Flaming Pointer
Flaming Pointer
Flaming Pointer

Jumat, 27 April 2018

makalah ilmu dakwah


OBJEK ILMU DAKWAH

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah ILMU DAKWAH
Dosen pengampu: Hemlan Elhany, M. Ag
STAIN+Colour.jpg











DI SUSUN OLEH:

AFIPUDIN                                        1503060060
ERISKA YUNI ASTUTI                 1503060075
HENI CAHYANTI PUTRI             1503060081

DAKWAH DAN KOMUNIKASI
KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM (KPI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
JURAI SIWO METRO
T.A 1437 H/2016 M




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dakwah adalah bagian penting dalam Islam, sehingga sering dikatakan bahwa Islam adalah agama dakwah. Melalui dakwah itulah ajaran Islam berkembang dan tersebar luas ke seluruh penjuru dunia. Melalui dakwah pula ajaran Islam diamalkan para pemeluknya sehingga tercermin dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.
Berbicara tentang dakwah, tentu berkaitan dengan ilmu. Hal yang sangat mendasar dalam berdakwah adalah ilmu. Seseorang akan berhasil dalam berdakwah jika mengetahui ilmunya.
Keberhasilan dakwah akan sangat tergantung pada kemampuan da’i (juru dakwah) dalam mengenal sasaran (objek) dakwah beserta media dan komponen dakwah lainnya. Dalam ilmu dakwah terdapat dua objek, yaitu objek forma dan objek materil.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan suatu masalah yaitu:
1. Apakah pengertian ilmu, dakwah, dan ilmu dakwah?
2. Apakah objek kajian ilmu dakwah?
3. Apakah objek formal dan materil dalam ilmu dakwah?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian ilmu, dakwah, dan ilmu dakwah.
2. Mengetahui objek kajian ilmu dakwah.
3. Mengetahui objek formal dan materil dalam ilmu dakwah.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Dakwah
Di antara pengertian dakwah secara bahasa adalah :
1.      An-Nida artinya memanggil; da’a Fulanun ila Fulanah, artinya si Fulan mengundang si Fulanah.
2.      ad-du’a ila syai’i , artinya menyeru dan mendorong pada sesuatu.
3.      Ad-da’wat ila qadhiyat, artinya menegaskannya atau membelanya, baik terhadap yang hak ataupun yang batil, yang positif maupun yang negatif.
4.      Dakwah berasal dari bahasa arab yakni, da’a, ya’du, du’ah, atau dakwatan. jadi kata du’ah dakwah adalah  isim  masdhar dari du’aa yang keduanya mempunyai arti yang sama ajakan atau panggilan.
Pengertian dakwah menurut istilah ada beberapa pendapat antara lain :
1.      Pendapat KH. M. Isa Anshari, dakwah yaitu menyampaikan seruan Islam, mengajak dan memanggil umat manusia, agar menerima dan mempercayai keyakinan dan hidup Islam.
2.      Pendapat M. Natsir, membedakan pengertian antara dakwah dan risalah. Risalah dipikulkan kepada Rasulullha Muhammad Saw untuk menyampaikan wahyu yang telah diterimanya kepada seluruh umat manusia. Sedangkan dakwah adalah tugas para mubaligh, yaitu mempertemukan fitrah manusia dengan wahyu ilahi.
3.      Pendapat Ki. M.A. Mahfoeld, dakwah yaitu panggilan yang tujuannya untuk membangkitkan keinsyafan orang agar kembali ke jalan Allah SWT yang sifatnya adalah ekspansif, memperbesar jumlah orang yang berada di jalan Allah SWT.
4.      Pendapat Prof. Toha Jahja Omar MA, membagi dakwah umum dan khusus. Dakwah secara khusus yaitu mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan, untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan di akherat. Dakwah secara umum yaitu ilmu pengetahuan yang berisi cara-cara dan tuntunan bagaimana seharusnya menarik perhatian manusia untuk menganut, menyetujui, melaksanakan suatu ideologi pendapat pekerjaan tertentu.
5.      Abu bakkar zaariah adalah usaha para ulama dan orang-orang yang memiliki pengertian tentang agama islam memberikan perhatian kepada khalayak ramai berupa hal-hal yang menimbulkan pengertian yang berkenaan dengan urusan-urusan agama dan dunia sesuai dengan daya mampu.

B.     Pengertian Ilmu Dakwah
ILMU DAKWAH adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang cara-cara mengajak manusia yang berada dijalan yang keluar dari ajaran agama islam menjadi lurus kembali. Pengertian ilmu dakwah menurut para ahli :
a.       Prof. Toha Yahya Omar,M.A. dalam bukunya ”ilmu dakwah”. Ilmu dakwah adalah tuntutan suatu ilmu pengetahuan yang berisi tentang cara-cara dan tuntutan,bagamana  menarik perhatian seseorang untuk menganut menyetujui , melaksanakan suatu ideology,pendapat,dan pekerjaan tertentu[1].
b.      Ki Musa Al-Mahfudl dalam bukunya “fllsafat dakwah “.
ilmu dakwah adalah ilmu yang mempelajari panggilan kembali ke jalan Allah terhadap manusia yang berada di luar jalan Allah atau orangyangadadijalan Allah,tetapi baruberdiri pada satu kaki[2].
c.       Drs. H. Masdar Helmy dalam bukunya “Dakwah dalam Alam Pembangunan” ilmu dakwah adalah ilmu yang mempelajari ajakan dan kegiatan manusia dalam menyampaikan isi ajaran islam kepada sesame manusia untuk kebahagiaan manusia baik di dunia maupun di akhirat.[3]
C.    Objek Kajian Ilmu Dakwah
Sebelum mendiskusikan objek kajian ilmu dakwah, terlebih dahulu akan dikemukakan pendapat al-Faruqi tentang dakwah. Dalam salah satu karyanya, Ismail al-Faruqi mengemukakan, dakwah berhubungan dengan Islam. Islam menempatkan yang benar dan yang salah dengan sangat jelas. Kebenaran menjadi nyata karena di sisi lainnya kesalahan menjadi tampak nyata.
Kegiatan dakwah, bagi Ismail al-Faruqi merupakan suatu bentuk usaha dalam berfikir, berdebat atau menyanggah. Ia merupakan produk paling akhir dari proses kritis intelektual. Sehingga isi dakwah tidak sekadar apa yang diketahui dan disajikan. Isi dakwah adalah kebenaran yang diterima secara tulus dan pembenarannya yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan atas beberapa alternatif. Isi dakwah diperbandingkan dengan sesuatu yang kontras, menyolok dilakukan pengujian konsistensi umum dengan seluruh pengetahuan yang lain dan pengujian mengenai hubungan dengan kenyataan. Pesan dakwah berhubungan dengan amar ma’ruf nahi munkar yang konsekuensinya diterima kelak sesudah mati.
Oleh karena itu, kita mungkin dapat dengan mudah memahami pemikiran bahwa hakekat dakwah adalah mengajak manusia kembali kepada hakikat fitri yang tidak lain adalah jalan Allah serta mengajak manusia untuk kembali kepada fungsi dan tujuan hakiki keberadaannya dalam bentuk mengimani ajaran kebenaran dan mentransformasikan iman menjadi amal saleh.
Objek dakwah adalah manusia, baik seorang atau lebih, yaitu masyarakat. Pemahaman mengenai masyarakat itu bisa beragam, tergantung dari cara memandangnya. Dipandang dari bidang sosiologi, masyarakat itu mempunyai struktur dan mengalami perubahan-perubahan. Di dalam masyarakat terjadi interaksi antara satu orang dengan orang lain, antara satu kelompok dengan kelompok lain, individu dengan kelompok, lapisan-lapisan, lembaga-lembaga, nilai-nilai, norma-norma, kekuasaan, proses perubahan. Itulah pandangan sosiologi terhadap masyarakat. Pandangan psikologi lain lagi, demikian pula pandangan dari bidang antropologi, sejarah, ekonomi, agama dan sebagainya.
Penelitian objek dakwah adalah berangkat dari permasalahan yang terdapat di dalam masyarakat itu, baik masyarakat yang telah memperoleh dakwah islamiyah maupun masyarakat yang belum memperoleh dakwah islamiyah. Misalnya, mengapa umat Islam miskin harta padahal potensi untuk memperoleh rezeki telah disediakan Allah? Mengapa umat Islam ada yang menjadi penjahat? Mengapa umat Islam melakukan cerai, kawin-cerai, kawin?

D.    Objek Formal dan Materil Ilmu Dakwah
Objek formal ilmu dakwah adalah sudut pandang tertentu yang dikaji dalam disiplin utama ilmu dakwah, yaitu disiplin tabligh, pengembangan masyarakat Islam dan pengembangan masyarakat Islam dan managemen dakwah. Sedangkan Objek material ilmu dakwah, menurut penjelasan Cik Hasan Bisri adalah unsur substansial ilmu dakwah yang terdiri dari enam komponen, yaitu da’i , mad’u, metode, materi, media dan tujuan dakwah.
Amrullah Achmad berpendapat, objek material ilmu dakwah adalah semua aspek ajaran Islam (Al-Qur’an dan al-sunnah), hasil ijtihad dan realisasinya dalam sistem pengetahuan, teknologi, social, hukum, ekonomi, pendidikan dan lainnya, khususnya kelembagaan Islam. Objek material ilmu dakwah inilah yang menunjukkan bahwa ilmu adalah satu rumpun dengan ilmu-ilmu keislaman lainnya, karena objek yang sama juga dikaji oleh ilmu-ilmu keislaman lainnya seperti fiqih, ilmu kalam dan lainnya. Ilmu dakwah menemukan sudut pandang yang berbeda dengan ilmu-ilmu keislaman itu pada objek forma-nya yaitu kegiatan mengajak umat manusia supaya kembali kepada fitrahnya sebagai muslim dalam seluruh aspek kehidupannya.[4]
Dari uraian di atas dapat ditekankan bahwa objek yang dikaji ilmu dakwah berkaitan dengan objek kajian ilmu-ilmu keislaman, ilmu-ilmu sosial dan perilaku-perilaku teknologis lainnya. Namun sudut pandang yang menjadi titik pembeda ilmu dakwah dengan lainnya terletak pada objek forma kajian ilmu dakwah. Objek forma kajian ilmu dakwah adalah kegiatan manusia yang memihak dan menerapkan ke dalam segi-segi kehidupan umat manusia, ajaran Islam sebagaimana dipahami dari sumber-sumber pokoknya, termasuk nilai-nilai kebenaran dan kemanusiaan upaya yang menjadi objek forma ilmu dakwah itu berfungsi untuk mengembalikan manusia dalam garis fitrah mereka.
Perilaku keagamaan adalah ruang terjadinya persentuhan antara objek material ilmu dakwah dengan ilmu-ilmu sosial. Perilaku keislaman adalah ruang persentuhan objek material ilmu dakwah dengan ilmu-ilmu keislaman. Sedangkan perilaku teknologis adalah ruang persentuhan objek material ilmu dakwah dengan penerapan ilmu teknologi untuk kesejahteraan manusia (seperti teknologi komunikasi). Bentuk-bentuk empirik dari apa yang menjadi objek forma kajian ilmu dakwah itu meliputi antara lain ajakan untuk membela dan menerapkan kebenaran melalui media lisan, tulisan, perbuatan nyata, pengorganisasian terhadap berbagai kegiatan pembelaan dan pengaplikasian kebenaran serta pengelolaan lembaga-lembaga yang berkaitan dengan berbagai kegiatan tersebut. Secara kategoris objek formal ilmu dakwah adalah ruang persentuhan antara perilaku keagamaan, perilaku keislaman dan perilaku teknologis dalam dimensi ruang dan waktu. Secara terperinci, objek forma ilmu dakwah itu terdiri dari realitas dakwah berupa proses interaksi unsur-unsur dakwah.[5]

E.     Tujuan Dakwah
Tujuan dakwah dikatakan sebagai terciptanya kebahagiaan dunia akhirat, yakni mengajak manusia berjalan diatas jalan Allah, mengambil jalan Allah sebagai jalan hidupnya, untuk memperbaiki akhlaq. Bilamana dakwah dalam prespektif pelaksanaan atau aplikasi beberapa tujuan itu sepenuhnya dapat diterima, tetapi jika yang dimaksudkan adalah keilmuan dakwah, maka harus dibandingkan dengan Jujun S. Suriasumantri, yang mengatakan bahwa tujuan ilmu adalah memahami menjelaskan atau menerangkan, lalu meramalkan dengam demikian, dengan ilmu kita dapat mengontrol atau memaipulasi gejala.
Salah satu tujuan terbesar dari pelaksanaan dakwah adalah terbentuknya sebuah (tatanan) masyarakat yang menjalankan shari’at Islam secara penuh dan konsekuen dalam segala aspek hidup dan kehidupan. Pencapaian tujuan tersebut menjadi lebih “mengena dan terarah”. Manakala setiap da’I ataupun pelaksana dakwah dalam menjalankan aktivitas dakwahnya memiliki seperangkat strategi yang mumpuni. Dari sekian strategi yang dirasa mumpuni tersebut, strategi komunikasilah yang dapat dimanfaatkan dan dijadikan sebagai strategi penunjang alternative dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah kepada masyarakat (objek dakwah). Penetapan strategi komunikasi itu lebih didasarkan pada kenyataan dasariah dakwah sendiri yang dapat dikategorikan sebagai aktifitas komunikasi. Semakin mumpuni dan terarah strategi yang digunakan, semakin efektiflah pelaksanaan dan penerimaan dakwah oleh umat. Pemanfaatan dan pendayagunaan strategi komunikasi sebagai penunjang aktifitas dakwah secara subtantif sebenarnya tak dapat dipisahkan dengan perencanaan dakwah. Artinya perlu perencanaan yang matang sebelum dan akan menjalankan strategi itu. Pendekatan Manajement by Objectives merupakan sebuah pendekatan dalam merancang sebuah perencanaan strategi dakwah yang “gress”. Dengan demikian, harapan membuat perencanaan yang matang, aplikabel dan prospektif akan menjadikan aktifitas dakwah semakin menjadi lebih hidup dan terfokus.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Ilmu dakwah, harap dibedakan dengan ilmu berdakwah. Jika yang kita maksudkan adalah ilmu dakwah, ia merupakan proposisi atau teori tentang dakwah yang diangkat dari fakta dakwah melalui proses penelitian empiris. Sedangkan ilmu berdakwah, berkaitan dengan suatu keahlian da’i menyampaikan pesan dakwah kepada mad’u.Objek maretil ilmu dakwah sebagaimana ilmu-ilmu sejenisnya lainnya adalah tentang tingkah laku manusia. Sedangkan objek formalnya adalah “usaha manusia untuk menyeru atau mengajak manusia lain dengan ajaran islam agar menerimanya, meyakini, dan mengamalkan ajaran islam bahkan memperjuangkannya.
 DAFTAR PUSTAKA


Samsul Munir Amin, Drs,M.A.2013. Ilmu Dakwah,. Jakarta:Amzah.
Prof. Toha Yahya Omar,M.A. 1983, Ilmu Dakwah, Jakarta:wijaya.
Ki Musa Al-Mahfudl. 1974., Fllsafat Dakwah Ilmu Dakwah Dan Penerapannya,Jakarta:Bulan Bintang.
Drs. H. Masdar Helmy. 1973, Dakwah dalam Alam Pembangunan, jilid 1,Semarang:Toha Putra.
Hasanuddin. 1996. Hukum Dakwah ( Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di Indonesia). Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.
Jum’ah Amin Abdul Aziz. 2005. Fiqih Dakwah. Solo: Era Intermedia.
Muhammad Sulthon. 2003. Desain Illmu Dakwah. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Wardi Bachtiar. 1997. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.




[1] Prof. Toha Yahya Omar,M.A., Ilmu Dakwah, jakarta:wijaya, 1983 ,hlm.1
[2] Ki Musa Al-Mahfudl., fllsafat dakwah ilmu dakwah dan penerapannya, jakarta:Bulan Bintang,1974.
Drs. H. Masdar Helmy., Dakwah dalam Alam Pembangunan, jilid 1,Semarang:Toha Putra,1973,hlm. 15.
[4] Amrullah Achmad, “Dakwah Islam Sebagai Ilmu “,Makalah,hlm. 27.
[5] Samsul Munir Amin, Drs,M.A.2013. ilmu dakwah,. jakarta:Amzah.cet.2.hlm.28.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar