OBJEK ILMU DAKWAH
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
ILMU DAKWAH
Dosen
pengampu: Hemlan Elhany, M. Ag
DI SUSUN
OLEH:
AFIPUDIN 1503060060
ERISKA YUNI ASTUTI 1503060075
HENI
CAHYANTI PUTRI 1503060081
DAKWAH DAN KOMUNIKASI
KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM (KPI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
JURAI SIWO METRO
T.A 1437 H/2016 M
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dakwah adalah bagian penting dalam Islam, sehingga sering dikatakan bahwa
Islam adalah agama dakwah. Melalui dakwah itulah ajaran Islam berkembang dan
tersebar luas ke seluruh penjuru dunia. Melalui dakwah pula ajaran Islam
diamalkan para pemeluknya sehingga tercermin dalam kehidupan pribadi, keluarga
dan masyarakat.
Berbicara tentang dakwah, tentu berkaitan dengan ilmu. Hal yang sangat
mendasar dalam berdakwah adalah ilmu. Seseorang akan berhasil dalam berdakwah
jika mengetahui ilmunya.
Keberhasilan dakwah akan sangat tergantung pada kemampuan da’i (juru
dakwah) dalam mengenal sasaran (objek) dakwah beserta media dan komponen dakwah
lainnya. Dalam ilmu dakwah terdapat dua objek, yaitu objek forma dan objek
materil.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan suatu masalah yaitu:
1. Apakah
pengertian ilmu, dakwah, dan ilmu dakwah?
2. Apakah
objek kajian ilmu dakwah?
3. Apakah
objek formal dan materil dalam ilmu dakwah?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.
Mengetahui pengertian ilmu, dakwah, dan ilmu dakwah.
2.
Mengetahui objek kajian ilmu dakwah.
3.
Mengetahui objek formal dan materil dalam ilmu dakwah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Dakwah
Di antara pengertian dakwah secara bahasa adalah :
1.
An-Nida artinya memanggil; da’a Fulanun ila Fulanah,
artinya si Fulan mengundang si Fulanah.
2.
ad-du’a ila syai’i , artinya menyeru dan mendorong
pada sesuatu.
3.
Ad-da’wat ila qadhiyat, artinya menegaskannya atau
membelanya, baik terhadap yang hak ataupun yang batil, yang positif maupun yang
negatif.
4.
Dakwah berasal dari bahasa arab yakni, da’a, ya’du, du’ah, atau dakwatan. jadi kata du’ah dakwah
adalah isim masdhar dari du’aa yang keduanya mempunyai arti yang sama ajakan atau panggilan.
Pengertian
dakwah menurut istilah ada beberapa pendapat antara lain :
1.
Pendapat KH. M. Isa Anshari, dakwah yaitu menyampaikan
seruan Islam, mengajak dan memanggil umat manusia, agar menerima dan mempercayai
keyakinan dan hidup Islam.
2.
Pendapat M. Natsir, membedakan pengertian antara
dakwah dan risalah. Risalah dipikulkan kepada Rasulullha Muhammad Saw untuk
menyampaikan wahyu yang telah diterimanya kepada seluruh umat manusia. Sedangkan
dakwah adalah tugas para mubaligh, yaitu mempertemukan fitrah manusia dengan
wahyu ilahi.
3.
Pendapat Ki. M.A. Mahfoeld, dakwah yaitu panggilan
yang tujuannya untuk membangkitkan keinsyafan orang agar kembali ke jalan Allah
SWT yang sifatnya adalah ekspansif, memperbesar jumlah orang yang berada di
jalan Allah SWT.
4.
Pendapat Prof. Toha Jahja Omar MA, membagi dakwah umum dan khusus. Dakwah secara khusus yaitu mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai
dengan perintah Tuhan, untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan
di akherat. Dakwah secara umum yaitu ilmu pengetahuan yang berisi cara-cara dan tuntunan
bagaimana seharusnya menarik perhatian
manusia untuk menganut, menyetujui, melaksanakan suatu ideologi pendapat pekerjaan tertentu.
5.
Abu bakkar zaariah adalah usaha para ulama dan orang-orang yang memiliki pengertian tentang agama islam memberikan perhatian kepada khalayak ramai berupa hal-hal yang
menimbulkan pengertian yang berkenaan dengan
urusan-urusan agama dan dunia sesuai dengan daya mampu.
B.
Pengertian Ilmu Dakwah
ILMU DAKWAH adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang cara-cara mengajak manusia yang berada dijalan yang keluar dari ajaran agama
islam menjadi lurus kembali. Pengertian ilmu dakwah menurut para ahli :
a.
Prof. Toha
Yahya Omar,M.A. dalam bukunya ”ilmu dakwah”.
Ilmu dakwah adalah tuntutan suatu ilmu pengetahuan yang berisi tentang
cara-cara dan tuntutan,bagamana menarik perhatian seseorang untuk menganut menyetujui , melaksanakan suatu ideology,pendapat,dan pekerjaan tertentu[1].
b.
Ki Musa
Al-Mahfudl dalam bukunya
“fllsafat dakwah “.
ilmu dakwah adalah ilmu yang mempelajari panggilan kembali ke jalan Allah terhadap manusia yang berada di luar jalan Allah atau orangyangadadijalan Allah,tetapi baruberdiri pada satu kaki[2].
c.
Drs. H.
Masdar Helmy dalam bukunya “Dakwah dalam Alam Pembangunan” ilmu dakwah adalah ilmu yang mempelajari ajakan dan kegiatan manusia dalam
menyampaikan isi ajaran islam kepada sesame
manusia untuk kebahagiaan manusia baik di dunia
maupun di akhirat.[3]
C. Objek Kajian Ilmu Dakwah
Sebelum mendiskusikan objek kajian ilmu dakwah, terlebih dahulu akan
dikemukakan pendapat al-Faruqi tentang dakwah. Dalam salah satu karyanya,
Ismail al-Faruqi mengemukakan, dakwah berhubungan dengan Islam. Islam
menempatkan yang benar dan yang salah dengan sangat jelas. Kebenaran menjadi
nyata karena di sisi lainnya kesalahan menjadi tampak nyata.
Kegiatan dakwah, bagi Ismail al-Faruqi merupakan suatu bentuk usaha dalam
berfikir, berdebat atau menyanggah. Ia merupakan produk paling akhir dari
proses kritis intelektual. Sehingga isi dakwah tidak sekadar apa yang diketahui
dan disajikan. Isi dakwah adalah kebenaran yang diterima secara tulus dan
pembenarannya yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan atas beberapa
alternatif. Isi dakwah diperbandingkan dengan sesuatu yang kontras, menyolok
dilakukan pengujian konsistensi umum dengan seluruh pengetahuan yang lain dan
pengujian mengenai hubungan dengan kenyataan. Pesan dakwah berhubungan dengan amar ma’ruf nahi munkar
yang konsekuensinya diterima kelak sesudah mati.
Oleh karena itu, kita mungkin dapat dengan mudah memahami pemikiran bahwa
hakekat dakwah adalah mengajak manusia kembali kepada hakikat fitri yang tidak
lain adalah jalan Allah serta mengajak manusia untuk kembali kepada fungsi dan
tujuan hakiki keberadaannya dalam bentuk mengimani ajaran kebenaran dan
mentransformasikan iman menjadi amal saleh.
Objek dakwah adalah manusia, baik seorang atau lebih, yaitu masyarakat.
Pemahaman mengenai masyarakat itu bisa beragam, tergantung dari cara
memandangnya. Dipandang dari bidang sosiologi, masyarakat itu mempunyai
struktur dan mengalami perubahan-perubahan. Di dalam masyarakat terjadi
interaksi antara satu orang dengan orang lain, antara satu kelompok dengan
kelompok lain, individu dengan kelompok, lapisan-lapisan, lembaga-lembaga, nilai-nilai,
norma-norma, kekuasaan, proses perubahan. Itulah pandangan sosiologi terhadap
masyarakat. Pandangan psikologi lain lagi, demikian pula pandangan dari bidang
antropologi, sejarah, ekonomi, agama dan sebagainya.
Penelitian objek dakwah adalah berangkat dari permasalahan yang terdapat di
dalam masyarakat itu, baik masyarakat yang telah memperoleh dakwah islamiyah
maupun masyarakat yang belum memperoleh dakwah islamiyah. Misalnya, mengapa
umat Islam miskin harta padahal potensi untuk memperoleh rezeki telah
disediakan Allah? Mengapa umat Islam ada yang menjadi penjahat? Mengapa umat
Islam melakukan cerai, kawin-cerai, kawin?
D. Objek Formal dan Materil Ilmu Dakwah
Objek formal ilmu dakwah adalah sudut pandang tertentu yang dikaji dalam
disiplin utama ilmu dakwah, yaitu disiplin tabligh, pengembangan masyarakat
Islam dan pengembangan masyarakat Islam dan managemen dakwah. Sedangkan Objek
material ilmu dakwah, menurut penjelasan Cik Hasan Bisri adalah unsur
substansial ilmu dakwah yang terdiri dari enam komponen, yaitu da’i , mad’u,
metode, materi, media dan tujuan dakwah.
Amrullah Achmad berpendapat, objek material ilmu dakwah adalah semua aspek
ajaran Islam (Al-Qur’an dan al-sunnah), hasil ijtihad dan realisasinya dalam
sistem pengetahuan, teknologi, social, hukum, ekonomi, pendidikan dan lainnya,
khususnya kelembagaan Islam. Objek material ilmu dakwah inilah yang menunjukkan
bahwa ilmu adalah satu rumpun dengan ilmu-ilmu keislaman lainnya, karena objek
yang sama juga dikaji oleh ilmu-ilmu keislaman lainnya seperti fiqih, ilmu
kalam dan lainnya. Ilmu dakwah menemukan sudut pandang yang berbeda dengan
ilmu-ilmu keislaman itu pada objek forma-nya yaitu kegiatan mengajak umat manusia
supaya kembali kepada fitrahnya sebagai muslim dalam seluruh aspek
kehidupannya.[4]
Dari uraian di atas dapat ditekankan bahwa objek yang dikaji ilmu dakwah
berkaitan dengan objek kajian ilmu-ilmu keislaman, ilmu-ilmu sosial dan
perilaku-perilaku teknologis lainnya. Namun sudut pandang yang menjadi titik
pembeda ilmu dakwah dengan lainnya terletak pada objek forma kajian ilmu
dakwah. Objek forma kajian ilmu dakwah adalah kegiatan manusia yang memihak dan
menerapkan ke dalam segi-segi kehidupan umat manusia, ajaran Islam sebagaimana
dipahami dari sumber-sumber pokoknya, termasuk nilai-nilai kebenaran dan
kemanusiaan upaya yang menjadi objek forma ilmu dakwah itu berfungsi untuk
mengembalikan manusia dalam garis fitrah mereka.
Perilaku keagamaan adalah ruang terjadinya persentuhan antara objek
material ilmu dakwah dengan ilmu-ilmu sosial. Perilaku keislaman adalah ruang
persentuhan objek material ilmu dakwah dengan ilmu-ilmu keislaman. Sedangkan
perilaku teknologis adalah ruang persentuhan objek material ilmu dakwah dengan
penerapan ilmu teknologi untuk kesejahteraan manusia (seperti teknologi
komunikasi). Bentuk-bentuk empirik dari apa yang menjadi objek forma kajian
ilmu dakwah itu meliputi antara lain ajakan untuk membela dan menerapkan
kebenaran melalui media lisan, tulisan, perbuatan nyata, pengorganisasian
terhadap berbagai kegiatan pembelaan dan pengaplikasian kebenaran serta
pengelolaan lembaga-lembaga yang berkaitan dengan berbagai kegiatan tersebut.
Secara kategoris objek formal ilmu dakwah
adalah ruang persentuhan antara perilaku keagamaan, perilaku keislaman dan
perilaku teknologis dalam dimensi ruang dan waktu. Secara terperinci, objek
forma ilmu dakwah itu terdiri dari realitas dakwah berupa proses interaksi
unsur-unsur dakwah.[5]
E. Tujuan Dakwah
Tujuan dakwah dikatakan sebagai terciptanya kebahagiaan dunia akhirat,
yakni mengajak manusia berjalan diatas jalan Allah, mengambil jalan Allah
sebagai jalan hidupnya, untuk memperbaiki akhlaq. Bilamana dakwah dalam
prespektif pelaksanaan atau aplikasi beberapa tujuan itu sepenuhnya dapat
diterima, tetapi jika yang dimaksudkan adalah keilmuan dakwah, maka harus
dibandingkan dengan Jujun S. Suriasumantri, yang mengatakan bahwa tujuan ilmu
adalah memahami menjelaskan atau menerangkan, lalu meramalkan dengam demikian,
dengan ilmu kita dapat mengontrol atau memaipulasi gejala.
Salah satu tujuan terbesar dari pelaksanaan dakwah adalah terbentuknya
sebuah (tatanan) masyarakat yang menjalankan shari’at Islam secara penuh dan
konsekuen dalam segala aspek hidup dan kehidupan. Pencapaian tujuan tersebut
menjadi lebih “mengena dan terarah”. Manakala setiap da’I ataupun pelaksana
dakwah dalam menjalankan aktivitas dakwahnya memiliki seperangkat strategi yang
mumpuni. Dari sekian strategi yang
dirasa mumpuni tersebut, strategi komunikasilah yang dapat dimanfaatkan dan
dijadikan sebagai strategi penunjang alternative dalam menyampaikan pesan-pesan
dakwah kepada masyarakat (objek dakwah). Penetapan strategi komunikasi itu
lebih didasarkan pada kenyataan dasariah dakwah sendiri yang dapat
dikategorikan sebagai aktifitas komunikasi. Semakin mumpuni dan terarah
strategi yang digunakan, semakin efektiflah pelaksanaan dan penerimaan dakwah
oleh umat. Pemanfaatan dan pendayagunaan strategi komunikasi sebagai penunjang
aktifitas dakwah secara subtantif sebenarnya tak dapat dipisahkan dengan
perencanaan dakwah. Artinya perlu perencanaan yang matang sebelum dan akan
menjalankan strategi itu. Pendekatan Manajement by Objectives merupakan sebuah
pendekatan dalam merancang sebuah perencanaan strategi dakwah yang “gress”.
Dengan demikian, harapan membuat perencanaan yang matang, aplikabel dan
prospektif akan menjadikan aktifitas dakwah semakin menjadi lebih hidup dan
terfokus.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Ilmu dakwah, harap dibedakan dengan ilmu berdakwah.
Jika yang kita maksudkan adalah ilmu dakwah, ia merupakan proposisi atau teori
tentang dakwah yang diangkat dari fakta dakwah melalui proses penelitian
empiris. Sedangkan ilmu berdakwah, berkaitan dengan suatu keahlian da’i
menyampaikan pesan dakwah kepada mad’u.Objek maretil ilmu dakwah sebagaimana
ilmu-ilmu sejenisnya lainnya adalah tentang tingkah laku manusia. Sedangkan
objek formalnya adalah “usaha manusia untuk menyeru atau mengajak manusia lain
dengan ajaran islam agar menerimanya, meyakini, dan mengamalkan ajaran islam
bahkan memperjuangkannya.
Samsul Munir Amin, Drs,M.A.2013. Ilmu Dakwah,. Jakarta:Amzah.
Prof. Toha Yahya Omar,M.A. 1983, Ilmu Dakwah, Jakarta:wijaya.
Ki Musa Al-Mahfudl. 1974., Fllsafat Dakwah Ilmu Dakwah Dan Penerapannya,Jakarta:Bulan Bintang.
Drs. H. Masdar Helmy. 1973, Dakwah dalam Alam Pembangunan, jilid 1,Semarang:Toha Putra.
Hasanuddin. 1996. Hukum Dakwah ( Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di Indonesia). Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.
Jum’ah Amin Abdul Aziz. 2005. Fiqih Dakwah. Solo: Era Intermedia.
Muhammad Sulthon. 2003. Desain Illmu Dakwah. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Wardi Bachtiar. 1997. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar