BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama merupakan salah satu aspek penting dalam
kehidupan masyarakat yang perlu dipelajari oleh antropolog ataupun para ilmuan
social lainnya. Di dalam kehidupan masyarakat, agama muncul karena sifat
ketauhidan masyarakat tersebut. Oleh karena itu agama perlu dipelajari dan
dihayati oleh manusia karena kebutuhan manusia terhadap sang maha pencipta. Di
dalam agama dijumpai ungkapan materi dan budaya dalam tabiat manusia serta
dalam system nilai, moral, etika, kajian, agama, khususunya agama islam
merupakan kebutuhan hidup bagi masyarakat Indonesia, khususnya mayoritas. Oleh
karena itu, kajian agama seperti Islam, Budha, Hindu, tidak hanya sebatas
konsep saja, teori dan aspek-aspek kehidupan manusia beserta hukumnya. Tapi harus
dihayati dan direnungi untuk diamalkan dalam kehidupan manusia. Ide-ide
keagamaan dan konsep-konsep keagamaan itu tidak dipaksa oleh hal-hal yang
bersifat fisik tapi bersifat rohani. Karenanya agama merupakan suatu institusi
ajaran yang menyajikan lapangan ekspresi dan implikasi yang begitu hukum
ataupun undang-undang yang dibuat oleh masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah kali ini :
1.
Apa pengertian sosiologi ?
2.
Apa pengertian agama ?
3.
Bagaimanakah kajian agama yang bagi
masyarakat berskala kecil ?
4.
Apa saja macam-macam agama yang di
anut di Indonesia ?
C. Tujuan Penulisan :
1.
Ingin mengetahui pengertian
sosiologi menurut para ahli
2.
Ingin mengetahui pengertian agama
menurut pandangan sebagian ulama
3.
Ingin mengetahui kajian agama bagi
masyarakat berskala kecil
4.
Ingin mengetahui macam-macam agama
yang di anut di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sosiologi
Berikut ini definisi-definisi sosiologi
yang dikemukakan beberapa ahli :
1.
Emile Durkheim Sosiologi adalah
suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta social, yakni fakta yang mengandung
cara bertindak, berfikir, berperasan yang berada diluar individu dimana
fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.
2.
Selo Sumardjandan Soelaeman Soemardi Sosiologi
adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur social dan proses-proses
sosial termasuk perubahan social.
3.
Soerjono Soekanto Sosiologi adalah
ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum
dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
Sosiologi secara umum adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari masyarakat secara empiris untuk mencapai hukum
kemasyarakatan yang seumum-umumnya. Sosiologi juga dapat diartikan sebagai ilmu
tentang perilaku social ditinjau dari kecenderungan individu dengan individu
lain, dengan memperhatikan simbol-simbol interaksi.
Sosiologi
pada hakikatnya bukanlah semata-mata ilmu murni (pure science) yang hanya
mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak demi usaha peningkatan kualitas
ilmu itu sendiri, namun sosiologi bisa juga menjadi ilmu terapan (applied
science) yang menyajikan cara-cara untuk mempergunakan pengetahuan ilmiahnya
guna memecahkan masalah praktis atau masalah social yang perlu ditanggulangi.
(Horton dan Hunt,1987:41).[1]
B. Pengertian Agama
Agama menurut kamus besar bahasa
Indonesia adalah system atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga
disebut dengan nama dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-
kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut. Kata “Agama” berasal dari
bahasa Sangsekerta agama yang berarti “Tradisi”. Sedangkan kata lain untuk
menyatakan konsep ini adalah realigi yang berasal dari bahasa latin religio dan
berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti “Mengikat kembali”. Maksudnya
dengan bereligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan. Dalam kehidupan
sehari-hari kita sering mendengar kata Agama. Agama adalah bentuk hubungan
pribadi antar manusia dengan Allah. Beragama menyangkut aspek hubungan vertical
dan horizontal.
a)
Vertical Dimana manusia dalam
hubungannya dengan sang pencipta. Harus hormat, tunduk, patuh pada hukum dan
perintahnya. Melaksanakan perintah Allah dengan kesungguhan. Itulah ibadah
manusia.
b)
Horizontal Dimana manusia dalam
hubungannya dengan manusia lain sebagai ciptaan Allah. Manusia waji bersahabat,
saling menyayangi, saling menghargai bekerja sama dengan orang lain dalam usaha
mencintai kebahagiaan besama disurga.[2]
Namun akan sedikit sulit mendefinisikan
pengertian agama itu sendiri. Hal tersebut diakui sendiri oleh Mukti Ali, salah
seorang pakar ilmu perbandingan agama di Indonesia yang mengatakan; “Barangkali
tak ada kata yang paling sulit diberikan pengertian dan definisinya selain dari
kata Agama”. Menurut Mukti Ali, terdapat tiga argumentasi yang dapat dijadikan
alasan dalam menanggapi statement tersebut:
1)
Pertama karena pengalaman agama
adalah soal batin dan subjektif.
2)
Kedua barangkali tidak ada orang yang begitu
semangat dan emosional dari pada membicarakan agama. Karena itu, membahas arti
agama selalu dengan emosi yang kuat.
3)
Ketiga konsep tentang agama akan
dipengaruhi oleh tujuan orang yang memberikan pengertian agama.
Mohammad Natsir pernah mengatakan
agama adalah hal yang disebut sebagai problem of ultimate concern, suatu
problem kepentingan mutlak, yang berarti jika seseorang membicarakan soal
agamanya maka ia tidak dapat tawar menawar. Namun begitu bukan berarti agama
tidak dapat diberikan pengertian secara umum.
Dalam memberikan definisi tersebut,
para ahli menempuh beberapa cara;
1)
Dengan menggunakan analisis
etimologis, yaitu yang menganalisis konsep bawaan dari kata agama atau kata
lainnya yang digunakan dalam arti yang sama.
2)
Analisis deskriptif, yang
menganalisis gejala atau fenomena kehidupan manusia secara nyata.
Berbicara mengenai agama maka terdapat tiga padanan
kata yang semakna dengannya yaitu, religi, al-din dan agama. Walaupun sebagian
pendapat ada yang mengatakan bahwa ketiganya berbeda satu sama lainnya seperti
pendapat Sidi Gazalba dan Zainal Arifin Abbas yang mengatakan al-din lebih luas
pengertiannya dari pada religi dan agama.
Agama dan religi hanya berisi hubungan manusia dengan
tuhan saja sedangkan al-din berisi hubungan manusia dengan tuhan dan hubungan
manusia dengan manusia. Sedangkan menurut Zainal Arifin Abbas, kata al-din
(memakai awalan al-ta’rif) hanya ditujukan pada islam saja. Sedangkan pendapat
yang mengatakan ketiga kata diatas mempunyai makna yang sama seperti Endang
Saifuddin Anshari dan Faisal Ismail. Perbedaannya hanya terletak pada segi
bahasanya saja. Kemudian secara etimologis agama berasal dari bahasa
sangsekerta, masuk dalam perbendaharaan bahasa melayu (Nusantara) dibawa oleh
agama Hindu dan Budha. Pendapat yang lebih ilmiah, agama berarti jalan.
Maksudnya jalan hidup atau jalan yang harus ditempuh oleh manusia sepanjang
hidupnya atau jalan yang menghubungkan antara sumber dan tujuan hidup manusia,
atau jalan yang menunjukan darimana, bagaimana dan hendak kemana manusia
didunia ini.
Religi berasal dari kata religie (bahasa belanda) atau
religion (bahasa inggris), masuk dalam perbendaharaan bahasa Indonesia dibawa
oleh orang-orang barat yang menjajah bangsa Indonesia. Religi mempunyai
pengertian sebagai keyakinan akan adanya kekuatan gaib yang suci, menentukan
jalan hidup dan mempengaruhi kehidupan manusia yang dihadapi secara hati-hati
dan diikuti jalan dan aturan serta norma-normanya dengan ketat agar tidak
sampai menyimpang atau lepas dari kehendak jalan yang telah ditetapkan oleh
kekuatan gaib suci tersebut.
Din berasal dari bahasa arab yang berarti
undang-undang atau hokum yang harus di tunaikan oleh manusia dan mengabaikannya
berarti hutang yang akan dituntut untuk ditunaikan dan akan mendapatkan hukuman
atau balasan jika ditinggalkan. Dari etimologis ketiga kata di atas maka dapat
diambil pengertian bahwa agama (religi,din) :
1.
Merupakan jalan hidup yang harus
ditempuh oleh manusia untuk mewujudkan kehidupan yang aman, tentram dan sejahtera;
2.
Bahwa jalan hidup tersebut berupa
aturan, nilai atau norma yang mengatur kehidupan manusia yang dianggap sebagai
kekuatan mutlak, gaib dan suci yang harus diikuti dan ditaati;
3.
Aturan tersebut ada, tumbuh dan
berkembang bersama dengan tumbuh dan berkembangnya kehidupan manusia,
masyarakat dan budaya.
Secara terminology dalam
ensiklopedia Nasional Indonesia, agama diartikan aturan atau tata cara hidup
manusia dengan hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya. Dalam Al-Qur’an agama
sering disebut dengan istilah Din. Istilah ini merupakan istilah bawaan dari
ajaran islam sehingga mempunyai kandungan makna yang bersifat umum dan
universal. Artinya konsep yang ada pada istilah din seharusnya mencakup
makna-makna yang ada pada istilah agama dan religi.
Konsep din dalam Al-Qur’an
diantaranya terdapat pada surat Al-Maidah ayat 3 yang mengungkapkan konsep
aturan, hukum atau perundang-undangan hidup yang harus dilaksanakan oleh
manusia. Islam sebagai agama namun tidak semua agama itu islam.
Surat Al-Kafirun ayat 1-6
mengungkapkan tentang konsep ibadah manusia dan kepada siapa ibadah itu
diperuntukkan. Dalam surat As-Syura ayat 13 mengungkapkan din sebagai sesuatu
yang disyariatkan oleh Allah.
Dalam surat As-Syura ayat 21 Din
juga dikatakan sebagai sesuatu yang disyariatkan oleh yang dianggap Tuhan atau
yang dipertuhankan selain Allah. Karena din dalam ayat tersebut adalah sesuatu
yang disyariatkan, maka konsep din berkaitan dengan konsep syariat, konsep
syariat pada dasarnya adalah “jalan” yaitu jalan hidup manusia yang ditetapkan
oleh Allah. Pengertian ini berkembang menjadi aturan atau undang-undang yang
mengatur jalan kehidupan sebagaimana ditetapkan oleh tuhan.
Pada ayat lain, yakni di surat
Ar-Rum ayat 30, konsep agama juga berkaitan dengan konsep fitrah, yaitu konsep
yang berhubungan dengan penciptaan manusia. Agama dalam arti sempit ialah
seperangkat kepercayaan, dogma, peraturan etika, praktek penyembahan, amal
ibadah terhadap Tuhan atau dewa-dewa tertentu. Dalam arti luas, agama adalah
suatu kepercayan atau seperangkat nilai yang menimbulkan ketaatan pada
seseorang atau kelompok tertentu kepada sesuatu yang mereka kagumi,
cita-citakan dan hargai.
Ada beberapa definisi sosiologi agama yang
dapat kita ketahui, diantaranya adalah :
1.
Sosiologi agama adalah ilmu yang
membahas tentang hubungan antara berbagai kesatuan masyarakat, perbedaan atau
masyarakat secara utuh dengan berbagai system agama, tingkat dan jenis
spesialisasi berbagai peranan agama dalam berbagai masyarakat dan system
keagamaan yang berbeda.
2.
Sosiologi agama adalah studi tentang
fenomena social, dan memandang agama sebagai fenomena social. sosiologi agama
selalu berusaha untuk menemukan prinsip-prinsip umum mengenai hubungan agama
masyarakat.
3.
Sosiologi agama adalah suatu cabang
sosiologi umum yang mempelajari masyarakat agama secara sosiologis guna
mencapai keterangan-keterangan ilmiah dan pasti, demi kepentingan masyarakat
agama itu sendiri dan masyarakat luas pada umumnya.
4.
Sosiologi agama menjadi disiplin
ilmu tersendiri sejak munculnya karya Weber dan Durkheim. Jika tugas dari
sosiologi umum adalah untuk mencapai hukum kemasyarakatan yang seluas-luasnya,
maka tugas dari sosiologi agama adalah untuk mencapai keterangan-keterangan
ilmiah tentang masyarakat agama khususnya .
Dalam perkembangannya, sosiologi
agama memiliki empat mazhab, yaitu Klasik positivisme, Teori konflik, dan
Fungsional (Hendropuspito, 1983:24) * Emile Durkheim (http://wikipedia.org)
Durkheim adalah seorang murid yang
ragu-ragu tetapi setia dari auguste comte (1798-1857), perintis positivism
perancis yang menciptakan kata sosiologi.[3]
Jika mazhab klasik memiliki karakteristik yang lebih bercorak sosiologi dasar
dari pada sosiologi agama, dengan pengecualian Durkheim dan Weber, mazhab
positivisme, memiliki karakteristik dimana ia bukan dirinya dengan kualifikasi
dari dimensi masyarakat yang kualitatif, dengan kata lain memberikan
kesimpulan-kesimpulan yang netral tanpa diwarnai pertimbangan teologis maupun
filosofis, berbeda dengan mazhab teori konflik, dimana masyarakat yang sehat
bercirikan masyarakat yang hidup dalam situasi konfliktual. Sebaliknya,
masyarakat yang dalam keadaan Equilibriun dianggapnya sebagai masyarakat
tertidur dan stagnan dalam kemajuan (Hendropuspito, 1983:25). Disisi lain
aliran ini pun sering disebut sosiologi agama yang kritis.
Sedangkan mazhab fungsionalis, memiliki
karakteristik yang berasumsi bahwa masyarakat itu merupakan suatu system
perimbangan, setiap kelompok memberikan kontribusinya yang khas dalam membentuk
system perimbangan secara keseluruhan (Hendropuspito, 1983:26).[4]
C. Agama Bagi Masyarakat Berskala Kecil
Masyarakat itu kelompok yang
terorganisasi dan masyarakat itu suatu kelompok yang berfikir tentang dirinya
sendiri yang berbeda dengan kelompok yang lain. Oleh karena itu orang yang
berjalan bersama-sama atau duduk bersama-sama yang tidak terorganisasi bukanlah
masyarakat. Kelompok yang tidak berfikir tentang kelompoknya sebagai suatu
kelompok bukanlah masyarakat.
Oleh karena itu kelompok burung yang
terbang bersama dan semut yang berbaris rapi bukanlah masyarakat dalam arti
yang sebenarnya sebab mereka berkelompok hanya berdasarkan naluri saja. [5]
Znaniecki
menyatakan bahwa masyarakat merupakan suatu system yang meliputi unit biofisik
para individu yang bertempat tinggal pada suatu daerah geografis tertentu
selama periode waktu tertentu dari suatu generasi. Dalam sociology suatu
masyarakat dibentuk hanya dalam kesejajaran kedudukan yang diterapkan dalam
suatu organisasi. (F Znaniecki, 1950, p. 145),
Oleh karena itu masyarakat bukanlah
kelompok yang berkumpul secara mekanis akan tetapi berkumpul secara sistematik.
Manusia yang satu dengan manusia yang lain saling memberi, manusia dengan
lingkungannya selain menerima dan saling memberi. Konsep ini dipengaruhi oleh
konsep pandangan ekologis terhadap satwa sekalian alam. Masyarakat agama tidak
lain ialah suatu persekutuan hidup (baik dalam lingkup sempit maupun luas) yang
unsure konstitutif utamanya adalah agama atau nilai-nilai keagamaan.
Pada kesimpulannya agama merupakan suatu kepercayaan yang dianut oleh sebagian masyarakat dalam hal mempercayai eksistensi Allah Swt dengan segala konsep dan ajarannya yang dibawa oleh rasulnya yang memiliki kitab yang diyakini oleh pengikutnya. Keperayaan akan Tuhan, merupakan sesuatu yang sudah ada sejak zaman dulu dalam kehidupan manusia.
Pada kesimpulannya agama merupakan suatu kepercayaan yang dianut oleh sebagian masyarakat dalam hal mempercayai eksistensi Allah Swt dengan segala konsep dan ajarannya yang dibawa oleh rasulnya yang memiliki kitab yang diyakini oleh pengikutnya. Keperayaan akan Tuhan, merupakan sesuatu yang sudah ada sejak zaman dulu dalam kehidupan manusia.
Agama adalah sebuah konsep yang
mengatur tingkah laku, etika, moral dalam kehidupan sehari-hari. Keadaan
fenomena keagamaan yang ruwet serta segala refleksinya didalam sejumlah
aspek-aspek kehidupan lain, telah menarik perhatian dari para sarjana dari
berbagai disiplin. Seperti para sejarawan, filosof dan para psikolog,
masing-masing telah mengkaji agama menurut metode mereka sendiri.
Pada pembahasan ini, masyarakat
berskala kecil itu meliputi warga pedesaan, orang-orang awam yang tidak tersentuh
oleh kehidupan modernisasi. Pada dasarnya keyakinan mereka akan kepercayaan
agama yang mereka anut begitu kuat dan kental, tapi bilamana kehidupan
modernisasi sudah merasuk mereka. Maka seolah-olah mereka terprofokasi oleh
lingkungan baru mereka, hal itu cenderung kepada penghianatan agama, sehingga
kurangnya amalan-amalan yang seharusnya mereka lakukan. Dalam hal ini, penulis
mencoba mengkaji seperti apa agama samawi dalam masyarakat berskala kecil?.
Bahwasannya agama samawi itu adalah agama langit yaitu islam yang merupakan
keyakinan yang mayoritas di Indonesia yang bukan sesuatu yang baru yang dianut oleh
masyarakat berskala kecil.
Agama pada hakekatnya merupakan
sesuatu yang konon membawa pengikutnya pada kebenaran, dalam hal ini penulis
membatasi pembahasan ini pada seperti apa agama samawi dalam pandangan
masyarakat berskala kecil, kajian dalam hal agama merupakan sesuatu yang
menarik untuk dibahas dan diperbincangkan oleh para agamawan.
Agama pada masyarakat terdiri dari
dua, yaitu agama samawi dan agama ard. Agama samawi adalah agama dari langit
sedangkan agama ard adalah agama ciptaan manusia. Pada kenyataannya agama
merupakan jalan menuju Tuhan, akan tetapi jalan tersebut bagaikan macam-macam
air sungai yang mengalir kepada satu muara yaitu laut. Tetapi kadang-kadang air
yang disungai untuk menuju kelaut penuh kendala, misalnya banyak air sungai
yang tercemar karena polusi, kadang kala air dari sungai tidak sampai kelaut,
dan hanya sedikit air yang bersih (tawar) yang sampai kelaut. Seperti halnya
agama “jalan menuju Tuhan”, akan tetapi jalan menuju Tuhan itu kadang-kadang
banyak yang tidak sampai ke Tuhan dan ada yang sampai ke Tuhan.
Lalu untuk
apa agama didunia ini?
Bila kita kaji secara teliti tertentu beranekaragam
agama yang ada di dunia yang ada pada masyarakat yang seolah-olah memiliki cara
atau pendekatan sendiri, misalnya :
Bagaimanakah
iman itu?
Konsep yang dibawanya, ajarannya,
serta cara-cara pendekatan kita kepada Tuhan yang berbeda, tetapi tujuannya
sama yaitu untuk dekat kepada sang maha pencipta. Walaupun pada kenyataannya
banyak agama yang tidak sesuai dengan konsep tauhid yang dibawah oleh Rasul
pembawa risalah akhir zaman (Nabi Muhammad Saw). Agama bukan hal yang baru bagi
masyarakat, pandangan masyarakat terhadap agama merupakan segi yang berbeda
menurut para sejarawan, filosof, linguist, dan para psikolog.
Dalam pandangan sejarawan, agama
merupakan sesuatu konsep yang harus dipelajari dari sejarahnya dan juga bukan
hanya inti sari agama itu sendiri, tapi pengalaman dan prakteknya yang harus
dilakukan oleh pengikutnya.[6]
1)
Hindu
Agama Hindu adalah agama yang pertama masuk ke
Indonesia. Hindu masuk ke Indonesia melalui pedagang-pedagang dari India yang
berdagang di selat Malaka. Para pedagang tersebut berdagang rempah-rempah dan
sutra sambil menyebarkan agama Hindu. Sebelum Hindu masuk ke Indonesia,
mayoritas penduduknya menganut aliran kepercayaan. Aliran keperyaan yang dianut
biasanya aliran animism dan dinamisme.
Pemuka Agama Hindu adalah Wasi. Sedangkan tempat ibadah umat hindu adalah di pura. Hari besar Hindu disebut nyepi. Saat nyepi, umat hindu berada di dalam rumah dan merefleksi hidupnya, agar mereka dapat hidup lebih baik. Dasar dari ajaran agama Hindu berasal dari Kitab Suci Weda, yang merupakan Kitab Suci Agama Hindu. Para umat penganut Hindu selalu memegang teguh, ajran-ajaran yang berasal dari Kitab Suci Weda. Weda adalah sabda suci atau wahyu Tuhan Yang Maha Esa yang diterima oleh para Maharesi. Keterangan ini terdapat dalam Kitab Bhumikabhasya, karya Maharesi Sayana. Resi disebut sebagai mantra drstah, yang artinya adalah orang-orang yang melihat mantra. Kitab Suci Weda dikenal dengan berbagai nama antara lain:
Pemuka Agama Hindu adalah Wasi. Sedangkan tempat ibadah umat hindu adalah di pura. Hari besar Hindu disebut nyepi. Saat nyepi, umat hindu berada di dalam rumah dan merefleksi hidupnya, agar mereka dapat hidup lebih baik. Dasar dari ajaran agama Hindu berasal dari Kitab Suci Weda, yang merupakan Kitab Suci Agama Hindu. Para umat penganut Hindu selalu memegang teguh, ajran-ajaran yang berasal dari Kitab Suci Weda. Weda adalah sabda suci atau wahyu Tuhan Yang Maha Esa yang diterima oleh para Maharesi. Keterangan ini terdapat dalam Kitab Bhumikabhasya, karya Maharesi Sayana. Resi disebut sebagai mantra drstah, yang artinya adalah orang-orang yang melihat mantra. Kitab Suci Weda dikenal dengan berbagai nama antara lain:
1.
Kitab
Sruti yang artinya bahwa Kitab Weda adalh wahyu yang diterima melalui
pendengaran suci atau kemekaran intuisi para Maharesi.
2.
Kitab
Rahasya, karena inti ajarannya adalah usaha mencapai tujuan hidup yang
tertinggi, berupa Moksa.
3.
Kitab
Mantra, karena memuat nyanyi-nyanyian pujian.
Dalam Kitab Weda, terdapat empat tujuan manusia. Tujuan-tujuan tersebut adalah keadilan, kekayaan, keinginan, dan pembebaasan. Namun tujuan-tujuan tersebut harus dicapai secara berpasangan: keadilan dengan kekayaan. Kekayaan harus didapatkan dengan keadialan. Lalu keinginan dengan pembebasan. Semua keinginan untuk mencapai pembebasan. Jika manusia mengambil secara terpisah, maka semuanya tidak akan didapat. (A Recapitulation of Sathya Sai Baba’s Divine Teachings oleh Grace J. Mc Martin. 1982; hlm. 12).
Dalam Kitab Weda, terdapat empat tujuan manusia. Tujuan-tujuan tersebut adalah keadilan, kekayaan, keinginan, dan pembebaasan. Namun tujuan-tujuan tersebut harus dicapai secara berpasangan: keadilan dengan kekayaan. Kekayaan harus didapatkan dengan keadialan. Lalu keinginan dengan pembebasan. Semua keinginan untuk mencapai pembebasan. Jika manusia mengambil secara terpisah, maka semuanya tidak akan didapat. (A Recapitulation of Sathya Sai Baba’s Divine Teachings oleh Grace J. Mc Martin. 1982; hlm. 12).
2)
Buddha
Agama Buddha masuk ke Indonesia
beberapa tahun setelah masuknya Hindu. Pemuka Agama Buddha, biasa disebut biksu
(laki-laki) dan, biksuni (perempuan). Tempat ibadah umat buddha disebut Vihara.
Sedang hari besarnya adalah Hari Waisak. Tujuan utama umat buddha adalah
mencapai Nibbana. Untuk mencapai Nibbana, umat budda melakukan punna
(berpahala) sebagai penghormatan tertinggi pada Buddha.
Kitab suci Agama Buddha adalah
Kitab Suci Tripitaka. Kata Tipitaka (Pali) atau Tripitaka (Sansekerta) terdiri
dari kata “Ti” dan “pitaka”, “ti” (tri) artinya “tiga” sedangkan “pitaka”
artinya “kelopok” “atau keranjang tempat penyimpanan” ajaran Sang Buddha. Buddha
membimbing umatnya memalui jalan Ariya (mulia) yang berunsur delapan, yaitu pandangan
benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, mata pencaharian benar, usaha
benar, perhatian benar,dan meditasi benar .
3)
Islam.
Isalam masuk ke Indonesia melalui
para pedagang dari Arab dan Gujarad yang berdagang di selat Malaka. Mereka berdagang
sambil menyebarkan agama Islam. Bahkan banyak pedagang Arab yang menikah dengan
penduduk pribumi di Indonesia, khususnya di daerah Aceh dan sekitarnya. Oleh
karena itu, mayoritas dari penduduk Aceh beragama Islam. Bahkan Aceh sering
kali disebut sebagai Serambi Mekkah. Menurut Agama Islam, manusia diciptakan oleh Alloh tidak untuk
hidup sia-sia, namun diberi amanat untuk beribadah kepada-Nya. Melalui Ibadah,
manusia dapat mencapai kehidupan yang berguna dan dapat mencapai kebahagiaan di
dunia dan akhirat. Pemuka Agama Islam
biasa disebut Ustadz atau Imam. Hari raya umat Islam adalah hari raya Idul
Fitri. Tempat ibadah umat Islam di Masjid. Sedangkan kitab suci Agama Islam
adalah Kitab Suci Alquran. Pada sejarah tentang Agama Islam, bahwa Alquran adalah
Kalam (perkataan) Alloh SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui
Malaekat Jibril dengan lafal dan maknanya (QS. 26:192-195). Alquran sebagai
Kitab Allah, menempati posisi sebagai sumber pertama dan utama dari seluruh
ajaran Islam dan berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat manusia
dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Alqaranul Karim ialah Kalamullah
(firman Alloh) yang diwahyukan kepada Rasul-Nya yang terakir (Nabi Muhammad
SAW), yang dipandang dapat dibaca dan harus dijadikan pedoman hidup seluruh
umat manusia sampai akhir zaman. Alquran diturunkan secara bertahab selama 22
tahun 2 bulan 22 hari. Nabi Mohammad SAW lahir pada tanggal 6 Agustus 610 M.
Ayat Alquran pertama kali diturunkan di Mekkah pada tanggal 17 Ramadan tahun
ke-41 dari kelahiran Nabi Mohammad.
4)
Katolik
Agama Katolik masuk ke Indonesia
melalui para pedagang dari Portugis. Pedagang tersebut berdagang di daerah
sekitar Maluku untuk membeli rempah-rempah. Agama Katolik juga dibawa oleh
penjajah Belanda.
Ajaran utama Agama Katolik adalah hukum cinta kasih. Hukum tersebut mengajarkan untuk mencintai sesama seperti mencintai diri sendiri, juga diajarkan untuk mencintai musuh kita, walaupun musuh tersebut telah menyakiti kita habis-habisan. Pemimpin agama katolik biasa dipanggil dengan sebutan Pastur. Hari raya umat Katolik adalah hari raya Natal. Tempat ibadah Agama Katolik adalah di Gereja. Sedangkan kitab suci Agama Katolik disebut Alkitab. Alkitab bisa disebut Injil. Namun Injil di sini dapat dibenarkan dalam arti kabar gembira, yaitu suatu berita yang menggembirkan karena Tuhan mendatangi, menyapa, dan menyelamatkan manusia dari kuasa dosa. Alkitab dibagi menjadi dua bagian yaitu Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama. Pejanjian Lama, diwahyukan sebelum Yesus Kristus lahir di dunia. Perjanjian Baru diwahyukan sesudah Yesus Kristus lahir di dunia. Pada Perjanjian Lama, perjanjian itu diawali dengan janji Tuhan pada Abraham. Sedangkan pada Perjajian Baru, pejanjian diadakan oleh Yesus saat malam perjamuan terakhir.
Ajaran utama Agama Katolik adalah hukum cinta kasih. Hukum tersebut mengajarkan untuk mencintai sesama seperti mencintai diri sendiri, juga diajarkan untuk mencintai musuh kita, walaupun musuh tersebut telah menyakiti kita habis-habisan. Pemimpin agama katolik biasa dipanggil dengan sebutan Pastur. Hari raya umat Katolik adalah hari raya Natal. Tempat ibadah Agama Katolik adalah di Gereja. Sedangkan kitab suci Agama Katolik disebut Alkitab. Alkitab bisa disebut Injil. Namun Injil di sini dapat dibenarkan dalam arti kabar gembira, yaitu suatu berita yang menggembirkan karena Tuhan mendatangi, menyapa, dan menyelamatkan manusia dari kuasa dosa. Alkitab dibagi menjadi dua bagian yaitu Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama. Pejanjian Lama, diwahyukan sebelum Yesus Kristus lahir di dunia. Perjanjian Baru diwahyukan sesudah Yesus Kristus lahir di dunia. Pada Perjanjian Lama, perjanjian itu diawali dengan janji Tuhan pada Abraham. Sedangkan pada Perjajian Baru, pejanjian diadakan oleh Yesus saat malam perjamuan terakhir.
5)
Kristen
Seperti halnya Agama Katolik, Agama
Kristen masuk ke Indonesia melalui pedagang-pedagang Porugis yang berdagang di
sekitar Maluku. Mereka berada di Maluku untuk membeli rempah-rempah. Penjajahan
Belanda juga turut berperan dalam penyebaran Kristen di Indonesia. Ajaran, kitab suci, hari raya, dan tempat
ibadah Agama Kristen, sama dengan Agama Katolik. Karena sebenarnya, Kristen
adalah bagian dari Katolik. Kristen melepaskan diri dari Katolik. Karena pada
jaman itu para pemuka agama katolik sering kali memanfaatkan jabatannya demi
kepentingan pribadi dan untuk memuaskan hawa nafsu. Oleh karena itu, sebagian
umat katolik mencoba melepaskan diri dari Katolik dan membentuk perkumpulan
saat ini fungsi utama pemuka agama katolik telah kembali seperti semula.
6)
Khonghucu
Khonghucu adalah agama yang berasal
dari Cina. Khonghucu, masuk ke Indonesia melalui para penduduk Cina yang
mengembara ke Indonesia. Tempat ibadah Agama Khonghucu adalah di Klenteng.
Sedangkan kitab sucinya ada tiga, yaitu Kitab Suci Wu Cing (Ngo King: kitab
yang lima), Kitab Suci Su Si (kitab yang empat), dan Hau King (kitab Bakti).
Hari raya Khonghucu Adalah hari raya Imlek.
Tujuan hidup yang dicita-citakan dalam Konfusianisme adalah menjadi seorang kuncu. Kuncu berarti: manusia budiman. Untuk mencapai kuncu, seseorang harus dapat menerapkan dan melaksanakan ajaran Khonghucu dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kuncu identik dengan orang yang memiliki moralitas tinggi, yang dapat mendekati moralitas nabi.
Tujuan hidup yang dicita-citakan dalam Konfusianisme adalah menjadi seorang kuncu. Kuncu berarti: manusia budiman. Untuk mencapai kuncu, seseorang harus dapat menerapkan dan melaksanakan ajaran Khonghucu dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kuncu identik dengan orang yang memiliki moralitas tinggi, yang dapat mendekati moralitas nabi.
Bersumber dari kitab sucinya,
terutama Su Si dan Hau King, Khonghucu sangat menekankan nilai-nilai etika baik
dalam kehidupan rumah tangga, dalam kelompok jemaah seagama, maupun dalam
masyarakat dan pemerintahan.
7)
Aliran Kepercayaan
Aliran kepercayaan (agama tidak
resmi) yang berada di Indonesia biasanya tidak memiliki kitab suci dan tempat
ibadah. Aliran kepercayaan biasa muncul dari budaya-budaya adat suatu daerah.
Contoh aliran kepercayaan adalah: Aliran Sumanah, Aliran Budi Dharma, Paguyuban
Ngesti Tunggal, Sabta Dharma, dan lain-lain. Dalam aliran kepercayaan bukan
animisme dan dinamisme, biasanya lebih mengajarkan pada nilai-nilai dan
norma-norma yang ada dalam kehidupan masyarakat. Jika dalam aliran kepercayaan
animisme dan dinamisme biasanya mengajarkan untuk mengagungkan suatu benda atau
tempat yang memiliki kekuatan mistis. Namun, aliran ini masih tetap menjunjung
tinggi nilai-nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Terutama norma
kesopanan.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Sosiologi secara umum adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari masyarakat secara empiris untuk mencapai hukum kemasyarakatan
yang seumum-umumnya. Sosiologi juga dapat diartikan sebagai ilmu tentang
perilaku social ditinjau dari kecenderungan individu dengan individu lain,
dengan memperhatikan simbol-simbol interaksi. Agama menurut kamus besar bahasa
Indonesia adalah system atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga
disebut dengan nama dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebaktian dan
kewajiban- kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut. Kata “Agama”
berasal dari bahasa Sangsekerta agama yang berarti “Tradisi”.
Sosiologi
agama adalah suatu cabang sosiologi umum yang mempelajari masyarakat agama
secara sosiologis guna mencapai keterangan-keterangan ilmiah dan pasti, demi
kepentingan masyarakat agama itu sendiri dan masyarakat luas pada umumnya.
[1] J, Dwi
Narwoko-Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan, (Ed.) 1,Cet 1,
(Jakarta : Kencana, 2004) , hlm. 2.
[2] Drs. Laurent
Widyasusanto, Penuntun Belajar Sosiologi, (Jakarta : Pradaya Paramitha), 1996,
hlm. 87.
[3] Tom
Campbell, Tujuh Teori Social Sketsa Penilaian Perbandingan, (Jokjakarta :
Kanisius, 1994), hlm. 165.
[4] Dadang
Supardan, Pengantar Ilmu Social Sebuah Kajian Pendekatan Structural, Pengantar
Hamid Hasan, Editor, Rini Rachmatika, Ed.1, Cet.1, (Jakarta : Bumi Aksara,
2007), hl. 87-88.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama merupakan salah satu aspek penting dalam
kehidupan masyarakat yang perlu dipelajari oleh antropolog ataupun para ilmuan
social lainnya. Di dalam kehidupan masyarakat, agama muncul karena sifat
ketauhidan masyarakat tersebut. Oleh karena itu agama perlu dipelajari dan
dihayati oleh manusia karena kebutuhan manusia terhadap sang maha pencipta. Di
dalam agama dijumpai ungkapan materi dan budaya dalam tabiat manusia serta
dalam system nilai, moral, etika, kajian, agama, khususunya agama islam
merupakan kebutuhan hidup bagi masyarakat Indonesia, khususnya mayoritas. Oleh
karena itu, kajian agama seperti Islam, Budha, Hindu, tidak hanya sebatas
konsep saja, teori dan aspek-aspek kehidupan manusia beserta hukumnya. Tapi harus
dihayati dan direnungi untuk diamalkan dalam kehidupan manusia. Ide-ide
keagamaan dan konsep-konsep keagamaan itu tidak dipaksa oleh hal-hal yang
bersifat fisik tapi bersifat rohani. Karenanya agama merupakan suatu institusi
ajaran yang menyajikan lapangan ekspresi dan implikasi yang begitu hukum
ataupun undang-undang yang dibuat oleh masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah kali ini :
1.
Apa pengertian sosiologi ?
2.
Apa pengertian agama ?
3.
Bagaimanakah kajian agama yang bagi
masyarakat berskala kecil ?
4.
Apa saja macam-macam agama yang di
anut di Indonesia ?
C. Tujuan Penulisan :
1.
Ingin mengetahui pengertian
sosiologi menurut para ahli
2.
Ingin mengetahui pengertian agama
menurut pandangan sebagian ulama
3.
Ingin mengetahui kajian agama bagi
masyarakat berskala kecil
4.
Ingin mengetahui macam-macam agama
yang di anut di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sosiologi
Berikut ini definisi-definisi sosiologi
yang dikemukakan beberapa ahli :
1.
Emile Durkheim Sosiologi adalah
suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta social, yakni fakta yang mengandung
cara bertindak, berfikir, berperasan yang berada diluar individu dimana
fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.
2.
Selo Sumardjandan Soelaeman Soemardi Sosiologi
adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur social dan proses-proses
sosial termasuk perubahan social.
3.
Soerjono Soekanto Sosiologi adalah
ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum
dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
Sosiologi secara umum adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari masyarakat secara empiris untuk mencapai hukum
kemasyarakatan yang seumum-umumnya. Sosiologi juga dapat diartikan sebagai ilmu
tentang perilaku social ditinjau dari kecenderungan individu dengan individu
lain, dengan memperhatikan simbol-simbol interaksi.
Sosiologi
pada hakikatnya bukanlah semata-mata ilmu murni (pure science) yang hanya
mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak demi usaha peningkatan kualitas
ilmu itu sendiri, namun sosiologi bisa juga menjadi ilmu terapan (applied
science) yang menyajikan cara-cara untuk mempergunakan pengetahuan ilmiahnya
guna memecahkan masalah praktis atau masalah social yang perlu ditanggulangi.
(Horton dan Hunt,1987:41).[1]
B. Pengertian Agama
Agama menurut kamus besar bahasa
Indonesia adalah system atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga
disebut dengan nama dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-
kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut. Kata “Agama” berasal dari
bahasa Sangsekerta agama yang berarti “Tradisi”. Sedangkan kata lain untuk
menyatakan konsep ini adalah realigi yang berasal dari bahasa latin religio dan
berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti “Mengikat kembali”. Maksudnya
dengan bereligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan. Dalam kehidupan
sehari-hari kita sering mendengar kata Agama. Agama adalah bentuk hubungan
pribadi antar manusia dengan Allah. Beragama menyangkut aspek hubungan vertical
dan horizontal.
a)
Vertical Dimana manusia dalam
hubungannya dengan sang pencipta. Harus hormat, tunduk, patuh pada hukum dan
perintahnya. Melaksanakan perintah Allah dengan kesungguhan. Itulah ibadah
manusia.
b)
Horizontal Dimana manusia dalam
hubungannya dengan manusia lain sebagai ciptaan Allah. Manusia waji bersahabat,
saling menyayangi, saling menghargai bekerja sama dengan orang lain dalam usaha
mencintai kebahagiaan besama disurga.[2]
Namun akan sedikit sulit mendefinisikan
pengertian agama itu sendiri. Hal tersebut diakui sendiri oleh Mukti Ali, salah
seorang pakar ilmu perbandingan agama di Indonesia yang mengatakan; “Barangkali
tak ada kata yang paling sulit diberikan pengertian dan definisinya selain dari
kata Agama”. Menurut Mukti Ali, terdapat tiga argumentasi yang dapat dijadikan
alasan dalam menanggapi statement tersebut:
1)
Pertama karena pengalaman agama
adalah soal batin dan subjektif.
2)
Kedua barangkali tidak ada orang yang begitu
semangat dan emosional dari pada membicarakan agama. Karena itu, membahas arti
agama selalu dengan emosi yang kuat.
3)
Ketiga konsep tentang agama akan
dipengaruhi oleh tujuan orang yang memberikan pengertian agama.
Mohammad Natsir pernah mengatakan
agama adalah hal yang disebut sebagai problem of ultimate concern, suatu
problem kepentingan mutlak, yang berarti jika seseorang membicarakan soal
agamanya maka ia tidak dapat tawar menawar. Namun begitu bukan berarti agama
tidak dapat diberikan pengertian secara umum.
Dalam memberikan definisi tersebut,
para ahli menempuh beberapa cara;
1)
Dengan menggunakan analisis
etimologis, yaitu yang menganalisis konsep bawaan dari kata agama atau kata
lainnya yang digunakan dalam arti yang sama.
2)
Analisis deskriptif, yang
menganalisis gejala atau fenomena kehidupan manusia secara nyata.
Berbicara mengenai agama maka terdapat tiga padanan
kata yang semakna dengannya yaitu, religi, al-din dan agama. Walaupun sebagian
pendapat ada yang mengatakan bahwa ketiganya berbeda satu sama lainnya seperti
pendapat Sidi Gazalba dan Zainal Arifin Abbas yang mengatakan al-din lebih luas
pengertiannya dari pada religi dan agama.
Agama dan religi hanya berisi hubungan manusia dengan
tuhan saja sedangkan al-din berisi hubungan manusia dengan tuhan dan hubungan
manusia dengan manusia. Sedangkan menurut Zainal Arifin Abbas, kata al-din
(memakai awalan al-ta’rif) hanya ditujukan pada islam saja. Sedangkan pendapat
yang mengatakan ketiga kata diatas mempunyai makna yang sama seperti Endang
Saifuddin Anshari dan Faisal Ismail. Perbedaannya hanya terletak pada segi
bahasanya saja. Kemudian secara etimologis agama berasal dari bahasa
sangsekerta, masuk dalam perbendaharaan bahasa melayu (Nusantara) dibawa oleh
agama Hindu dan Budha. Pendapat yang lebih ilmiah, agama berarti jalan.
Maksudnya jalan hidup atau jalan yang harus ditempuh oleh manusia sepanjang
hidupnya atau jalan yang menghubungkan antara sumber dan tujuan hidup manusia,
atau jalan yang menunjukan darimana, bagaimana dan hendak kemana manusia
didunia ini.
Religi berasal dari kata religie (bahasa belanda) atau
religion (bahasa inggris), masuk dalam perbendaharaan bahasa Indonesia dibawa
oleh orang-orang barat yang menjajah bangsa Indonesia. Religi mempunyai
pengertian sebagai keyakinan akan adanya kekuatan gaib yang suci, menentukan
jalan hidup dan mempengaruhi kehidupan manusia yang dihadapi secara hati-hati
dan diikuti jalan dan aturan serta norma-normanya dengan ketat agar tidak
sampai menyimpang atau lepas dari kehendak jalan yang telah ditetapkan oleh
kekuatan gaib suci tersebut.
Din berasal dari bahasa arab yang berarti
undang-undang atau hokum yang harus di tunaikan oleh manusia dan mengabaikannya
berarti hutang yang akan dituntut untuk ditunaikan dan akan mendapatkan hukuman
atau balasan jika ditinggalkan. Dari etimologis ketiga kata di atas maka dapat
diambil pengertian bahwa agama (religi,din) :
1.
Merupakan jalan hidup yang harus
ditempuh oleh manusia untuk mewujudkan kehidupan yang aman, tentram dan sejahtera;
2.
Bahwa jalan hidup tersebut berupa
aturan, nilai atau norma yang mengatur kehidupan manusia yang dianggap sebagai
kekuatan mutlak, gaib dan suci yang harus diikuti dan ditaati;
3.
Aturan tersebut ada, tumbuh dan
berkembang bersama dengan tumbuh dan berkembangnya kehidupan manusia,
masyarakat dan budaya.
Secara terminology dalam
ensiklopedia Nasional Indonesia, agama diartikan aturan atau tata cara hidup
manusia dengan hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya. Dalam Al-Qur’an agama
sering disebut dengan istilah Din. Istilah ini merupakan istilah bawaan dari
ajaran islam sehingga mempunyai kandungan makna yang bersifat umum dan
universal. Artinya konsep yang ada pada istilah din seharusnya mencakup
makna-makna yang ada pada istilah agama dan religi.
Konsep din dalam Al-Qur’an
diantaranya terdapat pada surat Al-Maidah ayat 3 yang mengungkapkan konsep
aturan, hukum atau perundang-undangan hidup yang harus dilaksanakan oleh
manusia. Islam sebagai agama namun tidak semua agama itu islam.
Surat Al-Kafirun ayat 1-6
mengungkapkan tentang konsep ibadah manusia dan kepada siapa ibadah itu
diperuntukkan. Dalam surat As-Syura ayat 13 mengungkapkan din sebagai sesuatu
yang disyariatkan oleh Allah.
Dalam surat As-Syura ayat 21 Din
juga dikatakan sebagai sesuatu yang disyariatkan oleh yang dianggap Tuhan atau
yang dipertuhankan selain Allah. Karena din dalam ayat tersebut adalah sesuatu
yang disyariatkan, maka konsep din berkaitan dengan konsep syariat, konsep
syariat pada dasarnya adalah “jalan” yaitu jalan hidup manusia yang ditetapkan
oleh Allah. Pengertian ini berkembang menjadi aturan atau undang-undang yang
mengatur jalan kehidupan sebagaimana ditetapkan oleh tuhan.
Pada ayat lain, yakni di surat
Ar-Rum ayat 30, konsep agama juga berkaitan dengan konsep fitrah, yaitu konsep
yang berhubungan dengan penciptaan manusia. Agama dalam arti sempit ialah
seperangkat kepercayaan, dogma, peraturan etika, praktek penyembahan, amal
ibadah terhadap Tuhan atau dewa-dewa tertentu. Dalam arti luas, agama adalah
suatu kepercayan atau seperangkat nilai yang menimbulkan ketaatan pada
seseorang atau kelompok tertentu kepada sesuatu yang mereka kagumi,
cita-citakan dan hargai.
Ada beberapa definisi sosiologi agama yang
dapat kita ketahui, diantaranya adalah :
1.
Sosiologi agama adalah ilmu yang
membahas tentang hubungan antara berbagai kesatuan masyarakat, perbedaan atau
masyarakat secara utuh dengan berbagai system agama, tingkat dan jenis
spesialisasi berbagai peranan agama dalam berbagai masyarakat dan system
keagamaan yang berbeda.
2.
Sosiologi agama adalah studi tentang
fenomena social, dan memandang agama sebagai fenomena social. sosiologi agama
selalu berusaha untuk menemukan prinsip-prinsip umum mengenai hubungan agama
masyarakat.
3.
Sosiologi agama adalah suatu cabang
sosiologi umum yang mempelajari masyarakat agama secara sosiologis guna
mencapai keterangan-keterangan ilmiah dan pasti, demi kepentingan masyarakat
agama itu sendiri dan masyarakat luas pada umumnya.
4.
Sosiologi agama menjadi disiplin
ilmu tersendiri sejak munculnya karya Weber dan Durkheim. Jika tugas dari
sosiologi umum adalah untuk mencapai hukum kemasyarakatan yang seluas-luasnya,
maka tugas dari sosiologi agama adalah untuk mencapai keterangan-keterangan
ilmiah tentang masyarakat agama khususnya .
Dalam perkembangannya, sosiologi
agama memiliki empat mazhab, yaitu Klasik positivisme, Teori konflik, dan
Fungsional (Hendropuspito, 1983:24) * Emile Durkheim (http://wikipedia.org)
Durkheim adalah seorang murid yang
ragu-ragu tetapi setia dari auguste comte (1798-1857), perintis positivism
perancis yang menciptakan kata sosiologi.[3]
Jika mazhab klasik memiliki karakteristik yang lebih bercorak sosiologi dasar
dari pada sosiologi agama, dengan pengecualian Durkheim dan Weber, mazhab
positivisme, memiliki karakteristik dimana ia bukan dirinya dengan kualifikasi
dari dimensi masyarakat yang kualitatif, dengan kata lain memberikan
kesimpulan-kesimpulan yang netral tanpa diwarnai pertimbangan teologis maupun
filosofis, berbeda dengan mazhab teori konflik, dimana masyarakat yang sehat
bercirikan masyarakat yang hidup dalam situasi konfliktual. Sebaliknya,
masyarakat yang dalam keadaan Equilibriun dianggapnya sebagai masyarakat
tertidur dan stagnan dalam kemajuan (Hendropuspito, 1983:25). Disisi lain
aliran ini pun sering disebut sosiologi agama yang kritis.
Sedangkan mazhab fungsionalis, memiliki
karakteristik yang berasumsi bahwa masyarakat itu merupakan suatu system
perimbangan, setiap kelompok memberikan kontribusinya yang khas dalam membentuk
system perimbangan secara keseluruhan (Hendropuspito, 1983:26).[4]
C. Agama Bagi Masyarakat Berskala Kecil
Masyarakat itu kelompok yang
terorganisasi dan masyarakat itu suatu kelompok yang berfikir tentang dirinya
sendiri yang berbeda dengan kelompok yang lain. Oleh karena itu orang yang
berjalan bersama-sama atau duduk bersama-sama yang tidak terorganisasi bukanlah
masyarakat. Kelompok yang tidak berfikir tentang kelompoknya sebagai suatu
kelompok bukanlah masyarakat.
Oleh karena itu kelompok burung yang
terbang bersama dan semut yang berbaris rapi bukanlah masyarakat dalam arti
yang sebenarnya sebab mereka berkelompok hanya berdasarkan naluri saja. [5]
Znaniecki
menyatakan bahwa masyarakat merupakan suatu system yang meliputi unit biofisik
para individu yang bertempat tinggal pada suatu daerah geografis tertentu
selama periode waktu tertentu dari suatu generasi. Dalam sociology suatu
masyarakat dibentuk hanya dalam kesejajaran kedudukan yang diterapkan dalam
suatu organisasi. (F Znaniecki, 1950, p. 145),
Oleh karena itu masyarakat bukanlah
kelompok yang berkumpul secara mekanis akan tetapi berkumpul secara sistematik.
Manusia yang satu dengan manusia yang lain saling memberi, manusia dengan
lingkungannya selain menerima dan saling memberi. Konsep ini dipengaruhi oleh
konsep pandangan ekologis terhadap satwa sekalian alam. Masyarakat agama tidak
lain ialah suatu persekutuan hidup (baik dalam lingkup sempit maupun luas) yang
unsure konstitutif utamanya adalah agama atau nilai-nilai keagamaan.
Pada kesimpulannya agama merupakan suatu kepercayaan yang dianut oleh sebagian masyarakat dalam hal mempercayai eksistensi Allah Swt dengan segala konsep dan ajarannya yang dibawa oleh rasulnya yang memiliki kitab yang diyakini oleh pengikutnya. Keperayaan akan Tuhan, merupakan sesuatu yang sudah ada sejak zaman dulu dalam kehidupan manusia.
Pada kesimpulannya agama merupakan suatu kepercayaan yang dianut oleh sebagian masyarakat dalam hal mempercayai eksistensi Allah Swt dengan segala konsep dan ajarannya yang dibawa oleh rasulnya yang memiliki kitab yang diyakini oleh pengikutnya. Keperayaan akan Tuhan, merupakan sesuatu yang sudah ada sejak zaman dulu dalam kehidupan manusia.
Agama adalah sebuah konsep yang
mengatur tingkah laku, etika, moral dalam kehidupan sehari-hari. Keadaan
fenomena keagamaan yang ruwet serta segala refleksinya didalam sejumlah
aspek-aspek kehidupan lain, telah menarik perhatian dari para sarjana dari
berbagai disiplin. Seperti para sejarawan, filosof dan para psikolog,
masing-masing telah mengkaji agama menurut metode mereka sendiri.
Pada pembahasan ini, masyarakat
berskala kecil itu meliputi warga pedesaan, orang-orang awam yang tidak tersentuh
oleh kehidupan modernisasi. Pada dasarnya keyakinan mereka akan kepercayaan
agama yang mereka anut begitu kuat dan kental, tapi bilamana kehidupan
modernisasi sudah merasuk mereka. Maka seolah-olah mereka terprofokasi oleh
lingkungan baru mereka, hal itu cenderung kepada penghianatan agama, sehingga
kurangnya amalan-amalan yang seharusnya mereka lakukan. Dalam hal ini, penulis
mencoba mengkaji seperti apa agama samawi dalam masyarakat berskala kecil?.
Bahwasannya agama samawi itu adalah agama langit yaitu islam yang merupakan
keyakinan yang mayoritas di Indonesia yang bukan sesuatu yang baru yang dianut oleh
masyarakat berskala kecil.
Agama pada hakekatnya merupakan
sesuatu yang konon membawa pengikutnya pada kebenaran, dalam hal ini penulis
membatasi pembahasan ini pada seperti apa agama samawi dalam pandangan
masyarakat berskala kecil, kajian dalam hal agama merupakan sesuatu yang
menarik untuk dibahas dan diperbincangkan oleh para agamawan.
Agama pada masyarakat terdiri dari
dua, yaitu agama samawi dan agama ard. Agama samawi adalah agama dari langit
sedangkan agama ard adalah agama ciptaan manusia. Pada kenyataannya agama
merupakan jalan menuju Tuhan, akan tetapi jalan tersebut bagaikan macam-macam
air sungai yang mengalir kepada satu muara yaitu laut. Tetapi kadang-kadang air
yang disungai untuk menuju kelaut penuh kendala, misalnya banyak air sungai
yang tercemar karena polusi, kadang kala air dari sungai tidak sampai kelaut,
dan hanya sedikit air yang bersih (tawar) yang sampai kelaut. Seperti halnya
agama “jalan menuju Tuhan”, akan tetapi jalan menuju Tuhan itu kadang-kadang
banyak yang tidak sampai ke Tuhan dan ada yang sampai ke Tuhan.
Lalu untuk
apa agama didunia ini?
Bila kita kaji secara teliti tertentu beranekaragam
agama yang ada di dunia yang ada pada masyarakat yang seolah-olah memiliki cara
atau pendekatan sendiri, misalnya :
Bagaimanakah
iman itu?
Konsep yang dibawanya, ajarannya,
serta cara-cara pendekatan kita kepada Tuhan yang berbeda, tetapi tujuannya
sama yaitu untuk dekat kepada sang maha pencipta. Walaupun pada kenyataannya
banyak agama yang tidak sesuai dengan konsep tauhid yang dibawah oleh Rasul
pembawa risalah akhir zaman (Nabi Muhammad Saw). Agama bukan hal yang baru bagi
masyarakat, pandangan masyarakat terhadap agama merupakan segi yang berbeda
menurut para sejarawan, filosof, linguist, dan para psikolog.
Dalam pandangan sejarawan, agama
merupakan sesuatu konsep yang harus dipelajari dari sejarahnya dan juga bukan
hanya inti sari agama itu sendiri, tapi pengalaman dan prakteknya yang harus
dilakukan oleh pengikutnya.[6]
1)
Hindu
Agama Hindu adalah agama yang pertama masuk ke
Indonesia. Hindu masuk ke Indonesia melalui pedagang-pedagang dari India yang
berdagang di selat Malaka. Para pedagang tersebut berdagang rempah-rempah dan
sutra sambil menyebarkan agama Hindu. Sebelum Hindu masuk ke Indonesia,
mayoritas penduduknya menganut aliran kepercayaan. Aliran keperyaan yang dianut
biasanya aliran animism dan dinamisme.
Pemuka Agama Hindu adalah Wasi. Sedangkan tempat ibadah umat hindu adalah di pura. Hari besar Hindu disebut nyepi. Saat nyepi, umat hindu berada di dalam rumah dan merefleksi hidupnya, agar mereka dapat hidup lebih baik. Dasar dari ajaran agama Hindu berasal dari Kitab Suci Weda, yang merupakan Kitab Suci Agama Hindu. Para umat penganut Hindu selalu memegang teguh, ajran-ajaran yang berasal dari Kitab Suci Weda. Weda adalah sabda suci atau wahyu Tuhan Yang Maha Esa yang diterima oleh para Maharesi. Keterangan ini terdapat dalam Kitab Bhumikabhasya, karya Maharesi Sayana. Resi disebut sebagai mantra drstah, yang artinya adalah orang-orang yang melihat mantra. Kitab Suci Weda dikenal dengan berbagai nama antara lain:
Pemuka Agama Hindu adalah Wasi. Sedangkan tempat ibadah umat hindu adalah di pura. Hari besar Hindu disebut nyepi. Saat nyepi, umat hindu berada di dalam rumah dan merefleksi hidupnya, agar mereka dapat hidup lebih baik. Dasar dari ajaran agama Hindu berasal dari Kitab Suci Weda, yang merupakan Kitab Suci Agama Hindu. Para umat penganut Hindu selalu memegang teguh, ajran-ajaran yang berasal dari Kitab Suci Weda. Weda adalah sabda suci atau wahyu Tuhan Yang Maha Esa yang diterima oleh para Maharesi. Keterangan ini terdapat dalam Kitab Bhumikabhasya, karya Maharesi Sayana. Resi disebut sebagai mantra drstah, yang artinya adalah orang-orang yang melihat mantra. Kitab Suci Weda dikenal dengan berbagai nama antara lain:
1.
Kitab
Sruti yang artinya bahwa Kitab Weda adalh wahyu yang diterima melalui
pendengaran suci atau kemekaran intuisi para Maharesi.
2.
Kitab
Rahasya, karena inti ajarannya adalah usaha mencapai tujuan hidup yang
tertinggi, berupa Moksa.
3.
Kitab
Mantra, karena memuat nyanyi-nyanyian pujian.
Dalam Kitab Weda, terdapat empat tujuan manusia. Tujuan-tujuan tersebut adalah keadilan, kekayaan, keinginan, dan pembebaasan. Namun tujuan-tujuan tersebut harus dicapai secara berpasangan: keadilan dengan kekayaan. Kekayaan harus didapatkan dengan keadialan. Lalu keinginan dengan pembebasan. Semua keinginan untuk mencapai pembebasan. Jika manusia mengambil secara terpisah, maka semuanya tidak akan didapat. (A Recapitulation of Sathya Sai Baba’s Divine Teachings oleh Grace J. Mc Martin. 1982; hlm. 12).
Dalam Kitab Weda, terdapat empat tujuan manusia. Tujuan-tujuan tersebut adalah keadilan, kekayaan, keinginan, dan pembebaasan. Namun tujuan-tujuan tersebut harus dicapai secara berpasangan: keadilan dengan kekayaan. Kekayaan harus didapatkan dengan keadialan. Lalu keinginan dengan pembebasan. Semua keinginan untuk mencapai pembebasan. Jika manusia mengambil secara terpisah, maka semuanya tidak akan didapat. (A Recapitulation of Sathya Sai Baba’s Divine Teachings oleh Grace J. Mc Martin. 1982; hlm. 12).
2)
Buddha
Agama Buddha masuk ke Indonesia
beberapa tahun setelah masuknya Hindu. Pemuka Agama Buddha, biasa disebut biksu
(laki-laki) dan, biksuni (perempuan). Tempat ibadah umat buddha disebut Vihara.
Sedang hari besarnya adalah Hari Waisak. Tujuan utama umat buddha adalah
mencapai Nibbana. Untuk mencapai Nibbana, umat budda melakukan punna
(berpahala) sebagai penghormatan tertinggi pada Buddha.
Kitab suci Agama Buddha adalah
Kitab Suci Tripitaka. Kata Tipitaka (Pali) atau Tripitaka (Sansekerta) terdiri
dari kata “Ti” dan “pitaka”, “ti” (tri) artinya “tiga” sedangkan “pitaka”
artinya “kelopok” “atau keranjang tempat penyimpanan” ajaran Sang Buddha. Buddha
membimbing umatnya memalui jalan Ariya (mulia) yang berunsur delapan, yaitu pandangan
benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, mata pencaharian benar, usaha
benar, perhatian benar,dan meditasi benar .
3)
Islam.
Isalam masuk ke Indonesia melalui
para pedagang dari Arab dan Gujarad yang berdagang di selat Malaka. Mereka berdagang
sambil menyebarkan agama Islam. Bahkan banyak pedagang Arab yang menikah dengan
penduduk pribumi di Indonesia, khususnya di daerah Aceh dan sekitarnya. Oleh
karena itu, mayoritas dari penduduk Aceh beragama Islam. Bahkan Aceh sering
kali disebut sebagai Serambi Mekkah. Menurut Agama Islam, manusia diciptakan oleh Alloh tidak untuk
hidup sia-sia, namun diberi amanat untuk beribadah kepada-Nya. Melalui Ibadah,
manusia dapat mencapai kehidupan yang berguna dan dapat mencapai kebahagiaan di
dunia dan akhirat. Pemuka Agama Islam
biasa disebut Ustadz atau Imam. Hari raya umat Islam adalah hari raya Idul
Fitri. Tempat ibadah umat Islam di Masjid. Sedangkan kitab suci Agama Islam
adalah Kitab Suci Alquran. Pada sejarah tentang Agama Islam, bahwa Alquran adalah
Kalam (perkataan) Alloh SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui
Malaekat Jibril dengan lafal dan maknanya (QS. 26:192-195). Alquran sebagai
Kitab Allah, menempati posisi sebagai sumber pertama dan utama dari seluruh
ajaran Islam dan berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat manusia
dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Alqaranul Karim ialah Kalamullah
(firman Alloh) yang diwahyukan kepada Rasul-Nya yang terakir (Nabi Muhammad
SAW), yang dipandang dapat dibaca dan harus dijadikan pedoman hidup seluruh
umat manusia sampai akhir zaman. Alquran diturunkan secara bertahab selama 22
tahun 2 bulan 22 hari. Nabi Mohammad SAW lahir pada tanggal 6 Agustus 610 M.
Ayat Alquran pertama kali diturunkan di Mekkah pada tanggal 17 Ramadan tahun
ke-41 dari kelahiran Nabi Mohammad.
4)
Katolik
Agama Katolik masuk ke Indonesia
melalui para pedagang dari Portugis. Pedagang tersebut berdagang di daerah
sekitar Maluku untuk membeli rempah-rempah. Agama Katolik juga dibawa oleh
penjajah Belanda.
Ajaran utama Agama Katolik adalah hukum cinta kasih. Hukum tersebut mengajarkan untuk mencintai sesama seperti mencintai diri sendiri, juga diajarkan untuk mencintai musuh kita, walaupun musuh tersebut telah menyakiti kita habis-habisan. Pemimpin agama katolik biasa dipanggil dengan sebutan Pastur. Hari raya umat Katolik adalah hari raya Natal. Tempat ibadah Agama Katolik adalah di Gereja. Sedangkan kitab suci Agama Katolik disebut Alkitab. Alkitab bisa disebut Injil. Namun Injil di sini dapat dibenarkan dalam arti kabar gembira, yaitu suatu berita yang menggembirkan karena Tuhan mendatangi, menyapa, dan menyelamatkan manusia dari kuasa dosa. Alkitab dibagi menjadi dua bagian yaitu Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama. Pejanjian Lama, diwahyukan sebelum Yesus Kristus lahir di dunia. Perjanjian Baru diwahyukan sesudah Yesus Kristus lahir di dunia. Pada Perjanjian Lama, perjanjian itu diawali dengan janji Tuhan pada Abraham. Sedangkan pada Perjajian Baru, pejanjian diadakan oleh Yesus saat malam perjamuan terakhir.
Ajaran utama Agama Katolik adalah hukum cinta kasih. Hukum tersebut mengajarkan untuk mencintai sesama seperti mencintai diri sendiri, juga diajarkan untuk mencintai musuh kita, walaupun musuh tersebut telah menyakiti kita habis-habisan. Pemimpin agama katolik biasa dipanggil dengan sebutan Pastur. Hari raya umat Katolik adalah hari raya Natal. Tempat ibadah Agama Katolik adalah di Gereja. Sedangkan kitab suci Agama Katolik disebut Alkitab. Alkitab bisa disebut Injil. Namun Injil di sini dapat dibenarkan dalam arti kabar gembira, yaitu suatu berita yang menggembirkan karena Tuhan mendatangi, menyapa, dan menyelamatkan manusia dari kuasa dosa. Alkitab dibagi menjadi dua bagian yaitu Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama. Pejanjian Lama, diwahyukan sebelum Yesus Kristus lahir di dunia. Perjanjian Baru diwahyukan sesudah Yesus Kristus lahir di dunia. Pada Perjanjian Lama, perjanjian itu diawali dengan janji Tuhan pada Abraham. Sedangkan pada Perjajian Baru, pejanjian diadakan oleh Yesus saat malam perjamuan terakhir.
5)
Kristen
Seperti halnya Agama Katolik, Agama
Kristen masuk ke Indonesia melalui pedagang-pedagang Porugis yang berdagang di
sekitar Maluku. Mereka berada di Maluku untuk membeli rempah-rempah. Penjajahan
Belanda juga turut berperan dalam penyebaran Kristen di Indonesia. Ajaran, kitab suci, hari raya, dan tempat
ibadah Agama Kristen, sama dengan Agama Katolik. Karena sebenarnya, Kristen
adalah bagian dari Katolik. Kristen melepaskan diri dari Katolik. Karena pada
jaman itu para pemuka agama katolik sering kali memanfaatkan jabatannya demi
kepentingan pribadi dan untuk memuaskan hawa nafsu. Oleh karena itu, sebagian
umat katolik mencoba melepaskan diri dari Katolik dan membentuk perkumpulan
saat ini fungsi utama pemuka agama katolik telah kembali seperti semula.
6)
Khonghucu
Khonghucu adalah agama yang berasal
dari Cina. Khonghucu, masuk ke Indonesia melalui para penduduk Cina yang
mengembara ke Indonesia. Tempat ibadah Agama Khonghucu adalah di Klenteng.
Sedangkan kitab sucinya ada tiga, yaitu Kitab Suci Wu Cing (Ngo King: kitab
yang lima), Kitab Suci Su Si (kitab yang empat), dan Hau King (kitab Bakti).
Hari raya Khonghucu Adalah hari raya Imlek.
Tujuan hidup yang dicita-citakan dalam Konfusianisme adalah menjadi seorang kuncu. Kuncu berarti: manusia budiman. Untuk mencapai kuncu, seseorang harus dapat menerapkan dan melaksanakan ajaran Khonghucu dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kuncu identik dengan orang yang memiliki moralitas tinggi, yang dapat mendekati moralitas nabi.
Tujuan hidup yang dicita-citakan dalam Konfusianisme adalah menjadi seorang kuncu. Kuncu berarti: manusia budiman. Untuk mencapai kuncu, seseorang harus dapat menerapkan dan melaksanakan ajaran Khonghucu dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kuncu identik dengan orang yang memiliki moralitas tinggi, yang dapat mendekati moralitas nabi.
Bersumber dari kitab sucinya,
terutama Su Si dan Hau King, Khonghucu sangat menekankan nilai-nilai etika baik
dalam kehidupan rumah tangga, dalam kelompok jemaah seagama, maupun dalam
masyarakat dan pemerintahan.
7)
Aliran Kepercayaan
Aliran kepercayaan (agama tidak
resmi) yang berada di Indonesia biasanya tidak memiliki kitab suci dan tempat
ibadah. Aliran kepercayaan biasa muncul dari budaya-budaya adat suatu daerah.
Contoh aliran kepercayaan adalah: Aliran Sumanah, Aliran Budi Dharma, Paguyuban
Ngesti Tunggal, Sabta Dharma, dan lain-lain. Dalam aliran kepercayaan bukan
animisme dan dinamisme, biasanya lebih mengajarkan pada nilai-nilai dan
norma-norma yang ada dalam kehidupan masyarakat. Jika dalam aliran kepercayaan
animisme dan dinamisme biasanya mengajarkan untuk mengagungkan suatu benda atau
tempat yang memiliki kekuatan mistis. Namun, aliran ini masih tetap menjunjung
tinggi nilai-nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Terutama norma
kesopanan.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Sosiologi secara umum adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari masyarakat secara empiris untuk mencapai hukum kemasyarakatan
yang seumum-umumnya. Sosiologi juga dapat diartikan sebagai ilmu tentang
perilaku social ditinjau dari kecenderungan individu dengan individu lain,
dengan memperhatikan simbol-simbol interaksi. Agama menurut kamus besar bahasa
Indonesia adalah system atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga
disebut dengan nama dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebaktian dan
kewajiban- kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut. Kata “Agama”
berasal dari bahasa Sangsekerta agama yang berarti “Tradisi”.
Sosiologi
agama adalah suatu cabang sosiologi umum yang mempelajari masyarakat agama
secara sosiologis guna mencapai keterangan-keterangan ilmiah dan pasti, demi
kepentingan masyarakat agama itu sendiri dan masyarakat luas pada umumnya.
[1] J, Dwi
Narwoko-Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan, (Ed.) 1,Cet 1,
(Jakarta : Kencana, 2004) , hlm. 2.
[2] Drs. Laurent
Widyasusanto, Penuntun Belajar Sosiologi, (Jakarta : Pradaya Paramitha), 1996,
hlm. 87.
[3] Tom
Campbell, Tujuh Teori Social Sketsa Penilaian Perbandingan, (Jokjakarta :
Kanisius, 1994), hlm. 165.
[4] Dadang
Supardan, Pengantar Ilmu Social Sebuah Kajian Pendekatan Structural, Pengantar
Hamid Hasan, Editor, Rini Rachmatika, Ed.1, Cet.1, (Jakarta : Bumi Aksara,
2007), hl. 87-88.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama merupakan salah satu aspek penting dalam
kehidupan masyarakat yang perlu dipelajari oleh antropolog ataupun para ilmuan
social lainnya. Di dalam kehidupan masyarakat, agama muncul karena sifat
ketauhidan masyarakat tersebut. Oleh karena itu agama perlu dipelajari dan
dihayati oleh manusia karena kebutuhan manusia terhadap sang maha pencipta. Di
dalam agama dijumpai ungkapan materi dan budaya dalam tabiat manusia serta
dalam system nilai, moral, etika, kajian, agama, khususunya agama islam
merupakan kebutuhan hidup bagi masyarakat Indonesia, khususnya mayoritas. Oleh
karena itu, kajian agama seperti Islam, Budha, Hindu, tidak hanya sebatas
konsep saja, teori dan aspek-aspek kehidupan manusia beserta hukumnya. Tapi harus
dihayati dan direnungi untuk diamalkan dalam kehidupan manusia. Ide-ide
keagamaan dan konsep-konsep keagamaan itu tidak dipaksa oleh hal-hal yang
bersifat fisik tapi bersifat rohani. Karenanya agama merupakan suatu institusi
ajaran yang menyajikan lapangan ekspresi dan implikasi yang begitu hukum
ataupun undang-undang yang dibuat oleh masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah kali ini :
1.
Apa pengertian sosiologi ?
2.
Apa pengertian agama ?
3.
Bagaimanakah kajian agama yang bagi
masyarakat berskala kecil ?
4.
Apa saja macam-macam agama yang di
anut di Indonesia ?
C. Tujuan Penulisan :
1.
Ingin mengetahui pengertian
sosiologi menurut para ahli
2.
Ingin mengetahui pengertian agama
menurut pandangan sebagian ulama
3.
Ingin mengetahui kajian agama bagi
masyarakat berskala kecil
4.
Ingin mengetahui macam-macam agama
yang di anut di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sosiologi
Berikut ini definisi-definisi sosiologi
yang dikemukakan beberapa ahli :
1.
Emile Durkheim Sosiologi adalah
suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta social, yakni fakta yang mengandung
cara bertindak, berfikir, berperasan yang berada diluar individu dimana
fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.
2.
Selo Sumardjandan Soelaeman Soemardi Sosiologi
adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur social dan proses-proses
sosial termasuk perubahan social.
3.
Soerjono Soekanto Sosiologi adalah
ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum
dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
Sosiologi secara umum adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari masyarakat secara empiris untuk mencapai hukum
kemasyarakatan yang seumum-umumnya. Sosiologi juga dapat diartikan sebagai ilmu
tentang perilaku social ditinjau dari kecenderungan individu dengan individu
lain, dengan memperhatikan simbol-simbol interaksi.
Sosiologi
pada hakikatnya bukanlah semata-mata ilmu murni (pure science) yang hanya
mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak demi usaha peningkatan kualitas
ilmu itu sendiri, namun sosiologi bisa juga menjadi ilmu terapan (applied
science) yang menyajikan cara-cara untuk mempergunakan pengetahuan ilmiahnya
guna memecahkan masalah praktis atau masalah social yang perlu ditanggulangi.
(Horton dan Hunt,1987:41).[1]
B. Pengertian Agama
Agama menurut kamus besar bahasa
Indonesia adalah system atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga
disebut dengan nama dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-
kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut. Kata “Agama” berasal dari
bahasa Sangsekerta agama yang berarti “Tradisi”. Sedangkan kata lain untuk
menyatakan konsep ini adalah realigi yang berasal dari bahasa latin religio dan
berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti “Mengikat kembali”. Maksudnya
dengan bereligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan. Dalam kehidupan
sehari-hari kita sering mendengar kata Agama. Agama adalah bentuk hubungan
pribadi antar manusia dengan Allah. Beragama menyangkut aspek hubungan vertical
dan horizontal.
a)
Vertical Dimana manusia dalam
hubungannya dengan sang pencipta. Harus hormat, tunduk, patuh pada hukum dan
perintahnya. Melaksanakan perintah Allah dengan kesungguhan. Itulah ibadah
manusia.
b)
Horizontal Dimana manusia dalam
hubungannya dengan manusia lain sebagai ciptaan Allah. Manusia waji bersahabat,
saling menyayangi, saling menghargai bekerja sama dengan orang lain dalam usaha
mencintai kebahagiaan besama disurga.[2]
Namun akan sedikit sulit mendefinisikan
pengertian agama itu sendiri. Hal tersebut diakui sendiri oleh Mukti Ali, salah
seorang pakar ilmu perbandingan agama di Indonesia yang mengatakan; “Barangkali
tak ada kata yang paling sulit diberikan pengertian dan definisinya selain dari
kata Agama”. Menurut Mukti Ali, terdapat tiga argumentasi yang dapat dijadikan
alasan dalam menanggapi statement tersebut:
1)
Pertama karena pengalaman agama
adalah soal batin dan subjektif.
2)
Kedua barangkali tidak ada orang yang begitu
semangat dan emosional dari pada membicarakan agama. Karena itu, membahas arti
agama selalu dengan emosi yang kuat.
3)
Ketiga konsep tentang agama akan
dipengaruhi oleh tujuan orang yang memberikan pengertian agama.
Mohammad Natsir pernah mengatakan
agama adalah hal yang disebut sebagai problem of ultimate concern, suatu
problem kepentingan mutlak, yang berarti jika seseorang membicarakan soal
agamanya maka ia tidak dapat tawar menawar. Namun begitu bukan berarti agama
tidak dapat diberikan pengertian secara umum.
Dalam memberikan definisi tersebut,
para ahli menempuh beberapa cara;
1)
Dengan menggunakan analisis
etimologis, yaitu yang menganalisis konsep bawaan dari kata agama atau kata
lainnya yang digunakan dalam arti yang sama.
2)
Analisis deskriptif, yang
menganalisis gejala atau fenomena kehidupan manusia secara nyata.
Berbicara mengenai agama maka terdapat tiga padanan
kata yang semakna dengannya yaitu, religi, al-din dan agama. Walaupun sebagian
pendapat ada yang mengatakan bahwa ketiganya berbeda satu sama lainnya seperti
pendapat Sidi Gazalba dan Zainal Arifin Abbas yang mengatakan al-din lebih luas
pengertiannya dari pada religi dan agama.
Agama dan religi hanya berisi hubungan manusia dengan
tuhan saja sedangkan al-din berisi hubungan manusia dengan tuhan dan hubungan
manusia dengan manusia. Sedangkan menurut Zainal Arifin Abbas, kata al-din
(memakai awalan al-ta’rif) hanya ditujukan pada islam saja. Sedangkan pendapat
yang mengatakan ketiga kata diatas mempunyai makna yang sama seperti Endang
Saifuddin Anshari dan Faisal Ismail. Perbedaannya hanya terletak pada segi
bahasanya saja. Kemudian secara etimologis agama berasal dari bahasa
sangsekerta, masuk dalam perbendaharaan bahasa melayu (Nusantara) dibawa oleh
agama Hindu dan Budha. Pendapat yang lebih ilmiah, agama berarti jalan.
Maksudnya jalan hidup atau jalan yang harus ditempuh oleh manusia sepanjang
hidupnya atau jalan yang menghubungkan antara sumber dan tujuan hidup manusia,
atau jalan yang menunjukan darimana, bagaimana dan hendak kemana manusia
didunia ini.
Religi berasal dari kata religie (bahasa belanda) atau
religion (bahasa inggris), masuk dalam perbendaharaan bahasa Indonesia dibawa
oleh orang-orang barat yang menjajah bangsa Indonesia. Religi mempunyai
pengertian sebagai keyakinan akan adanya kekuatan gaib yang suci, menentukan
jalan hidup dan mempengaruhi kehidupan manusia yang dihadapi secara hati-hati
dan diikuti jalan dan aturan serta norma-normanya dengan ketat agar tidak
sampai menyimpang atau lepas dari kehendak jalan yang telah ditetapkan oleh
kekuatan gaib suci tersebut.
Din berasal dari bahasa arab yang berarti
undang-undang atau hokum yang harus di tunaikan oleh manusia dan mengabaikannya
berarti hutang yang akan dituntut untuk ditunaikan dan akan mendapatkan hukuman
atau balasan jika ditinggalkan. Dari etimologis ketiga kata di atas maka dapat
diambil pengertian bahwa agama (religi,din) :
1.
Merupakan jalan hidup yang harus
ditempuh oleh manusia untuk mewujudkan kehidupan yang aman, tentram dan sejahtera;
2.
Bahwa jalan hidup tersebut berupa
aturan, nilai atau norma yang mengatur kehidupan manusia yang dianggap sebagai
kekuatan mutlak, gaib dan suci yang harus diikuti dan ditaati;
3.
Aturan tersebut ada, tumbuh dan
berkembang bersama dengan tumbuh dan berkembangnya kehidupan manusia,
masyarakat dan budaya.
Secara terminology dalam
ensiklopedia Nasional Indonesia, agama diartikan aturan atau tata cara hidup
manusia dengan hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya. Dalam Al-Qur’an agama
sering disebut dengan istilah Din. Istilah ini merupakan istilah bawaan dari
ajaran islam sehingga mempunyai kandungan makna yang bersifat umum dan
universal. Artinya konsep yang ada pada istilah din seharusnya mencakup
makna-makna yang ada pada istilah agama dan religi.
Konsep din dalam Al-Qur’an
diantaranya terdapat pada surat Al-Maidah ayat 3 yang mengungkapkan konsep
aturan, hukum atau perundang-undangan hidup yang harus dilaksanakan oleh
manusia. Islam sebagai agama namun tidak semua agama itu islam.
Surat Al-Kafirun ayat 1-6
mengungkapkan tentang konsep ibadah manusia dan kepada siapa ibadah itu
diperuntukkan. Dalam surat As-Syura ayat 13 mengungkapkan din sebagai sesuatu
yang disyariatkan oleh Allah.
Dalam surat As-Syura ayat 21 Din
juga dikatakan sebagai sesuatu yang disyariatkan oleh yang dianggap Tuhan atau
yang dipertuhankan selain Allah. Karena din dalam ayat tersebut adalah sesuatu
yang disyariatkan, maka konsep din berkaitan dengan konsep syariat, konsep
syariat pada dasarnya adalah “jalan” yaitu jalan hidup manusia yang ditetapkan
oleh Allah. Pengertian ini berkembang menjadi aturan atau undang-undang yang
mengatur jalan kehidupan sebagaimana ditetapkan oleh tuhan.
Pada ayat lain, yakni di surat
Ar-Rum ayat 30, konsep agama juga berkaitan dengan konsep fitrah, yaitu konsep
yang berhubungan dengan penciptaan manusia. Agama dalam arti sempit ialah
seperangkat kepercayaan, dogma, peraturan etika, praktek penyembahan, amal
ibadah terhadap Tuhan atau dewa-dewa tertentu. Dalam arti luas, agama adalah
suatu kepercayan atau seperangkat nilai yang menimbulkan ketaatan pada
seseorang atau kelompok tertentu kepada sesuatu yang mereka kagumi,
cita-citakan dan hargai.
Ada beberapa definisi sosiologi agama yang
dapat kita ketahui, diantaranya adalah :
1.
Sosiologi agama adalah ilmu yang
membahas tentang hubungan antara berbagai kesatuan masyarakat, perbedaan atau
masyarakat secara utuh dengan berbagai system agama, tingkat dan jenis
spesialisasi berbagai peranan agama dalam berbagai masyarakat dan system
keagamaan yang berbeda.
2.
Sosiologi agama adalah studi tentang
fenomena social, dan memandang agama sebagai fenomena social. sosiologi agama
selalu berusaha untuk menemukan prinsip-prinsip umum mengenai hubungan agama
masyarakat.
3.
Sosiologi agama adalah suatu cabang
sosiologi umum yang mempelajari masyarakat agama secara sosiologis guna
mencapai keterangan-keterangan ilmiah dan pasti, demi kepentingan masyarakat
agama itu sendiri dan masyarakat luas pada umumnya.
4.
Sosiologi agama menjadi disiplin
ilmu tersendiri sejak munculnya karya Weber dan Durkheim. Jika tugas dari
sosiologi umum adalah untuk mencapai hukum kemasyarakatan yang seluas-luasnya,
maka tugas dari sosiologi agama adalah untuk mencapai keterangan-keterangan
ilmiah tentang masyarakat agama khususnya .
Dalam perkembangannya, sosiologi
agama memiliki empat mazhab, yaitu Klasik positivisme, Teori konflik, dan
Fungsional (Hendropuspito, 1983:24) * Emile Durkheim (http://wikipedia.org)
Durkheim adalah seorang murid yang
ragu-ragu tetapi setia dari auguste comte (1798-1857), perintis positivism
perancis yang menciptakan kata sosiologi.[3]
Jika mazhab klasik memiliki karakteristik yang lebih bercorak sosiologi dasar
dari pada sosiologi agama, dengan pengecualian Durkheim dan Weber, mazhab
positivisme, memiliki karakteristik dimana ia bukan dirinya dengan kualifikasi
dari dimensi masyarakat yang kualitatif, dengan kata lain memberikan
kesimpulan-kesimpulan yang netral tanpa diwarnai pertimbangan teologis maupun
filosofis, berbeda dengan mazhab teori konflik, dimana masyarakat yang sehat
bercirikan masyarakat yang hidup dalam situasi konfliktual. Sebaliknya,
masyarakat yang dalam keadaan Equilibriun dianggapnya sebagai masyarakat
tertidur dan stagnan dalam kemajuan (Hendropuspito, 1983:25). Disisi lain
aliran ini pun sering disebut sosiologi agama yang kritis.
Sedangkan mazhab fungsionalis, memiliki
karakteristik yang berasumsi bahwa masyarakat itu merupakan suatu system
perimbangan, setiap kelompok memberikan kontribusinya yang khas dalam membentuk
system perimbangan secara keseluruhan (Hendropuspito, 1983:26).[4]
C. Agama Bagi Masyarakat Berskala Kecil
Masyarakat itu kelompok yang
terorganisasi dan masyarakat itu suatu kelompok yang berfikir tentang dirinya
sendiri yang berbeda dengan kelompok yang lain. Oleh karena itu orang yang
berjalan bersama-sama atau duduk bersama-sama yang tidak terorganisasi bukanlah
masyarakat. Kelompok yang tidak berfikir tentang kelompoknya sebagai suatu
kelompok bukanlah masyarakat.
Oleh karena itu kelompok burung yang
terbang bersama dan semut yang berbaris rapi bukanlah masyarakat dalam arti
yang sebenarnya sebab mereka berkelompok hanya berdasarkan naluri saja. [5]
Znaniecki
menyatakan bahwa masyarakat merupakan suatu system yang meliputi unit biofisik
para individu yang bertempat tinggal pada suatu daerah geografis tertentu
selama periode waktu tertentu dari suatu generasi. Dalam sociology suatu
masyarakat dibentuk hanya dalam kesejajaran kedudukan yang diterapkan dalam
suatu organisasi. (F Znaniecki, 1950, p. 145),
Oleh karena itu masyarakat bukanlah
kelompok yang berkumpul secara mekanis akan tetapi berkumpul secara sistematik.
Manusia yang satu dengan manusia yang lain saling memberi, manusia dengan
lingkungannya selain menerima dan saling memberi. Konsep ini dipengaruhi oleh
konsep pandangan ekologis terhadap satwa sekalian alam. Masyarakat agama tidak
lain ialah suatu persekutuan hidup (baik dalam lingkup sempit maupun luas) yang
unsure konstitutif utamanya adalah agama atau nilai-nilai keagamaan.
Pada kesimpulannya agama merupakan suatu kepercayaan yang dianut oleh sebagian masyarakat dalam hal mempercayai eksistensi Allah Swt dengan segala konsep dan ajarannya yang dibawa oleh rasulnya yang memiliki kitab yang diyakini oleh pengikutnya. Keperayaan akan Tuhan, merupakan sesuatu yang sudah ada sejak zaman dulu dalam kehidupan manusia.
Pada kesimpulannya agama merupakan suatu kepercayaan yang dianut oleh sebagian masyarakat dalam hal mempercayai eksistensi Allah Swt dengan segala konsep dan ajarannya yang dibawa oleh rasulnya yang memiliki kitab yang diyakini oleh pengikutnya. Keperayaan akan Tuhan, merupakan sesuatu yang sudah ada sejak zaman dulu dalam kehidupan manusia.
Agama adalah sebuah konsep yang
mengatur tingkah laku, etika, moral dalam kehidupan sehari-hari. Keadaan
fenomena keagamaan yang ruwet serta segala refleksinya didalam sejumlah
aspek-aspek kehidupan lain, telah menarik perhatian dari para sarjana dari
berbagai disiplin. Seperti para sejarawan, filosof dan para psikolog,
masing-masing telah mengkaji agama menurut metode mereka sendiri.
Pada pembahasan ini, masyarakat
berskala kecil itu meliputi warga pedesaan, orang-orang awam yang tidak tersentuh
oleh kehidupan modernisasi. Pada dasarnya keyakinan mereka akan kepercayaan
agama yang mereka anut begitu kuat dan kental, tapi bilamana kehidupan
modernisasi sudah merasuk mereka. Maka seolah-olah mereka terprofokasi oleh
lingkungan baru mereka, hal itu cenderung kepada penghianatan agama, sehingga
kurangnya amalan-amalan yang seharusnya mereka lakukan. Dalam hal ini, penulis
mencoba mengkaji seperti apa agama samawi dalam masyarakat berskala kecil?.
Bahwasannya agama samawi itu adalah agama langit yaitu islam yang merupakan
keyakinan yang mayoritas di Indonesia yang bukan sesuatu yang baru yang dianut oleh
masyarakat berskala kecil.
Agama pada hakekatnya merupakan
sesuatu yang konon membawa pengikutnya pada kebenaran, dalam hal ini penulis
membatasi pembahasan ini pada seperti apa agama samawi dalam pandangan
masyarakat berskala kecil, kajian dalam hal agama merupakan sesuatu yang
menarik untuk dibahas dan diperbincangkan oleh para agamawan.
Agama pada masyarakat terdiri dari
dua, yaitu agama samawi dan agama ard. Agama samawi adalah agama dari langit
sedangkan agama ard adalah agama ciptaan manusia. Pada kenyataannya agama
merupakan jalan menuju Tuhan, akan tetapi jalan tersebut bagaikan macam-macam
air sungai yang mengalir kepada satu muara yaitu laut. Tetapi kadang-kadang air
yang disungai untuk menuju kelaut penuh kendala, misalnya banyak air sungai
yang tercemar karena polusi, kadang kala air dari sungai tidak sampai kelaut,
dan hanya sedikit air yang bersih (tawar) yang sampai kelaut. Seperti halnya
agama “jalan menuju Tuhan”, akan tetapi jalan menuju Tuhan itu kadang-kadang
banyak yang tidak sampai ke Tuhan dan ada yang sampai ke Tuhan.
Lalu untuk
apa agama didunia ini?
Bila kita kaji secara teliti tertentu beranekaragam
agama yang ada di dunia yang ada pada masyarakat yang seolah-olah memiliki cara
atau pendekatan sendiri, misalnya :
Bagaimanakah
iman itu?
Konsep yang dibawanya, ajarannya,
serta cara-cara pendekatan kita kepada Tuhan yang berbeda, tetapi tujuannya
sama yaitu untuk dekat kepada sang maha pencipta. Walaupun pada kenyataannya
banyak agama yang tidak sesuai dengan konsep tauhid yang dibawah oleh Rasul
pembawa risalah akhir zaman (Nabi Muhammad Saw). Agama bukan hal yang baru bagi
masyarakat, pandangan masyarakat terhadap agama merupakan segi yang berbeda
menurut para sejarawan, filosof, linguist, dan para psikolog.
Dalam pandangan sejarawan, agama
merupakan sesuatu konsep yang harus dipelajari dari sejarahnya dan juga bukan
hanya inti sari agama itu sendiri, tapi pengalaman dan prakteknya yang harus
dilakukan oleh pengikutnya.[6]
1)
Hindu
Agama Hindu adalah agama yang pertama masuk ke
Indonesia. Hindu masuk ke Indonesia melalui pedagang-pedagang dari India yang
berdagang di selat Malaka. Para pedagang tersebut berdagang rempah-rempah dan
sutra sambil menyebarkan agama Hindu. Sebelum Hindu masuk ke Indonesia,
mayoritas penduduknya menganut aliran kepercayaan. Aliran keperyaan yang dianut
biasanya aliran animism dan dinamisme.
Pemuka Agama Hindu adalah Wasi. Sedangkan tempat ibadah umat hindu adalah di pura. Hari besar Hindu disebut nyepi. Saat nyepi, umat hindu berada di dalam rumah dan merefleksi hidupnya, agar mereka dapat hidup lebih baik. Dasar dari ajaran agama Hindu berasal dari Kitab Suci Weda, yang merupakan Kitab Suci Agama Hindu. Para umat penganut Hindu selalu memegang teguh, ajran-ajaran yang berasal dari Kitab Suci Weda. Weda adalah sabda suci atau wahyu Tuhan Yang Maha Esa yang diterima oleh para Maharesi. Keterangan ini terdapat dalam Kitab Bhumikabhasya, karya Maharesi Sayana. Resi disebut sebagai mantra drstah, yang artinya adalah orang-orang yang melihat mantra. Kitab Suci Weda dikenal dengan berbagai nama antara lain:
Pemuka Agama Hindu adalah Wasi. Sedangkan tempat ibadah umat hindu adalah di pura. Hari besar Hindu disebut nyepi. Saat nyepi, umat hindu berada di dalam rumah dan merefleksi hidupnya, agar mereka dapat hidup lebih baik. Dasar dari ajaran agama Hindu berasal dari Kitab Suci Weda, yang merupakan Kitab Suci Agama Hindu. Para umat penganut Hindu selalu memegang teguh, ajran-ajaran yang berasal dari Kitab Suci Weda. Weda adalah sabda suci atau wahyu Tuhan Yang Maha Esa yang diterima oleh para Maharesi. Keterangan ini terdapat dalam Kitab Bhumikabhasya, karya Maharesi Sayana. Resi disebut sebagai mantra drstah, yang artinya adalah orang-orang yang melihat mantra. Kitab Suci Weda dikenal dengan berbagai nama antara lain:
1.
Kitab
Sruti yang artinya bahwa Kitab Weda adalh wahyu yang diterima melalui
pendengaran suci atau kemekaran intuisi para Maharesi.
2.
Kitab
Rahasya, karena inti ajarannya adalah usaha mencapai tujuan hidup yang
tertinggi, berupa Moksa.
3.
Kitab
Mantra, karena memuat nyanyi-nyanyian pujian.
Dalam Kitab Weda, terdapat empat tujuan manusia. Tujuan-tujuan tersebut adalah keadilan, kekayaan, keinginan, dan pembebaasan. Namun tujuan-tujuan tersebut harus dicapai secara berpasangan: keadilan dengan kekayaan. Kekayaan harus didapatkan dengan keadialan. Lalu keinginan dengan pembebasan. Semua keinginan untuk mencapai pembebasan. Jika manusia mengambil secara terpisah, maka semuanya tidak akan didapat. (A Recapitulation of Sathya Sai Baba’s Divine Teachings oleh Grace J. Mc Martin. 1982; hlm. 12).
Dalam Kitab Weda, terdapat empat tujuan manusia. Tujuan-tujuan tersebut adalah keadilan, kekayaan, keinginan, dan pembebaasan. Namun tujuan-tujuan tersebut harus dicapai secara berpasangan: keadilan dengan kekayaan. Kekayaan harus didapatkan dengan keadialan. Lalu keinginan dengan pembebasan. Semua keinginan untuk mencapai pembebasan. Jika manusia mengambil secara terpisah, maka semuanya tidak akan didapat. (A Recapitulation of Sathya Sai Baba’s Divine Teachings oleh Grace J. Mc Martin. 1982; hlm. 12).
2)
Buddha
Agama Buddha masuk ke Indonesia
beberapa tahun setelah masuknya Hindu. Pemuka Agama Buddha, biasa disebut biksu
(laki-laki) dan, biksuni (perempuan). Tempat ibadah umat buddha disebut Vihara.
Sedang hari besarnya adalah Hari Waisak. Tujuan utama umat buddha adalah
mencapai Nibbana. Untuk mencapai Nibbana, umat budda melakukan punna
(berpahala) sebagai penghormatan tertinggi pada Buddha.
Kitab suci Agama Buddha adalah
Kitab Suci Tripitaka. Kata Tipitaka (Pali) atau Tripitaka (Sansekerta) terdiri
dari kata “Ti” dan “pitaka”, “ti” (tri) artinya “tiga” sedangkan “pitaka”
artinya “kelopok” “atau keranjang tempat penyimpanan” ajaran Sang Buddha. Buddha
membimbing umatnya memalui jalan Ariya (mulia) yang berunsur delapan, yaitu pandangan
benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, mata pencaharian benar, usaha
benar, perhatian benar,dan meditasi benar .
3)
Islam.
Isalam masuk ke Indonesia melalui
para pedagang dari Arab dan Gujarad yang berdagang di selat Malaka. Mereka berdagang
sambil menyebarkan agama Islam. Bahkan banyak pedagang Arab yang menikah dengan
penduduk pribumi di Indonesia, khususnya di daerah Aceh dan sekitarnya. Oleh
karena itu, mayoritas dari penduduk Aceh beragama Islam. Bahkan Aceh sering
kali disebut sebagai Serambi Mekkah. Menurut Agama Islam, manusia diciptakan oleh Alloh tidak untuk
hidup sia-sia, namun diberi amanat untuk beribadah kepada-Nya. Melalui Ibadah,
manusia dapat mencapai kehidupan yang berguna dan dapat mencapai kebahagiaan di
dunia dan akhirat. Pemuka Agama Islam
biasa disebut Ustadz atau Imam. Hari raya umat Islam adalah hari raya Idul
Fitri. Tempat ibadah umat Islam di Masjid. Sedangkan kitab suci Agama Islam
adalah Kitab Suci Alquran. Pada sejarah tentang Agama Islam, bahwa Alquran adalah
Kalam (perkataan) Alloh SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui
Malaekat Jibril dengan lafal dan maknanya (QS. 26:192-195). Alquran sebagai
Kitab Allah, menempati posisi sebagai sumber pertama dan utama dari seluruh
ajaran Islam dan berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat manusia
dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Alqaranul Karim ialah Kalamullah
(firman Alloh) yang diwahyukan kepada Rasul-Nya yang terakir (Nabi Muhammad
SAW), yang dipandang dapat dibaca dan harus dijadikan pedoman hidup seluruh
umat manusia sampai akhir zaman. Alquran diturunkan secara bertahab selama 22
tahun 2 bulan 22 hari. Nabi Mohammad SAW lahir pada tanggal 6 Agustus 610 M.
Ayat Alquran pertama kali diturunkan di Mekkah pada tanggal 17 Ramadan tahun
ke-41 dari kelahiran Nabi Mohammad.
4)
Katolik
Agama Katolik masuk ke Indonesia
melalui para pedagang dari Portugis. Pedagang tersebut berdagang di daerah
sekitar Maluku untuk membeli rempah-rempah. Agama Katolik juga dibawa oleh
penjajah Belanda.
Ajaran utama Agama Katolik adalah hukum cinta kasih. Hukum tersebut mengajarkan untuk mencintai sesama seperti mencintai diri sendiri, juga diajarkan untuk mencintai musuh kita, walaupun musuh tersebut telah menyakiti kita habis-habisan. Pemimpin agama katolik biasa dipanggil dengan sebutan Pastur. Hari raya umat Katolik adalah hari raya Natal. Tempat ibadah Agama Katolik adalah di Gereja. Sedangkan kitab suci Agama Katolik disebut Alkitab. Alkitab bisa disebut Injil. Namun Injil di sini dapat dibenarkan dalam arti kabar gembira, yaitu suatu berita yang menggembirkan karena Tuhan mendatangi, menyapa, dan menyelamatkan manusia dari kuasa dosa. Alkitab dibagi menjadi dua bagian yaitu Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama. Pejanjian Lama, diwahyukan sebelum Yesus Kristus lahir di dunia. Perjanjian Baru diwahyukan sesudah Yesus Kristus lahir di dunia. Pada Perjanjian Lama, perjanjian itu diawali dengan janji Tuhan pada Abraham. Sedangkan pada Perjajian Baru, pejanjian diadakan oleh Yesus saat malam perjamuan terakhir.
Ajaran utama Agama Katolik adalah hukum cinta kasih. Hukum tersebut mengajarkan untuk mencintai sesama seperti mencintai diri sendiri, juga diajarkan untuk mencintai musuh kita, walaupun musuh tersebut telah menyakiti kita habis-habisan. Pemimpin agama katolik biasa dipanggil dengan sebutan Pastur. Hari raya umat Katolik adalah hari raya Natal. Tempat ibadah Agama Katolik adalah di Gereja. Sedangkan kitab suci Agama Katolik disebut Alkitab. Alkitab bisa disebut Injil. Namun Injil di sini dapat dibenarkan dalam arti kabar gembira, yaitu suatu berita yang menggembirkan karena Tuhan mendatangi, menyapa, dan menyelamatkan manusia dari kuasa dosa. Alkitab dibagi menjadi dua bagian yaitu Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama. Pejanjian Lama, diwahyukan sebelum Yesus Kristus lahir di dunia. Perjanjian Baru diwahyukan sesudah Yesus Kristus lahir di dunia. Pada Perjanjian Lama, perjanjian itu diawali dengan janji Tuhan pada Abraham. Sedangkan pada Perjajian Baru, pejanjian diadakan oleh Yesus saat malam perjamuan terakhir.
5)
Kristen
Seperti halnya Agama Katolik, Agama
Kristen masuk ke Indonesia melalui pedagang-pedagang Porugis yang berdagang di
sekitar Maluku. Mereka berada di Maluku untuk membeli rempah-rempah. Penjajahan
Belanda juga turut berperan dalam penyebaran Kristen di Indonesia. Ajaran, kitab suci, hari raya, dan tempat
ibadah Agama Kristen, sama dengan Agama Katolik. Karena sebenarnya, Kristen
adalah bagian dari Katolik. Kristen melepaskan diri dari Katolik. Karena pada
jaman itu para pemuka agama katolik sering kali memanfaatkan jabatannya demi
kepentingan pribadi dan untuk memuaskan hawa nafsu. Oleh karena itu, sebagian
umat katolik mencoba melepaskan diri dari Katolik dan membentuk perkumpulan
saat ini fungsi utama pemuka agama katolik telah kembali seperti semula.
6)
Khonghucu
Khonghucu adalah agama yang berasal
dari Cina. Khonghucu, masuk ke Indonesia melalui para penduduk Cina yang
mengembara ke Indonesia. Tempat ibadah Agama Khonghucu adalah di Klenteng.
Sedangkan kitab sucinya ada tiga, yaitu Kitab Suci Wu Cing (Ngo King: kitab
yang lima), Kitab Suci Su Si (kitab yang empat), dan Hau King (kitab Bakti).
Hari raya Khonghucu Adalah hari raya Imlek.
Tujuan hidup yang dicita-citakan dalam Konfusianisme adalah menjadi seorang kuncu. Kuncu berarti: manusia budiman. Untuk mencapai kuncu, seseorang harus dapat menerapkan dan melaksanakan ajaran Khonghucu dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kuncu identik dengan orang yang memiliki moralitas tinggi, yang dapat mendekati moralitas nabi.
Tujuan hidup yang dicita-citakan dalam Konfusianisme adalah menjadi seorang kuncu. Kuncu berarti: manusia budiman. Untuk mencapai kuncu, seseorang harus dapat menerapkan dan melaksanakan ajaran Khonghucu dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kuncu identik dengan orang yang memiliki moralitas tinggi, yang dapat mendekati moralitas nabi.
Bersumber dari kitab sucinya,
terutama Su Si dan Hau King, Khonghucu sangat menekankan nilai-nilai etika baik
dalam kehidupan rumah tangga, dalam kelompok jemaah seagama, maupun dalam
masyarakat dan pemerintahan.
7)
Aliran Kepercayaan
Aliran kepercayaan (agama tidak
resmi) yang berada di Indonesia biasanya tidak memiliki kitab suci dan tempat
ibadah. Aliran kepercayaan biasa muncul dari budaya-budaya adat suatu daerah.
Contoh aliran kepercayaan adalah: Aliran Sumanah, Aliran Budi Dharma, Paguyuban
Ngesti Tunggal, Sabta Dharma, dan lain-lain. Dalam aliran kepercayaan bukan
animisme dan dinamisme, biasanya lebih mengajarkan pada nilai-nilai dan
norma-norma yang ada dalam kehidupan masyarakat. Jika dalam aliran kepercayaan
animisme dan dinamisme biasanya mengajarkan untuk mengagungkan suatu benda atau
tempat yang memiliki kekuatan mistis. Namun, aliran ini masih tetap menjunjung
tinggi nilai-nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Terutama norma
kesopanan.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Sosiologi secara umum adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari masyarakat secara empiris untuk mencapai hukum kemasyarakatan
yang seumum-umumnya. Sosiologi juga dapat diartikan sebagai ilmu tentang
perilaku social ditinjau dari kecenderungan individu dengan individu lain,
dengan memperhatikan simbol-simbol interaksi. Agama menurut kamus besar bahasa
Indonesia adalah system atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga
disebut dengan nama dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebaktian dan
kewajiban- kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut. Kata “Agama”
berasal dari bahasa Sangsekerta agama yang berarti “Tradisi”.
Sosiologi
agama adalah suatu cabang sosiologi umum yang mempelajari masyarakat agama
secara sosiologis guna mencapai keterangan-keterangan ilmiah dan pasti, demi
kepentingan masyarakat agama itu sendiri dan masyarakat luas pada umumnya.
[1] J, Dwi
Narwoko-Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan, (Ed.) 1,Cet 1,
(Jakarta : Kencana, 2004) , hlm. 2.
[2] Drs. Laurent
Widyasusanto, Penuntun Belajar Sosiologi, (Jakarta : Pradaya Paramitha), 1996,
hlm. 87.
[3] Tom
Campbell, Tujuh Teori Social Sketsa Penilaian Perbandingan, (Jokjakarta :
Kanisius, 1994), hlm. 165.
[4] Dadang
Supardan, Pengantar Ilmu Social Sebuah Kajian Pendekatan Structural, Pengantar
Hamid Hasan, Editor, Rini Rachmatika, Ed.1, Cet.1, (Jakarta : Bumi Aksara,
2007), hl. 87-88.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama merupakan salah satu aspek penting dalam
kehidupan masyarakat yang perlu dipelajari oleh antropolog ataupun para ilmuan
social lainnya. Di dalam kehidupan masyarakat, agama muncul karena sifat
ketauhidan masyarakat tersebut. Oleh karena itu agama perlu dipelajari dan
dihayati oleh manusia karena kebutuhan manusia terhadap sang maha pencipta. Di
dalam agama dijumpai ungkapan materi dan budaya dalam tabiat manusia serta
dalam system nilai, moral, etika, kajian, agama, khususunya agama islam
merupakan kebutuhan hidup bagi masyarakat Indonesia, khususnya mayoritas. Oleh
karena itu, kajian agama seperti Islam, Budha, Hindu, tidak hanya sebatas
konsep saja, teori dan aspek-aspek kehidupan manusia beserta hukumnya. Tapi harus
dihayati dan direnungi untuk diamalkan dalam kehidupan manusia. Ide-ide
keagamaan dan konsep-konsep keagamaan itu tidak dipaksa oleh hal-hal yang
bersifat fisik tapi bersifat rohani. Karenanya agama merupakan suatu institusi
ajaran yang menyajikan lapangan ekspresi dan implikasi yang begitu hukum
ataupun undang-undang yang dibuat oleh masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah kali ini :
1.
Apa pengertian sosiologi ?
2.
Apa pengertian agama ?
3.
Bagaimanakah kajian agama yang bagi
masyarakat berskala kecil ?
4.
Apa saja macam-macam agama yang di
anut di Indonesia ?
C. Tujuan Penulisan :
1.
Ingin mengetahui pengertian
sosiologi menurut para ahli
2.
Ingin mengetahui pengertian agama
menurut pandangan sebagian ulama
3.
Ingin mengetahui kajian agama bagi
masyarakat berskala kecil
4.
Ingin mengetahui macam-macam agama
yang di anut di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sosiologi
Berikut ini definisi-definisi sosiologi
yang dikemukakan beberapa ahli :
1.
Emile Durkheim Sosiologi adalah
suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta social, yakni fakta yang mengandung
cara bertindak, berfikir, berperasan yang berada diluar individu dimana
fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.
2.
Selo Sumardjandan Soelaeman Soemardi Sosiologi
adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur social dan proses-proses
sosial termasuk perubahan social.
3.
Soerjono Soekanto Sosiologi adalah
ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum
dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
Sosiologi secara umum adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari masyarakat secara empiris untuk mencapai hukum
kemasyarakatan yang seumum-umumnya. Sosiologi juga dapat diartikan sebagai ilmu
tentang perilaku social ditinjau dari kecenderungan individu dengan individu
lain, dengan memperhatikan simbol-simbol interaksi.
Sosiologi
pada hakikatnya bukanlah semata-mata ilmu murni (pure science) yang hanya
mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak demi usaha peningkatan kualitas
ilmu itu sendiri, namun sosiologi bisa juga menjadi ilmu terapan (applied
science) yang menyajikan cara-cara untuk mempergunakan pengetahuan ilmiahnya
guna memecahkan masalah praktis atau masalah social yang perlu ditanggulangi.
(Horton dan Hunt,1987:41).[1]
B. Pengertian Agama
Agama menurut kamus besar bahasa
Indonesia adalah system atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga
disebut dengan nama dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-
kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut. Kata “Agama” berasal dari
bahasa Sangsekerta agama yang berarti “Tradisi”. Sedangkan kata lain untuk
menyatakan konsep ini adalah realigi yang berasal dari bahasa latin religio dan
berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti “Mengikat kembali”. Maksudnya
dengan bereligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan. Dalam kehidupan
sehari-hari kita sering mendengar kata Agama. Agama adalah bentuk hubungan
pribadi antar manusia dengan Allah. Beragama menyangkut aspek hubungan vertical
dan horizontal.
a)
Vertical Dimana manusia dalam
hubungannya dengan sang pencipta. Harus hormat, tunduk, patuh pada hukum dan
perintahnya. Melaksanakan perintah Allah dengan kesungguhan. Itulah ibadah
manusia.
b)
Horizontal Dimana manusia dalam
hubungannya dengan manusia lain sebagai ciptaan Allah. Manusia waji bersahabat,
saling menyayangi, saling menghargai bekerja sama dengan orang lain dalam usaha
mencintai kebahagiaan besama disurga.[2]
Namun akan sedikit sulit mendefinisikan
pengertian agama itu sendiri. Hal tersebut diakui sendiri oleh Mukti Ali, salah
seorang pakar ilmu perbandingan agama di Indonesia yang mengatakan; “Barangkali
tak ada kata yang paling sulit diberikan pengertian dan definisinya selain dari
kata Agama”. Menurut Mukti Ali, terdapat tiga argumentasi yang dapat dijadikan
alasan dalam menanggapi statement tersebut:
1)
Pertama karena pengalaman agama
adalah soal batin dan subjektif.
2)
Kedua barangkali tidak ada orang yang begitu
semangat dan emosional dari pada membicarakan agama. Karena itu, membahas arti
agama selalu dengan emosi yang kuat.
3)
Ketiga konsep tentang agama akan
dipengaruhi oleh tujuan orang yang memberikan pengertian agama.
Mohammad Natsir pernah mengatakan
agama adalah hal yang disebut sebagai problem of ultimate concern, suatu
problem kepentingan mutlak, yang berarti jika seseorang membicarakan soal
agamanya maka ia tidak dapat tawar menawar. Namun begitu bukan berarti agama
tidak dapat diberikan pengertian secara umum.
Dalam memberikan definisi tersebut,
para ahli menempuh beberapa cara;
1)
Dengan menggunakan analisis
etimologis, yaitu yang menganalisis konsep bawaan dari kata agama atau kata
lainnya yang digunakan dalam arti yang sama.
2)
Analisis deskriptif, yang
menganalisis gejala atau fenomena kehidupan manusia secara nyata.
Berbicara mengenai agama maka terdapat tiga padanan
kata yang semakna dengannya yaitu, religi, al-din dan agama. Walaupun sebagian
pendapat ada yang mengatakan bahwa ketiganya berbeda satu sama lainnya seperti
pendapat Sidi Gazalba dan Zainal Arifin Abbas yang mengatakan al-din lebih luas
pengertiannya dari pada religi dan agama.
Agama dan religi hanya berisi hubungan manusia dengan
tuhan saja sedangkan al-din berisi hubungan manusia dengan tuhan dan hubungan
manusia dengan manusia. Sedangkan menurut Zainal Arifin Abbas, kata al-din
(memakai awalan al-ta’rif) hanya ditujukan pada islam saja. Sedangkan pendapat
yang mengatakan ketiga kata diatas mempunyai makna yang sama seperti Endang
Saifuddin Anshari dan Faisal Ismail. Perbedaannya hanya terletak pada segi
bahasanya saja. Kemudian secara etimologis agama berasal dari bahasa
sangsekerta, masuk dalam perbendaharaan bahasa melayu (Nusantara) dibawa oleh
agama Hindu dan Budha. Pendapat yang lebih ilmiah, agama berarti jalan.
Maksudnya jalan hidup atau jalan yang harus ditempuh oleh manusia sepanjang
hidupnya atau jalan yang menghubungkan antara sumber dan tujuan hidup manusia,
atau jalan yang menunjukan darimana, bagaimana dan hendak kemana manusia
didunia ini.
Religi berasal dari kata religie (bahasa belanda) atau
religion (bahasa inggris), masuk dalam perbendaharaan bahasa Indonesia dibawa
oleh orang-orang barat yang menjajah bangsa Indonesia. Religi mempunyai
pengertian sebagai keyakinan akan adanya kekuatan gaib yang suci, menentukan
jalan hidup dan mempengaruhi kehidupan manusia yang dihadapi secara hati-hati
dan diikuti jalan dan aturan serta norma-normanya dengan ketat agar tidak
sampai menyimpang atau lepas dari kehendak jalan yang telah ditetapkan oleh
kekuatan gaib suci tersebut.
Din berasal dari bahasa arab yang berarti
undang-undang atau hokum yang harus di tunaikan oleh manusia dan mengabaikannya
berarti hutang yang akan dituntut untuk ditunaikan dan akan mendapatkan hukuman
atau balasan jika ditinggalkan. Dari etimologis ketiga kata di atas maka dapat
diambil pengertian bahwa agama (religi,din) :
1.
Merupakan jalan hidup yang harus
ditempuh oleh manusia untuk mewujudkan kehidupan yang aman, tentram dan sejahtera;
2.
Bahwa jalan hidup tersebut berupa
aturan, nilai atau norma yang mengatur kehidupan manusia yang dianggap sebagai
kekuatan mutlak, gaib dan suci yang harus diikuti dan ditaati;
3.
Aturan tersebut ada, tumbuh dan
berkembang bersama dengan tumbuh dan berkembangnya kehidupan manusia,
masyarakat dan budaya.
Secara terminology dalam
ensiklopedia Nasional Indonesia, agama diartikan aturan atau tata cara hidup
manusia dengan hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya. Dalam Al-Qur’an agama
sering disebut dengan istilah Din. Istilah ini merupakan istilah bawaan dari
ajaran islam sehingga mempunyai kandungan makna yang bersifat umum dan
universal. Artinya konsep yang ada pada istilah din seharusnya mencakup
makna-makna yang ada pada istilah agama dan religi.
Konsep din dalam Al-Qur’an
diantaranya terdapat pada surat Al-Maidah ayat 3 yang mengungkapkan konsep
aturan, hukum atau perundang-undangan hidup yang harus dilaksanakan oleh
manusia. Islam sebagai agama namun tidak semua agama itu islam.
Surat Al-Kafirun ayat 1-6
mengungkapkan tentang konsep ibadah manusia dan kepada siapa ibadah itu
diperuntukkan. Dalam surat As-Syura ayat 13 mengungkapkan din sebagai sesuatu
yang disyariatkan oleh Allah.
Dalam surat As-Syura ayat 21 Din
juga dikatakan sebagai sesuatu yang disyariatkan oleh yang dianggap Tuhan atau
yang dipertuhankan selain Allah. Karena din dalam ayat tersebut adalah sesuatu
yang disyariatkan, maka konsep din berkaitan dengan konsep syariat, konsep
syariat pada dasarnya adalah “jalan” yaitu jalan hidup manusia yang ditetapkan
oleh Allah. Pengertian ini berkembang menjadi aturan atau undang-undang yang
mengatur jalan kehidupan sebagaimana ditetapkan oleh tuhan.
Pada ayat lain, yakni di surat
Ar-Rum ayat 30, konsep agama juga berkaitan dengan konsep fitrah, yaitu konsep
yang berhubungan dengan penciptaan manusia. Agama dalam arti sempit ialah
seperangkat kepercayaan, dogma, peraturan etika, praktek penyembahan, amal
ibadah terhadap Tuhan atau dewa-dewa tertentu. Dalam arti luas, agama adalah
suatu kepercayan atau seperangkat nilai yang menimbulkan ketaatan pada
seseorang atau kelompok tertentu kepada sesuatu yang mereka kagumi,
cita-citakan dan hargai.
Ada beberapa definisi sosiologi agama yang
dapat kita ketahui, diantaranya adalah :
1.
Sosiologi agama adalah ilmu yang
membahas tentang hubungan antara berbagai kesatuan masyarakat, perbedaan atau
masyarakat secara utuh dengan berbagai system agama, tingkat dan jenis
spesialisasi berbagai peranan agama dalam berbagai masyarakat dan system
keagamaan yang berbeda.
2.
Sosiologi agama adalah studi tentang
fenomena social, dan memandang agama sebagai fenomena social. sosiologi agama
selalu berusaha untuk menemukan prinsip-prinsip umum mengenai hubungan agama
masyarakat.
3.
Sosiologi agama adalah suatu cabang
sosiologi umum yang mempelajari masyarakat agama secara sosiologis guna
mencapai keterangan-keterangan ilmiah dan pasti, demi kepentingan masyarakat
agama itu sendiri dan masyarakat luas pada umumnya.
4.
Sosiologi agama menjadi disiplin
ilmu tersendiri sejak munculnya karya Weber dan Durkheim. Jika tugas dari
sosiologi umum adalah untuk mencapai hukum kemasyarakatan yang seluas-luasnya,
maka tugas dari sosiologi agama adalah untuk mencapai keterangan-keterangan
ilmiah tentang masyarakat agama khususnya .
Dalam perkembangannya, sosiologi
agama memiliki empat mazhab, yaitu Klasik positivisme, Teori konflik, dan
Fungsional (Hendropuspito, 1983:24) * Emile Durkheim (http://wikipedia.org)
Durkheim adalah seorang murid yang
ragu-ragu tetapi setia dari auguste comte (1798-1857), perintis positivism
perancis yang menciptakan kata sosiologi.[3]
Jika mazhab klasik memiliki karakteristik yang lebih bercorak sosiologi dasar
dari pada sosiologi agama, dengan pengecualian Durkheim dan Weber, mazhab
positivisme, memiliki karakteristik dimana ia bukan dirinya dengan kualifikasi
dari dimensi masyarakat yang kualitatif, dengan kata lain memberikan
kesimpulan-kesimpulan yang netral tanpa diwarnai pertimbangan teologis maupun
filosofis, berbeda dengan mazhab teori konflik, dimana masyarakat yang sehat
bercirikan masyarakat yang hidup dalam situasi konfliktual. Sebaliknya,
masyarakat yang dalam keadaan Equilibriun dianggapnya sebagai masyarakat
tertidur dan stagnan dalam kemajuan (Hendropuspito, 1983:25). Disisi lain
aliran ini pun sering disebut sosiologi agama yang kritis.
Sedangkan mazhab fungsionalis, memiliki
karakteristik yang berasumsi bahwa masyarakat itu merupakan suatu system
perimbangan, setiap kelompok memberikan kontribusinya yang khas dalam membentuk
system perimbangan secara keseluruhan (Hendropuspito, 1983:26).[4]
C. Agama Bagi Masyarakat Berskala Kecil
Masyarakat itu kelompok yang
terorganisasi dan masyarakat itu suatu kelompok yang berfikir tentang dirinya
sendiri yang berbeda dengan kelompok yang lain. Oleh karena itu orang yang
berjalan bersama-sama atau duduk bersama-sama yang tidak terorganisasi bukanlah
masyarakat. Kelompok yang tidak berfikir tentang kelompoknya sebagai suatu
kelompok bukanlah masyarakat.
Oleh karena itu kelompok burung yang
terbang bersama dan semut yang berbaris rapi bukanlah masyarakat dalam arti
yang sebenarnya sebab mereka berkelompok hanya berdasarkan naluri saja. [5]
Znaniecki
menyatakan bahwa masyarakat merupakan suatu system yang meliputi unit biofisik
para individu yang bertempat tinggal pada suatu daerah geografis tertentu
selama periode waktu tertentu dari suatu generasi. Dalam sociology suatu
masyarakat dibentuk hanya dalam kesejajaran kedudukan yang diterapkan dalam
suatu organisasi. (F Znaniecki, 1950, p. 145),
Oleh karena itu masyarakat bukanlah
kelompok yang berkumpul secara mekanis akan tetapi berkumpul secara sistematik.
Manusia yang satu dengan manusia yang lain saling memberi, manusia dengan
lingkungannya selain menerima dan saling memberi. Konsep ini dipengaruhi oleh
konsep pandangan ekologis terhadap satwa sekalian alam. Masyarakat agama tidak
lain ialah suatu persekutuan hidup (baik dalam lingkup sempit maupun luas) yang
unsure konstitutif utamanya adalah agama atau nilai-nilai keagamaan.
Pada kesimpulannya agama merupakan suatu kepercayaan yang dianut oleh sebagian masyarakat dalam hal mempercayai eksistensi Allah Swt dengan segala konsep dan ajarannya yang dibawa oleh rasulnya yang memiliki kitab yang diyakini oleh pengikutnya. Keperayaan akan Tuhan, merupakan sesuatu yang sudah ada sejak zaman dulu dalam kehidupan manusia.
Pada kesimpulannya agama merupakan suatu kepercayaan yang dianut oleh sebagian masyarakat dalam hal mempercayai eksistensi Allah Swt dengan segala konsep dan ajarannya yang dibawa oleh rasulnya yang memiliki kitab yang diyakini oleh pengikutnya. Keperayaan akan Tuhan, merupakan sesuatu yang sudah ada sejak zaman dulu dalam kehidupan manusia.
Agama adalah sebuah konsep yang
mengatur tingkah laku, etika, moral dalam kehidupan sehari-hari. Keadaan
fenomena keagamaan yang ruwet serta segala refleksinya didalam sejumlah
aspek-aspek kehidupan lain, telah menarik perhatian dari para sarjana dari
berbagai disiplin. Seperti para sejarawan, filosof dan para psikolog,
masing-masing telah mengkaji agama menurut metode mereka sendiri.
Pada pembahasan ini, masyarakat
berskala kecil itu meliputi warga pedesaan, orang-orang awam yang tidak tersentuh
oleh kehidupan modernisasi. Pada dasarnya keyakinan mereka akan kepercayaan
agama yang mereka anut begitu kuat dan kental, tapi bilamana kehidupan
modernisasi sudah merasuk mereka. Maka seolah-olah mereka terprofokasi oleh
lingkungan baru mereka, hal itu cenderung kepada penghianatan agama, sehingga
kurangnya amalan-amalan yang seharusnya mereka lakukan. Dalam hal ini, penulis
mencoba mengkaji seperti apa agama samawi dalam masyarakat berskala kecil?.
Bahwasannya agama samawi itu adalah agama langit yaitu islam yang merupakan
keyakinan yang mayoritas di Indonesia yang bukan sesuatu yang baru yang dianut oleh
masyarakat berskala kecil.
Agama pada hakekatnya merupakan
sesuatu yang konon membawa pengikutnya pada kebenaran, dalam hal ini penulis
membatasi pembahasan ini pada seperti apa agama samawi dalam pandangan
masyarakat berskala kecil, kajian dalam hal agama merupakan sesuatu yang
menarik untuk dibahas dan diperbincangkan oleh para agamawan.
Agama pada masyarakat terdiri dari
dua, yaitu agama samawi dan agama ard. Agama samawi adalah agama dari langit
sedangkan agama ard adalah agama ciptaan manusia. Pada kenyataannya agama
merupakan jalan menuju Tuhan, akan tetapi jalan tersebut bagaikan macam-macam
air sungai yang mengalir kepada satu muara yaitu laut. Tetapi kadang-kadang air
yang disungai untuk menuju kelaut penuh kendala, misalnya banyak air sungai
yang tercemar karena polusi, kadang kala air dari sungai tidak sampai kelaut,
dan hanya sedikit air yang bersih (tawar) yang sampai kelaut. Seperti halnya
agama “jalan menuju Tuhan”, akan tetapi jalan menuju Tuhan itu kadang-kadang
banyak yang tidak sampai ke Tuhan dan ada yang sampai ke Tuhan.
Lalu untuk
apa agama didunia ini?
Bila kita kaji secara teliti tertentu beranekaragam
agama yang ada di dunia yang ada pada masyarakat yang seolah-olah memiliki cara
atau pendekatan sendiri, misalnya :
Bagaimanakah
iman itu?
Konsep yang dibawanya, ajarannya,
serta cara-cara pendekatan kita kepada Tuhan yang berbeda, tetapi tujuannya
sama yaitu untuk dekat kepada sang maha pencipta. Walaupun pada kenyataannya
banyak agama yang tidak sesuai dengan konsep tauhid yang dibawah oleh Rasul
pembawa risalah akhir zaman (Nabi Muhammad Saw). Agama bukan hal yang baru bagi
masyarakat, pandangan masyarakat terhadap agama merupakan segi yang berbeda
menurut para sejarawan, filosof, linguist, dan para psikolog.
Dalam pandangan sejarawan, agama
merupakan sesuatu konsep yang harus dipelajari dari sejarahnya dan juga bukan
hanya inti sari agama itu sendiri, tapi pengalaman dan prakteknya yang harus
dilakukan oleh pengikutnya.[6]
1)
Hindu
Agama Hindu adalah agama yang pertama masuk ke
Indonesia. Hindu masuk ke Indonesia melalui pedagang-pedagang dari India yang
berdagang di selat Malaka. Para pedagang tersebut berdagang rempah-rempah dan
sutra sambil menyebarkan agama Hindu. Sebelum Hindu masuk ke Indonesia,
mayoritas penduduknya menganut aliran kepercayaan. Aliran keperyaan yang dianut
biasanya aliran animism dan dinamisme.
Pemuka Agama Hindu adalah Wasi. Sedangkan tempat ibadah umat hindu adalah di pura. Hari besar Hindu disebut nyepi. Saat nyepi, umat hindu berada di dalam rumah dan merefleksi hidupnya, agar mereka dapat hidup lebih baik. Dasar dari ajaran agama Hindu berasal dari Kitab Suci Weda, yang merupakan Kitab Suci Agama Hindu. Para umat penganut Hindu selalu memegang teguh, ajran-ajaran yang berasal dari Kitab Suci Weda. Weda adalah sabda suci atau wahyu Tuhan Yang Maha Esa yang diterima oleh para Maharesi. Keterangan ini terdapat dalam Kitab Bhumikabhasya, karya Maharesi Sayana. Resi disebut sebagai mantra drstah, yang artinya adalah orang-orang yang melihat mantra. Kitab Suci Weda dikenal dengan berbagai nama antara lain:
Pemuka Agama Hindu adalah Wasi. Sedangkan tempat ibadah umat hindu adalah di pura. Hari besar Hindu disebut nyepi. Saat nyepi, umat hindu berada di dalam rumah dan merefleksi hidupnya, agar mereka dapat hidup lebih baik. Dasar dari ajaran agama Hindu berasal dari Kitab Suci Weda, yang merupakan Kitab Suci Agama Hindu. Para umat penganut Hindu selalu memegang teguh, ajran-ajaran yang berasal dari Kitab Suci Weda. Weda adalah sabda suci atau wahyu Tuhan Yang Maha Esa yang diterima oleh para Maharesi. Keterangan ini terdapat dalam Kitab Bhumikabhasya, karya Maharesi Sayana. Resi disebut sebagai mantra drstah, yang artinya adalah orang-orang yang melihat mantra. Kitab Suci Weda dikenal dengan berbagai nama antara lain:
1.
Kitab
Sruti yang artinya bahwa Kitab Weda adalh wahyu yang diterima melalui
pendengaran suci atau kemekaran intuisi para Maharesi.
2.
Kitab
Rahasya, karena inti ajarannya adalah usaha mencapai tujuan hidup yang
tertinggi, berupa Moksa.
3.
Kitab
Mantra, karena memuat nyanyi-nyanyian pujian.
Dalam Kitab Weda, terdapat empat tujuan manusia. Tujuan-tujuan tersebut adalah keadilan, kekayaan, keinginan, dan pembebaasan. Namun tujuan-tujuan tersebut harus dicapai secara berpasangan: keadilan dengan kekayaan. Kekayaan harus didapatkan dengan keadialan. Lalu keinginan dengan pembebasan. Semua keinginan untuk mencapai pembebasan. Jika manusia mengambil secara terpisah, maka semuanya tidak akan didapat. (A Recapitulation of Sathya Sai Baba’s Divine Teachings oleh Grace J. Mc Martin. 1982; hlm. 12).
Dalam Kitab Weda, terdapat empat tujuan manusia. Tujuan-tujuan tersebut adalah keadilan, kekayaan, keinginan, dan pembebaasan. Namun tujuan-tujuan tersebut harus dicapai secara berpasangan: keadilan dengan kekayaan. Kekayaan harus didapatkan dengan keadialan. Lalu keinginan dengan pembebasan. Semua keinginan untuk mencapai pembebasan. Jika manusia mengambil secara terpisah, maka semuanya tidak akan didapat. (A Recapitulation of Sathya Sai Baba’s Divine Teachings oleh Grace J. Mc Martin. 1982; hlm. 12).
2)
Buddha
Agama Buddha masuk ke Indonesia
beberapa tahun setelah masuknya Hindu. Pemuka Agama Buddha, biasa disebut biksu
(laki-laki) dan, biksuni (perempuan). Tempat ibadah umat buddha disebut Vihara.
Sedang hari besarnya adalah Hari Waisak. Tujuan utama umat buddha adalah
mencapai Nibbana. Untuk mencapai Nibbana, umat budda melakukan punna
(berpahala) sebagai penghormatan tertinggi pada Buddha.
Kitab suci Agama Buddha adalah
Kitab Suci Tripitaka. Kata Tipitaka (Pali) atau Tripitaka (Sansekerta) terdiri
dari kata “Ti” dan “pitaka”, “ti” (tri) artinya “tiga” sedangkan “pitaka”
artinya “kelopok” “atau keranjang tempat penyimpanan” ajaran Sang Buddha. Buddha
membimbing umatnya memalui jalan Ariya (mulia) yang berunsur delapan, yaitu pandangan
benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, mata pencaharian benar, usaha
benar, perhatian benar,dan meditasi benar .
3)
Islam.
Isalam masuk ke Indonesia melalui
para pedagang dari Arab dan Gujarad yang berdagang di selat Malaka. Mereka berdagang
sambil menyebarkan agama Islam. Bahkan banyak pedagang Arab yang menikah dengan
penduduk pribumi di Indonesia, khususnya di daerah Aceh dan sekitarnya. Oleh
karena itu, mayoritas dari penduduk Aceh beragama Islam. Bahkan Aceh sering
kali disebut sebagai Serambi Mekkah. Menurut Agama Islam, manusia diciptakan oleh Alloh tidak untuk
hidup sia-sia, namun diberi amanat untuk beribadah kepada-Nya. Melalui Ibadah,
manusia dapat mencapai kehidupan yang berguna dan dapat mencapai kebahagiaan di
dunia dan akhirat. Pemuka Agama Islam
biasa disebut Ustadz atau Imam. Hari raya umat Islam adalah hari raya Idul
Fitri. Tempat ibadah umat Islam di Masjid. Sedangkan kitab suci Agama Islam
adalah Kitab Suci Alquran. Pada sejarah tentang Agama Islam, bahwa Alquran adalah
Kalam (perkataan) Alloh SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui
Malaekat Jibril dengan lafal dan maknanya (QS. 26:192-195). Alquran sebagai
Kitab Allah, menempati posisi sebagai sumber pertama dan utama dari seluruh
ajaran Islam dan berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat manusia
dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Alqaranul Karim ialah Kalamullah
(firman Alloh) yang diwahyukan kepada Rasul-Nya yang terakir (Nabi Muhammad
SAW), yang dipandang dapat dibaca dan harus dijadikan pedoman hidup seluruh
umat manusia sampai akhir zaman. Alquran diturunkan secara bertahab selama 22
tahun 2 bulan 22 hari. Nabi Mohammad SAW lahir pada tanggal 6 Agustus 610 M.
Ayat Alquran pertama kali diturunkan di Mekkah pada tanggal 17 Ramadan tahun
ke-41 dari kelahiran Nabi Mohammad.
4)
Katolik
Agama Katolik masuk ke Indonesia
melalui para pedagang dari Portugis. Pedagang tersebut berdagang di daerah
sekitar Maluku untuk membeli rempah-rempah. Agama Katolik juga dibawa oleh
penjajah Belanda.
Ajaran utama Agama Katolik adalah hukum cinta kasih. Hukum tersebut mengajarkan untuk mencintai sesama seperti mencintai diri sendiri, juga diajarkan untuk mencintai musuh kita, walaupun musuh tersebut telah menyakiti kita habis-habisan. Pemimpin agama katolik biasa dipanggil dengan sebutan Pastur. Hari raya umat Katolik adalah hari raya Natal. Tempat ibadah Agama Katolik adalah di Gereja. Sedangkan kitab suci Agama Katolik disebut Alkitab. Alkitab bisa disebut Injil. Namun Injil di sini dapat dibenarkan dalam arti kabar gembira, yaitu suatu berita yang menggembirkan karena Tuhan mendatangi, menyapa, dan menyelamatkan manusia dari kuasa dosa. Alkitab dibagi menjadi dua bagian yaitu Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama. Pejanjian Lama, diwahyukan sebelum Yesus Kristus lahir di dunia. Perjanjian Baru diwahyukan sesudah Yesus Kristus lahir di dunia. Pada Perjanjian Lama, perjanjian itu diawali dengan janji Tuhan pada Abraham. Sedangkan pada Perjajian Baru, pejanjian diadakan oleh Yesus saat malam perjamuan terakhir.
Ajaran utama Agama Katolik adalah hukum cinta kasih. Hukum tersebut mengajarkan untuk mencintai sesama seperti mencintai diri sendiri, juga diajarkan untuk mencintai musuh kita, walaupun musuh tersebut telah menyakiti kita habis-habisan. Pemimpin agama katolik biasa dipanggil dengan sebutan Pastur. Hari raya umat Katolik adalah hari raya Natal. Tempat ibadah Agama Katolik adalah di Gereja. Sedangkan kitab suci Agama Katolik disebut Alkitab. Alkitab bisa disebut Injil. Namun Injil di sini dapat dibenarkan dalam arti kabar gembira, yaitu suatu berita yang menggembirkan karena Tuhan mendatangi, menyapa, dan menyelamatkan manusia dari kuasa dosa. Alkitab dibagi menjadi dua bagian yaitu Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama. Pejanjian Lama, diwahyukan sebelum Yesus Kristus lahir di dunia. Perjanjian Baru diwahyukan sesudah Yesus Kristus lahir di dunia. Pada Perjanjian Lama, perjanjian itu diawali dengan janji Tuhan pada Abraham. Sedangkan pada Perjajian Baru, pejanjian diadakan oleh Yesus saat malam perjamuan terakhir.
5)
Kristen
Seperti halnya Agama Katolik, Agama
Kristen masuk ke Indonesia melalui pedagang-pedagang Porugis yang berdagang di
sekitar Maluku. Mereka berada di Maluku untuk membeli rempah-rempah. Penjajahan
Belanda juga turut berperan dalam penyebaran Kristen di Indonesia. Ajaran, kitab suci, hari raya, dan tempat
ibadah Agama Kristen, sama dengan Agama Katolik. Karena sebenarnya, Kristen
adalah bagian dari Katolik. Kristen melepaskan diri dari Katolik. Karena pada
jaman itu para pemuka agama katolik sering kali memanfaatkan jabatannya demi
kepentingan pribadi dan untuk memuaskan hawa nafsu. Oleh karena itu, sebagian
umat katolik mencoba melepaskan diri dari Katolik dan membentuk perkumpulan
saat ini fungsi utama pemuka agama katolik telah kembali seperti semula.
6)
Khonghucu
Khonghucu adalah agama yang berasal
dari Cina. Khonghucu, masuk ke Indonesia melalui para penduduk Cina yang
mengembara ke Indonesia. Tempat ibadah Agama Khonghucu adalah di Klenteng.
Sedangkan kitab sucinya ada tiga, yaitu Kitab Suci Wu Cing (Ngo King: kitab
yang lima), Kitab Suci Su Si (kitab yang empat), dan Hau King (kitab Bakti).
Hari raya Khonghucu Adalah hari raya Imlek.
Tujuan hidup yang dicita-citakan dalam Konfusianisme adalah menjadi seorang kuncu. Kuncu berarti: manusia budiman. Untuk mencapai kuncu, seseorang harus dapat menerapkan dan melaksanakan ajaran Khonghucu dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kuncu identik dengan orang yang memiliki moralitas tinggi, yang dapat mendekati moralitas nabi.
Tujuan hidup yang dicita-citakan dalam Konfusianisme adalah menjadi seorang kuncu. Kuncu berarti: manusia budiman. Untuk mencapai kuncu, seseorang harus dapat menerapkan dan melaksanakan ajaran Khonghucu dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kuncu identik dengan orang yang memiliki moralitas tinggi, yang dapat mendekati moralitas nabi.
Bersumber dari kitab sucinya,
terutama Su Si dan Hau King, Khonghucu sangat menekankan nilai-nilai etika baik
dalam kehidupan rumah tangga, dalam kelompok jemaah seagama, maupun dalam
masyarakat dan pemerintahan.
7)
Aliran Kepercayaan
Aliran kepercayaan (agama tidak
resmi) yang berada di Indonesia biasanya tidak memiliki kitab suci dan tempat
ibadah. Aliran kepercayaan biasa muncul dari budaya-budaya adat suatu daerah.
Contoh aliran kepercayaan adalah: Aliran Sumanah, Aliran Budi Dharma, Paguyuban
Ngesti Tunggal, Sabta Dharma, dan lain-lain. Dalam aliran kepercayaan bukan
animisme dan dinamisme, biasanya lebih mengajarkan pada nilai-nilai dan
norma-norma yang ada dalam kehidupan masyarakat. Jika dalam aliran kepercayaan
animisme dan dinamisme biasanya mengajarkan untuk mengagungkan suatu benda atau
tempat yang memiliki kekuatan mistis. Namun, aliran ini masih tetap menjunjung
tinggi nilai-nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Terutama norma
kesopanan.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Sosiologi secara umum adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari masyarakat secara empiris untuk mencapai hukum kemasyarakatan
yang seumum-umumnya. Sosiologi juga dapat diartikan sebagai ilmu tentang
perilaku social ditinjau dari kecenderungan individu dengan individu lain,
dengan memperhatikan simbol-simbol interaksi. Agama menurut kamus besar bahasa
Indonesia adalah system atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga
disebut dengan nama dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebaktian dan
kewajiban- kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut. Kata “Agama”
berasal dari bahasa Sangsekerta agama yang berarti “Tradisi”.
Sosiologi
agama adalah suatu cabang sosiologi umum yang mempelajari masyarakat agama
secara sosiologis guna mencapai keterangan-keterangan ilmiah dan pasti, demi
kepentingan masyarakat agama itu sendiri dan masyarakat luas pada umumnya.
[1] J, Dwi
Narwoko-Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan, (Ed.) 1,Cet 1,
(Jakarta : Kencana, 2004) , hlm. 2.
[2] Drs. Laurent
Widyasusanto, Penuntun Belajar Sosiologi, (Jakarta : Pradaya Paramitha), 1996,
hlm. 87.
[3] Tom
Campbell, Tujuh Teori Social Sketsa Penilaian Perbandingan, (Jokjakarta :
Kanisius, 1994), hlm. 165.
[4] Dadang
Supardan, Pengantar Ilmu Social Sebuah Kajian Pendekatan Structural, Pengantar
Hamid Hasan, Editor, Rini Rachmatika, Ed.1, Cet.1, (Jakarta : Bumi Aksara,
2007), hl. 87-88.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama merupakan salah satu aspek penting dalam
kehidupan masyarakat yang perlu dipelajari oleh antropolog ataupun para ilmuan
social lainnya. Di dalam kehidupan masyarakat, agama muncul karena sifat
ketauhidan masyarakat tersebut. Oleh karena itu agama perlu dipelajari dan
dihayati oleh manusia karena kebutuhan manusia terhadap sang maha pencipta. Di
dalam agama dijumpai ungkapan materi dan budaya dalam tabiat manusia serta
dalam system nilai, moral, etika, kajian, agama, khususunya agama islam
merupakan kebutuhan hidup bagi masyarakat Indonesia, khususnya mayoritas. Oleh
karena itu, kajian agama seperti Islam, Budha, Hindu, tidak hanya sebatas
konsep saja, teori dan aspek-aspek kehidupan manusia beserta hukumnya. Tapi harus
dihayati dan direnungi untuk diamalkan dalam kehidupan manusia. Ide-ide
keagamaan dan konsep-konsep keagamaan itu tidak dipaksa oleh hal-hal yang
bersifat fisik tapi bersifat rohani. Karenanya agama merupakan suatu institusi
ajaran yang menyajikan lapangan ekspresi dan implikasi yang begitu hukum
ataupun undang-undang yang dibuat oleh masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah kali ini :
1.
Apa pengertian sosiologi ?
2.
Apa pengertian agama ?
3.
Bagaimanakah kajian agama yang bagi
masyarakat berskala kecil ?
4.
Apa saja macam-macam agama yang di
anut di Indonesia ?
C. Tujuan Penulisan :
1.
Ingin mengetahui pengertian
sosiologi menurut para ahli
2.
Ingin mengetahui pengertian agama
menurut pandangan sebagian ulama
3.
Ingin mengetahui kajian agama bagi
masyarakat berskala kecil
4.
Ingin mengetahui macam-macam agama
yang di anut di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sosiologi
Berikut ini definisi-definisi sosiologi
yang dikemukakan beberapa ahli :
1.
Emile Durkheim Sosiologi adalah
suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta social, yakni fakta yang mengandung
cara bertindak, berfikir, berperasan yang berada diluar individu dimana
fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.
2.
Selo Sumardjandan Soelaeman Soemardi Sosiologi
adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur social dan proses-proses
sosial termasuk perubahan social.
3.
Soerjono Soekanto Sosiologi adalah
ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum
dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
Sosiologi secara umum adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari masyarakat secara empiris untuk mencapai hukum
kemasyarakatan yang seumum-umumnya. Sosiologi juga dapat diartikan sebagai ilmu
tentang perilaku social ditinjau dari kecenderungan individu dengan individu
lain, dengan memperhatikan simbol-simbol interaksi.
Sosiologi
pada hakikatnya bukanlah semata-mata ilmu murni (pure science) yang hanya
mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak demi usaha peningkatan kualitas
ilmu itu sendiri, namun sosiologi bisa juga menjadi ilmu terapan (applied
science) yang menyajikan cara-cara untuk mempergunakan pengetahuan ilmiahnya
guna memecahkan masalah praktis atau masalah social yang perlu ditanggulangi.
(Horton dan Hunt,1987:41).[1]
B. Pengertian Agama
Agama menurut kamus besar bahasa
Indonesia adalah system atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga
disebut dengan nama dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-
kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut. Kata “Agama” berasal dari
bahasa Sangsekerta agama yang berarti “Tradisi”. Sedangkan kata lain untuk
menyatakan konsep ini adalah realigi yang berasal dari bahasa latin religio dan
berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti “Mengikat kembali”. Maksudnya
dengan bereligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan. Dalam kehidupan
sehari-hari kita sering mendengar kata Agama. Agama adalah bentuk hubungan
pribadi antar manusia dengan Allah. Beragama menyangkut aspek hubungan vertical
dan horizontal.
a)
Vertical Dimana manusia dalam
hubungannya dengan sang pencipta. Harus hormat, tunduk, patuh pada hukum dan
perintahnya. Melaksanakan perintah Allah dengan kesungguhan. Itulah ibadah
manusia.
b)
Horizontal Dimana manusia dalam
hubungannya dengan manusia lain sebagai ciptaan Allah. Manusia waji bersahabat,
saling menyayangi, saling menghargai bekerja sama dengan orang lain dalam usaha
mencintai kebahagiaan besama disurga.[2]
Namun akan sedikit sulit mendefinisikan
pengertian agama itu sendiri. Hal tersebut diakui sendiri oleh Mukti Ali, salah
seorang pakar ilmu perbandingan agama di Indonesia yang mengatakan; “Barangkali
tak ada kata yang paling sulit diberikan pengertian dan definisinya selain dari
kata Agama”. Menurut Mukti Ali, terdapat tiga argumentasi yang dapat dijadikan
alasan dalam menanggapi statement tersebut:
1)
Pertama karena pengalaman agama
adalah soal batin dan subjektif.
2)
Kedua barangkali tidak ada orang yang begitu
semangat dan emosional dari pada membicarakan agama. Karena itu, membahas arti
agama selalu dengan emosi yang kuat.
3)
Ketiga konsep tentang agama akan
dipengaruhi oleh tujuan orang yang memberikan pengertian agama.
Mohammad Natsir pernah mengatakan
agama adalah hal yang disebut sebagai problem of ultimate concern, suatu
problem kepentingan mutlak, yang berarti jika seseorang membicarakan soal
agamanya maka ia tidak dapat tawar menawar. Namun begitu bukan berarti agama
tidak dapat diberikan pengertian secara umum.
Dalam memberikan definisi tersebut,
para ahli menempuh beberapa cara;
1)
Dengan menggunakan analisis
etimologis, yaitu yang menganalisis konsep bawaan dari kata agama atau kata
lainnya yang digunakan dalam arti yang sama.
2)
Analisis deskriptif, yang
menganalisis gejala atau fenomena kehidupan manusia secara nyata.
Berbicara mengenai agama maka terdapat tiga padanan
kata yang semakna dengannya yaitu, religi, al-din dan agama. Walaupun sebagian
pendapat ada yang mengatakan bahwa ketiganya berbeda satu sama lainnya seperti
pendapat Sidi Gazalba dan Zainal Arifin Abbas yang mengatakan al-din lebih luas
pengertiannya dari pada religi dan agama.
Agama dan religi hanya berisi hubungan manusia dengan
tuhan saja sedangkan al-din berisi hubungan manusia dengan tuhan dan hubungan
manusia dengan manusia. Sedangkan menurut Zainal Arifin Abbas, kata al-din
(memakai awalan al-ta’rif) hanya ditujukan pada islam saja. Sedangkan pendapat
yang mengatakan ketiga kata diatas mempunyai makna yang sama seperti Endang
Saifuddin Anshari dan Faisal Ismail. Perbedaannya hanya terletak pada segi
bahasanya saja. Kemudian secara etimologis agama berasal dari bahasa
sangsekerta, masuk dalam perbendaharaan bahasa melayu (Nusantara) dibawa oleh
agama Hindu dan Budha. Pendapat yang lebih ilmiah, agama berarti jalan.
Maksudnya jalan hidup atau jalan yang harus ditempuh oleh manusia sepanjang
hidupnya atau jalan yang menghubungkan antara sumber dan tujuan hidup manusia,
atau jalan yang menunjukan darimana, bagaimana dan hendak kemana manusia
didunia ini.
Religi berasal dari kata religie (bahasa belanda) atau
religion (bahasa inggris), masuk dalam perbendaharaan bahasa Indonesia dibawa
oleh orang-orang barat yang menjajah bangsa Indonesia. Religi mempunyai
pengertian sebagai keyakinan akan adanya kekuatan gaib yang suci, menentukan
jalan hidup dan mempengaruhi kehidupan manusia yang dihadapi secara hati-hati
dan diikuti jalan dan aturan serta norma-normanya dengan ketat agar tidak
sampai menyimpang atau lepas dari kehendak jalan yang telah ditetapkan oleh
kekuatan gaib suci tersebut.
Din berasal dari bahasa arab yang berarti
undang-undang atau hokum yang harus di tunaikan oleh manusia dan mengabaikannya
berarti hutang yang akan dituntut untuk ditunaikan dan akan mendapatkan hukuman
atau balasan jika ditinggalkan. Dari etimologis ketiga kata di atas maka dapat
diambil pengertian bahwa agama (religi,din) :
1.
Merupakan jalan hidup yang harus
ditempuh oleh manusia untuk mewujudkan kehidupan yang aman, tentram dan sejahtera;
2.
Bahwa jalan hidup tersebut berupa
aturan, nilai atau norma yang mengatur kehidupan manusia yang dianggap sebagai
kekuatan mutlak, gaib dan suci yang harus diikuti dan ditaati;
3.
Aturan tersebut ada, tumbuh dan
berkembang bersama dengan tumbuh dan berkembangnya kehidupan manusia,
masyarakat dan budaya.
Secara terminology dalam
ensiklopedia Nasional Indonesia, agama diartikan aturan atau tata cara hidup
manusia dengan hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya. Dalam Al-Qur’an agama
sering disebut dengan istilah Din. Istilah ini merupakan istilah bawaan dari
ajaran islam sehingga mempunyai kandungan makna yang bersifat umum dan
universal. Artinya konsep yang ada pada istilah din seharusnya mencakup
makna-makna yang ada pada istilah agama dan religi.
Konsep din dalam Al-Qur’an
diantaranya terdapat pada surat Al-Maidah ayat 3 yang mengungkapkan konsep
aturan, hukum atau perundang-undangan hidup yang harus dilaksanakan oleh
manusia. Islam sebagai agama namun tidak semua agama itu islam.
Surat Al-Kafirun ayat 1-6
mengungkapkan tentang konsep ibadah manusia dan kepada siapa ibadah itu
diperuntukkan. Dalam surat As-Syura ayat 13 mengungkapkan din sebagai sesuatu
yang disyariatkan oleh Allah.
Dalam surat As-Syura ayat 21 Din
juga dikatakan sebagai sesuatu yang disyariatkan oleh yang dianggap Tuhan atau
yang dipertuhankan selain Allah. Karena din dalam ayat tersebut adalah sesuatu
yang disyariatkan, maka konsep din berkaitan dengan konsep syariat, konsep
syariat pada dasarnya adalah “jalan” yaitu jalan hidup manusia yang ditetapkan
oleh Allah. Pengertian ini berkembang menjadi aturan atau undang-undang yang
mengatur jalan kehidupan sebagaimana ditetapkan oleh tuhan.
Pada ayat lain, yakni di surat
Ar-Rum ayat 30, konsep agama juga berkaitan dengan konsep fitrah, yaitu konsep
yang berhubungan dengan penciptaan manusia. Agama dalam arti sempit ialah
seperangkat kepercayaan, dogma, peraturan etika, praktek penyembahan, amal
ibadah terhadap Tuhan atau dewa-dewa tertentu. Dalam arti luas, agama adalah
suatu kepercayan atau seperangkat nilai yang menimbulkan ketaatan pada
seseorang atau kelompok tertentu kepada sesuatu yang mereka kagumi,
cita-citakan dan hargai.
Ada beberapa definisi sosiologi agama yang
dapat kita ketahui, diantaranya adalah :
1.
Sosiologi agama adalah ilmu yang
membahas tentang hubungan antara berbagai kesatuan masyarakat, perbedaan atau
masyarakat secara utuh dengan berbagai system agama, tingkat dan jenis
spesialisasi berbagai peranan agama dalam berbagai masyarakat dan system
keagamaan yang berbeda.
2.
Sosiologi agama adalah studi tentang
fenomena social, dan memandang agama sebagai fenomena social. sosiologi agama
selalu berusaha untuk menemukan prinsip-prinsip umum mengenai hubungan agama
masyarakat.
3.
Sosiologi agama adalah suatu cabang
sosiologi umum yang mempelajari masyarakat agama secara sosiologis guna
mencapai keterangan-keterangan ilmiah dan pasti, demi kepentingan masyarakat
agama itu sendiri dan masyarakat luas pada umumnya.
4.
Sosiologi agama menjadi disiplin
ilmu tersendiri sejak munculnya karya Weber dan Durkheim. Jika tugas dari
sosiologi umum adalah untuk mencapai hukum kemasyarakatan yang seluas-luasnya,
maka tugas dari sosiologi agama adalah untuk mencapai keterangan-keterangan
ilmiah tentang masyarakat agama khususnya .
Dalam perkembangannya, sosiologi
agama memiliki empat mazhab, yaitu Klasik positivisme, Teori konflik, dan
Fungsional (Hendropuspito, 1983:24) * Emile Durkheim (http://wikipedia.org)
Durkheim adalah seorang murid yang
ragu-ragu tetapi setia dari auguste comte (1798-1857), perintis positivism
perancis yang menciptakan kata sosiologi.[3]
Jika mazhab klasik memiliki karakteristik yang lebih bercorak sosiologi dasar
dari pada sosiologi agama, dengan pengecualian Durkheim dan Weber, mazhab
positivisme, memiliki karakteristik dimana ia bukan dirinya dengan kualifikasi
dari dimensi masyarakat yang kualitatif, dengan kata lain memberikan
kesimpulan-kesimpulan yang netral tanpa diwarnai pertimbangan teologis maupun
filosofis, berbeda dengan mazhab teori konflik, dimana masyarakat yang sehat
bercirikan masyarakat yang hidup dalam situasi konfliktual. Sebaliknya,
masyarakat yang dalam keadaan Equilibriun dianggapnya sebagai masyarakat
tertidur dan stagnan dalam kemajuan (Hendropuspito, 1983:25). Disisi lain
aliran ini pun sering disebut sosiologi agama yang kritis.
Sedangkan mazhab fungsionalis, memiliki
karakteristik yang berasumsi bahwa masyarakat itu merupakan suatu system
perimbangan, setiap kelompok memberikan kontribusinya yang khas dalam membentuk
system perimbangan secara keseluruhan (Hendropuspito, 1983:26).[4]
C. Agama Bagi Masyarakat Berskala Kecil
Masyarakat itu kelompok yang
terorganisasi dan masyarakat itu suatu kelompok yang berfikir tentang dirinya
sendiri yang berbeda dengan kelompok yang lain. Oleh karena itu orang yang
berjalan bersama-sama atau duduk bersama-sama yang tidak terorganisasi bukanlah
masyarakat. Kelompok yang tidak berfikir tentang kelompoknya sebagai suatu
kelompok bukanlah masyarakat.
Oleh karena itu kelompok burung yang
terbang bersama dan semut yang berbaris rapi bukanlah masyarakat dalam arti
yang sebenarnya sebab mereka berkelompok hanya berdasarkan naluri saja. [5]
Znaniecki
menyatakan bahwa masyarakat merupakan suatu system yang meliputi unit biofisik
para individu yang bertempat tinggal pada suatu daerah geografis tertentu
selama periode waktu tertentu dari suatu generasi. Dalam sociology suatu
masyarakat dibentuk hanya dalam kesejajaran kedudukan yang diterapkan dalam
suatu organisasi. (F Znaniecki, 1950, p. 145),
Oleh karena itu masyarakat bukanlah
kelompok yang berkumpul secara mekanis akan tetapi berkumpul secara sistematik.
Manusia yang satu dengan manusia yang lain saling memberi, manusia dengan
lingkungannya selain menerima dan saling memberi. Konsep ini dipengaruhi oleh
konsep pandangan ekologis terhadap satwa sekalian alam. Masyarakat agama tidak
lain ialah suatu persekutuan hidup (baik dalam lingkup sempit maupun luas) yang
unsure konstitutif utamanya adalah agama atau nilai-nilai keagamaan.
Pada kesimpulannya agama merupakan suatu kepercayaan yang dianut oleh sebagian masyarakat dalam hal mempercayai eksistensi Allah Swt dengan segala konsep dan ajarannya yang dibawa oleh rasulnya yang memiliki kitab yang diyakini oleh pengikutnya. Keperayaan akan Tuhan, merupakan sesuatu yang sudah ada sejak zaman dulu dalam kehidupan manusia.
Pada kesimpulannya agama merupakan suatu kepercayaan yang dianut oleh sebagian masyarakat dalam hal mempercayai eksistensi Allah Swt dengan segala konsep dan ajarannya yang dibawa oleh rasulnya yang memiliki kitab yang diyakini oleh pengikutnya. Keperayaan akan Tuhan, merupakan sesuatu yang sudah ada sejak zaman dulu dalam kehidupan manusia.
Agama adalah sebuah konsep yang
mengatur tingkah laku, etika, moral dalam kehidupan sehari-hari. Keadaan
fenomena keagamaan yang ruwet serta segala refleksinya didalam sejumlah
aspek-aspek kehidupan lain, telah menarik perhatian dari para sarjana dari
berbagai disiplin. Seperti para sejarawan, filosof dan para psikolog,
masing-masing telah mengkaji agama menurut metode mereka sendiri.
Pada pembahasan ini, masyarakat
berskala kecil itu meliputi warga pedesaan, orang-orang awam yang tidak tersentuh
oleh kehidupan modernisasi. Pada dasarnya keyakinan mereka akan kepercayaan
agama yang mereka anut begitu kuat dan kental, tapi bilamana kehidupan
modernisasi sudah merasuk mereka. Maka seolah-olah mereka terprofokasi oleh
lingkungan baru mereka, hal itu cenderung kepada penghianatan agama, sehingga
kurangnya amalan-amalan yang seharusnya mereka lakukan. Dalam hal ini, penulis
mencoba mengkaji seperti apa agama samawi dalam masyarakat berskala kecil?.
Bahwasannya agama samawi itu adalah agama langit yaitu islam yang merupakan
keyakinan yang mayoritas di Indonesia yang bukan sesuatu yang baru yang dianut oleh
masyarakat berskala kecil.
Agama pada hakekatnya merupakan
sesuatu yang konon membawa pengikutnya pada kebenaran, dalam hal ini penulis
membatasi pembahasan ini pada seperti apa agama samawi dalam pandangan
masyarakat berskala kecil, kajian dalam hal agama merupakan sesuatu yang
menarik untuk dibahas dan diperbincangkan oleh para agamawan.
Agama pada masyarakat terdiri dari
dua, yaitu agama samawi dan agama ard. Agama samawi adalah agama dari langit
sedangkan agama ard adalah agama ciptaan manusia. Pada kenyataannya agama
merupakan jalan menuju Tuhan, akan tetapi jalan tersebut bagaikan macam-macam
air sungai yang mengalir kepada satu muara yaitu laut. Tetapi kadang-kadang air
yang disungai untuk menuju kelaut penuh kendala, misalnya banyak air sungai
yang tercemar karena polusi, kadang kala air dari sungai tidak sampai kelaut,
dan hanya sedikit air yang bersih (tawar) yang sampai kelaut. Seperti halnya
agama “jalan menuju Tuhan”, akan tetapi jalan menuju Tuhan itu kadang-kadang
banyak yang tidak sampai ke Tuhan dan ada yang sampai ke Tuhan.
Lalu untuk
apa agama didunia ini?
Bila kita kaji secara teliti tertentu beranekaragam
agama yang ada di dunia yang ada pada masyarakat yang seolah-olah memiliki cara
atau pendekatan sendiri, misalnya :
Bagaimanakah
iman itu?
Konsep yang dibawanya, ajarannya,
serta cara-cara pendekatan kita kepada Tuhan yang berbeda, tetapi tujuannya
sama yaitu untuk dekat kepada sang maha pencipta. Walaupun pada kenyataannya
banyak agama yang tidak sesuai dengan konsep tauhid yang dibawah oleh Rasul
pembawa risalah akhir zaman (Nabi Muhammad Saw). Agama bukan hal yang baru bagi
masyarakat, pandangan masyarakat terhadap agama merupakan segi yang berbeda
menurut para sejarawan, filosof, linguist, dan para psikolog.
Dalam pandangan sejarawan, agama
merupakan sesuatu konsep yang harus dipelajari dari sejarahnya dan juga bukan
hanya inti sari agama itu sendiri, tapi pengalaman dan prakteknya yang harus
dilakukan oleh pengikutnya.[6]
1)
Hindu
Agama Hindu adalah agama yang pertama masuk ke
Indonesia. Hindu masuk ke Indonesia melalui pedagang-pedagang dari India yang
berdagang di selat Malaka. Para pedagang tersebut berdagang rempah-rempah dan
sutra sambil menyebarkan agama Hindu. Sebelum Hindu masuk ke Indonesia,
mayoritas penduduknya menganut aliran kepercayaan. Aliran keperyaan yang dianut
biasanya aliran animism dan dinamisme.
Pemuka Agama Hindu adalah Wasi. Sedangkan tempat ibadah umat hindu adalah di pura. Hari besar Hindu disebut nyepi. Saat nyepi, umat hindu berada di dalam rumah dan merefleksi hidupnya, agar mereka dapat hidup lebih baik. Dasar dari ajaran agama Hindu berasal dari Kitab Suci Weda, yang merupakan Kitab Suci Agama Hindu. Para umat penganut Hindu selalu memegang teguh, ajran-ajaran yang berasal dari Kitab Suci Weda. Weda adalah sabda suci atau wahyu Tuhan Yang Maha Esa yang diterima oleh para Maharesi. Keterangan ini terdapat dalam Kitab Bhumikabhasya, karya Maharesi Sayana. Resi disebut sebagai mantra drstah, yang artinya adalah orang-orang yang melihat mantra. Kitab Suci Weda dikenal dengan berbagai nama antara lain:
Pemuka Agama Hindu adalah Wasi. Sedangkan tempat ibadah umat hindu adalah di pura. Hari besar Hindu disebut nyepi. Saat nyepi, umat hindu berada di dalam rumah dan merefleksi hidupnya, agar mereka dapat hidup lebih baik. Dasar dari ajaran agama Hindu berasal dari Kitab Suci Weda, yang merupakan Kitab Suci Agama Hindu. Para umat penganut Hindu selalu memegang teguh, ajran-ajaran yang berasal dari Kitab Suci Weda. Weda adalah sabda suci atau wahyu Tuhan Yang Maha Esa yang diterima oleh para Maharesi. Keterangan ini terdapat dalam Kitab Bhumikabhasya, karya Maharesi Sayana. Resi disebut sebagai mantra drstah, yang artinya adalah orang-orang yang melihat mantra. Kitab Suci Weda dikenal dengan berbagai nama antara lain:
1.
Kitab
Sruti yang artinya bahwa Kitab Weda adalh wahyu yang diterima melalui
pendengaran suci atau kemekaran intuisi para Maharesi.
2.
Kitab
Rahasya, karena inti ajarannya adalah usaha mencapai tujuan hidup yang
tertinggi, berupa Moksa.
3.
Kitab
Mantra, karena memuat nyanyi-nyanyian pujian.
Dalam Kitab Weda, terdapat empat tujuan manusia. Tujuan-tujuan tersebut adalah keadilan, kekayaan, keinginan, dan pembebaasan. Namun tujuan-tujuan tersebut harus dicapai secara berpasangan: keadilan dengan kekayaan. Kekayaan harus didapatkan dengan keadialan. Lalu keinginan dengan pembebasan. Semua keinginan untuk mencapai pembebasan. Jika manusia mengambil secara terpisah, maka semuanya tidak akan didapat. (A Recapitulation of Sathya Sai Baba’s Divine Teachings oleh Grace J. Mc Martin. 1982; hlm. 12).
Dalam Kitab Weda, terdapat empat tujuan manusia. Tujuan-tujuan tersebut adalah keadilan, kekayaan, keinginan, dan pembebaasan. Namun tujuan-tujuan tersebut harus dicapai secara berpasangan: keadilan dengan kekayaan. Kekayaan harus didapatkan dengan keadialan. Lalu keinginan dengan pembebasan. Semua keinginan untuk mencapai pembebasan. Jika manusia mengambil secara terpisah, maka semuanya tidak akan didapat. (A Recapitulation of Sathya Sai Baba’s Divine Teachings oleh Grace J. Mc Martin. 1982; hlm. 12).
2)
Buddha
Agama Buddha masuk ke Indonesia
beberapa tahun setelah masuknya Hindu. Pemuka Agama Buddha, biasa disebut biksu
(laki-laki) dan, biksuni (perempuan). Tempat ibadah umat buddha disebut Vihara.
Sedang hari besarnya adalah Hari Waisak. Tujuan utama umat buddha adalah
mencapai Nibbana. Untuk mencapai Nibbana, umat budda melakukan punna
(berpahala) sebagai penghormatan tertinggi pada Buddha.
Kitab suci Agama Buddha adalah
Kitab Suci Tripitaka. Kata Tipitaka (Pali) atau Tripitaka (Sansekerta) terdiri
dari kata “Ti” dan “pitaka”, “ti” (tri) artinya “tiga” sedangkan “pitaka”
artinya “kelopok” “atau keranjang tempat penyimpanan” ajaran Sang Buddha. Buddha
membimbing umatnya memalui jalan Ariya (mulia) yang berunsur delapan, yaitu pandangan
benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, mata pencaharian benar, usaha
benar, perhatian benar,dan meditasi benar .
3)
Islam.
Isalam masuk ke Indonesia melalui
para pedagang dari Arab dan Gujarad yang berdagang di selat Malaka. Mereka berdagang
sambil menyebarkan agama Islam. Bahkan banyak pedagang Arab yang menikah dengan
penduduk pribumi di Indonesia, khususnya di daerah Aceh dan sekitarnya. Oleh
karena itu, mayoritas dari penduduk Aceh beragama Islam. Bahkan Aceh sering
kali disebut sebagai Serambi Mekkah. Menurut Agama Islam, manusia diciptakan oleh Alloh tidak untuk
hidup sia-sia, namun diberi amanat untuk beribadah kepada-Nya. Melalui Ibadah,
manusia dapat mencapai kehidupan yang berguna dan dapat mencapai kebahagiaan di
dunia dan akhirat. Pemuka Agama Islam
biasa disebut Ustadz atau Imam. Hari raya umat Islam adalah hari raya Idul
Fitri. Tempat ibadah umat Islam di Masjid. Sedangkan kitab suci Agama Islam
adalah Kitab Suci Alquran. Pada sejarah tentang Agama Islam, bahwa Alquran adalah
Kalam (perkataan) Alloh SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui
Malaekat Jibril dengan lafal dan maknanya (QS. 26:192-195). Alquran sebagai
Kitab Allah, menempati posisi sebagai sumber pertama dan utama dari seluruh
ajaran Islam dan berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat manusia
dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Alqaranul Karim ialah Kalamullah
(firman Alloh) yang diwahyukan kepada Rasul-Nya yang terakir (Nabi Muhammad
SAW), yang dipandang dapat dibaca dan harus dijadikan pedoman hidup seluruh
umat manusia sampai akhir zaman. Alquran diturunkan secara bertahab selama 22
tahun 2 bulan 22 hari. Nabi Mohammad SAW lahir pada tanggal 6 Agustus 610 M.
Ayat Alquran pertama kali diturunkan di Mekkah pada tanggal 17 Ramadan tahun
ke-41 dari kelahiran Nabi Mohammad.
4)
Katolik
Agama Katolik masuk ke Indonesia
melalui para pedagang dari Portugis. Pedagang tersebut berdagang di daerah
sekitar Maluku untuk membeli rempah-rempah. Agama Katolik juga dibawa oleh
penjajah Belanda.
Ajaran utama Agama Katolik adalah hukum cinta kasih. Hukum tersebut mengajarkan untuk mencintai sesama seperti mencintai diri sendiri, juga diajarkan untuk mencintai musuh kita, walaupun musuh tersebut telah menyakiti kita habis-habisan. Pemimpin agama katolik biasa dipanggil dengan sebutan Pastur. Hari raya umat Katolik adalah hari raya Natal. Tempat ibadah Agama Katolik adalah di Gereja. Sedangkan kitab suci Agama Katolik disebut Alkitab. Alkitab bisa disebut Injil. Namun Injil di sini dapat dibenarkan dalam arti kabar gembira, yaitu suatu berita yang menggembirkan karena Tuhan mendatangi, menyapa, dan menyelamatkan manusia dari kuasa dosa. Alkitab dibagi menjadi dua bagian yaitu Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama. Pejanjian Lama, diwahyukan sebelum Yesus Kristus lahir di dunia. Perjanjian Baru diwahyukan sesudah Yesus Kristus lahir di dunia. Pada Perjanjian Lama, perjanjian itu diawali dengan janji Tuhan pada Abraham. Sedangkan pada Perjajian Baru, pejanjian diadakan oleh Yesus saat malam perjamuan terakhir.
Ajaran utama Agama Katolik adalah hukum cinta kasih. Hukum tersebut mengajarkan untuk mencintai sesama seperti mencintai diri sendiri, juga diajarkan untuk mencintai musuh kita, walaupun musuh tersebut telah menyakiti kita habis-habisan. Pemimpin agama katolik biasa dipanggil dengan sebutan Pastur. Hari raya umat Katolik adalah hari raya Natal. Tempat ibadah Agama Katolik adalah di Gereja. Sedangkan kitab suci Agama Katolik disebut Alkitab. Alkitab bisa disebut Injil. Namun Injil di sini dapat dibenarkan dalam arti kabar gembira, yaitu suatu berita yang menggembirkan karena Tuhan mendatangi, menyapa, dan menyelamatkan manusia dari kuasa dosa. Alkitab dibagi menjadi dua bagian yaitu Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama. Pejanjian Lama, diwahyukan sebelum Yesus Kristus lahir di dunia. Perjanjian Baru diwahyukan sesudah Yesus Kristus lahir di dunia. Pada Perjanjian Lama, perjanjian itu diawali dengan janji Tuhan pada Abraham. Sedangkan pada Perjajian Baru, pejanjian diadakan oleh Yesus saat malam perjamuan terakhir.
5)
Kristen
Seperti halnya Agama Katolik, Agama
Kristen masuk ke Indonesia melalui pedagang-pedagang Porugis yang berdagang di
sekitar Maluku. Mereka berada di Maluku untuk membeli rempah-rempah. Penjajahan
Belanda juga turut berperan dalam penyebaran Kristen di Indonesia. Ajaran, kitab suci, hari raya, dan tempat
ibadah Agama Kristen, sama dengan Agama Katolik. Karena sebenarnya, Kristen
adalah bagian dari Katolik. Kristen melepaskan diri dari Katolik. Karena pada
jaman itu para pemuka agama katolik sering kali memanfaatkan jabatannya demi
kepentingan pribadi dan untuk memuaskan hawa nafsu. Oleh karena itu, sebagian
umat katolik mencoba melepaskan diri dari Katolik dan membentuk perkumpulan
saat ini fungsi utama pemuka agama katolik telah kembali seperti semula.
6)
Khonghucu
Khonghucu adalah agama yang berasal
dari Cina. Khonghucu, masuk ke Indonesia melalui para penduduk Cina yang
mengembara ke Indonesia. Tempat ibadah Agama Khonghucu adalah di Klenteng.
Sedangkan kitab sucinya ada tiga, yaitu Kitab Suci Wu Cing (Ngo King: kitab
yang lima), Kitab Suci Su Si (kitab yang empat), dan Hau King (kitab Bakti).
Hari raya Khonghucu Adalah hari raya Imlek.
Tujuan hidup yang dicita-citakan dalam Konfusianisme adalah menjadi seorang kuncu. Kuncu berarti: manusia budiman. Untuk mencapai kuncu, seseorang harus dapat menerapkan dan melaksanakan ajaran Khonghucu dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kuncu identik dengan orang yang memiliki moralitas tinggi, yang dapat mendekati moralitas nabi.
Tujuan hidup yang dicita-citakan dalam Konfusianisme adalah menjadi seorang kuncu. Kuncu berarti: manusia budiman. Untuk mencapai kuncu, seseorang harus dapat menerapkan dan melaksanakan ajaran Khonghucu dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kuncu identik dengan orang yang memiliki moralitas tinggi, yang dapat mendekati moralitas nabi.
Bersumber dari kitab sucinya,
terutama Su Si dan Hau King, Khonghucu sangat menekankan nilai-nilai etika baik
dalam kehidupan rumah tangga, dalam kelompok jemaah seagama, maupun dalam
masyarakat dan pemerintahan.
7)
Aliran Kepercayaan
Aliran kepercayaan (agama tidak
resmi) yang berada di Indonesia biasanya tidak memiliki kitab suci dan tempat
ibadah. Aliran kepercayaan biasa muncul dari budaya-budaya adat suatu daerah.
Contoh aliran kepercayaan adalah: Aliran Sumanah, Aliran Budi Dharma, Paguyuban
Ngesti Tunggal, Sabta Dharma, dan lain-lain. Dalam aliran kepercayaan bukan
animisme dan dinamisme, biasanya lebih mengajarkan pada nilai-nilai dan
norma-norma yang ada dalam kehidupan masyarakat. Jika dalam aliran kepercayaan
animisme dan dinamisme biasanya mengajarkan untuk mengagungkan suatu benda atau
tempat yang memiliki kekuatan mistis. Namun, aliran ini masih tetap menjunjung
tinggi nilai-nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Terutama norma
kesopanan.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Sosiologi secara umum adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari masyarakat secara empiris untuk mencapai hukum kemasyarakatan
yang seumum-umumnya. Sosiologi juga dapat diartikan sebagai ilmu tentang
perilaku social ditinjau dari kecenderungan individu dengan individu lain,
dengan memperhatikan simbol-simbol interaksi. Agama menurut kamus besar bahasa
Indonesia adalah system atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga
disebut dengan nama dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebaktian dan
kewajiban- kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut. Kata “Agama”
berasal dari bahasa Sangsekerta agama yang berarti “Tradisi”.
Sosiologi
agama adalah suatu cabang sosiologi umum yang mempelajari masyarakat agama
secara sosiologis guna mencapai keterangan-keterangan ilmiah dan pasti, demi
kepentingan masyarakat agama itu sendiri dan masyarakat luas pada umumnya.
[1] J, Dwi
Narwoko-Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan, (Ed.) 1,Cet 1,
(Jakarta : Kencana, 2004) , hlm. 2.
[2] Drs. Laurent
Widyasusanto, Penuntun Belajar Sosiologi, (Jakarta : Pradaya Paramitha), 1996,
hlm. 87.
[3] Tom
Campbell, Tujuh Teori Social Sketsa Penilaian Perbandingan, (Jokjakarta :
Kanisius, 1994), hlm. 165.
[4] Dadang
Supardan, Pengantar Ilmu Social Sebuah Kajian Pendekatan Structural, Pengantar
Hamid Hasan, Editor, Rini Rachmatika, Ed.1, Cet.1, (Jakarta : Bumi Aksara,
2007), hl. 87-88.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama merupakan salah satu aspek penting dalam
kehidupan masyarakat yang perlu dipelajari oleh antropolog ataupun para ilmuan
social lainnya. Di dalam kehidupan masyarakat, agama muncul karena sifat
ketauhidan masyarakat tersebut. Oleh karena itu agama perlu dipelajari dan
dihayati oleh manusia karena kebutuhan manusia terhadap sang maha pencipta. Di
dalam agama dijumpai ungkapan materi dan budaya dalam tabiat manusia serta
dalam system nilai, moral, etika, kajian, agama, khususunya agama islam
merupakan kebutuhan hidup bagi masyarakat Indonesia, khususnya mayoritas. Oleh
karena itu, kajian agama seperti Islam, Budha, Hindu, tidak hanya sebatas
konsep saja, teori dan aspek-aspek kehidupan manusia beserta hukumnya. Tapi harus
dihayati dan direnungi untuk diamalkan dalam kehidupan manusia. Ide-ide
keagamaan dan konsep-konsep keagamaan itu tidak dipaksa oleh hal-hal yang
bersifat fisik tapi bersifat rohani. Karenanya agama merupakan suatu institusi
ajaran yang menyajikan lapangan ekspresi dan implikasi yang begitu hukum
ataupun undang-undang yang dibuat oleh masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah kali ini :
1.
Apa pengertian sosiologi ?
2.
Apa pengertian agama ?
3.
Bagaimanakah kajian agama yang bagi
masyarakat berskala kecil ?
4.
Apa saja macam-macam agama yang di
anut di Indonesia ?
C. Tujuan Penulisan :
1.
Ingin mengetahui pengertian
sosiologi menurut para ahli
2.
Ingin mengetahui pengertian agama
menurut pandangan sebagian ulama
3.
Ingin mengetahui kajian agama bagi
masyarakat berskala kecil
4.
Ingin mengetahui macam-macam agama
yang di anut di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sosiologi
Berikut ini definisi-definisi sosiologi
yang dikemukakan beberapa ahli :
1.
Emile Durkheim Sosiologi adalah
suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta social, yakni fakta yang mengandung
cara bertindak, berfikir, berperasan yang berada diluar individu dimana
fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.
2.
Selo Sumardjandan Soelaeman Soemardi Sosiologi
adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur social dan proses-proses
sosial termasuk perubahan social.
3.
Soerjono Soekanto Sosiologi adalah
ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum
dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
Sosiologi secara umum adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari masyarakat secara empiris untuk mencapai hukum
kemasyarakatan yang seumum-umumnya. Sosiologi juga dapat diartikan sebagai ilmu
tentang perilaku social ditinjau dari kecenderungan individu dengan individu
lain, dengan memperhatikan simbol-simbol interaksi.
Sosiologi
pada hakikatnya bukanlah semata-mata ilmu murni (pure science) yang hanya
mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak demi usaha peningkatan kualitas
ilmu itu sendiri, namun sosiologi bisa juga menjadi ilmu terapan (applied
science) yang menyajikan cara-cara untuk mempergunakan pengetahuan ilmiahnya
guna memecahkan masalah praktis atau masalah social yang perlu ditanggulangi.
(Horton dan Hunt,1987:41).[1]
B. Pengertian Agama
Agama menurut kamus besar bahasa
Indonesia adalah system atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga
disebut dengan nama dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-
kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut. Kata “Agama” berasal dari
bahasa Sangsekerta agama yang berarti “Tradisi”. Sedangkan kata lain untuk
menyatakan konsep ini adalah realigi yang berasal dari bahasa latin religio dan
berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti “Mengikat kembali”. Maksudnya
dengan bereligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan. Dalam kehidupan
sehari-hari kita sering mendengar kata Agama. Agama adalah bentuk hubungan
pribadi antar manusia dengan Allah. Beragama menyangkut aspek hubungan vertical
dan horizontal.
a)
Vertical Dimana manusia dalam
hubungannya dengan sang pencipta. Harus hormat, tunduk, patuh pada hukum dan
perintahnya. Melaksanakan perintah Allah dengan kesungguhan. Itulah ibadah
manusia.
b)
Horizontal Dimana manusia dalam
hubungannya dengan manusia lain sebagai ciptaan Allah. Manusia waji bersahabat,
saling menyayangi, saling menghargai bekerja sama dengan orang lain dalam usaha
mencintai kebahagiaan besama disurga.[2]
Namun akan sedikit sulit mendefinisikan
pengertian agama itu sendiri. Hal tersebut diakui sendiri oleh Mukti Ali, salah
seorang pakar ilmu perbandingan agama di Indonesia yang mengatakan; “Barangkali
tak ada kata yang paling sulit diberikan pengertian dan definisinya selain dari
kata Agama”. Menurut Mukti Ali, terdapat tiga argumentasi yang dapat dijadikan
alasan dalam menanggapi statement tersebut:
1)
Pertama karena pengalaman agama
adalah soal batin dan subjektif.
2)
Kedua barangkali tidak ada orang yang begitu
semangat dan emosional dari pada membicarakan agama. Karena itu, membahas arti
agama selalu dengan emosi yang kuat.
3)
Ketiga konsep tentang agama akan
dipengaruhi oleh tujuan orang yang memberikan pengertian agama.
Mohammad Natsir pernah mengatakan
agama adalah hal yang disebut sebagai problem of ultimate concern, suatu
problem kepentingan mutlak, yang berarti jika seseorang membicarakan soal
agamanya maka ia tidak dapat tawar menawar. Namun begitu bukan berarti agama
tidak dapat diberikan pengertian secara umum.
Dalam memberikan definisi tersebut,
para ahli menempuh beberapa cara;
1)
Dengan menggunakan analisis
etimologis, yaitu yang menganalisis konsep bawaan dari kata agama atau kata
lainnya yang digunakan dalam arti yang sama.
2)
Analisis deskriptif, yang
menganalisis gejala atau fenomena kehidupan manusia secara nyata.
Berbicara mengenai agama maka terdapat tiga padanan
kata yang semakna dengannya yaitu, religi, al-din dan agama. Walaupun sebagian
pendapat ada yang mengatakan bahwa ketiganya berbeda satu sama lainnya seperti
pendapat Sidi Gazalba dan Zainal Arifin Abbas yang mengatakan al-din lebih luas
pengertiannya dari pada religi dan agama.
Agama dan religi hanya berisi hubungan manusia dengan
tuhan saja sedangkan al-din berisi hubungan manusia dengan tuhan dan hubungan
manusia dengan manusia. Sedangkan menurut Zainal Arifin Abbas, kata al-din
(memakai awalan al-ta’rif) hanya ditujukan pada islam saja. Sedangkan pendapat
yang mengatakan ketiga kata diatas mempunyai makna yang sama seperti Endang
Saifuddin Anshari dan Faisal Ismail. Perbedaannya hanya terletak pada segi
bahasanya saja. Kemudian secara etimologis agama berasal dari bahasa
sangsekerta, masuk dalam perbendaharaan bahasa melayu (Nusantara) dibawa oleh
agama Hindu dan Budha. Pendapat yang lebih ilmiah, agama berarti jalan.
Maksudnya jalan hidup atau jalan yang harus ditempuh oleh manusia sepanjang
hidupnya atau jalan yang menghubungkan antara sumber dan tujuan hidup manusia,
atau jalan yang menunjukan darimana, bagaimana dan hendak kemana manusia
didunia ini.
Religi berasal dari kata religie (bahasa belanda) atau
religion (bahasa inggris), masuk dalam perbendaharaan bahasa Indonesia dibawa
oleh orang-orang barat yang menjajah bangsa Indonesia. Religi mempunyai
pengertian sebagai keyakinan akan adanya kekuatan gaib yang suci, menentukan
jalan hidup dan mempengaruhi kehidupan manusia yang dihadapi secara hati-hati
dan diikuti jalan dan aturan serta norma-normanya dengan ketat agar tidak
sampai menyimpang atau lepas dari kehendak jalan yang telah ditetapkan oleh
kekuatan gaib suci tersebut.
Din berasal dari bahasa arab yang berarti
undang-undang atau hokum yang harus di tunaikan oleh manusia dan mengabaikannya
berarti hutang yang akan dituntut untuk ditunaikan dan akan mendapatkan hukuman
atau balasan jika ditinggalkan. Dari etimologis ketiga kata di atas maka dapat
diambil pengertian bahwa agama (religi,din) :
1.
Merupakan jalan hidup yang harus
ditempuh oleh manusia untuk mewujudkan kehidupan yang aman, tentram dan sejahtera;
2.
Bahwa jalan hidup tersebut berupa
aturan, nilai atau norma yang mengatur kehidupan manusia yang dianggap sebagai
kekuatan mutlak, gaib dan suci yang harus diikuti dan ditaati;
3.
Aturan tersebut ada, tumbuh dan
berkembang bersama dengan tumbuh dan berkembangnya kehidupan manusia,
masyarakat dan budaya.
Secara terminology dalam
ensiklopedia Nasional Indonesia, agama diartikan aturan atau tata cara hidup
manusia dengan hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya. Dalam Al-Qur’an agama
sering disebut dengan istilah Din. Istilah ini merupakan istilah bawaan dari
ajaran islam sehingga mempunyai kandungan makna yang bersifat umum dan
universal. Artinya konsep yang ada pada istilah din seharusnya mencakup
makna-makna yang ada pada istilah agama dan religi.
Konsep din dalam Al-Qur’an
diantaranya terdapat pada surat Al-Maidah ayat 3 yang mengungkapkan konsep
aturan, hukum atau perundang-undangan hidup yang harus dilaksanakan oleh
manusia. Islam sebagai agama namun tidak semua agama itu islam.
Surat Al-Kafirun ayat 1-6
mengungkapkan tentang konsep ibadah manusia dan kepada siapa ibadah itu
diperuntukkan. Dalam surat As-Syura ayat 13 mengungkapkan din sebagai sesuatu
yang disyariatkan oleh Allah.
Dalam surat As-Syura ayat 21 Din
juga dikatakan sebagai sesuatu yang disyariatkan oleh yang dianggap Tuhan atau
yang dipertuhankan selain Allah. Karena din dalam ayat tersebut adalah sesuatu
yang disyariatkan, maka konsep din berkaitan dengan konsep syariat, konsep
syariat pada dasarnya adalah “jalan” yaitu jalan hidup manusia yang ditetapkan
oleh Allah. Pengertian ini berkembang menjadi aturan atau undang-undang yang
mengatur jalan kehidupan sebagaimana ditetapkan oleh tuhan.
Pada ayat lain, yakni di surat
Ar-Rum ayat 30, konsep agama juga berkaitan dengan konsep fitrah, yaitu konsep
yang berhubungan dengan penciptaan manusia. Agama dalam arti sempit ialah
seperangkat kepercayaan, dogma, peraturan etika, praktek penyembahan, amal
ibadah terhadap Tuhan atau dewa-dewa tertentu. Dalam arti luas, agama adalah
suatu kepercayan atau seperangkat nilai yang menimbulkan ketaatan pada
seseorang atau kelompok tertentu kepada sesuatu yang mereka kagumi,
cita-citakan dan hargai.
Ada beberapa definisi sosiologi agama yang
dapat kita ketahui, diantaranya adalah :
1.
Sosiologi agama adalah ilmu yang
membahas tentang hubungan antara berbagai kesatuan masyarakat, perbedaan atau
masyarakat secara utuh dengan berbagai system agama, tingkat dan jenis
spesialisasi berbagai peranan agama dalam berbagai masyarakat dan system
keagamaan yang berbeda.
2.
Sosiologi agama adalah studi tentang
fenomena social, dan memandang agama sebagai fenomena social. sosiologi agama
selalu berusaha untuk menemukan prinsip-prinsip umum mengenai hubungan agama
masyarakat.
3.
Sosiologi agama adalah suatu cabang
sosiologi umum yang mempelajari masyarakat agama secara sosiologis guna
mencapai keterangan-keterangan ilmiah dan pasti, demi kepentingan masyarakat
agama itu sendiri dan masyarakat luas pada umumnya.
4.
Sosiologi agama menjadi disiplin
ilmu tersendiri sejak munculnya karya Weber dan Durkheim. Jika tugas dari
sosiologi umum adalah untuk mencapai hukum kemasyarakatan yang seluas-luasnya,
maka tugas dari sosiologi agama adalah untuk mencapai keterangan-keterangan
ilmiah tentang masyarakat agama khususnya .
Dalam perkembangannya, sosiologi
agama memiliki empat mazhab, yaitu Klasik positivisme, Teori konflik, dan
Fungsional (Hendropuspito, 1983:24) * Emile Durkheim (http://wikipedia.org)
Durkheim adalah seorang murid yang
ragu-ragu tetapi setia dari auguste comte (1798-1857), perintis positivism
perancis yang menciptakan kata sosiologi.[3]
Jika mazhab klasik memiliki karakteristik yang lebih bercorak sosiologi dasar
dari pada sosiologi agama, dengan pengecualian Durkheim dan Weber, mazhab
positivisme, memiliki karakteristik dimana ia bukan dirinya dengan kualifikasi
dari dimensi masyarakat yang kualitatif, dengan kata lain memberikan
kesimpulan-kesimpulan yang netral tanpa diwarnai pertimbangan teologis maupun
filosofis, berbeda dengan mazhab teori konflik, dimana masyarakat yang sehat
bercirikan masyarakat yang hidup dalam situasi konfliktual. Sebaliknya,
masyarakat yang dalam keadaan Equilibriun dianggapnya sebagai masyarakat
tertidur dan stagnan dalam kemajuan (Hendropuspito, 1983:25). Disisi lain
aliran ini pun sering disebut sosiologi agama yang kritis.
Sedangkan mazhab fungsionalis, memiliki
karakteristik yang berasumsi bahwa masyarakat itu merupakan suatu system
perimbangan, setiap kelompok memberikan kontribusinya yang khas dalam membentuk
system perimbangan secara keseluruhan (Hendropuspito, 1983:26).[4]
C. Agama Bagi Masyarakat Berskala Kecil
Masyarakat itu kelompok yang
terorganisasi dan masyarakat itu suatu kelompok yang berfikir tentang dirinya
sendiri yang berbeda dengan kelompok yang lain. Oleh karena itu orang yang
berjalan bersama-sama atau duduk bersama-sama yang tidak terorganisasi bukanlah
masyarakat. Kelompok yang tidak berfikir tentang kelompoknya sebagai suatu
kelompok bukanlah masyarakat.
Oleh karena itu kelompok burung yang
terbang bersama dan semut yang berbaris rapi bukanlah masyarakat dalam arti
yang sebenarnya sebab mereka berkelompok hanya berdasarkan naluri saja. [5]
Znaniecki
menyatakan bahwa masyarakat merupakan suatu system yang meliputi unit biofisik
para individu yang bertempat tinggal pada suatu daerah geografis tertentu
selama periode waktu tertentu dari suatu generasi. Dalam sociology suatu
masyarakat dibentuk hanya dalam kesejajaran kedudukan yang diterapkan dalam
suatu organisasi. (F Znaniecki, 1950, p. 145),
Oleh karena itu masyarakat bukanlah
kelompok yang berkumpul secara mekanis akan tetapi berkumpul secara sistematik.
Manusia yang satu dengan manusia yang lain saling memberi, manusia dengan
lingkungannya selain menerima dan saling memberi. Konsep ini dipengaruhi oleh
konsep pandangan ekologis terhadap satwa sekalian alam. Masyarakat agama tidak
lain ialah suatu persekutuan hidup (baik dalam lingkup sempit maupun luas) yang
unsure konstitutif utamanya adalah agama atau nilai-nilai keagamaan.
Pada kesimpulannya agama merupakan suatu kepercayaan yang dianut oleh sebagian masyarakat dalam hal mempercayai eksistensi Allah Swt dengan segala konsep dan ajarannya yang dibawa oleh rasulnya yang memiliki kitab yang diyakini oleh pengikutnya. Keperayaan akan Tuhan, merupakan sesuatu yang sudah ada sejak zaman dulu dalam kehidupan manusia.
Pada kesimpulannya agama merupakan suatu kepercayaan yang dianut oleh sebagian masyarakat dalam hal mempercayai eksistensi Allah Swt dengan segala konsep dan ajarannya yang dibawa oleh rasulnya yang memiliki kitab yang diyakini oleh pengikutnya. Keperayaan akan Tuhan, merupakan sesuatu yang sudah ada sejak zaman dulu dalam kehidupan manusia.
Agama adalah sebuah konsep yang
mengatur tingkah laku, etika, moral dalam kehidupan sehari-hari. Keadaan
fenomena keagamaan yang ruwet serta segala refleksinya didalam sejumlah
aspek-aspek kehidupan lain, telah menarik perhatian dari para sarjana dari
berbagai disiplin. Seperti para sejarawan, filosof dan para psikolog,
masing-masing telah mengkaji agama menurut metode mereka sendiri.
Pada pembahasan ini, masyarakat
berskala kecil itu meliputi warga pedesaan, orang-orang awam yang tidak tersentuh
oleh kehidupan modernisasi. Pada dasarnya keyakinan mereka akan kepercayaan
agama yang mereka anut begitu kuat dan kental, tapi bilamana kehidupan
modernisasi sudah merasuk mereka. Maka seolah-olah mereka terprofokasi oleh
lingkungan baru mereka, hal itu cenderung kepada penghianatan agama, sehingga
kurangnya amalan-amalan yang seharusnya mereka lakukan. Dalam hal ini, penulis
mencoba mengkaji seperti apa agama samawi dalam masyarakat berskala kecil?.
Bahwasannya agama samawi itu adalah agama langit yaitu islam yang merupakan
keyakinan yang mayoritas di Indonesia yang bukan sesuatu yang baru yang dianut oleh
masyarakat berskala kecil.
Agama pada hakekatnya merupakan
sesuatu yang konon membawa pengikutnya pada kebenaran, dalam hal ini penulis
membatasi pembahasan ini pada seperti apa agama samawi dalam pandangan
masyarakat berskala kecil, kajian dalam hal agama merupakan sesuatu yang
menarik untuk dibahas dan diperbincangkan oleh para agamawan.
Agama pada masyarakat terdiri dari
dua, yaitu agama samawi dan agama ard. Agama samawi adalah agama dari langit
sedangkan agama ard adalah agama ciptaan manusia. Pada kenyataannya agama
merupakan jalan menuju Tuhan, akan tetapi jalan tersebut bagaikan macam-macam
air sungai yang mengalir kepada satu muara yaitu laut. Tetapi kadang-kadang air
yang disungai untuk menuju kelaut penuh kendala, misalnya banyak air sungai
yang tercemar karena polusi, kadang kala air dari sungai tidak sampai kelaut,
dan hanya sedikit air yang bersih (tawar) yang sampai kelaut. Seperti halnya
agama “jalan menuju Tuhan”, akan tetapi jalan menuju Tuhan itu kadang-kadang
banyak yang tidak sampai ke Tuhan dan ada yang sampai ke Tuhan.
Lalu untuk
apa agama didunia ini?
Bila kita kaji secara teliti tertentu beranekaragam
agama yang ada di dunia yang ada pada masyarakat yang seolah-olah memiliki cara
atau pendekatan sendiri, misalnya :
Bagaimanakah
iman itu?
Konsep yang dibawanya, ajarannya,
serta cara-cara pendekatan kita kepada Tuhan yang berbeda, tetapi tujuannya
sama yaitu untuk dekat kepada sang maha pencipta. Walaupun pada kenyataannya
banyak agama yang tidak sesuai dengan konsep tauhid yang dibawah oleh Rasul
pembawa risalah akhir zaman (Nabi Muhammad Saw). Agama bukan hal yang baru bagi
masyarakat, pandangan masyarakat terhadap agama merupakan segi yang berbeda
menurut para sejarawan, filosof, linguist, dan para psikolog.
Dalam pandangan sejarawan, agama
merupakan sesuatu konsep yang harus dipelajari dari sejarahnya dan juga bukan
hanya inti sari agama itu sendiri, tapi pengalaman dan prakteknya yang harus
dilakukan oleh pengikutnya.[6]
1)
Hindu
Agama Hindu adalah agama yang pertama masuk ke
Indonesia. Hindu masuk ke Indonesia melalui pedagang-pedagang dari India yang
berdagang di selat Malaka. Para pedagang tersebut berdagang rempah-rempah dan
sutra sambil menyebarkan agama Hindu. Sebelum Hindu masuk ke Indonesia,
mayoritas penduduknya menganut aliran kepercayaan. Aliran keperyaan yang dianut
biasanya aliran animism dan dinamisme.
Pemuka Agama Hindu adalah Wasi. Sedangkan tempat ibadah umat hindu adalah di pura. Hari besar Hindu disebut nyepi. Saat nyepi, umat hindu berada di dalam rumah dan merefleksi hidupnya, agar mereka dapat hidup lebih baik. Dasar dari ajaran agama Hindu berasal dari Kitab Suci Weda, yang merupakan Kitab Suci Agama Hindu. Para umat penganut Hindu selalu memegang teguh, ajran-ajaran yang berasal dari Kitab Suci Weda. Weda adalah sabda suci atau wahyu Tuhan Yang Maha Esa yang diterima oleh para Maharesi. Keterangan ini terdapat dalam Kitab Bhumikabhasya, karya Maharesi Sayana. Resi disebut sebagai mantra drstah, yang artinya adalah orang-orang yang melihat mantra. Kitab Suci Weda dikenal dengan berbagai nama antara lain:
Pemuka Agama Hindu adalah Wasi. Sedangkan tempat ibadah umat hindu adalah di pura. Hari besar Hindu disebut nyepi. Saat nyepi, umat hindu berada di dalam rumah dan merefleksi hidupnya, agar mereka dapat hidup lebih baik. Dasar dari ajaran agama Hindu berasal dari Kitab Suci Weda, yang merupakan Kitab Suci Agama Hindu. Para umat penganut Hindu selalu memegang teguh, ajran-ajaran yang berasal dari Kitab Suci Weda. Weda adalah sabda suci atau wahyu Tuhan Yang Maha Esa yang diterima oleh para Maharesi. Keterangan ini terdapat dalam Kitab Bhumikabhasya, karya Maharesi Sayana. Resi disebut sebagai mantra drstah, yang artinya adalah orang-orang yang melihat mantra. Kitab Suci Weda dikenal dengan berbagai nama antara lain:
1.
Kitab
Sruti yang artinya bahwa Kitab Weda adalh wahyu yang diterima melalui
pendengaran suci atau kemekaran intuisi para Maharesi.
2.
Kitab
Rahasya, karena inti ajarannya adalah usaha mencapai tujuan hidup yang
tertinggi, berupa Moksa.
3.
Kitab
Mantra, karena memuat nyanyi-nyanyian pujian.
Dalam Kitab Weda, terdapat empat tujuan manusia. Tujuan-tujuan tersebut adalah keadilan, kekayaan, keinginan, dan pembebaasan. Namun tujuan-tujuan tersebut harus dicapai secara berpasangan: keadilan dengan kekayaan. Kekayaan harus didapatkan dengan keadialan. Lalu keinginan dengan pembebasan. Semua keinginan untuk mencapai pembebasan. Jika manusia mengambil secara terpisah, maka semuanya tidak akan didapat. (A Recapitulation of Sathya Sai Baba’s Divine Teachings oleh Grace J. Mc Martin. 1982; hlm. 12).
Dalam Kitab Weda, terdapat empat tujuan manusia. Tujuan-tujuan tersebut adalah keadilan, kekayaan, keinginan, dan pembebaasan. Namun tujuan-tujuan tersebut harus dicapai secara berpasangan: keadilan dengan kekayaan. Kekayaan harus didapatkan dengan keadialan. Lalu keinginan dengan pembebasan. Semua keinginan untuk mencapai pembebasan. Jika manusia mengambil secara terpisah, maka semuanya tidak akan didapat. (A Recapitulation of Sathya Sai Baba’s Divine Teachings oleh Grace J. Mc Martin. 1982; hlm. 12).
2)
Buddha
Agama Buddha masuk ke Indonesia
beberapa tahun setelah masuknya Hindu. Pemuka Agama Buddha, biasa disebut biksu
(laki-laki) dan, biksuni (perempuan). Tempat ibadah umat buddha disebut Vihara.
Sedang hari besarnya adalah Hari Waisak. Tujuan utama umat buddha adalah
mencapai Nibbana. Untuk mencapai Nibbana, umat budda melakukan punna
(berpahala) sebagai penghormatan tertinggi pada Buddha.
Kitab suci Agama Buddha adalah
Kitab Suci Tripitaka. Kata Tipitaka (Pali) atau Tripitaka (Sansekerta) terdiri
dari kata “Ti” dan “pitaka”, “ti” (tri) artinya “tiga” sedangkan “pitaka”
artinya “kelopok” “atau keranjang tempat penyimpanan” ajaran Sang Buddha. Buddha
membimbing umatnya memalui jalan Ariya (mulia) yang berunsur delapan, yaitu pandangan
benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, mata pencaharian benar, usaha
benar, perhatian benar,dan meditasi benar .
3)
Islam.
Isalam masuk ke Indonesia melalui
para pedagang dari Arab dan Gujarad yang berdagang di selat Malaka. Mereka berdagang
sambil menyebarkan agama Islam. Bahkan banyak pedagang Arab yang menikah dengan
penduduk pribumi di Indonesia, khususnya di daerah Aceh dan sekitarnya. Oleh
karena itu, mayoritas dari penduduk Aceh beragama Islam. Bahkan Aceh sering
kali disebut sebagai Serambi Mekkah. Menurut Agama Islam, manusia diciptakan oleh Alloh tidak untuk
hidup sia-sia, namun diberi amanat untuk beribadah kepada-Nya. Melalui Ibadah,
manusia dapat mencapai kehidupan yang berguna dan dapat mencapai kebahagiaan di
dunia dan akhirat. Pemuka Agama Islam
biasa disebut Ustadz atau Imam. Hari raya umat Islam adalah hari raya Idul
Fitri. Tempat ibadah umat Islam di Masjid. Sedangkan kitab suci Agama Islam
adalah Kitab Suci Alquran. Pada sejarah tentang Agama Islam, bahwa Alquran adalah
Kalam (perkataan) Alloh SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui
Malaekat Jibril dengan lafal dan maknanya (QS. 26:192-195). Alquran sebagai
Kitab Allah, menempati posisi sebagai sumber pertama dan utama dari seluruh
ajaran Islam dan berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat manusia
dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Alqaranul Karim ialah Kalamullah
(firman Alloh) yang diwahyukan kepada Rasul-Nya yang terakir (Nabi Muhammad
SAW), yang dipandang dapat dibaca dan harus dijadikan pedoman hidup seluruh
umat manusia sampai akhir zaman. Alquran diturunkan secara bertahab selama 22
tahun 2 bulan 22 hari. Nabi Mohammad SAW lahir pada tanggal 6 Agustus 610 M.
Ayat Alquran pertama kali diturunkan di Mekkah pada tanggal 17 Ramadan tahun
ke-41 dari kelahiran Nabi Mohammad.
4)
Katolik
Agama Katolik masuk ke Indonesia
melalui para pedagang dari Portugis. Pedagang tersebut berdagang di daerah
sekitar Maluku untuk membeli rempah-rempah. Agama Katolik juga dibawa oleh
penjajah Belanda.
Ajaran utama Agama Katolik adalah hukum cinta kasih. Hukum tersebut mengajarkan untuk mencintai sesama seperti mencintai diri sendiri, juga diajarkan untuk mencintai musuh kita, walaupun musuh tersebut telah menyakiti kita habis-habisan. Pemimpin agama katolik biasa dipanggil dengan sebutan Pastur. Hari raya umat Katolik adalah hari raya Natal. Tempat ibadah Agama Katolik adalah di Gereja. Sedangkan kitab suci Agama Katolik disebut Alkitab. Alkitab bisa disebut Injil. Namun Injil di sini dapat dibenarkan dalam arti kabar gembira, yaitu suatu berita yang menggembirkan karena Tuhan mendatangi, menyapa, dan menyelamatkan manusia dari kuasa dosa. Alkitab dibagi menjadi dua bagian yaitu Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama. Pejanjian Lama, diwahyukan sebelum Yesus Kristus lahir di dunia. Perjanjian Baru diwahyukan sesudah Yesus Kristus lahir di dunia. Pada Perjanjian Lama, perjanjian itu diawali dengan janji Tuhan pada Abraham. Sedangkan pada Perjajian Baru, pejanjian diadakan oleh Yesus saat malam perjamuan terakhir.
Ajaran utama Agama Katolik adalah hukum cinta kasih. Hukum tersebut mengajarkan untuk mencintai sesama seperti mencintai diri sendiri, juga diajarkan untuk mencintai musuh kita, walaupun musuh tersebut telah menyakiti kita habis-habisan. Pemimpin agama katolik biasa dipanggil dengan sebutan Pastur. Hari raya umat Katolik adalah hari raya Natal. Tempat ibadah Agama Katolik adalah di Gereja. Sedangkan kitab suci Agama Katolik disebut Alkitab. Alkitab bisa disebut Injil. Namun Injil di sini dapat dibenarkan dalam arti kabar gembira, yaitu suatu berita yang menggembirkan karena Tuhan mendatangi, menyapa, dan menyelamatkan manusia dari kuasa dosa. Alkitab dibagi menjadi dua bagian yaitu Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama. Pejanjian Lama, diwahyukan sebelum Yesus Kristus lahir di dunia. Perjanjian Baru diwahyukan sesudah Yesus Kristus lahir di dunia. Pada Perjanjian Lama, perjanjian itu diawali dengan janji Tuhan pada Abraham. Sedangkan pada Perjajian Baru, pejanjian diadakan oleh Yesus saat malam perjamuan terakhir.
5)
Kristen
Seperti halnya Agama Katolik, Agama
Kristen masuk ke Indonesia melalui pedagang-pedagang Porugis yang berdagang di
sekitar Maluku. Mereka berada di Maluku untuk membeli rempah-rempah. Penjajahan
Belanda juga turut berperan dalam penyebaran Kristen di Indonesia. Ajaran, kitab suci, hari raya, dan tempat
ibadah Agama Kristen, sama dengan Agama Katolik. Karena sebenarnya, Kristen
adalah bagian dari Katolik. Kristen melepaskan diri dari Katolik. Karena pada
jaman itu para pemuka agama katolik sering kali memanfaatkan jabatannya demi
kepentingan pribadi dan untuk memuaskan hawa nafsu. Oleh karena itu, sebagian
umat katolik mencoba melepaskan diri dari Katolik dan membentuk perkumpulan
saat ini fungsi utama pemuka agama katolik telah kembali seperti semula.
6)
Khonghucu
Khonghucu adalah agama yang berasal
dari Cina. Khonghucu, masuk ke Indonesia melalui para penduduk Cina yang
mengembara ke Indonesia. Tempat ibadah Agama Khonghucu adalah di Klenteng.
Sedangkan kitab sucinya ada tiga, yaitu Kitab Suci Wu Cing (Ngo King: kitab
yang lima), Kitab Suci Su Si (kitab yang empat), dan Hau King (kitab Bakti).
Hari raya Khonghucu Adalah hari raya Imlek.
Tujuan hidup yang dicita-citakan dalam Konfusianisme adalah menjadi seorang kuncu. Kuncu berarti: manusia budiman. Untuk mencapai kuncu, seseorang harus dapat menerapkan dan melaksanakan ajaran Khonghucu dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kuncu identik dengan orang yang memiliki moralitas tinggi, yang dapat mendekati moralitas nabi.
Tujuan hidup yang dicita-citakan dalam Konfusianisme adalah menjadi seorang kuncu. Kuncu berarti: manusia budiman. Untuk mencapai kuncu, seseorang harus dapat menerapkan dan melaksanakan ajaran Khonghucu dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kuncu identik dengan orang yang memiliki moralitas tinggi, yang dapat mendekati moralitas nabi.
Bersumber dari kitab sucinya,
terutama Su Si dan Hau King, Khonghucu sangat menekankan nilai-nilai etika baik
dalam kehidupan rumah tangga, dalam kelompok jemaah seagama, maupun dalam
masyarakat dan pemerintahan.
7)
Aliran Kepercayaan
Aliran kepercayaan (agama tidak
resmi) yang berada di Indonesia biasanya tidak memiliki kitab suci dan tempat
ibadah. Aliran kepercayaan biasa muncul dari budaya-budaya adat suatu daerah.
Contoh aliran kepercayaan adalah: Aliran Sumanah, Aliran Budi Dharma, Paguyuban
Ngesti Tunggal, Sabta Dharma, dan lain-lain. Dalam aliran kepercayaan bukan
animisme dan dinamisme, biasanya lebih mengajarkan pada nilai-nilai dan
norma-norma yang ada dalam kehidupan masyarakat. Jika dalam aliran kepercayaan
animisme dan dinamisme biasanya mengajarkan untuk mengagungkan suatu benda atau
tempat yang memiliki kekuatan mistis. Namun, aliran ini masih tetap menjunjung
tinggi nilai-nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Terutama norma
kesopanan.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Sosiologi secara umum adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari masyarakat secara empiris untuk mencapai hukum kemasyarakatan
yang seumum-umumnya. Sosiologi juga dapat diartikan sebagai ilmu tentang
perilaku social ditinjau dari kecenderungan individu dengan individu lain,
dengan memperhatikan simbol-simbol interaksi. Agama menurut kamus besar bahasa
Indonesia adalah system atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga
disebut dengan nama dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebaktian dan
kewajiban- kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut. Kata “Agama”
berasal dari bahasa Sangsekerta agama yang berarti “Tradisi”.
Sosiologi
agama adalah suatu cabang sosiologi umum yang mempelajari masyarakat agama
secara sosiologis guna mencapai keterangan-keterangan ilmiah dan pasti, demi
kepentingan masyarakat agama itu sendiri dan masyarakat luas pada umumnya.
[1] J, Dwi
Narwoko-Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan, (Ed.) 1,Cet 1,
(Jakarta : Kencana, 2004) , hlm. 2.
[2] Drs. Laurent
Widyasusanto, Penuntun Belajar Sosiologi, (Jakarta : Pradaya Paramitha), 1996,
hlm. 87.
[3] Tom
Campbell, Tujuh Teori Social Sketsa Penilaian Perbandingan, (Jokjakarta :
Kanisius, 1994), hlm. 165.
[4] Dadang
Supardan, Pengantar Ilmu Social Sebuah Kajian Pendekatan Structural, Pengantar
Hamid Hasan, Editor, Rini Rachmatika, Ed.1, Cet.1, (Jakarta : Bumi Aksara,
2007), hl. 87-88.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama merupakan salah satu aspek penting dalam
kehidupan masyarakat yang perlu dipelajari oleh antropolog ataupun para ilmuan
social lainnya. Di dalam kehidupan masyarakat, agama muncul karena sifat
ketauhidan masyarakat tersebut. Oleh karena itu agama perlu dipelajari dan
dihayati oleh manusia karena kebutuhan manusia terhadap sang maha pencipta. Di
dalam agama dijumpai ungkapan materi dan budaya dalam tabiat manusia serta
dalam system nilai, moral, etika, kajian, agama, khususunya agama islam
merupakan kebutuhan hidup bagi masyarakat Indonesia, khususnya mayoritas. Oleh
karena itu, kajian agama seperti Islam, Budha, Hindu, tidak hanya sebatas
konsep saja, teori dan aspek-aspek kehidupan manusia beserta hukumnya. Tapi harus
dihayati dan direnungi untuk diamalkan dalam kehidupan manusia. Ide-ide
keagamaan dan konsep-konsep keagamaan itu tidak dipaksa oleh hal-hal yang
bersifat fisik tapi bersifat rohani. Karenanya agama merupakan suatu institusi
ajaran yang menyajikan lapangan ekspresi dan implikasi yang begitu hukum
ataupun undang-undang yang dibuat oleh masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah kali ini :
1.
Apa pengertian sosiologi ?
2.
Apa pengertian agama ?
3.
Bagaimanakah kajian agama yang bagi
masyarakat berskala kecil ?
4.
Apa saja macam-macam agama yang di
anut di Indonesia ?
C. Tujuan Penulisan :
1.
Ingin mengetahui pengertian
sosiologi menurut para ahli
2.
Ingin mengetahui pengertian agama
menurut pandangan sebagian ulama
3.
Ingin mengetahui kajian agama bagi
masyarakat berskala kecil
4.
Ingin mengetahui macam-macam agama
yang di anut di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sosiologi
Berikut ini definisi-definisi sosiologi
yang dikemukakan beberapa ahli :
1.
Emile Durkheim Sosiologi adalah
suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta social, yakni fakta yang mengandung
cara bertindak, berfikir, berperasan yang berada diluar individu dimana
fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.
2.
Selo Sumardjandan Soelaeman Soemardi Sosiologi
adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur social dan proses-proses
sosial termasuk perubahan social.
3.
Soerjono Soekanto Sosiologi adalah
ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum
dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
Sosiologi secara umum adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari masyarakat secara empiris untuk mencapai hukum
kemasyarakatan yang seumum-umumnya. Sosiologi juga dapat diartikan sebagai ilmu
tentang perilaku social ditinjau dari kecenderungan individu dengan individu
lain, dengan memperhatikan simbol-simbol interaksi.
Sosiologi
pada hakikatnya bukanlah semata-mata ilmu murni (pure science) yang hanya
mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak demi usaha peningkatan kualitas
ilmu itu sendiri, namun sosiologi bisa juga menjadi ilmu terapan (applied
science) yang menyajikan cara-cara untuk mempergunakan pengetahuan ilmiahnya
guna memecahkan masalah praktis atau masalah social yang perlu ditanggulangi.
(Horton dan Hunt,1987:41).[1]
B. Pengertian Agama
Agama menurut kamus besar bahasa
Indonesia adalah system atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga
disebut dengan nama dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-
kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut. Kata “Agama” berasal dari
bahasa Sangsekerta agama yang berarti “Tradisi”. Sedangkan kata lain untuk
menyatakan konsep ini adalah realigi yang berasal dari bahasa latin religio dan
berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti “Mengikat kembali”. Maksudnya
dengan bereligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan. Dalam kehidupan
sehari-hari kita sering mendengar kata Agama. Agama adalah bentuk hubungan
pribadi antar manusia dengan Allah. Beragama menyangkut aspek hubungan vertical
dan horizontal.
a)
Vertical Dimana manusia dalam
hubungannya dengan sang pencipta. Harus hormat, tunduk, patuh pada hukum dan
perintahnya. Melaksanakan perintah Allah dengan kesungguhan. Itulah ibadah
manusia.
b)
Horizontal Dimana manusia dalam
hubungannya dengan manusia lain sebagai ciptaan Allah. Manusia waji bersahabat,
saling menyayangi, saling menghargai bekerja sama dengan orang lain dalam usaha
mencintai kebahagiaan besama disurga.[2]
Namun akan sedikit sulit mendefinisikan
pengertian agama itu sendiri. Hal tersebut diakui sendiri oleh Mukti Ali, salah
seorang pakar ilmu perbandingan agama di Indonesia yang mengatakan; “Barangkali
tak ada kata yang paling sulit diberikan pengertian dan definisinya selain dari
kata Agama”. Menurut Mukti Ali, terdapat tiga argumentasi yang dapat dijadikan
alasan dalam menanggapi statement tersebut:
1)
Pertama karena pengalaman agama
adalah soal batin dan subjektif.
2)
Kedua barangkali tidak ada orang yang begitu
semangat dan emosional dari pada membicarakan agama. Karena itu, membahas arti
agama selalu dengan emosi yang kuat.
3)
Ketiga konsep tentang agama akan
dipengaruhi oleh tujuan orang yang memberikan pengertian agama.
Mohammad Natsir pernah mengatakan
agama adalah hal yang disebut sebagai problem of ultimate concern, suatu
problem kepentingan mutlak, yang berarti jika seseorang membicarakan soal
agamanya maka ia tidak dapat tawar menawar. Namun begitu bukan berarti agama
tidak dapat diberikan pengertian secara umum.
Dalam memberikan definisi tersebut,
para ahli menempuh beberapa cara;
1)
Dengan menggunakan analisis
etimologis, yaitu yang menganalisis konsep bawaan dari kata agama atau kata
lainnya yang digunakan dalam arti yang sama.
2)
Analisis deskriptif, yang
menganalisis gejala atau fenomena kehidupan manusia secara nyata.
Berbicara mengenai agama maka terdapat tiga padanan
kata yang semakna dengannya yaitu, religi, al-din dan agama. Walaupun sebagian
pendapat ada yang mengatakan bahwa ketiganya berbeda satu sama lainnya seperti
pendapat Sidi Gazalba dan Zainal Arifin Abbas yang mengatakan al-din lebih luas
pengertiannya dari pada religi dan agama.
Agama dan religi hanya berisi hubungan manusia dengan
tuhan saja sedangkan al-din berisi hubungan manusia dengan tuhan dan hubungan
manusia dengan manusia. Sedangkan menurut Zainal Arifin Abbas, kata al-din
(memakai awalan al-ta’rif) hanya ditujukan pada islam saja. Sedangkan pendapat
yang mengatakan ketiga kata diatas mempunyai makna yang sama seperti Endang
Saifuddin Anshari dan Faisal Ismail. Perbedaannya hanya terletak pada segi
bahasanya saja. Kemudian secara etimologis agama berasal dari bahasa
sangsekerta, masuk dalam perbendaharaan bahasa melayu (Nusantara) dibawa oleh
agama Hindu dan Budha. Pendapat yang lebih ilmiah, agama berarti jalan.
Maksudnya jalan hidup atau jalan yang harus ditempuh oleh manusia sepanjang
hidupnya atau jalan yang menghubungkan antara sumber dan tujuan hidup manusia,
atau jalan yang menunjukan darimana, bagaimana dan hendak kemana manusia
didunia ini.
Religi berasal dari kata religie (bahasa belanda) atau
religion (bahasa inggris), masuk dalam perbendaharaan bahasa Indonesia dibawa
oleh orang-orang barat yang menjajah bangsa Indonesia. Religi mempunyai
pengertian sebagai keyakinan akan adanya kekuatan gaib yang suci, menentukan
jalan hidup dan mempengaruhi kehidupan manusia yang dihadapi secara hati-hati
dan diikuti jalan dan aturan serta norma-normanya dengan ketat agar tidak
sampai menyimpang atau lepas dari kehendak jalan yang telah ditetapkan oleh
kekuatan gaib suci tersebut.
Din berasal dari bahasa arab yang berarti
undang-undang atau hokum yang harus di tunaikan oleh manusia dan mengabaikannya
berarti hutang yang akan dituntut untuk ditunaikan dan akan mendapatkan hukuman
atau balasan jika ditinggalkan. Dari etimologis ketiga kata di atas maka dapat
diambil pengertian bahwa agama (religi,din) :
1.
Merupakan jalan hidup yang harus
ditempuh oleh manusia untuk mewujudkan kehidupan yang aman, tentram dan sejahtera;
2.
Bahwa jalan hidup tersebut berupa
aturan, nilai atau norma yang mengatur kehidupan manusia yang dianggap sebagai
kekuatan mutlak, gaib dan suci yang harus diikuti dan ditaati;
3.
Aturan tersebut ada, tumbuh dan
berkembang bersama dengan tumbuh dan berkembangnya kehidupan manusia,
masyarakat dan budaya.
Secara terminology dalam
ensiklopedia Nasional Indonesia, agama diartikan aturan atau tata cara hidup
manusia dengan hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya. Dalam Al-Qur’an agama
sering disebut dengan istilah Din. Istilah ini merupakan istilah bawaan dari
ajaran islam sehingga mempunyai kandungan makna yang bersifat umum dan
universal. Artinya konsep yang ada pada istilah din seharusnya mencakup
makna-makna yang ada pada istilah agama dan religi.
Konsep din dalam Al-Qur’an
diantaranya terdapat pada surat Al-Maidah ayat 3 yang mengungkapkan konsep
aturan, hukum atau perundang-undangan hidup yang harus dilaksanakan oleh
manusia. Islam sebagai agama namun tidak semua agama itu islam.
Surat Al-Kafirun ayat 1-6
mengungkapkan tentang konsep ibadah manusia dan kepada siapa ibadah itu
diperuntukkan. Dalam surat As-Syura ayat 13 mengungkapkan din sebagai sesuatu
yang disyariatkan oleh Allah.
Dalam surat As-Syura ayat 21 Din
juga dikatakan sebagai sesuatu yang disyariatkan oleh yang dianggap Tuhan atau
yang dipertuhankan selain Allah. Karena din dalam ayat tersebut adalah sesuatu
yang disyariatkan, maka konsep din berkaitan dengan konsep syariat, konsep
syariat pada dasarnya adalah “jalan” yaitu jalan hidup manusia yang ditetapkan
oleh Allah. Pengertian ini berkembang menjadi aturan atau undang-undang yang
mengatur jalan kehidupan sebagaimana ditetapkan oleh tuhan.
Pada ayat lain, yakni di surat
Ar-Rum ayat 30, konsep agama juga berkaitan dengan konsep fitrah, yaitu konsep
yang berhubungan dengan penciptaan manusia. Agama dalam arti sempit ialah
seperangkat kepercayaan, dogma, peraturan etika, praktek penyembahan, amal
ibadah terhadap Tuhan atau dewa-dewa tertentu. Dalam arti luas, agama adalah
suatu kepercayan atau seperangkat nilai yang menimbulkan ketaatan pada
seseorang atau kelompok tertentu kepada sesuatu yang mereka kagumi,
cita-citakan dan hargai.
Ada beberapa definisi sosiologi agama yang
dapat kita ketahui, diantaranya adalah :
1.
Sosiologi agama adalah ilmu yang
membahas tentang hubungan antara berbagai kesatuan masyarakat, perbedaan atau
masyarakat secara utuh dengan berbagai system agama, tingkat dan jenis
spesialisasi berbagai peranan agama dalam berbagai masyarakat dan system
keagamaan yang berbeda.
2.
Sosiologi agama adalah studi tentang
fenomena social, dan memandang agama sebagai fenomena social. sosiologi agama
selalu berusaha untuk menemukan prinsip-prinsip umum mengenai hubungan agama
masyarakat.
3.
Sosiologi agama adalah suatu cabang
sosiologi umum yang mempelajari masyarakat agama secara sosiologis guna
mencapai keterangan-keterangan ilmiah dan pasti, demi kepentingan masyarakat
agama itu sendiri dan masyarakat luas pada umumnya.
4.
Sosiologi agama menjadi disiplin
ilmu tersendiri sejak munculnya karya Weber dan Durkheim. Jika tugas dari
sosiologi umum adalah untuk mencapai hukum kemasyarakatan yang seluas-luasnya,
maka tugas dari sosiologi agama adalah untuk mencapai keterangan-keterangan
ilmiah tentang masyarakat agama khususnya .
Dalam perkembangannya, sosiologi
agama memiliki empat mazhab, yaitu Klasik positivisme, Teori konflik, dan
Fungsional (Hendropuspito, 1983:24) * Emile Durkheim (http://wikipedia.org)
Durkheim adalah seorang murid yang
ragu-ragu tetapi setia dari auguste comte (1798-1857), perintis positivism
perancis yang menciptakan kata sosiologi.[3]
Jika mazhab klasik memiliki karakteristik yang lebih bercorak sosiologi dasar
dari pada sosiologi agama, dengan pengecualian Durkheim dan Weber, mazhab
positivisme, memiliki karakteristik dimana ia bukan dirinya dengan kualifikasi
dari dimensi masyarakat yang kualitatif, dengan kata lain memberikan
kesimpulan-kesimpulan yang netral tanpa diwarnai pertimbangan teologis maupun
filosofis, berbeda dengan mazhab teori konflik, dimana masyarakat yang sehat
bercirikan masyarakat yang hidup dalam situasi konfliktual. Sebaliknya,
masyarakat yang dalam keadaan Equilibriun dianggapnya sebagai masyarakat
tertidur dan stagnan dalam kemajuan (Hendropuspito, 1983:25). Disisi lain
aliran ini pun sering disebut sosiologi agama yang kritis.
Sedangkan mazhab fungsionalis, memiliki
karakteristik yang berasumsi bahwa masyarakat itu merupakan suatu system
perimbangan, setiap kelompok memberikan kontribusinya yang khas dalam membentuk
system perimbangan secara keseluruhan (Hendropuspito, 1983:26).[4]
C. Agama Bagi Masyarakat Berskala Kecil
Masyarakat itu kelompok yang
terorganisasi dan masyarakat itu suatu kelompok yang berfikir tentang dirinya
sendiri yang berbeda dengan kelompok yang lain. Oleh karena itu orang yang
berjalan bersama-sama atau duduk bersama-sama yang tidak terorganisasi bukanlah
masyarakat. Kelompok yang tidak berfikir tentang kelompoknya sebagai suatu
kelompok bukanlah masyarakat.
Oleh karena itu kelompok burung yang
terbang bersama dan semut yang berbaris rapi bukanlah masyarakat dalam arti
yang sebenarnya sebab mereka berkelompok hanya berdasarkan naluri saja. [5]
Znaniecki
menyatakan bahwa masyarakat merupakan suatu system yang meliputi unit biofisik
para individu yang bertempat tinggal pada suatu daerah geografis tertentu
selama periode waktu tertentu dari suatu generasi. Dalam sociology suatu
masyarakat dibentuk hanya dalam kesejajaran kedudukan yang diterapkan dalam
suatu organisasi. (F Znaniecki, 1950, p. 145),
Oleh karena itu masyarakat bukanlah
kelompok yang berkumpul secara mekanis akan tetapi berkumpul secara sistematik.
Manusia yang satu dengan manusia yang lain saling memberi, manusia dengan
lingkungannya selain menerima dan saling memberi. Konsep ini dipengaruhi oleh
konsep pandangan ekologis terhadap satwa sekalian alam. Masyarakat agama tidak
lain ialah suatu persekutuan hidup (baik dalam lingkup sempit maupun luas) yang
unsure konstitutif utamanya adalah agama atau nilai-nilai keagamaan.
Pada kesimpulannya agama merupakan suatu kepercayaan yang dianut oleh sebagian masyarakat dalam hal mempercayai eksistensi Allah Swt dengan segala konsep dan ajarannya yang dibawa oleh rasulnya yang memiliki kitab yang diyakini oleh pengikutnya. Keperayaan akan Tuhan, merupakan sesuatu yang sudah ada sejak zaman dulu dalam kehidupan manusia.
Pada kesimpulannya agama merupakan suatu kepercayaan yang dianut oleh sebagian masyarakat dalam hal mempercayai eksistensi Allah Swt dengan segala konsep dan ajarannya yang dibawa oleh rasulnya yang memiliki kitab yang diyakini oleh pengikutnya. Keperayaan akan Tuhan, merupakan sesuatu yang sudah ada sejak zaman dulu dalam kehidupan manusia.
Agama adalah sebuah konsep yang
mengatur tingkah laku, etika, moral dalam kehidupan sehari-hari. Keadaan
fenomena keagamaan yang ruwet serta segala refleksinya didalam sejumlah
aspek-aspek kehidupan lain, telah menarik perhatian dari para sarjana dari
berbagai disiplin. Seperti para sejarawan, filosof dan para psikolog,
masing-masing telah mengkaji agama menurut metode mereka sendiri.
Pada pembahasan ini, masyarakat
berskala kecil itu meliputi warga pedesaan, orang-orang awam yang tidak tersentuh
oleh kehidupan modernisasi. Pada dasarnya keyakinan mereka akan kepercayaan
agama yang mereka anut begitu kuat dan kental, tapi bilamana kehidupan
modernisasi sudah merasuk mereka. Maka seolah-olah mereka terprofokasi oleh
lingkungan baru mereka, hal itu cenderung kepada penghianatan agama, sehingga
kurangnya amalan-amalan yang seharusnya mereka lakukan. Dalam hal ini, penulis
mencoba mengkaji seperti apa agama samawi dalam masyarakat berskala kecil?.
Bahwasannya agama samawi itu adalah agama langit yaitu islam yang merupakan
keyakinan yang mayoritas di Indonesia yang bukan sesuatu yang baru yang dianut oleh
masyarakat berskala kecil.
Agama pada hakekatnya merupakan
sesuatu yang konon membawa pengikutnya pada kebenaran, dalam hal ini penulis
membatasi pembahasan ini pada seperti apa agama samawi dalam pandangan
masyarakat berskala kecil, kajian dalam hal agama merupakan sesuatu yang
menarik untuk dibahas dan diperbincangkan oleh para agamawan.
Agama pada masyarakat terdiri dari
dua, yaitu agama samawi dan agama ard. Agama samawi adalah agama dari langit
sedangkan agama ard adalah agama ciptaan manusia. Pada kenyataannya agama
merupakan jalan menuju Tuhan, akan tetapi jalan tersebut bagaikan macam-macam
air sungai yang mengalir kepada satu muara yaitu laut. Tetapi kadang-kadang air
yang disungai untuk menuju kelaut penuh kendala, misalnya banyak air sungai
yang tercemar karena polusi, kadang kala air dari sungai tidak sampai kelaut,
dan hanya sedikit air yang bersih (tawar) yang sampai kelaut. Seperti halnya
agama “jalan menuju Tuhan”, akan tetapi jalan menuju Tuhan itu kadang-kadang
banyak yang tidak sampai ke Tuhan dan ada yang sampai ke Tuhan.
Lalu untuk
apa agama didunia ini?
Bila kita kaji secara teliti tertentu beranekaragam
agama yang ada di dunia yang ada pada masyarakat yang seolah-olah memiliki cara
atau pendekatan sendiri, misalnya :
Bagaimanakah
iman itu?
Konsep yang dibawanya, ajarannya,
serta cara-cara pendekatan kita kepada Tuhan yang berbeda, tetapi tujuannya
sama yaitu untuk dekat kepada sang maha pencipta. Walaupun pada kenyataannya
banyak agama yang tidak sesuai dengan konsep tauhid yang dibawah oleh Rasul
pembawa risalah akhir zaman (Nabi Muhammad Saw). Agama bukan hal yang baru bagi
masyarakat, pandangan masyarakat terhadap agama merupakan segi yang berbeda
menurut para sejarawan, filosof, linguist, dan para psikolog.
Dalam pandangan sejarawan, agama
merupakan sesuatu konsep yang harus dipelajari dari sejarahnya dan juga bukan
hanya inti sari agama itu sendiri, tapi pengalaman dan prakteknya yang harus
dilakukan oleh pengikutnya.[6]
1)
Hindu
Agama Hindu adalah agama yang pertama masuk ke
Indonesia. Hindu masuk ke Indonesia melalui pedagang-pedagang dari India yang
berdagang di selat Malaka. Para pedagang tersebut berdagang rempah-rempah dan
sutra sambil menyebarkan agama Hindu. Sebelum Hindu masuk ke Indonesia,
mayoritas penduduknya menganut aliran kepercayaan. Aliran keperyaan yang dianut
biasanya aliran animism dan dinamisme.
Pemuka Agama Hindu adalah Wasi. Sedangkan tempat ibadah umat hindu adalah di pura. Hari besar Hindu disebut nyepi. Saat nyepi, umat hindu berada di dalam rumah dan merefleksi hidupnya, agar mereka dapat hidup lebih baik. Dasar dari ajaran agama Hindu berasal dari Kitab Suci Weda, yang merupakan Kitab Suci Agama Hindu. Para umat penganut Hindu selalu memegang teguh, ajran-ajaran yang berasal dari Kitab Suci Weda. Weda adalah sabda suci atau wahyu Tuhan Yang Maha Esa yang diterima oleh para Maharesi. Keterangan ini terdapat dalam Kitab Bhumikabhasya, karya Maharesi Sayana. Resi disebut sebagai mantra drstah, yang artinya adalah orang-orang yang melihat mantra. Kitab Suci Weda dikenal dengan berbagai nama antara lain:
Pemuka Agama Hindu adalah Wasi. Sedangkan tempat ibadah umat hindu adalah di pura. Hari besar Hindu disebut nyepi. Saat nyepi, umat hindu berada di dalam rumah dan merefleksi hidupnya, agar mereka dapat hidup lebih baik. Dasar dari ajaran agama Hindu berasal dari Kitab Suci Weda, yang merupakan Kitab Suci Agama Hindu. Para umat penganut Hindu selalu memegang teguh, ajran-ajaran yang berasal dari Kitab Suci Weda. Weda adalah sabda suci atau wahyu Tuhan Yang Maha Esa yang diterima oleh para Maharesi. Keterangan ini terdapat dalam Kitab Bhumikabhasya, karya Maharesi Sayana. Resi disebut sebagai mantra drstah, yang artinya adalah orang-orang yang melihat mantra. Kitab Suci Weda dikenal dengan berbagai nama antara lain:
1.
Kitab
Sruti yang artinya bahwa Kitab Weda adalh wahyu yang diterima melalui
pendengaran suci atau kemekaran intuisi para Maharesi.
2.
Kitab
Rahasya, karena inti ajarannya adalah usaha mencapai tujuan hidup yang
tertinggi, berupa Moksa.
3.
Kitab
Mantra, karena memuat nyanyi-nyanyian pujian.
Dalam Kitab Weda, terdapat empat tujuan manusia. Tujuan-tujuan tersebut adalah keadilan, kekayaan, keinginan, dan pembebaasan. Namun tujuan-tujuan tersebut harus dicapai secara berpasangan: keadilan dengan kekayaan. Kekayaan harus didapatkan dengan keadialan. Lalu keinginan dengan pembebasan. Semua keinginan untuk mencapai pembebasan. Jika manusia mengambil secara terpisah, maka semuanya tidak akan didapat. (A Recapitulation of Sathya Sai Baba’s Divine Teachings oleh Grace J. Mc Martin. 1982; hlm. 12).
Dalam Kitab Weda, terdapat empat tujuan manusia. Tujuan-tujuan tersebut adalah keadilan, kekayaan, keinginan, dan pembebaasan. Namun tujuan-tujuan tersebut harus dicapai secara berpasangan: keadilan dengan kekayaan. Kekayaan harus didapatkan dengan keadialan. Lalu keinginan dengan pembebasan. Semua keinginan untuk mencapai pembebasan. Jika manusia mengambil secara terpisah, maka semuanya tidak akan didapat. (A Recapitulation of Sathya Sai Baba’s Divine Teachings oleh Grace J. Mc Martin. 1982; hlm. 12).
2)
Buddha
Agama Buddha masuk ke Indonesia
beberapa tahun setelah masuknya Hindu. Pemuka Agama Buddha, biasa disebut biksu
(laki-laki) dan, biksuni (perempuan). Tempat ibadah umat buddha disebut Vihara.
Sedang hari besarnya adalah Hari Waisak. Tujuan utama umat buddha adalah
mencapai Nibbana. Untuk mencapai Nibbana, umat budda melakukan punna
(berpahala) sebagai penghormatan tertinggi pada Buddha.
Kitab suci Agama Buddha adalah
Kitab Suci Tripitaka. Kata Tipitaka (Pali) atau Tripitaka (Sansekerta) terdiri
dari kata “Ti” dan “pitaka”, “ti” (tri) artinya “tiga” sedangkan “pitaka”
artinya “kelopok” “atau keranjang tempat penyimpanan” ajaran Sang Buddha. Buddha
membimbing umatnya memalui jalan Ariya (mulia) yang berunsur delapan, yaitu pandangan
benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, mata pencaharian benar, usaha
benar, perhatian benar,dan meditasi benar .
3)
Islam.
Isalam masuk ke Indonesia melalui
para pedagang dari Arab dan Gujarad yang berdagang di selat Malaka. Mereka berdagang
sambil menyebarkan agama Islam. Bahkan banyak pedagang Arab yang menikah dengan
penduduk pribumi di Indonesia, khususnya di daerah Aceh dan sekitarnya. Oleh
karena itu, mayoritas dari penduduk Aceh beragama Islam. Bahkan Aceh sering
kali disebut sebagai Serambi Mekkah. Menurut Agama Islam, manusia diciptakan oleh Alloh tidak untuk
hidup sia-sia, namun diberi amanat untuk beribadah kepada-Nya. Melalui Ibadah,
manusia dapat mencapai kehidupan yang berguna dan dapat mencapai kebahagiaan di
dunia dan akhirat. Pemuka Agama Islam
biasa disebut Ustadz atau Imam. Hari raya umat Islam adalah hari raya Idul
Fitri. Tempat ibadah umat Islam di Masjid. Sedangkan kitab suci Agama Islam
adalah Kitab Suci Alquran. Pada sejarah tentang Agama Islam, bahwa Alquran adalah
Kalam (perkataan) Alloh SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui
Malaekat Jibril dengan lafal dan maknanya (QS. 26:192-195). Alquran sebagai
Kitab Allah, menempati posisi sebagai sumber pertama dan utama dari seluruh
ajaran Islam dan berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat manusia
dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Alqaranul Karim ialah Kalamullah
(firman Alloh) yang diwahyukan kepada Rasul-Nya yang terakir (Nabi Muhammad
SAW), yang dipandang dapat dibaca dan harus dijadikan pedoman hidup seluruh
umat manusia sampai akhir zaman. Alquran diturunkan secara bertahab selama 22
tahun 2 bulan 22 hari. Nabi Mohammad SAW lahir pada tanggal 6 Agustus 610 M.
Ayat Alquran pertama kali diturunkan di Mekkah pada tanggal 17 Ramadan tahun
ke-41 dari kelahiran Nabi Mohammad.
4)
Katolik
Agama Katolik masuk ke Indonesia
melalui para pedagang dari Portugis. Pedagang tersebut berdagang di daerah
sekitar Maluku untuk membeli rempah-rempah. Agama Katolik juga dibawa oleh
penjajah Belanda.
Ajaran utama Agama Katolik adalah hukum cinta kasih. Hukum tersebut mengajarkan untuk mencintai sesama seperti mencintai diri sendiri, juga diajarkan untuk mencintai musuh kita, walaupun musuh tersebut telah menyakiti kita habis-habisan. Pemimpin agama katolik biasa dipanggil dengan sebutan Pastur. Hari raya umat Katolik adalah hari raya Natal. Tempat ibadah Agama Katolik adalah di Gereja. Sedangkan kitab suci Agama Katolik disebut Alkitab. Alkitab bisa disebut Injil. Namun Injil di sini dapat dibenarkan dalam arti kabar gembira, yaitu suatu berita yang menggembirkan karena Tuhan mendatangi, menyapa, dan menyelamatkan manusia dari kuasa dosa. Alkitab dibagi menjadi dua bagian yaitu Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama. Pejanjian Lama, diwahyukan sebelum Yesus Kristus lahir di dunia. Perjanjian Baru diwahyukan sesudah Yesus Kristus lahir di dunia. Pada Perjanjian Lama, perjanjian itu diawali dengan janji Tuhan pada Abraham. Sedangkan pada Perjajian Baru, pejanjian diadakan oleh Yesus saat malam perjamuan terakhir.
Ajaran utama Agama Katolik adalah hukum cinta kasih. Hukum tersebut mengajarkan untuk mencintai sesama seperti mencintai diri sendiri, juga diajarkan untuk mencintai musuh kita, walaupun musuh tersebut telah menyakiti kita habis-habisan. Pemimpin agama katolik biasa dipanggil dengan sebutan Pastur. Hari raya umat Katolik adalah hari raya Natal. Tempat ibadah Agama Katolik adalah di Gereja. Sedangkan kitab suci Agama Katolik disebut Alkitab. Alkitab bisa disebut Injil. Namun Injil di sini dapat dibenarkan dalam arti kabar gembira, yaitu suatu berita yang menggembirkan karena Tuhan mendatangi, menyapa, dan menyelamatkan manusia dari kuasa dosa. Alkitab dibagi menjadi dua bagian yaitu Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama. Pejanjian Lama, diwahyukan sebelum Yesus Kristus lahir di dunia. Perjanjian Baru diwahyukan sesudah Yesus Kristus lahir di dunia. Pada Perjanjian Lama, perjanjian itu diawali dengan janji Tuhan pada Abraham. Sedangkan pada Perjajian Baru, pejanjian diadakan oleh Yesus saat malam perjamuan terakhir.
5)
Kristen
Seperti halnya Agama Katolik, Agama
Kristen masuk ke Indonesia melalui pedagang-pedagang Porugis yang berdagang di
sekitar Maluku. Mereka berada di Maluku untuk membeli rempah-rempah. Penjajahan
Belanda juga turut berperan dalam penyebaran Kristen di Indonesia. Ajaran, kitab suci, hari raya, dan tempat
ibadah Agama Kristen, sama dengan Agama Katolik. Karena sebenarnya, Kristen
adalah bagian dari Katolik. Kristen melepaskan diri dari Katolik. Karena pada
jaman itu para pemuka agama katolik sering kali memanfaatkan jabatannya demi
kepentingan pribadi dan untuk memuaskan hawa nafsu. Oleh karena itu, sebagian
umat katolik mencoba melepaskan diri dari Katolik dan membentuk perkumpulan
saat ini fungsi utama pemuka agama katolik telah kembali seperti semula.
6)
Khonghucu
Khonghucu adalah agama yang berasal
dari Cina. Khonghucu, masuk ke Indonesia melalui para penduduk Cina yang
mengembara ke Indonesia. Tempat ibadah Agama Khonghucu adalah di Klenteng.
Sedangkan kitab sucinya ada tiga, yaitu Kitab Suci Wu Cing (Ngo King: kitab
yang lima), Kitab Suci Su Si (kitab yang empat), dan Hau King (kitab Bakti).
Hari raya Khonghucu Adalah hari raya Imlek.
Tujuan hidup yang dicita-citakan dalam Konfusianisme adalah menjadi seorang kuncu. Kuncu berarti: manusia budiman. Untuk mencapai kuncu, seseorang harus dapat menerapkan dan melaksanakan ajaran Khonghucu dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kuncu identik dengan orang yang memiliki moralitas tinggi, yang dapat mendekati moralitas nabi.
Tujuan hidup yang dicita-citakan dalam Konfusianisme adalah menjadi seorang kuncu. Kuncu berarti: manusia budiman. Untuk mencapai kuncu, seseorang harus dapat menerapkan dan melaksanakan ajaran Khonghucu dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kuncu identik dengan orang yang memiliki moralitas tinggi, yang dapat mendekati moralitas nabi.
Bersumber dari kitab sucinya,
terutama Su Si dan Hau King, Khonghucu sangat menekankan nilai-nilai etika baik
dalam kehidupan rumah tangga, dalam kelompok jemaah seagama, maupun dalam
masyarakat dan pemerintahan.
7)
Aliran Kepercayaan
Aliran kepercayaan (agama tidak
resmi) yang berada di Indonesia biasanya tidak memiliki kitab suci dan tempat
ibadah. Aliran kepercayaan biasa muncul dari budaya-budaya adat suatu daerah.
Contoh aliran kepercayaan adalah: Aliran Sumanah, Aliran Budi Dharma, Paguyuban
Ngesti Tunggal, Sabta Dharma, dan lain-lain. Dalam aliran kepercayaan bukan
animisme dan dinamisme, biasanya lebih mengajarkan pada nilai-nilai dan
norma-norma yang ada dalam kehidupan masyarakat. Jika dalam aliran kepercayaan
animisme dan dinamisme biasanya mengajarkan untuk mengagungkan suatu benda atau
tempat yang memiliki kekuatan mistis. Namun, aliran ini masih tetap menjunjung
tinggi nilai-nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Terutama norma
kesopanan.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Sosiologi secara umum adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat secara empiris untuk mencapai hukum kemasyarakatan yang seumum-umumnya. Sosiologi juga dapat diartikan sebagai ilmu tentang perilaku social ditinjau dari kecenderungan individu dengan individu lain, dengan memperhatikan simbol-simbol interaksi. Agama menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah system atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebaktian dan kewajiban- kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut. Kata “Agama” berasal dari bahasa Sangsekerta agama yang berarti “Tradisi”.
Sosiologi
agama adalah suatu cabang sosiologi umum yang mempelajari masyarakat agama
secara sosiologis guna mencapai keterangan-keterangan ilmiah dan pasti, demi
kepentingan masyarakat agama itu sendiri dan masyarakat luas pada umumnya.
[1] J, Dwi
Narwoko-Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan, (Ed.) 1,Cet 1,
(Jakarta : Kencana, 2004) , hlm. 2.
[2] Drs. Laurent
Widyasusanto, Penuntun Belajar Sosiologi, (Jakarta : Pradaya Paramitha), 1996,
hlm. 87.
[3] Tom
Campbell, Tujuh Teori Social Sketsa Penilaian Perbandingan, (Jokjakarta :
Kanisius, 1994), hlm. 165.
[4] Dadang
Supardan, Pengantar Ilmu Social Sebuah Kajian Pendekatan Structural, Pengantar
Hamid Hasan, Editor, Rini Rachmatika, Ed.1, Cet.1, (Jakarta : Bumi Aksara,
2007), hl. 87-88.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar