M A K A
L A H
MANAJER ATAS
Guna memenuhi tugas Mandiri Mata Kuliah Management
Media Massa
Dosen
pengampu Alyandi A Lumbu, S.Sos. M.Kom.I
OLEH
KELOMPOK
1
HENI
CAHYANTI PUTRI
|
1503060081
|
IRENA
KATRIN
|
1503060043
|
FAKULTAS
USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
KOMUNIKASI
PENYIARAN ISLAM
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) METRO
TAHUN
1438 H/ 2017 M
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah
SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyusun
makalah ini dengan baik. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen
pengampu mata kuliah Managemen Media Massa Bapak Alyandi A. Lumbu, S.Sos.
M.Kom.I yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk penyusunan makalah
ini. Makalah ini berjudul “Management Media Massa”.
Saya berharap makalah ini memberikan
manfaat bagi mahasiswa dan menambah wawasan terutama dalam bidang bahasa. Saya
juga mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman demi kesempurnaan makalah
yang saya susun.
Metro,
13 September 2017
Penanggung Jawab
(Heni Cahyanti Putri)
DAFTAR
ISI
JUDUL
KATA
PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 2
A. Sistem Dan Mekanisme Manajemen Organisasi.............................. 2
B. Fungsi Management......................................................................... 5
C. Peran Management........................................................................... 7
BAB III PENUTUP......................................................................................... 10
A. Simpulan.......................................................................................... 10
B. Saran................................................................................................ 10
Daftar
Pustaka
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Komunikasi
Massa adalah bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (Media) dalam
menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak,
terpencar, sangat heterogen dan menimbulkan efek tertentu. Selain itu pesan
yang disampaikan cenderung terbuka dan mencapai khalayak dengan serentak.
Manajamen media massa memiliki satu
tujuan pasti yakni menjual informasi bagi khalayak. Karena sterategisnya fungsi
informasi bagi masyarakat, maka usaha media massa selalu berkembang seiring
dengan tumbuhnya ekonomi. Dalam menjual informasi, ada keunikan tersendiri
dalam segi manajemen media massa. Karena ini bisnis menjual informasi yang
diolah dengan cara jurnalistik, maka sebaiknya yang menjadi manajer media massa
adalah orang – orang jurnalistik, yakni orang orang yang memiliki kemampuan
dibidang ilmu jurnalistik secara formal.
Manajemen puncak bertugas menetapkan
kebijaksanaan operasional dan membimbing interkasi antara organisasi dengan
lingkungan untuk memutuskan hal-hal yang penting. Top manajer
juga membuat keputusan-keputusan
dan perencanaan jangka panjang yang meliputi kebijaksanaan-kebijaksanaan,
meyeleksi dan mengevakuasi kinerja organisasi secara keseluruhan serta
mengawasi first manajer.middle manajer membantu top manajer dalam melakukan
fungsi-fungsi
manajement, membuat keputusan- keputusan menengah, dan mengawasi.
B. Rumusan
masalah
1. Apa
yang dimaksud Sistem Dan Mekanisme Manajemen Organisasi ?
2. Apa
yang dimaksud Fungsi Manajemen ?
3. Apa
yang dimaksud departemen Peranan
Manajer Dalam Organisasi ?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui Sistem Dan Mekanisme Manajemen Organisasi
2. Untuk
mengetahui Fungsi Manajemen
3. Untuk
mengetahui Peranan Manajer Dalam
Organisasi
BAB
II
PEMBAHASAAN
A.
Sistem Dan Mekanisme Manajemen Organisasi
Manusia di satu pihak,
dalam perjalanan hidupnya selalu akan bersinggungan baik secara langsung atau
tidak dengan yang bernama organisasi dalam berbagai ragamnya, seperti
organisasi kemasyarakatan, politik, pendidikan, olahraga, kelompok musik,
militer, perusahaan atau pemerintahan.
Organisasi adalah
kesatuan sosial yang dikoordianasikan secara sadar, dengan sebuah batasan
relatif dan diidentifikasi yang bekerja atas dasar terus menerus untuk mencapai
suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. Organisasi ada untuk mencapai
sesuatu. “Sesuatu” ini adalah tujuan, dan tujuan tersebut biasanya tidak dapat
dicapai oleh individu yang bekerja sendiri, tetapi hal tersebut sangat mungkin
untuk dicapai melalui usaha kelompok.
Memahami istilah
“manajemen” adalah sesuatu yang niscaya dalam perspektif keorganisasian.
Manajemen sangat dibutuhkan oleh sebuah organisasi, karena tanpa manajemen
semua akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Manajemen mencakupi
semua kegiatan yang diorganisir dan di semua organisasi. Manajemen tidak hanya
terfokus pada kegiatan bisnis semata, tetapi dibutuhkan dimana saja orang-orang
bekerja bersama (organisasi) untuk mencapai tujuan bersama pula.
Ada
tiga alasan utama diperlukannya manajemen dalam organisasi, yaitu :
1. untuk
mencapai tujuan, manajemen dibutuhkan untuk menapai tujuan organisasi,
2. untuk
menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan yang
saling bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi , dan
3. untuk
mencapai efisiensi dan efektifitas, yaitu upaya pencapaian tujuan dengan metode
yang benar dan hasil yang baik.
Pendefinisian tentang
manajemen masih terjadi ikhtilaf. Mery Parker Follet mendefinisikan manajemen
sebagai “seni” dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Pendefinisian
ini mengandung arti bahwa para manajer (pimpinan atau seorang organisatoris)
mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk
melaksanakan berbagai tugas yang diperlukan atau dengan kata lain seorang
manajer tidak melakukan tugas itu sendiri. Demikian ini lebih terfokus pada
kemampuan dan keterampilan individualistik.
Stoner mendefiniskan
manajemen sebagai “proses” perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya
(potensi) organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan (stated
goald).
Sebagaimana
pendefinisian yang dijabarkan oleh Stoner, maka langkah-langkah yang hendaknya
ditempuh dalam organisasi adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan
(Planning)
Perencanaan
berarti para manajer memikirkan kegiatan-kegiatan mereka sebelum dilaksanakan.
Rencana-rencana dibutuhkan untuk memberikan kepada organisasi tujuan-tujuannya
dan menetapkan prosedur terbaik untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
Disamping itu dengan adanya perencanaan memungkinkan untuk, a) organisasi bisa
memperoleh dan mengikat sumber daya-sumber daya (potensi) yang diperlukan untuk
mencapai tujuan, b) para person organisasi dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan
organisasi dengan terarah dan konsisten akan berbagai tujuan dan prosedur
terpilih, dan c) kemajuan dapat terus dimonitor (dipantau) dan diukur, sehingga
tindakan korektif dapat diambil bila tingkat kemajuan tidak memuaskan.
2. Pengorganisasian
(Organizing)
Pengorganisasian
berarti langkah dalam mengkoordinasikan potensi organisasi, personal atau
material. Langkah ini berupa pembuatan rancangan dan pengembangan suatu
organisasi yang akan dapat melaksanakan program secara sukses. Oleh karenanya,
seorang manajer harus mempunyai kemampuan untuk mengembangkan—dan kemudian
memimpin—tipe organisasi yang sesuai dengan tujuan, rencana, dan program yang
tealah diplanningkan.
3. Penyusunan
Personalia (Staffing)
Beberapa
literatur manajemen memasukkan fungsi atau langkah staffing sebagai bagian dari
fungsi organizinig. Ada pula yang menempatkan staffing sebagai bagian dari
kepemimpinan (leadership). Staffinig adalah proses penarikan (recruitment),
latihan dan pengembangan serta penempatan dan pemberian orientasi dan posisi
kepada anggota dengan memandang potensi personalia sesuai standarisasi yang
diciptakan dilingkungan itu sendiri.
4. Pengarahan
(Leading)
Sesudah
rencana dibuat, organisasi dibentuk dan disusun personalianya, langkah
berikutnya adalah menuagaskan anggota untuk bergerak menuju tujuan yang telah
ditentukan. Secara sederhana, pengarahan berfungsi untuk membuat atau
mendapatkan para anggota melakukan apa yang diinginkan. Fungsi ini melibatkan
kualitas, gaya, dan otoritas seorang manajer serta kegiatan-kegiatan
kepemimpinan seperti komunikasi, motivasi, dan disiplin. Dengan kata lain
pengaraahan berarti bahwa para manajer mengarahkan, memimpin dan mempengaruhi
para anggotanya, dimana seorang manajer tidak hanya memberikan perintah, tetapi
menciptakan iklim yang dapat membantu paraa anggota melakukan pekerjaan secara
baik. Fungsi leading sering disebut dengan berbagai nama, antara lain, leading,
directing, motivating, actuating, dan lain-lain.
5. (Controlling)
Pengawasan atau controlling atau yang diistilahkan dengan pengendalian adalah penemuan dan penerapan cara dan fasilitas atau alat untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Hal ini dapat bermuatan posistif atau negativ. Positif mencoba mengetahui apakah tujuan organisasi dicapai dengan efisien dan efektif. Controlling negative adalah mencoba untuk menjamin bahwa kegiatan yang tidak diinginkan dibutuhkan tidak akan terjadi.
Pengawasan atau controlling atau yang diistilahkan dengan pengendalian adalah penemuan dan penerapan cara dan fasilitas atau alat untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Hal ini dapat bermuatan posistif atau negativ. Positif mencoba mengetahui apakah tujuan organisasi dicapai dengan efisien dan efektif. Controlling negative adalah mencoba untuk menjamin bahwa kegiatan yang tidak diinginkan dibutuhkan tidak akan terjadi.
Dengan
memahami sistematika manajemen organisasi sebagaimana tersebut, maka
perbincangan selanjutnya yang tidak dapat dipisahkan adalah eksistensi seorang
manajer atau pimpinan. Dengan demikian seorang manajer adalah perencana,
pengorganisir, pemimpin (atau pengarah) dan pengawas. Seorang manajer dalam
kenyataannya mengambil peranan yang lebih luas untuk menggerakkan organisasi
menuju sasaran-sasaran yang telah ditetapkan.
Berikut
beberapa konsep manajemen seorang manajer, antara lain:
1) bekerja
dengan dan melalui orang lain,
2) memadukan
dan menyeimbangkan tujuan yang bertentangan dengan mengedepankan skala
prioritas,
3) bertanggung
jawab dan mempertanggungjawabkan,
4) berpikir
secara analistis dan konseptual,
5) sebagai
mediator,
6) seorang
politisi yang dituntut untuk mampu mengkampanyekan program-programnya,
7) sebagai
seorang diplomat yang dapat menempatkan dirinya sebagai representasi dari
anggotanya, dan
8) mampu
mengambil keputusan-keputusan sulit.
Jadi,
yang terpenting dalam manajemen sebuah organisasi adalah adanya kesepahaman diantara
komponen organisasi itu sendiri. Kesepahaman dimaksud adalah mengenai peran,
posisi, situasi, dan kondisi antar pelaku organisasi. Jika tidak maka sangat
sulit sekali program-program yang sudah direncanakan akan ter-realiasasi dengan
optimal, sebab masih ada kesenjangan dan ketidak harmonisan didalam institusi
organisasi. Atau, yang lebih ironis lagi adalah ancaman akan vakum atau bisa
jadi bubarnya organisasi.
B. Fungsi Manajemen
Empat fungsi manajemen sebagai tugas utama yang harus dilaksanakan seorang
manajer dalam mengelola organisasi untuk mencapai tujuan atau yang dikenal
sebagai proses manajemen adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan (planning). Proses
untuk menentukan tujuan yang akan dicapai serta langkah-langkah yang harus
diambil untuk mencapainya, meliputi penetapan sasaran, merumuskan tujuan,
menetapkan strategi, membuat strategi, dan mengembang-kan subrencana untuk
mengkoordinasikan kegiatan.
2. Pengorganisasian (organizing). Proses
pemberian tugas, pengalokasian sumber daya serta pengaturan kegiatan secara
terkoordinir kepada setiap individu dan kelompok untuk menerapkan rencana yang
telah dibuat., meliputi penetapan dimana keputusan akan dibuat, siapa yang akan
melaksanakan tugas dan pekerjaan, serta siapa yang akan bekerja untuk siapa.
3. Memimpin (leading). Proses
menumbuhkan semangat pada karyawan agar bekerja dengan baik dan membimbing
mereka untuk melaksanakan kegiatan yang sesuai rencana dalam rangka mencapai
tujuan, memberi inspirasi dan motivasi kepada karyawan untuk berusaha keras
mencapai sasaran organisasi.
4. Pengendalian (controlling). Proses
mengukur kinerja, membandingkan antara hasil sesungguhnya dengan rencana yang
telah dibuat serta mengambil tindakan koreksi yan diperlukan.
Belakangan ini para manajer mengubah cara mereka melaksanakan
fungsi-fungsi manajemen. Perubahan ini diwujudkan dalam perbedaan antara
manajemen “lama” dan manajemen “baru”. Manajer gaya lama menganggap diri mereka
sebagai boss, sedangkan manajer gaya baru menganggap diri mereka sebagai
sponsor, pemimpin kelompok atau konsultan internal. Beberapa perbedaan lainnya
adalah manajer gaya lama mengambil keputusannya sendiri, dan manajer gaya baru
mendengarkan masukan dari orang lain dalam pengambilan keputusan. Akibatnya
manajer gaya lama bekerja lebih lama sedangkan manajer gaya baru bekerja lebih
mengutamakan hasil.
Perubahan-perubahan dalam manajemen tersebut tidak membuat fungsi
manajemen klasik menjadi kuno, sehingga fungsi manajemen gabungan antara
manajemen gaya baru dan gaya lama adalah sebagai berikut:
a)
Membuat sesuatu terjadi (making things happen)
b)
Menghadapi persaingan (meeting the competition)
c)
Mengorganisir orang, proyek, dan proses (organizing
people, project, & process)
d)
Memimpin (leading)
Fungsi-fungsi tersebut tidak menggantikan fungsi yang lama,
tetapi dibangun di atasnya. Pertama, ‘membuat sesuatu terjadi’ merupakan
gabungan dari fungsi merencanakan (planning) dan mengendalikan (controlling).
Untuk ‘membuat sesuatu terjadi’, kita harus merencanakan bagaimana mencapai
sasaran yang kita inginkan, mengelola informasi, dan mengendalikan kinerja
serta melakukan tindakan koreksi jika terjadi penyimpangan. Kedua, ‘menghadapi
persaingan’ mencerminkan pentingnya adaptasi dan pembaharuan agar tetap
bersaing di tengah pasar global yang terus berkembang seperti saat ini. Ketiga,
tanpa mempertimbangkan dalam ‘mengorganisir orang, proyek, dan proses’ maka
perubahan yang berskala besar tidak akan berhasil (tidak dapat membuat sesuatu
terjadi). Terakhir, ‘memimpin’ dengan memperhatikan kesejahteraan karyawannya,
merayakan keberhasilan sebuah kontrak baru bersama karyawan, dan sangat
memperhatikan keinginan dan aspirasi karyawan merupakan suatu gaya memimpin
yang menyenangkan hati karyawan. Pada akhirnya karyawan termotivasi dan membuat
suatu produktivitas yang tinggi sebagai bukti kesetiaan dan dukungannya.
C.
Peranan
Manajer Dalam Organisasi
Dalam melaksanakan tugas sehari-hari seorang manajer memegang beberapa
peranan untuk mencapai tujuan organisasi. Tiga peranan utama manajer menyangkut
sebagai berikut :
1. Peran interpersonal, yaitu peranan
seorang manajer dalam berinteraksi dengan berbagai pihak yang akan membantu
berhasilnya pelaksanaan tugas, baik pihak dalam perusahaan maupun pihak luar
perusahaan.
a.
Peranan figure
bapak (Figurehead)
Simbol
pemimpin perusahaan; diperlukan untuk menjalankan sejumlah kewajiban rutin yang
bersifat legal dan social, contoh : memberi ucapan selamat datang kepada para
pengunjung, penandatanganan surat resmi,dst.
b.
Peranan
Pimpinan (Leader)
Bertanggung
jawab untuk memotivasi dan mengaktifkan bawahan; mengisi posisi kosong (staffing),
melatih, dan tugas-tugas terkait, contoh : melakukan hampir seluruh kegiatan
yang melibatkan bawahan.
c.
Peranan
Penghubung (Liaison)
Memelihara
suatu jaringan kontak luar yang mendukung dan juga penghubung pihak dalam,
contoh : membalas surat-surat, melakukan kerja dewan urusan luar, yang
melibatkan puhak-pihak luar.
2. Peran informasional, yaitu peranan
seorang manajer dalam pemberian, penerimaan dan penganalisaan informasi,
menyangkut pengawas, penyebar informasi dan juru bicara.
a. Memantau (Monitor)
Manajer
selalu aktif mencari informasi yang dapat bermanfaat untuk organisasi, contoh
membaca terbitan-terbitan periodik dan laporan-laporan, memelihara kontak
pribadi.
b. Penyebar (Disseminator)
Manajer
mendistribusikan informasi yang diperolehnya kepada pihak lain, khususnya
kepada bawahannya agar bawahan mampu mengerjakan tugasnya dengan baik, contoh :
Mengadakan pertemuan-pertemuan untuk maksud informasi; menelpon untuk
meneruskan informasi.
c. Jurubicara (Spokesman)
Manajer
sebagai wakil organisasi dalam menyampaikan informasi ke pihak luar, contoh :
menyelenggarakan rapat dewan, memberikan informasi ke media.
3. Peran pengambil keputusan, yaitu
peranan seorang manajer dalam memanfaatkan informasi untuk membuat keputusan
dalam memecahkan masalah atau melihat kesempatan yang ada.
a.
Kewirausahaan
(Entrepreunership)
Manajer mengambil
keputusan-keputusan penting seperti peluncuran produk baru, penggabungan usaha
dll, contoh : rapat strategis dan tinjauan ulang yang melibatkan prakarsa atau
rancangan proyek perbaikan.
b. Pengendali gangguan (Disturbance Handler)
Manajer diharapkan bisa
menyelesaikan gangguan-gangguan yang mungkin muncul, contoh : mengorganisasikan
strategi dan sesi kaji-ulang yang melibatkan gangguan dan kritis.
c. Pengalokasi sumberdaya (Resource Allocator)
Manajer harus mengalokasikan
sumberdaya yang terbatas agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien,
contoh : penjadwalan, permintaan otoritas, menyelenggarakan kegiatan apapun
yang melibatkan anggaran dan program kerja bawahan.
d.
Perunding (Negotiator)
Manajer melakukan negosiasi
dengan pihak-pihak yang berkaitan, contoh : berperan serta dalam perundingan
kontrak serikat pekerja.
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
Jadi,
yang terpenting dalam manajemen sebuah organisasi adalah adanya kesepahaman
diantara komponen organisasi itu sendiri. Kesepahaman dimaksud adalah mengenai
peran, posisi, situasi, dan kondisi antar pelaku organisasi. Jika tidak maka
sangat sulit sekali program-program yang sudah direncanakan akan ter-realiasasi
dengan optimal, sebab masih ada kesenjangan dan ketidak harmonisan didalam
institusi organisasi. Atau, yang lebih ironis lagi adalah ancaman akan vakum
atau bisa jadi bubarnya organisasi.
B.
Saran
Kami yakin bahwa makalah ini, masih jauh
dari sempurna baik dilihat dari segi penulisan atau dari bahasa yang penulis
gunakan, untuk itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca yang penulis
harapkan sekali demi penyempurnaan tulisan/tugas makalah selanjutnya. Dan
semoga dengan membaca makalah ini kita menjadi tahu tentang manajer atas baik
itu terkai tentang mekanisme menejement organisasi dan fungsi serta perannya.
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006.
Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi Teori
dan Praktik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2002.
Fajar, Marhaeni. Ilmu Komunikasi Teori dan
Praktik. Jakarta: Graha Ilmu, 2009.
McQuall, Denis.Teori Komunikasi Massa.
Jakarta: Erlangga, 2000.
Pratikto, Riyono. Berbagai Ilmu Komunikasi.
Bandung: Remaja Karya CV, 1987.
Susanto, Phil Astrid S. Komunikasi Sosial di
Indonesia. Bandung: Bina Cipta, 1980.
Wardhani, Diah. Media Relation: Sarana
Membangun Reproduksi Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008.
Wiryawan, Hari. Dasar-Dasar Hukum Media.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.