh Teori Social Sketsa Penilaian Perbandingan, (Jokjakarta : Kanisius, 1994), hlm. 165.
[4] Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Social Sebuah Kajian Pendekatan Structural, Pengantar Hamid Hasan, Editor, Rini Rachmatika, Ed.1, Cet.1, (Jakarta : Bumi Aksara, 2007), hl. 87-88.
[5] Betty R. Schraf, Sosiologi Agama, (Jakarta : Kencana, 2004), hlm. 74.
[6] http://bud1purn4m4.wordpress.com/2010/05/04/sosiologi-agama/
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Agama merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan masyarakat yang perlu dipelajari oleh antropolog ataupun para ilmuan social lainnya. Di dalam kehidupan masyarakat, agama muncul karena sifat ketauhidan masyarakat tersebut. Oleh karena itu agama perlu dipelajari dan dihayati oleh manusia karena kebutuhan manusia terhadap sang maha pencipta. Di dalam agama dijumpai ungkapan materi dan budaya dalam tabiat manusia serta dalam system nilai, moral, etika, kajian, agama, khususunya agama islam merupakan kebutuhan hidup bagi masyarakat Indonesia, khususnya mayoritas. Oleh karena itu, kajian agama seperti Islam, Budha, Hindu, tidak hanya sebatas konsep saja, teori dan aspek-aspek kehidupan manusia beserta hukumnya. Tapi harus dihayati dan direnungi untuk diamalkan dalam kehidupan manusia. Ide-ide keagamaan dan konsep-konsep keagamaan itu tidak dipaksa oleh hal-hal yang bersifat fisik tapi bersifat rohani. Karenanya agama merupakan suatu institusi ajaran yang menyajikan lapangan ekspresi dan implikasi yang begitu hukum ataupun undang-undang yang dibuat oleh masyarakat.
B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah kali ini :
1.      Apa pengertian sosiologi ?
2.      Apa pengertian agama ?
3.      Bagaimanakah kajian agama yang bagi masyarakat berskala kecil ?
4.      Apa saja macam-macam agama yang di anut di Indonesia ?
C. Tujuan Penulisan :
1.      Ingin mengetahui pengertian sosiologi menurut para ahli
2.      Ingin mengetahui pengertian agama menurut pandangan sebagian ulama
3.      Ingin mengetahui kajian agama bagi masyarakat berskala kecil
4.      Ingin mengetahui macam-macam agama yang di anut di Indonesia


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Sosiologi
     Berikut ini definisi-definisi sosiologi yang dikemukakan beberapa ahli :
1.      Emile Durkheim Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta social, yakni fakta yang mengandung cara bertindak, berfikir, berperasan yang berada diluar individu dimana fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.
2.       Selo Sumardjandan Soelaeman Soemardi Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur social dan proses-proses sosial termasuk perubahan social.
3.      Soerjono Soekanto Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
     Sosiologi secara umum adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat secara empiris untuk mencapai hukum kemasyarakatan yang seumum-umumnya. Sosiologi juga dapat diartikan sebagai ilmu tentang perilaku social ditinjau dari kecenderungan individu dengan individu lain, dengan memperhatikan simbol-simbol interaksi.
     Sosiologi pada hakikatnya bukanlah semata-mata ilmu murni (pure science) yang hanya mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak demi usaha peningkatan kualitas ilmu itu sendiri, namun sosiologi bisa juga menjadi ilmu terapan (applied science) yang menyajikan cara-cara untuk mempergunakan pengetahuan ilmiahnya guna memecahkan masalah praktis atau masalah social yang perlu ditanggulangi. (Horton dan Hunt,1987:41).[1]

B.     Pengertian Agama
       Agama menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah system atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebaktian dan kewajiban- kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut. Kata “Agama” berasal dari bahasa Sangsekerta agama yang berarti “Tradisi”. Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah realigi yang berasal dari bahasa latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti “Mengikat kembali”. Maksudnya dengan bereligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata Agama. Agama adalah bentuk hubungan pribadi antar manusia dengan Allah. Beragama menyangkut aspek hubungan vertical dan horizontal.
a)      Vertical Dimana manusia dalam hubungannya dengan sang pencipta. Harus hormat, tunduk, patuh pada hukum dan perintahnya. Melaksanakan perintah Allah dengan kesungguhan. Itulah ibadah manusia.
b)      Horizontal Dimana manusia dalam hubungannya dengan manusia lain sebagai ciptaan Allah. Manusia waji bersahabat, saling menyayangi, saling menghargai bekerja sama dengan orang lain dalam usaha mencintai kebahagiaan besama disurga.[2]
       Namun akan sedikit sulit mendefinisikan pengertian agama itu sendiri. Hal tersebut diakui sendiri oleh Mukti Ali, salah seorang pakar ilmu perbandingan agama di Indonesia yang mengatakan; “Barangkali tak ada kata yang paling sulit diberikan pengertian dan definisinya selain dari kata Agama”. Menurut Mukti Ali, terdapat tiga argumentasi yang dapat dijadikan alasan dalam menanggapi statement tersebut:
1)      Pertama karena pengalaman agama adalah soal batin dan subjektif.
2)       Kedua barangkali tidak ada orang yang begitu semangat dan emosional dari pada membicarakan agama. Karena itu, membahas arti agama selalu dengan emosi yang kuat.
3)      Ketiga konsep tentang agama akan dipengaruhi oleh tujuan orang yang memberikan pengertian agama.
Mohammad Natsir pernah mengatakan agama adalah hal yang disebut sebagai problem of ultimate concern, suatu problem kepentingan mutlak, yang berarti jika seseorang membicarakan soal agamanya maka ia tidak dapat tawar menawar. Namun begitu bukan berarti agama tidak dapat diberikan pengertian secara umum.
Dalam memberikan definisi tersebut, para ahli menempuh beberapa cara;
1)      Dengan menggunakan analisis etimologis, yaitu yang menganalisis konsep bawaan dari kata agama atau kata lainnya yang digunakan dalam arti yang sama.
2)      Analisis deskriptif, yang menganalisis gejala atau fenomena kehidupan manusia secara nyata.
Berbicara mengenai agama maka terdapat tiga padanan kata yang semakna dengannya yaitu, religi, al-din dan agama. Walaupun sebagian pendapat ada yang mengatakan bahwa ketiganya berbeda satu sama lainnya seperti pendapat Sidi Gazalba dan Zainal Arifin Abbas yang mengatakan al-din lebih luas pengertiannya dari pada religi dan agama.
Agama dan religi hanya berisi hubungan manusia dengan tuhan saja sedangkan al-din berisi hubungan manusia dengan tuhan dan hubungan manusia dengan manusia. Sedangkan menurut Zainal Arifin Abbas, kata al-din (memakai awalan al-ta’rif) hanya ditujukan pada islam saja. Sedangkan pendapat yang mengatakan ketiga kata diatas mempunyai makna yang sama seperti Endang Saifuddin Anshari dan Faisal Ismail. Perbedaannya hanya terletak pada segi bahasanya saja. Kemudian secara etimologis agama berasal dari bahasa sangsekerta, masuk dalam perbendaharaan bahasa melayu (Nusantara) dibawa oleh agama Hindu dan Budha. Pendapat yang lebih ilmiah, agama berarti jalan. Maksudnya jalan hidup atau jalan yang harus ditempuh oleh manusia sepanjang hidupnya atau jalan yang menghubungkan antara sumber dan tujuan hidup manusia, atau jalan yang menunjukan darimana, bagaimana dan hendak kemana manusia didunia ini.
Religi berasal dari kata religie (bahasa belanda) atau religion (bahasa inggris), masuk dalam perbendaharaan bahasa Indonesia dibawa oleh orang-orang barat yang menjajah bangsa Indonesia. Religi mempunyai pengertian sebagai keyakinan akan adanya kekuatan gaib yang suci, menentukan jalan hidup dan mempengaruhi kehidupan manusia yang dihadapi secara hati-hati dan diikuti jalan dan aturan serta norma-normanya dengan ketat agar tidak sampai menyimpang atau lepas dari kehendak jalan yang telah ditetapkan oleh kekuatan gaib suci tersebut.
Din berasal dari bahasa arab yang berarti undang-undang atau hokum yang harus di tunaikan oleh manusia dan mengabaikannya berarti hutang yang akan dituntut untuk ditunaikan dan akan mendapatkan hukuman atau balasan jika ditinggalkan. Dari etimologis ketiga kata di atas maka dapat diambil pengertian bahwa agama (religi,din) :
1.      Merupakan jalan hidup yang harus ditempuh oleh manusia untuk mewujudkan kehidupan yang aman, tentram dan sejahtera;
2.      Bahwa jalan hidup tersebut berupa aturan, nilai atau norma yang mengatur kehidupan manusia yang dianggap sebagai kekuatan mutlak, gaib dan suci yang harus diikuti dan ditaati;
3.      Aturan tersebut ada, tumbuh dan berkembang bersama dengan tumbuh dan berkembangnya kehidupan manusia, masyarakat dan budaya.
Secara terminology dalam ensiklopedia Nasional Indonesia, agama diartikan aturan atau tata cara hidup manusia dengan hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya. Dalam Al-Qur’an agama sering disebut dengan istilah Din. Istilah ini merupakan istilah bawaan dari ajaran islam sehingga mempunyai kandungan makna yang bersifat umum dan universal. Artinya konsep yang ada pada istilah din seharusnya mencakup makna-makna yang ada pada istilah agama dan religi.
Konsep din dalam Al-Qur’an diantaranya terdapat pada surat Al-Maidah ayat 3 yang mengungkapkan konsep aturan, hukum atau perundang-undangan hidup yang harus dilaksanakan oleh manusia. Islam sebagai agama namun tidak semua agama itu islam.
Surat Al-Kafirun ayat 1-6 mengungkapkan tentang konsep ibadah manusia dan kepada siapa ibadah itu diperuntukkan. Dalam surat As-Syura ayat 13 mengungkapkan din sebagai sesuatu yang disyariatkan oleh Allah.
Dalam surat As-Syura ayat 21 Din juga dikatakan sebagai sesuatu yang disyariatkan oleh yang dianggap Tuhan atau yang dipertuhankan selain Allah. Karena din dalam ayat tersebut adalah sesuatu yang disyariatkan, maka konsep din berkaitan dengan konsep syariat, konsep syariat pada dasarnya adalah “jalan” yaitu jalan hidup manusia yang ditetapkan oleh Allah. Pengertian ini berkembang menjadi aturan atau undang-undang yang mengatur jalan kehidupan sebagaimana ditetapkan oleh tuhan.
Pada ayat lain, yakni di surat Ar-Rum ayat 30, konsep agama juga berkaitan dengan konsep fitrah, yaitu konsep yang berhubungan dengan penciptaan manusia. Agama dalam arti sempit ialah seperangkat kepercayaan, dogma, peraturan etika, praktek penyembahan, amal ibadah terhadap Tuhan atau dewa-dewa tertentu. Dalam arti luas, agama adalah suatu kepercayan atau seperangkat nilai yang menimbulkan ketaatan pada seseorang atau kelompok tertentu kepada sesuatu yang mereka kagumi, cita-citakan dan hargai.
 Ada beberapa definisi sosiologi agama yang dapat kita ketahui, diantaranya adalah :
1.      Sosiologi agama adalah ilmu yang membahas tentang hubungan antara berbagai kesatuan masyarakat, perbedaan atau masyarakat secara utuh dengan berbagai system agama, tingkat dan jenis spesialisasi berbagai peranan agama dalam berbagai masyarakat dan system keagamaan yang berbeda.
2.      Sosiologi agama adalah studi tentang fenomena social, dan memandang agama sebagai fenomena social. sosiologi agama selalu berusaha untuk menemukan prinsip-prinsip umum mengenai hubungan agama masyarakat.
3.      Sosiologi agama adalah suatu cabang sosiologi umum yang mempelajari masyarakat agama secara sosiologis guna mencapai keterangan-keterangan ilmiah dan pasti, demi kepentingan masyarakat agama itu sendiri dan masyarakat luas pada umumnya.
4.      Sosiologi agama menjadi disiplin ilmu tersendiri sejak munculnya karya Weber dan Durkheim. Jika tugas dari sosiologi umum adalah untuk mencapai hukum kemasyarakatan yang seluas-luasnya, maka tugas dari sosiologi agama adalah untuk mencapai keterangan-keterangan ilmiah tentang masyarakat agama khususnya .
Dalam perkembangannya, sosiologi agama memiliki empat mazhab, yaitu Klasik positivisme, Teori konflik, dan Fungsional (Hendropuspito, 1983:24) * Emile Durkheim (http://wikipedia.org)
Durkheim adalah seorang murid yang ragu-ragu tetapi setia dari auguste comte (1798-1857), perintis positivism perancis yang menciptakan kata sosiologi.[3] Jika mazhab klasik memiliki karakteristik yang lebih bercorak sosiologi dasar dari pada sosiologi agama, dengan pengecualian Durkheim dan Weber, mazhab positivisme, memiliki karakteristik dimana ia bukan dirinya dengan kualifikasi dari dimensi masyarakat yang kualitatif, dengan kata lain memberikan kesimpulan-kesimpulan yang netral tanpa diwarnai pertimbangan teologis maupun filosofis, berbeda dengan mazhab teori konflik, dimana masyarakat yang sehat bercirikan masyarakat yang hidup dalam situasi konfliktual. Sebaliknya, masyarakat yang dalam keadaan Equilibriun dianggapnya sebagai masyarakat tertidur dan stagnan dalam kemajuan (Hendropuspito, 1983:25). Disisi lain aliran ini pun sering disebut sosiologi agama yang kritis.
Sedangkan mazhab fungsionalis, memiliki karakteristik yang berasumsi bahwa masyarakat itu merupakan suatu system perimbangan, setiap kelompok memberikan kontribusinya yang khas dalam membentuk system perimbangan secara keseluruhan (Hendropuspito, 1983:26).[4]

C.    Agama Bagi Masyarakat Berskala Kecil
            Masyarakat itu kelompok yang terorganisasi dan masyarakat itu suatu kelompok yang berfikir tentang dirinya sendiri yang berbeda dengan kelompok yang lain. Oleh karena itu orang yang berjalan bersama-sama atau duduk bersama-sama yang tidak terorganisasi bukanlah masyarakat. Kelompok yang tidak berfikir tentang kelompoknya sebagai suatu kelompok bukanlah masyarakat.
            Oleh karena itu kelompok burung yang terbang bersama dan semut yang berbaris rapi bukanlah masyarakat dalam arti yang sebenarnya sebab mereka berkelompok hanya berdasarkan naluri saja. [5]
Znaniecki menyatakan bahwa masyarakat merupakan suatu system yang meliputi unit biofisik para individu yang bertempat tinggal pada suatu daerah geografis tertentu selama periode waktu tertentu dari suatu generasi. Dalam sociology suatu masyarakat dibentuk hanya dalam kesejajaran kedudukan yang diterapkan dalam suatu organisasi. (F Znaniecki, 1950, p. 145),
            Oleh karena itu masyarakat bukanlah kelompok yang berkumpul secara mekanis akan tetapi berkumpul secara sistematik. Manusia yang satu dengan manusia yang lain saling memberi, manusia dengan lingkungannya selain menerima dan saling memberi. Konsep ini dipengaruhi oleh konsep pandangan ekologis terhadap satwa sekalian alam. Masyarakat agama tidak lain ialah suatu persekutuan hidup (baik dalam lingkup sempit maupun luas) yang unsure konstitutif utamanya adalah agama atau nilai-nilai keagamaan.
Pada kesimpulannya agama merupakan suatu kepercayaan yang dianut oleh sebagian masyarakat dalam hal mempercayai eksistensi Allah Swt dengan segala konsep dan ajarannya yang dibawa oleh rasulnya yang memiliki kitab yang diyakini oleh pengikutnya. Keperayaan akan Tuhan, merupakan sesuatu yang sudah ada sejak zaman dulu dalam kehidupan manusia.
            Agama adalah sebuah konsep yang mengatur tingkah laku, etika, moral dalam kehidupan sehari-hari. Keadaan fenomena keagamaan yang ruwet serta segala refleksinya didalam sejumlah aspek-aspek kehidupan lain, telah menarik perhatian dari para sarjana dari berbagai disiplin. Seperti para sejarawan, filosof dan para psikolog, masing-masing telah mengkaji agama menurut metode mereka sendiri.
            Pada pembahasan ini, masyarakat berskala kecil itu meliputi warga pedesaan, orang-orang awam yang tidak tersentuh oleh kehidupan modernisasi. Pada dasarnya keyakinan mereka akan kepercayaan agama yang mereka anut begitu kuat dan kental, tapi bilamana kehidupan modernisasi sudah merasuk mereka. Maka seolah-olah mereka terprofokasi oleh lingkungan baru mereka, hal itu cenderung kepada penghianatan agama, sehingga kurangnya amalan-amalan yang seharusnya mereka lakukan. Dalam hal ini, penulis mencoba mengkaji seperti apa agama samawi dalam masyarakat berskala kecil?. Bahwasannya agama samawi itu adalah agama langit yaitu islam yang merupakan keyakinan yang mayoritas di Indonesia yang bukan sesuatu yang baru yang dianut oleh masyarakat berskala kecil.
            Agama pada hakekatnya merupakan sesuatu yang konon membawa pengikutnya pada kebenaran, dalam hal ini penulis membatasi pembahasan ini pada seperti apa agama samawi dalam pandangan masyarakat berskala kecil, kajian dalam hal agama merupakan sesuatu yang menarik untuk dibahas dan diperbincangkan oleh para agamawan.
            Agama pada masyarakat terdiri dari dua, yaitu agama samawi dan agama ard. Agama samawi adalah agama dari langit sedangkan agama ard adalah agama ciptaan manusia. Pada kenyataannya agama merupakan jalan menuju Tuhan, akan tetapi jalan tersebut bagaikan macam-macam air sungai yang mengalir kepada satu muara yaitu laut. Tetapi kadang-kadang air yang disungai untuk menuju kelaut penuh kendala, misalnya banyak air sungai yang tercemar karena polusi, kadang kala air dari sungai tidak sampai kelaut, dan hanya sedikit air yang bersih (tawar) yang sampai kelaut. Seperti halnya agama “jalan menuju Tuhan”, akan tetapi jalan menuju Tuhan itu kadang-kadang banyak yang tidak sampai ke Tuhan dan ada yang sampai ke Tuhan.
Lalu untuk apa agama didunia ini?
Bila kita kaji secara teliti tertentu beranekaragam agama yang ada di dunia yang ada pada masyarakat yang seolah-olah memiliki cara atau pendekatan sendiri, misalnya :
Bagaimanakah iman itu?
            Konsep yang dibawanya, ajarannya, serta cara-cara pendekatan kita kepada Tuhan yang berbeda, tetapi tujuannya sama yaitu untuk dekat kepada sang maha pencipta. Walaupun pada kenyataannya banyak agama yang tidak sesuai dengan konsep tauhid yang dibawah oleh Rasul pembawa risalah akhir zaman (Nabi Muhammad Saw). Agama bukan hal yang baru bagi masyarakat, pandangan masyarakat terhadap agama merupakan segi yang berbeda menurut para sejarawan, filosof, linguist, dan para psikolog.
            Dalam pandangan sejarawan, agama merupakan sesuatu konsep yang harus dipelajari dari sejarahnya dan juga bukan hanya inti sari agama itu sendiri, tapi pengalaman dan prakteknya yang harus dilakukan oleh pengikutnya.[6]

1)        Hindu
Agama Hindu adalah agama yang pertama masuk ke Indonesia. Hindu masuk ke Indonesia melalui pedagang-pedagang dari India yang berdagang di selat Malaka. Para pedagang tersebut berdagang rempah-rempah dan sutra sambil menyebarkan agama Hindu. Sebelum Hindu masuk ke Indonesia, mayoritas penduduknya menganut aliran kepercayaan. Aliran keperyaan yang dianut biasanya aliran animism dan dinamisme.
Pemuka Agama Hindu adalah Wasi. Sedangkan tempat ibadah umat hindu adalah di pura. Hari besar Hindu disebut nyepi. Saat nyepi, umat hindu berada di dalam rumah dan merefleksi hidupnya, agar mereka dapat hidup lebih baik. Dasar dari ajaran agama Hindu berasal dari Kitab Suci Weda, yang merupakan Kitab Suci Agama Hindu. Para umat penganut Hindu selalu memegang teguh, ajran-ajaran yang berasal dari Kitab Suci Weda. Weda adalah sabda suci atau wahyu Tuhan Yang Maha Esa yang diterima oleh para Maharesi. Keterangan ini terdapat dalam Kitab Bhumikabhasya, karya Maharesi Sayana. Resi disebut sebagai mantra drstah, yang artinya adalah orang-orang yang melihat mantra. Kitab Suci Weda dikenal dengan berbagai nama antara lain:
1.      Kitab Sruti yang artinya bahwa Kitab Weda adalh wahyu yang diterima melalui pendengaran suci atau kemekaran intuisi para Maharesi.
2.      Kitab Rahasya, karena inti ajarannya adalah usaha mencapai tujuan hidup yang tertinggi, berupa Moksa.
3.      Kitab Mantra, karena memuat nyanyi-nyanyian pujian.
Dalam Kitab Weda, terdapat empat tujuan manusia. Tujuan-tujuan tersebut adalah keadilan, kekayaan, keinginan, dan pembebaasan. Namun tujuan-tujuan tersebut harus dicapai secara berpasangan: keadilan dengan kekayaan. Kekayaan harus didapatkan dengan keadialan. Lalu keinginan dengan pembebasan. Semua keinginan untuk mencapai pembebasan. Jika manusia mengambil secara terpisah, maka semuanya tidak akan didapat. (A Recapitulation of Sathya Sai Baba’s Divine Teachings oleh Grace J. Mc Martin. 1982; hlm. 12).
2)      Buddha
Agama Buddha masuk ke Indonesia beberapa tahun setelah masuknya Hindu. Pemuka Agama Buddha, biasa disebut biksu (laki-laki) dan, biksuni (perempuan). Tempat ibadah umat buddha disebut Vihara. Sedang hari besarnya adalah Hari Waisak. Tujuan utama umat buddha adalah mencapai Nibbana. Untuk mencapai Nibbana, umat budda melakukan punna (berpahala) sebagai penghormatan tertinggi pada Buddha.
Kitab suci Agama Buddha adalah Kitab Suci Tripitaka. Kata Tipitaka (Pali) atau Tripitaka (Sansekerta) terdiri dari kata “Ti” dan “pitaka”, “ti” (tri) artinya “tiga” sedangkan “pitaka” artinya “kelopok” “atau keranjang tempat penyimpanan” ajaran Sang Buddha. Buddha membimbing umatnya memalui jalan Ariya (mulia) yang berunsur delapan, yaitu pandangan benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, mata pencaharian benar, usaha benar, perhatian benar,dan meditasi benar .
3)      Islam.
Isalam masuk ke Indonesia melalui para pedagang dari Arab dan Gujarad yang berdagang di selat Malaka. Mereka berdagang sambil menyebarkan agama Islam. Bahkan banyak pedagang Arab yang menikah dengan penduduk pribumi di Indonesia, khususnya di daerah Aceh dan sekitarnya. Oleh karena itu, mayoritas dari penduduk Aceh beragama Islam. Bahkan Aceh sering kali disebut sebagai Serambi Mekkah. Menurut Agama Islam, manusia diciptakan oleh Alloh tidak untuk hidup sia-sia, namun diberi amanat untuk beribadah kepada-Nya. Melalui Ibadah, manusia dapat mencapai kehidupan yang berguna dan dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan  akhirat. Pemuka Agama Islam biasa disebut Ustadz atau Imam. Hari raya umat Islam adalah hari raya Idul Fitri. Tempat ibadah umat Islam di Masjid. Sedangkan kitab suci Agama Islam adalah Kitab Suci Alquran. Pada sejarah tentang Agama Islam, bahwa Alquran adalah Kalam (perkataan) Alloh SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaekat Jibril dengan lafal dan maknanya (QS. 26:192-195). Alquran sebagai Kitab Allah, menempati posisi sebagai sumber pertama dan utama dari seluruh ajaran Islam dan berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Alqaranul Karim ialah Kalamullah (firman Alloh) yang diwahyukan kepada Rasul-Nya yang terakir (Nabi Muhammad SAW), yang dipandang dapat dibaca dan harus dijadikan pedoman hidup seluruh umat manusia sampai akhir zaman. Alquran diturunkan secara bertahab selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Nabi Mohammad SAW lahir pada tanggal 6 Agustus 610 M. Ayat Alquran pertama kali diturunkan di Mekkah pada tanggal 17 Ramadan tahun ke-41 dari kelahiran Nabi Mohammad.
4)      Katolik
Agama Katolik masuk ke Indonesia melalui para pedagang dari Portugis. Pedagang tersebut berdagang di daerah sekitar Maluku untuk membeli rempah-rempah. Agama Katolik juga dibawa oleh penjajah Belanda.
Ajaran utama Agama Katolik adalah hukum cinta kasih. Hukum tersebut mengajarkan untuk mencintai sesama seperti mencintai diri sendiri, juga diajarkan untuk mencintai musuh kita, walaupun musuh tersebut telah menyakiti kita habis-habisan. Pemimpin agama katolik biasa dipanggil dengan sebutan Pastur. Hari raya umat Katolik adalah hari raya Natal. Tempat ibadah Agama Katolik adalah di Gereja. Sedangkan kitab suci Agama Katolik disebut Alkitab. Alkitab bisa disebut Injil. Namun Injil di sini dapat dibenarkan dalam arti kabar gembira, yaitu suatu berita yang menggembirkan karena Tuhan mendatangi, menyapa, dan menyelamatkan manusia dari kuasa dosa. Alkitab dibagi menjadi dua bagian yaitu Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama. Pejanjian Lama, diwahyukan sebelum Yesus Kristus lahir di dunia. Perjanjian Baru diwahyukan sesudah Yesus Kristus lahir di dunia. Pada Perjanjian Lama, perjanjian itu diawali dengan janji Tuhan pada Abraham. Sedangkan pada Perjajian Baru, pejanjian diadakan oleh Yesus saat malam perjamuan terakhir.
5)      Kristen
Seperti halnya Agama Katolik, Agama Kristen masuk ke Indonesia melalui pedagang-pedagang Porugis yang berdagang di sekitar Maluku. Mereka berada di Maluku untuk membeli rempah-rempah. Penjajahan Belanda juga turut berperan dalam penyebaran Kristen di Indonesia. Ajaran, kitab suci, hari raya, dan tempat ibadah Agama Kristen, sama dengan Agama Katolik. Karena sebenarnya, Kristen adalah bagian dari Katolik. Kristen melepaskan diri dari Katolik. Karena pada jaman itu para pemuka agama katolik sering kali memanfaatkan jabatannya demi kepentingan pribadi dan untuk memuaskan hawa nafsu. Oleh karena itu, sebagian umat katolik mencoba melepaskan diri dari Katolik dan membentuk perkumpulan saat ini fungsi utama pemuka agama katolik telah kembali seperti semula.
6)      Khonghucu
Khonghucu adalah agama yang berasal dari Cina. Khonghucu, masuk ke Indonesia melalui para penduduk Cina yang mengembara ke Indonesia. Tempat ibadah Agama Khonghucu adalah di Klenteng. Sedangkan kitab sucinya ada tiga, yaitu Kitab Suci Wu Cing (Ngo King: kitab yang lima), Kitab Suci Su Si (kitab yang empat), dan Hau King (kitab Bakti). Hari raya Khonghucu Adalah hari raya Imlek.
Tujuan hidup yang dicita-citakan dalam Konfusianisme adalah menjadi seorang kuncu. Kuncu berarti: manusia budiman. Untuk mencapai kuncu, seseorang harus dapat menerapkan dan melaksanakan ajaran Khonghucu dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kuncu identik dengan orang yang memiliki moralitas tinggi, yang dapat mendekati moralitas nabi.
Bersumber dari kitab sucinya, terutama Su Si dan Hau King, Khonghucu sangat menekankan nilai-nilai etika baik dalam kehidupan rumah tangga, dalam kelompok jemaah seagama, maupun dalam masyarakat dan pemerintahan.
7)      Aliran Kepercayaan
Aliran kepercayaan (agama tidak resmi) yang berada di Indonesia biasanya tidak memiliki kitab suci dan tempat ibadah. Aliran kepercayaan biasa muncul dari budaya-budaya adat suatu daerah. Contoh aliran kepercayaan adalah: Aliran Sumanah, Aliran Budi Dharma, Paguyuban Ngesti Tunggal, Sabta Dharma, dan lain-lain. Dalam aliran kepercayaan bukan animisme dan dinamisme, biasanya lebih mengajarkan pada nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam kehidupan masyarakat. Jika dalam aliran kepercayaan animisme dan dinamisme biasanya mengajarkan untuk mengagungkan suatu benda atau tempat yang memiliki kekuatan mistis. Namun, aliran ini masih tetap menjunjung tinggi nilai-nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Terutama norma kesopanan.


BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
  Sosiologi secara umum adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat secara empiris untuk mencapai hukum kemasyarakatan yang seumum-umumnya. Sosiologi juga dapat diartikan sebagai ilmu tentang perilaku social ditinjau dari kecenderungan individu dengan individu lain, dengan memperhatikan simbol-simbol interaksi. Agama menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah system atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebaktian dan kewajiban- kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut. Kata “Agama” berasal dari bahasa Sangsekerta agama yang berarti “Tradisi”.
Sosiologi agama adalah suatu cabang sosiologi umum yang mempelajari masyarakat agama secara sosiologis guna mencapai keterangan-keterangan ilmiah dan pasti, demi kepentingan masyarakat agama itu sendiri dan masyarakat luas pada umumnya.




[1] J, Dwi Narwoko-Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan, (Ed.) 1,Cet 1, (Jakarta : Kencana, 2004) , hlm. 2.
[2] Drs. Laurent Widyasusanto, Penuntun Belajar Sosiologi, (Jakarta : Pradaya Paramitha), 1996, hlm. 87.
[3] Tom Campbell, Tujuh Teori Social Sketsa Penilaian Perbandingan, (Jokjakarta : Kanisius, 1994), hlm. 165.
[4] Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Social Sebuah Kajian Pendekatan Structural, Pengantar Hamid Hasan, Editor, Rini Rachmatika, Ed.1, Cet.1, (Jakarta : Bumi Aksara, 2007), hl. 87-88.
[5] Betty R. Schraf, Sosiologi Agama, (Jakarta : Kencana, 2004), hlm. 74.
[6] http://bud1purn4m4.wordpress.com/2010/05/04/sosiologi-agama/
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Agama merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan masyarakat yang perlu dipelajari oleh antropolog ataupun para ilmuan social lainnya. Di dalam kehidupan masyarakat, agama muncul karena sifat ketauhidan masyarakat tersebut. Oleh karena itu agama perlu dipelajari dan dihayati oleh manusia karena kebutuhan manusia terhadap sang maha pencipta. Di dalam agama dijumpai ungkapan materi dan budaya dalam tabiat manusia serta dalam system nilai, moral, etika, kajian, agama, khususunya agama islam merupakan kebutuhan hidup bagi masyarakat Indonesia, khususnya mayoritas. Oleh karena itu, kajian agama seperti Islam, Budha, Hindu, tidak hanya sebatas konsep saja, teori dan aspek-aspek kehidupan manusia beserta hukumnya. Tapi harus dihayati dan direnungi untuk diamalkan dalam kehidupan manusia. Ide-ide keagamaan dan konsep-konsep keagamaan itu tidak dipaksa oleh hal-hal yang bersifat fisik tapi bersifat rohani. Karenanya agama merupakan suatu institusi ajaran yang menyajikan lapangan ekspresi dan implikasi yang begitu hukum ataupun undang-undang yang dibuat oleh masyarakat.
B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah kali ini :
1.      Apa pengertian sosiologi ?
2.      Apa pengertian agama ?
3.      Bagaimanakah kajian agama yang bagi masyarakat berskala kecil ?
4.      Apa saja macam-macam agama yang di anut di Indonesia ?
C. Tujuan Penulisan :
1.      Ingin mengetahui pengertian sosiologi menurut para ahli
2.      Ingin mengetahui pengertian agama menurut pandangan sebagian ulama
3.      Ingin mengetahui kajian agama bagi masyarakat berskala kecil
4.      Ingin mengetahui macam-macam agama yang di anut di Indonesia


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Sosiologi
     Berikut ini definisi-definisi sosiologi yang dikemukakan beberapa ahli :
1.      Emile Durkheim Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta social, yakni fakta yang mengandung cara bertindak, berfikir, berperasan yang berada diluar individu dimana fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.
2.       Selo Sumardjandan Soelaeman Soemardi Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur social dan proses-proses sosial termasuk perubahan social.
3.      Soerjono Soekanto Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
     Sosiologi secara umum adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat secara empiris untuk mencapai hukum kemasyarakatan yang seumum-umumnya. Sosiologi juga dapat diartikan sebagai ilmu tentang perilaku social ditinjau dari kecenderungan individu dengan individu lain, dengan memperhatikan simbol-simbol interaksi.
     Sosiologi pada hakikatnya bukanlah semata-mata ilmu murni (pure science) yang hanya mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak demi usaha peningkatan kualitas ilmu itu sendiri, namun sosiologi bisa juga menjadi ilmu terapan (applied science) yang menyajikan cara-cara untuk mempergunakan pengetahuan ilmiahnya guna memecahkan masalah praktis atau masalah social yang perlu ditanggulangi. (Horton dan Hunt,1987:41).[1]

B.     Pengertian Agama
       Agama menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah system atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebaktian dan kewajiban- kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut. Kata “Agama” berasal dari bahasa Sangsekerta agama yang berarti “Tradisi”. Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah realigi yang berasal dari bahasa latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti “Mengikat kembali”. Maksudnya dengan bereligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata Agama. Agama adalah bentuk hubungan pribadi antar manusia dengan Allah. Beragama menyangkut aspek hubungan vertical dan horizontal.
a)      Vertical Dimana manusia dalam hubungannya dengan sang pencipta. Harus hormat, tunduk, patuh pada hukum dan perintahnya. Melaksanakan perintah Allah dengan kesungguhan. Itulah ibadah manusia.
b)      Horizontal Dimana manusia dalam hubungannya dengan manusia lain sebagai ciptaan Allah. Manusia waji bersahabat, saling menyayangi, saling menghargai bekerja sama dengan orang lain dalam usaha mencintai kebahagiaan besama disurga.[2]
       Namun akan sedikit sulit mendefinisikan pengertian agama itu sendiri. Hal tersebut diakui sendiri oleh Mukti Ali, salah seorang pakar ilmu perbandingan agama di Indonesia yang mengatakan; “Barangkali tak ada kata yang paling sulit diberikan pengertian dan definisinya selain dari kata Agama”. Menurut Mukti Ali, terdapat tiga argumentasi yang dapat dijadikan alasan dalam menanggapi statement tersebut:
1)      Pertama karena pengalaman agama adalah soal batin dan subjektif.
2)       Kedua barangkali tidak ada orang yang begitu semangat dan emosional dari pada membicarakan agama. Karena itu, membahas arti agama selalu dengan emosi yang kuat.
3)      Ketiga konsep tentang agama akan dipengaruhi oleh tujuan orang yang memberikan pengertian agama.
Mohammad Natsir pernah mengatakan agama adalah hal yang disebut sebagai problem of ultimate concern, suatu problem kepentingan mutlak, yang berarti jika seseorang membicarakan soal agamanya maka ia tidak dapat tawar menawar. Namun begitu bukan berarti agama tidak dapat diberikan pengertian secara umum.
Dalam memberikan definisi tersebut, para ahli menempuh beberapa cara;
1)      Dengan menggunakan analisis etimologis, yaitu yang menganalisis konsep bawaan dari kata agama atau kata lainnya yang digunakan dalam arti yang sama.
2)      Analisis deskriptif, yang menganalisis gejala atau fenomena kehidupan manusia secara nyata.
Berbicara mengenai agama maka terdapat tiga padanan kata yang semakna dengannya yaitu, religi, al-din dan agama. Walaupun sebagian pendapat ada yang mengatakan bahwa ketiganya berbeda satu sama lainnya seperti pendapat Sidi Gazalba dan Zainal Arifin Abbas yang mengatakan al-din lebih luas pengertiannya dari pada religi dan agama.
Agama dan religi hanya berisi hubungan manusia dengan tuhan saja sedangkan al-din berisi hubungan manusia dengan tuhan dan hubungan manusia dengan manusia. Sedangkan menurut Zainal Arifin Abbas, kata al-din (memakai awalan al-ta’rif) hanya ditujukan pada islam saja. Sedangkan pendapat yang mengatakan ketiga kata diatas mempunyai makna yang sama seperti Endang Saifuddin Anshari dan Faisal Ismail. Perbedaannya hanya terletak pada segi bahasanya saja. Kemudian secara etimologis agama berasal dari bahasa sangsekerta, masuk dalam perbendaharaan bahasa melayu (Nusantara) dibawa oleh agama Hindu dan Budha. Pendapat yang lebih ilmiah, agama berarti jalan. Maksudnya jalan hidup atau jalan yang harus ditempuh oleh manusia sepanjang hidupnya atau jalan yang menghubungkan antara sumber dan tujuan hidup manusia, atau jalan yang menunjukan darimana, bagaimana dan hendak kemana manusia didunia ini.
Religi berasal dari kata religie (bahasa belanda) atau religion (bahasa inggris), masuk dalam perbendaharaan bahasa Indonesia dibawa oleh orang-orang barat yang menjajah bangsa Indonesia. Religi mempunyai pengertian sebagai keyakinan akan adanya kekuatan gaib yang suci, menentukan jalan hidup dan mempengaruhi kehidupan manusia yang dihadapi secara hati-hati dan diikuti jalan dan aturan serta norma-normanya dengan ketat agar tidak sampai menyimpang atau lepas dari kehendak jalan yang telah ditetapkan oleh kekuatan gaib suci tersebut.
Din berasal dari bahasa arab yang berarti undang-undang atau hokum yang harus di tunaikan oleh manusia dan mengabaikannya berarti hutang yang akan dituntut untuk ditunaikan dan akan mendapatkan hukuman atau balasan jika ditinggalkan. Dari etimologis ketiga kata di atas maka dapat diambil pengertian bahwa agama (religi,din) :
1.      Merupakan jalan hidup yang harus ditempuh oleh manusia untuk mewujudkan kehidupan yang aman, tentram dan sejahtera;
2.      Bahwa jalan hidup tersebut berupa aturan, nilai atau norma yang mengatur kehidupan manusia yang dianggap sebagai kekuatan mutlak, gaib dan suci yang harus diikuti dan ditaati;
3.      Aturan tersebut ada, tumbuh dan berkembang bersama dengan tumbuh dan berkembangnya kehidupan manusia, masyarakat dan budaya.
Secara terminology dalam ensiklopedia Nasional Indonesia, agama diartikan aturan atau tata cara hidup manusia dengan hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya. Dalam Al-Qur’an agama sering disebut dengan istilah Din. Istilah ini merupakan istilah bawaan dari ajaran islam sehingga mempunyai kandungan makna yang bersifat umum dan universal. Artinya konsep yang ada pada istilah din seharusnya mencakup makna-makna yang ada pada istilah agama dan religi.
Konsep din dalam Al-Qur’an diantaranya terdapat pada surat Al-Maidah ayat 3 yang mengungkapkan konsep aturan, hukum atau perundang-undangan hidup yang harus dilaksanakan oleh manusia. Islam sebagai agama namun tidak semua agama itu islam.
Surat Al-Kafirun ayat 1-6 mengungkapkan tentang konsep ibadah manusia dan kepada siapa ibadah itu diperuntukkan. Dalam surat As-Syura ayat 13 mengungkapkan din sebagai sesuatu yang disyariatkan oleh Allah.
Dalam surat As-Syura ayat 21 Din juga dikatakan sebagai sesuatu yang disyariatkan oleh yang dianggap Tuhan atau yang dipertuhankan selain Allah. Karena din dalam ayat tersebut adalah sesuatu yang disyariatkan, maka konsep din berkaitan dengan konsep syariat, konsep syariat pada dasarnya adalah “jalan” yaitu jalan hidup manusia yang ditetapkan oleh Allah. Pengertian ini berkembang menjadi aturan atau undang-undang yang mengatur jalan kehidupan sebagaimana ditetapkan oleh tuhan.
Pada ayat lain, yakni di surat Ar-Rum ayat 30, konsep agama juga berkaitan dengan konsep fitrah, yaitu konsep yang berhubungan dengan penciptaan manusia. Agama dalam arti sempit ialah seperangkat kepercayaan, dogma, peraturan etika, praktek penyembahan, amal ibadah terhadap Tuhan atau dewa-dewa tertentu. Dalam arti luas, agama adalah suatu kepercayan atau seperangkat nilai yang menimbulkan ketaatan pada seseorang atau kelompok tertentu kepada sesuatu yang mereka kagumi, cita-citakan dan hargai.
 Ada beberapa definisi sosiologi agama yang dapat kita ketahui, diantaranya adalah :
1.      Sosiologi agama adalah ilmu yang membahas tentang hubungan antara berbagai kesatuan masyarakat, perbedaan atau masyarakat secara utuh dengan berbagai system agama, tingkat dan jenis spesialisasi berbagai peranan agama dalam berbagai masyarakat dan system keagamaan yang berbeda.
2.      Sosiologi agama adalah studi tentang fenomena social, dan memandang agama sebagai fenomena social. sosiologi agama selalu berusaha untuk menemukan prinsip-prinsip umum mengenai hubungan agama masyarakat.
3.      Sosiologi agama adalah suatu cabang sosiologi umum yang mempelajari masyarakat agama secara sosiologis guna mencapai keterangan-keterangan ilmiah dan pasti, demi kepentingan masyarakat agama itu sendiri dan masyarakat luas pada umumnya.
4.      Sosiologi agama menjadi disiplin ilmu tersendiri sejak munculnya karya Weber dan Durkheim. Jika tugas dari sosiologi umum adalah untuk mencapai hukum kemasyarakatan yang seluas-luasnya, maka tugas dari sosiologi agama adalah untuk mencapai keterangan-keterangan ilmiah tentang masyarakat agama khususnya .
Dalam perkembangannya, sosiologi agama memiliki empat mazhab, yaitu Klasik positivisme, Teori konflik, dan Fungsional (Hendropuspito, 1983:24) * Emile Durkheim (http://wikipedia.org)
Durkheim adalah seorang murid yang ragu-ragu tetapi setia dari auguste comte (1798-1857), perintis positivism perancis yang menciptakan kata sosiologi.[3] Jika mazhab klasik memiliki karakteristik yang lebih bercorak sosiologi dasar dari pada sosiologi agama, dengan pengecualian Durkheim dan Weber, mazhab positivisme, memiliki karakteristik dimana ia bukan dirinya dengan kualifikasi dari dimensi masyarakat yang kualitatif, dengan kata lain memberikan kesimpulan-kesimpulan yang netral tanpa diwarnai pertimbangan teologis maupun filosofis, berbeda dengan mazhab teori konflik, dimana masyarakat yang sehat bercirikan masyarakat yang hidup dalam situasi konfliktual. Sebaliknya, masyarakat yang dalam keadaan Equilibriun dianggapnya sebagai masyarakat tertidur dan stagnan dalam kemajuan (Hendropuspito, 1983:25). Disisi lain aliran ini pun sering disebut sosiologi agama yang kritis.
Sedangkan mazhab fungsionalis, memiliki karakteristik yang berasumsi bahwa masyarakat itu merupakan suatu system perimbangan, setiap kelompok memberikan kontribusinya yang khas dalam membentuk system perimbangan secara keseluruhan (Hendropuspito, 1983:26).[4]

C.    Agama Bagi Masyarakat Berskala Kecil
            Masyarakat itu kelompok yang terorganisasi dan masyarakat itu suatu kelompok yang berfikir tentang dirinya sendiri yang berbeda dengan kelompok yang lain. Oleh karena itu orang yang berjalan bersama-sama atau duduk bersama-sama yang tidak terorganisasi bukanlah masyarakat. Kelompok yang tidak berfikir tentang kelompoknya sebagai suatu kelompok bukanlah masyarakat.
            Oleh karena itu kelompok burung yang terbang bersama dan semut yang berbaris rapi bukanlah masyarakat dalam arti yang sebenarnya sebab mereka berkelompok hanya berdasarkan naluri saja. [5]
Znaniecki menyatakan bahwa masyarakat merupakan suatu system yang meliputi unit biofisik para individu yang bertempat tinggal pada suatu daerah geografis tertentu selama periode waktu tertentu dari suatu generasi. Dalam sociology suatu masyarakat dibentuk hanya dalam kesejajaran kedudukan yang diterapkan dalam suatu organisasi. (F Znaniecki, 1950, p. 145),
            Oleh karena itu masyarakat bukanlah kelompok yang berkumpul secara mekanis akan tetapi berkumpul secara sistematik. Manusia yang satu dengan manusia yang lain saling memberi, manusia dengan lingkungannya selain menerima dan saling memberi. Konsep ini dipengaruhi oleh konsep pandangan ekologis terhadap satwa sekalian alam. Masyarakat agama tidak lain ialah suatu persekutuan hidup (baik dalam lingkup sempit maupun luas) yang unsure konstitutif utamanya adalah agama atau nilai-nilai keagamaan.
Pada kesimpulannya agama merupakan suatu kepercayaan yang dianut oleh sebagian masyarakat dalam hal mempercayai eksistensi Allah Swt dengan segala konsep dan ajarannya yang dibawa oleh rasulnya yang memiliki kitab yang diyakini oleh pengikutnya. Keperayaan akan Tuhan, merupakan sesuatu yang sudah ada sejak zaman dulu dalam kehidupan manusia.
            Agama adalah sebuah konsep yang mengatur tingkah laku, etika, moral dalam kehidupan sehari-hari. Keadaan fenomena keagamaan yang ruwet serta segala refleksinya didalam sejumlah aspek-aspek kehidupan lain, telah menarik perhatian dari para sarjana dari berbagai disiplin. Seperti para sejarawan, filosof dan para psikolog, masing-masing telah mengkaji agama menurut metode mereka sendiri.
            Pada pembahasan ini, masyarakat berskala kecil itu meliputi warga pedesaan, orang-orang awam yang tidak tersentuh oleh kehidupan modernisasi. Pada dasarnya keyakinan mereka akan kepercayaan agama yang mereka anut begitu kuat dan kental, tapi bilamana kehidupan modernisasi sudah merasuk mereka. Maka seolah-olah mereka terprofokasi oleh lingkungan baru mereka, hal itu cenderung kepada penghianatan agama, sehingga kurangnya amalan-amalan yang seharusnya mereka lakukan. Dalam hal ini, penulis mencoba mengkaji seperti apa agama samawi dalam masyarakat berskala kecil?. Bahwasannya agama samawi itu adalah agama langit yaitu islam yang merupakan keyakinan yang mayoritas di Indonesia yang bukan sesuatu yang baru yang dianut oleh masyarakat berskala kecil.
            Agama pada hakekatnya merupakan sesuatu yang konon membawa pengikutnya pada kebenaran, dalam hal ini penulis membatasi pembahasan ini pada seperti apa agama samawi dalam pandangan masyarakat berskala kecil, kajian dalam hal agama merupakan sesuatu yang menarik untuk dibahas dan diperbincangkan oleh para agamawan.
            Agama pada masyarakat terdiri dari dua, yaitu agama samawi dan agama ard. Agama samawi adalah agama dari langit sedangkan agama ard adalah agama ciptaan manusia. Pada kenyataannya agama merupakan jalan menuju Tuhan, akan tetapi jalan tersebut bagaikan macam-macam air sungai yang mengalir kepada satu muara yaitu laut. Tetapi kadang-kadang air yang disungai untuk menuju kelaut penuh kendala, misalnya banyak air sungai yang tercemar karena polusi, kadang kala air dari sungai tidak sampai kelaut, dan hanya sedikit air yang bersih (tawar) yang sampai kelaut. Seperti halnya agama “jalan menuju Tuhan”, akan tetapi jalan menuju Tuhan itu kadang-kadang banyak yang tidak sampai ke Tuhan dan ada yang sampai ke Tuhan.
Lalu untuk apa agama didunia ini?
Bila kita kaji secara teliti tertentu beranekaragam agama yang ada di dunia yang ada pada masyarakat yang seolah-olah memiliki cara atau pendekatan sendiri, misalnya :
Bagaimanakah iman itu?
            Konsep yang dibawanya, ajarannya, serta cara-cara pendekatan kita kepada Tuhan yang berbeda, tetapi tujuannya sama yaitu untuk dekat kepada sang maha pencipta. Walaupun pada kenyataannya banyak agama yang tidak sesuai dengan konsep tauhid yang dibawah oleh Rasul pembawa risalah akhir zaman (Nabi Muhammad Saw). Agama bukan hal yang baru bagi masyarakat, pandangan masyarakat terhadap agama merupakan segi yang berbeda menurut para sejarawan, filosof, linguist, dan para psikolog.
            Dalam pandangan sejarawan, agama merupakan sesuatu konsep yang harus dipelajari dari sejarahnya dan juga bukan hanya inti sari agama itu sendiri, tapi pengalaman dan prakteknya yang harus dilakukan oleh pengikutnya.[6]

1)        Hindu
Agama Hindu adalah agama yang pertama masuk ke Indonesia. Hindu masuk ke Indonesia melalui pedagang-pedagang dari India yang berdagang di selat Malaka. Para pedagang tersebut berdagang rempah-rempah dan sutra sambil menyebarkan agama Hindu. Sebelum Hindu masuk ke Indonesia, mayoritas penduduknya menganut aliran kepercayaan. Aliran keperyaan yang dianut biasanya aliran animism dan dinamisme.
Pemuka Agama Hindu adalah Wasi. Sedangkan tempat ibadah umat hindu adalah di pura. Hari besar Hindu disebut nyepi. Saat nyepi, umat hindu berada di dalam rumah dan merefleksi hidupnya, agar mereka dapat hidup lebih baik. Dasar dari ajaran agama Hindu berasal dari Kitab Suci Weda, yang merupakan Kitab Suci Agama Hindu. Para umat penganut Hindu selalu memegang teguh, ajran-ajaran yang berasal dari Kitab Suci Weda. Weda adalah sabda suci atau wahyu Tuhan Yang Maha Esa yang diterima oleh para Maharesi. Keterangan ini terdapat dalam Kitab Bhumikabhasya, karya Maharesi Sayana. Resi disebut sebagai mantra drstah, yang artinya adalah orang-orang yang melihat mantra. Kitab Suci Weda dikenal dengan berbagai nama antara lain:
1.      Kitab Sruti yang artinya bahwa Kitab Weda adalh wahyu yang diterima melalui pendengaran suci atau kemekaran intuisi para Maharesi.
2.      Kitab Rahasya, karena inti ajarannya adalah usaha mencapai tujuan hidup yang tertinggi, berupa Moksa.
3.      Kitab Mantra, karena memuat nyanyi-nyanyian pujian.
Dalam Kitab Weda, terdapat empat tujuan manusia. Tujuan-tujuan tersebut adalah keadilan, kekayaan, keinginan, dan pembebaasan. Namun tujuan-tujuan tersebut harus dicapai secara berpasangan: keadilan dengan kekayaan. Kekayaan harus didapatkan dengan keadialan. Lalu keinginan dengan pembebasan. Semua keinginan untuk mencapai pembebasan. Jika manusia mengambil secara terpisah, maka semuanya tidak akan didapat. (A Recapitulation of Sathya Sai Baba’s Divine Teachings oleh Grace J. Mc Martin. 1982; hlm. 12).
2)      Buddha
Agama Buddha masuk ke Indonesia beberapa tahun setelah masuknya Hindu. Pemuka Agama Buddha, biasa disebut biksu (laki-laki) dan, biksuni (perempuan). Tempat ibadah umat buddha disebut Vihara. Sedang hari besarnya adalah Hari Waisak. Tujuan utama umat buddha adalah mencapai Nibbana. Untuk mencapai Nibbana, umat budda melakukan punna (berpahala) sebagai penghormatan tertinggi pada Buddha.
Kitab suci Agama Buddha adalah Kitab Suci Tripitaka. Kata Tipitaka (Pali) atau Tripitaka (Sansekerta) terdiri dari kata “Ti” dan “pitaka”, “ti” (tri) artinya “tiga” sedangkan “pitaka” artinya “kelopok” “atau keranjang tempat penyimpanan” ajaran Sang Buddha. Buddha membimbing umatnya memalui jalan Ariya (mulia) yang berunsur delapan, yaitu pandangan benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, mata pencaharian benar, usaha benar, perhatian benar,dan meditasi benar .
3)      Islam.
Isalam masuk ke Indonesia melalui para pedagang dari Arab dan Gujarad yang berdagang di selat Malaka. Mereka berdagang sambil menyebarkan agama Islam. Bahkan banyak pedagang Arab yang menikah dengan penduduk pribumi di Indonesia, khususnya di daerah Aceh dan sekitarnya. Oleh karena itu, mayoritas dari penduduk Aceh beragama Islam. Bahkan Aceh sering kali disebut sebagai Serambi Mekkah. Menurut Agama Islam, manusia diciptakan oleh Alloh tidak untuk hidup sia-sia, namun diberi amanat untuk beribadah kepada-Nya. Melalui Ibadah, manusia dapat mencapai kehidupan yang berguna dan dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan  akhirat. Pemuka Agama Islam biasa disebut Ustadz atau Imam. Hari raya umat Islam adalah hari raya Idul Fitri. Tempat ibadah umat Islam di Masjid. Sedangkan kitab suci Agama Islam adalah Kitab Suci Alquran. Pada sejarah tentang Agama Islam, bahwa Alquran adalah Kalam (perkataan) Alloh SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaekat Jibril dengan lafal dan maknanya (QS. 26:192-195). Alquran sebagai Kitab Allah, menempati posisi sebagai sumber pertama dan utama dari seluruh ajaran Islam dan berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Alqaranul Karim ialah Kalamullah (firman Alloh) yang diwahyukan kepada Rasul-Nya yang terakir (Nabi Muhammad SAW), yang dipandang dapat dibaca dan harus dijadikan pedoman hidup seluruh umat manusia sampai akhir zaman. Alquran diturunkan secara bertahab selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Nabi Mohammad SAW lahir pada tanggal 6 Agustus 610 M. Ayat Alquran pertama kali diturunkan di Mekkah pada tanggal 17 Ramadan tahun ke-41 dari kelahiran Nabi Mohammad.
4)      Katolik
Agama Katolik masuk ke Indonesia melalui para pedagang dari Portugis. Pedagang tersebut berdagang di daerah sekitar Maluku untuk membeli rempah-rempah. Agama Katolik juga dibawa oleh penjajah Belanda.
Ajaran utama Agama Katolik adalah hukum cinta kasih. Hukum tersebut mengajarkan untuk mencintai sesama seperti mencintai diri sendiri, juga diajarkan untuk mencintai musuh kita, walaupun musuh tersebut telah menyakiti kita habis-habisan. Pemimpin agama katolik biasa dipanggil dengan sebutan Pastur. Hari raya umat Katolik adalah hari raya Natal. Tempat ibadah Agama Katolik adalah di Gereja. Sedangkan kitab suci Agama Katolik disebut Alkitab. Alkitab bisa disebut Injil. Namun Injil di sini dapat dibenarkan dalam arti kabar gembira, yaitu suatu berita yang menggembirkan karena Tuhan mendatangi, menyapa, dan menyelamatkan manusia dari kuasa dosa. Alkitab dibagi menjadi dua bagian yaitu Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama. Pejanjian Lama, diwahyukan sebelum Yesus Kristus lahir di dunia. Perjanjian Baru diwahyukan sesudah Yesus Kristus lahir di dunia. Pada Perjanjian Lama, perjanjian itu diawali dengan janji Tuhan pada Abraham. Sedangkan pada Perjajian Baru, pejanjian diadakan oleh Yesus saat malam perjamuan terakhir.
5)      Kristen
Seperti halnya Agama Katolik, Agama Kristen masuk ke Indonesia melalui pedagang-pedagang Porugis yang berdagang di sekitar Maluku. Mereka berada di Maluku untuk membeli rempah-rempah. Penjajahan Belanda juga turut berperan dalam penyebaran Kristen di Indonesia. Ajaran, kitab suci, hari raya, dan tempat ibadah Agama Kristen, sama dengan Agama Katolik. Karena sebenarnya, Kristen adalah bagian dari Katolik. Kristen melepaskan diri dari Katolik. Karena pada jaman itu para pemuka agama katolik sering kali memanfaatkan jabatannya demi kepentingan pribadi dan untuk memuaskan hawa nafsu. Oleh karena itu, sebagian umat katolik mencoba melepaskan diri dari Katolik dan membentuk perkumpulan saat ini fungsi utama pemuka agama katolik telah kembali seperti semula.
6)      Khonghucu
Khonghucu adalah agama yang berasal dari Cina. Khonghucu, masuk ke Indonesia melalui para penduduk Cina yang mengembara ke Indonesia. Tempat ibadah Agama Khonghucu adalah di Klenteng. Sedangkan kitab sucinya ada tiga, yaitu Kitab Suci Wu Cing (Ngo King: kitab yang lima), Kitab Suci Su Si (kitab yang empat), dan Hau King (kitab Bakti). Hari raya Khonghucu Adalah hari raya Imlek.
Tujuan hidup yang dicita-citakan dalam Konfusianisme adalah menjadi seorang kuncu. Kuncu berarti: manusia budiman. Untuk mencapai kuncu, seseorang harus dapat menerapkan dan melaksanakan ajaran Khonghucu dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kuncu identik dengan orang yang memiliki moralitas tinggi, yang dapat mendekati moralitas nabi.
Bersumber dari kitab sucinya, terutama Su Si dan Hau King, Khonghucu sangat menekankan nilai-nilai etika baik dalam kehidupan rumah tangga, dalam kelompok jemaah seagama, maupun dalam masyarakat dan pemerintahan.
7)      Aliran Kepercayaan
Aliran kepercayaan (agama tidak resmi) yang berada di Indonesia biasanya tidak memiliki kitab suci dan tempat ibadah. Aliran kepercayaan biasa muncul dari budaya-budaya adat suatu daerah. Contoh aliran kepercayaan adalah: Aliran Sumanah, Aliran Budi Dharma, Paguyuban Ngesti Tunggal, Sabta Dharma, dan lain-lain. Dalam aliran kepercayaan bukan animisme dan dinamisme, biasanya lebih mengajarkan pada nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam kehidupan masyarakat. Jika dalam aliran kepercayaan animisme dan dinamisme biasanya mengajarkan untuk mengagungkan suatu benda atau tempat yang memiliki kekuatan mistis. Namun, aliran ini masih tetap menjunjung tinggi nilai-nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Terutama norma kesopanan.


BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan


  Sosiologi secara umum adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat secara empiris untuk mencapai hukum kemasyarakatan yang seumum-umumnya. Sosiologi juga dapat diartikan sebagai ilmu tentang perilaku social ditinjau dari kecenderungan individu dengan individu lain, dengan memperhatikan simbol-simbol interaksi. Agama menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah system atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebaktian dan kewajiban- kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut. Kata “Agama” berasal dari bahasa Sangsekerta agama yang berarti “Tradisi”.
Sosiologi agama adalah suatu cabang sosiologi umum yang mempelajari masyarakat agama secara sosiologis guna mencapai keterangan-keterangan ilmiah dan pasti, demi kepentingan masyarakat agama itu sendiri dan masyarakat luas pada umumnya.




[1] J, Dwi Narwoko-Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan, (Ed.) 1,Cet 1, (Jakarta : Kencana, 2004) , hlm. 2.
[2] Drs. Laurent Widyasusanto, Penuntun Belajar Sosiologi, (Jakarta : Pradaya Paramitha), 1996, hlm. 87.
[3] Tom Campbell, Tujuh Teori Social Sketsa Penilaian Perbandingan, (Jokjakarta : Kanisius, 1994), hlm. 165.
[4] Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Social Sebuah Kajian Pendekatan Structural, Pengantar Hamid Hasan, Editor, Rini Rachmatika, Ed.1, Cet.1, (Jakarta : Bumi Aksara, 2007), hl. 87-88.
[5] Betty R. Schraf, Sosiologi Agama, (Jakarta : Kencana, 2004), hlm. 74.
[6] http://bud1purn4m4.wordpress.com/2010/05/04/sosiologi-agama/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar