Flaming Pointer
Flaming Pointer
Flaming Pointer

Jumat, 09 November 2018

M A K A L A H MANAJER ATAS


M A K A L A H
MANAJER ATAS

Guna memenuhi tugas Mandiri Mata Kuliah Management Media Massa
  Dosen pengampu Alyandi A Lumbu, S.Sos. M.Kom.I




   


                                                        OLEH
KELOMPOK 1
HENI CAHYANTI PUTRI
1503060081
IRENA KATRIN
1503060043



FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) METRO
TAHUN 1438 H/ 2017 M

KATA PENGANTAR

            Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan baik. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Managemen Media Massa Bapak Alyandi A. Lumbu, S.Sos. M.Kom.I yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk penyusunan makalah ini. Makalah ini berjudul “Management Media Massa”.
            Saya berharap makalah ini memberikan manfaat bagi mahasiswa dan menambah wawasan terutama dalam bidang bahasa. Saya juga mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman demi kesempurnaan makalah yang saya susun.




Metro, 13 September 2017
      Penanggung Jawab




(Heni Cahyanti Putri)
                                                                                        



DAFTAR ISI

JUDUL
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 2
A. Sistem Dan Mekanisme Manajemen Organisasi.............................. 2
B. Fungsi Management......................................................................... 5
C. Peran Management........................................................................... 7
BAB III PENUTUP......................................................................................... 10
A. Simpulan.......................................................................................... 10
B. Saran................................................................................................ 10
Daftar Pustaka













BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Komunikasi Massa adalah bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (Media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, terpencar, sangat heterogen dan menimbulkan efek tertentu. Selain itu pesan yang disampaikan cenderung terbuka dan mencapai khalayak dengan serentak.
Manajamen media massa memiliki satu tujuan pasti yakni menjual informasi bagi khalayak. Karena sterategisnya fungsi informasi bagi masyarakat, maka usaha media massa selalu berkembang seiring dengan tumbuhnya ekonomi. Dalam menjual informasi, ada keunikan tersendiri dalam segi manajemen media massa. Karena ini bisnis menjual informasi yang diolah dengan cara jurnalistik, maka sebaiknya yang menjadi manajer media massa adalah orang – orang jurnalistik, yakni orang orang yang memiliki kemampuan dibidang ilmu jurnalistik secara formal.
Manajemen puncak bertugas menetapkan kebijaksanaan operasional dan membimbing interkasi antara organisasi dengan lingkungan untuk memutuskan hal-hal yang penting. Top manajer juga membuat keputusan-keputusan dan perencanaan jangka panjang yang meliputi kebijaksanaan-kebijaksanaan, meyeleksi dan mengevakuasi kinerja organisasi secara keseluruhan serta mengawasi first manajer.middle manajer membantu top manajer dalam melakukan fungsi-fungsi manajement, membuat keputusan- keputusan menengah, dan mengawasi.
B.     Rumusan masalah
1.      Apa yang dimaksud Sistem Dan Mekanisme Manajemen Organisasi ?
2.      Apa yang dimaksud Fungsi Manajemen ?
3.      Apa yang dimaksud departemen Peranan Manajer Dalam Organisasi  ?
C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui Sistem Dan Mekanisme Manajemen Organisasi
2.      Untuk mengetahui Fungsi Manajemen
3.      Untuk mengetahui Peranan Manajer Dalam Organisasi





BAB II
PEMBAHASAAN

A.   Sistem Dan Mekanisme Manajemen Organisasi
Manusia di satu pihak, dalam perjalanan hidupnya selalu akan bersinggungan baik secara langsung atau tidak dengan yang bernama organisasi dalam berbagai ragamnya, seperti organisasi kemasyarakatan, politik, pendidikan, olahraga, kelompok musik, militer, perusahaan atau pemerintahan.
Organisasi adalah kesatuan sosial yang dikoordianasikan secara sadar, dengan sebuah batasan relatif dan diidentifikasi yang bekerja atas dasar terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. Organisasi ada untuk mencapai sesuatu. “Sesuatu” ini adalah tujuan, dan tujuan tersebut biasanya tidak dapat dicapai oleh individu yang bekerja sendiri, tetapi hal tersebut sangat mungkin untuk dicapai melalui usaha kelompok.
Memahami istilah “manajemen” adalah sesuatu yang niscaya dalam perspektif keorganisasian. Manajemen sangat dibutuhkan oleh sebuah organisasi, karena tanpa manajemen semua akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Manajemen mencakupi semua kegiatan yang diorganisir dan di semua organisasi. Manajemen tidak hanya terfokus pada kegiatan bisnis semata, tetapi dibutuhkan dimana saja orang-orang bekerja bersama (organisasi) untuk mencapai tujuan bersama pula. 
Ada tiga alasan utama diperlukannya manajemen dalam organisasi, yaitu :
1.      untuk mencapai tujuan, manajemen dibutuhkan untuk menapai tujuan organisasi,
2.      untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan yang saling bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi , dan
3.      untuk mencapai efisiensi dan efektifitas, yaitu upaya pencapaian tujuan dengan metode yang benar dan hasil yang baik.
Pendefinisian tentang manajemen masih terjadi ikhtilaf. Mery Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai “seni” dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Pendefinisian ini mengandung arti bahwa para manajer (pimpinan atau seorang organisatoris) mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang diperlukan atau dengan kata lain seorang manajer tidak melakukan tugas itu sendiri. Demikian ini lebih terfokus pada kemampuan dan keterampilan individualistik.
Stoner mendefiniskan manajemen sebagai “proses” perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya (potensi) organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan (stated goald).
Sebagaimana pendefinisian yang dijabarkan oleh Stoner, maka langkah-langkah yang hendaknya ditempuh dalam organisasi adalah sebagai berikut :
1.      Perencanaan (Planning)
Perencanaan berarti para manajer memikirkan kegiatan-kegiatan mereka sebelum dilaksanakan. Rencana-rencana dibutuhkan untuk memberikan kepada organisasi tujuan-tujuannya dan menetapkan prosedur terbaik untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Disamping itu dengan adanya perencanaan memungkinkan untuk, a) organisasi bisa memperoleh dan mengikat sumber daya-sumber daya (potensi) yang diperlukan untuk mencapai tujuan, b) para person organisasi dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan organisasi dengan terarah dan konsisten akan berbagai tujuan dan prosedur terpilih, dan c) kemajuan dapat terus dimonitor (dipantau) dan diukur, sehingga tindakan korektif dapat diambil bila tingkat kemajuan tidak memuaskan.
2.      Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian berarti langkah dalam mengkoordinasikan potensi organisasi, personal atau material. Langkah ini berupa pembuatan rancangan dan pengembangan suatu organisasi yang akan dapat melaksanakan program secara sukses. Oleh karenanya, seorang manajer harus mempunyai kemampuan untuk mengembangkan—dan kemudian memimpin—tipe organisasi yang sesuai dengan tujuan, rencana, dan program yang tealah diplanningkan.
3.      Penyusunan Personalia (Staffing)
Beberapa literatur manajemen memasukkan fungsi atau langkah staffing sebagai bagian dari fungsi organizinig. Ada pula yang menempatkan staffing sebagai bagian dari kepemimpinan (leadership). Staffinig adalah proses penarikan (recruitment), latihan dan pengembangan serta penempatan dan pemberian orientasi dan posisi kepada anggota dengan memandang potensi personalia sesuai standarisasi yang diciptakan dilingkungan itu sendiri.
4.      Pengarahan (Leading)
Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan disusun personalianya, langkah berikutnya adalah menuagaskan anggota untuk bergerak menuju tujuan yang telah ditentukan. Secara sederhana, pengarahan berfungsi untuk membuat atau mendapatkan para anggota melakukan apa yang diinginkan. Fungsi ini melibatkan kualitas, gaya, dan otoritas seorang manajer serta kegiatan-kegiatan kepemimpinan seperti komunikasi, motivasi, dan disiplin. Dengan kata lain pengaraahan berarti bahwa para manajer mengarahkan, memimpin dan mempengaruhi para anggotanya, dimana seorang manajer tidak hanya memberikan perintah, tetapi menciptakan iklim yang dapat membantu paraa anggota melakukan pekerjaan secara baik. Fungsi leading sering disebut dengan berbagai nama, antara lain, leading, directing, motivating, actuating, dan lain-lain.
5.      (Controlling)
Pengawasan atau controlling atau yang diistilahkan dengan pengendalian adalah penemuan dan penerapan cara dan fasilitas atau alat untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Hal ini dapat bermuatan posistif atau negativ. Positif mencoba mengetahui apakah tujuan organisasi dicapai dengan efisien dan efektif. Controlling negative adalah mencoba untuk menjamin bahwa kegiatan yang tidak diinginkan dibutuhkan tidak akan terjadi.
Dengan memahami sistematika manajemen organisasi sebagaimana tersebut, maka perbincangan selanjutnya yang tidak dapat dipisahkan adalah eksistensi seorang manajer atau pimpinan. Dengan demikian seorang manajer adalah perencana, pengorganisir, pemimpin (atau pengarah) dan pengawas. Seorang manajer dalam kenyataannya mengambil peranan yang lebih luas untuk menggerakkan organisasi menuju sasaran-sasaran yang telah ditetapkan. 
Berikut beberapa konsep manajemen seorang manajer, antara lain:
1)      bekerja dengan dan melalui orang lain,
2)      memadukan dan menyeimbangkan tujuan yang bertentangan dengan mengedepankan skala prioritas,
3)      bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan,
4)      berpikir secara analistis dan konseptual,
5)      sebagai mediator,
6)      seorang politisi yang dituntut untuk mampu mengkampanyekan program-programnya,
7)      sebagai seorang diplomat yang dapat menempatkan dirinya sebagai representasi dari anggotanya, dan
8)      mampu mengambil keputusan-keputusan sulit.
Jadi, yang terpenting dalam manajemen sebuah organisasi adalah adanya kesepahaman diantara komponen organisasi itu sendiri. Kesepahaman dimaksud adalah mengenai peran, posisi, situasi, dan kondisi antar pelaku organisasi. Jika tidak maka sangat sulit sekali program-program yang sudah direncanakan akan ter-realiasasi dengan optimal, sebab masih ada kesenjangan dan ketidak harmonisan didalam institusi organisasi. Atau, yang lebih ironis lagi adalah ancaman akan vakum atau bisa jadi bubarnya organisasi.
B.   Fungsi Manajemen
Empat fungsi manajemen sebagai tugas utama yang harus dilaksanakan seorang manajer dalam mengelola organisasi untuk mencapai tujuan atau yang dikenal sebagai proses manajemen adalah sebagai berikut :
1.      Perencanaan (planning). Proses untuk menentukan tujuan yang akan dicapai serta langkah-langkah yang harus diambil untuk mencapainya, meliputi penetapan sasaran, merumuskan tujuan, menetapkan strategi, membuat strategi, dan mengembang-kan subrencana untuk mengkoordinasikan kegiatan.
2.      Pengorganisasian (organizing). Proses pemberian tugas, pengalokasian sumber daya serta pengaturan kegiatan secara terkoordinir kepada setiap individu dan kelompok untuk menerapkan rencana yang telah dibuat., meliputi penetapan dimana keputusan akan dibuat, siapa yang akan melaksanakan tugas dan pekerjaan, serta siapa yang akan bekerja untuk siapa.
3.      Memimpin (leading). Proses menumbuhkan semangat pada karyawan agar bekerja dengan baik dan membimbing mereka untuk melaksanakan kegiatan yang sesuai rencana dalam rangka mencapai tujuan, memberi inspirasi dan motivasi kepada karyawan untuk berusaha keras mencapai sasaran organisasi.
4.      Pengendalian (controlling). Proses mengukur kinerja, membandingkan antara hasil sesungguhnya dengan rencana yang telah dibuat serta mengambil tindakan koreksi yan diperlukan.
Belakangan ini para manajer mengubah cara mereka melaksanakan fungsi-fungsi manajemen. Perubahan ini diwujudkan dalam perbedaan antara manajemen “lama” dan manajemen “baru”. Manajer gaya lama menganggap diri mereka sebagai boss, sedangkan manajer gaya baru menganggap diri mereka sebagai sponsor, pemimpin kelompok atau konsultan internal. Beberapa perbedaan lainnya adalah manajer gaya lama mengambil keputusannya sendiri, dan manajer gaya baru mendengarkan masukan dari orang lain dalam pengambilan keputusan. Akibatnya manajer gaya lama bekerja lebih lama sedangkan manajer gaya baru bekerja lebih mengutamakan hasil.
Perubahan-perubahan dalam manajemen tersebut tidak membuat fungsi manajemen klasik menjadi kuno, sehingga fungsi manajemen gabungan antara manajemen gaya baru dan gaya lama adalah sebagai berikut:
a)      Membuat sesuatu terjadi (making things happen)
b)      Menghadapi persaingan (meeting the competition)
c)      Mengorganisir orang, proyek, dan proses (organizing people, project, & process)
d)     Memimpin (leading)
Fungsi-fungsi tersebut tidak menggantikan fungsi yang lama, tetapi dibangun di atasnya. Pertama, ‘membuat sesuatu terjadi’ merupakan gabungan dari fungsi merencanakan (planning) dan mengendalikan (controlling). Untuk ‘membuat sesuatu terjadi’, kita harus merencanakan bagaimana mencapai sasaran yang kita inginkan, mengelola informasi, dan mengendalikan kinerja serta melakukan tindakan koreksi jika terjadi penyimpangan. Kedua, ‘menghadapi persaingan’ mencerminkan pentingnya adaptasi dan pembaharuan agar tetap bersaing di tengah pasar global yang terus berkembang seperti saat ini. Ketiga, tanpa mempertimbangkan dalam ‘mengorganisir orang, proyek, dan proses’ maka perubahan yang berskala besar tidak akan berhasil (tidak dapat membuat sesuatu terjadi). Terakhir, ‘memimpin’ dengan memperhatikan kesejahteraan karyawannya, merayakan keberhasilan sebuah kontrak baru bersama karyawan, dan sangat memperhatikan keinginan dan aspirasi karyawan merupakan suatu gaya memimpin yang menyenangkan hati karyawan. Pada akhirnya karyawan termotivasi dan membuat suatu produktivitas yang tinggi sebagai bukti kesetiaan dan dukungannya.
C.   Peranan Manajer Dalam Organisasi
Dalam melaksanakan tugas sehari-hari seorang manajer memegang beberapa peranan untuk mencapai tujuan organisasi. Tiga peranan utama manajer menyangkut sebagai berikut :
1.      Peran interpersonal, yaitu peranan seorang manajer dalam berinteraksi dengan berbagai pihak yang akan membantu berhasilnya pelaksanaan tugas, baik pihak dalam perusahaan maupun pihak luar perusahaan.
a.       Peranan figure bapak (Figurehead)
Simbol pemimpin perusahaan; diperlukan untuk menjalankan sejumlah kewajiban rutin yang bersifat legal dan social, contoh : memberi ucapan selamat datang kepada para pengunjung, penandatanganan surat resmi,dst.
b.      Peranan Pimpinan (Leader)
Bertanggung jawab untuk memotivasi dan mengaktifkan bawahan; mengisi posisi kosong (staffing), melatih, dan tugas-tugas terkait, contoh : melakukan hampir seluruh kegiatan yang melibatkan bawahan.
c.       Peranan Penghubung (Liaison)
Memelihara suatu jaringan kontak luar yang mendukung dan juga penghubung pihak dalam, contoh : membalas surat-surat, melakukan kerja dewan urusan luar, yang melibatkan puhak-pihak luar.
2.      Peran informasional, yaitu peranan seorang manajer dalam pemberian, penerimaan dan penganalisaan informasi, menyangkut pengawas, penyebar informasi dan juru bicara.
a.      Memantau (Monitor)
Manajer selalu aktif mencari informasi yang dapat bermanfaat untuk organisasi, contoh membaca terbitan-terbitan periodik dan laporan-laporan, memelihara kontak pribadi.
b.      Penyebar (Disseminator)
Manajer mendistribusikan informasi yang diperolehnya kepada pihak lain, khususnya kepada bawahannya agar bawahan mampu mengerjakan tugasnya dengan baik, contoh : Mengadakan pertemuan-pertemuan untuk maksud informasi; menelpon untuk meneruskan informasi.
c.        Jurubicara (Spokesman)
Manajer sebagai wakil organisasi dalam menyampaikan informasi ke pihak luar, contoh : menyelenggarakan rapat dewan, memberikan informasi ke media.
3.      Peran pengambil keputusan, yaitu peranan seorang manajer dalam memanfaatkan informasi untuk membuat keputusan dalam memecahkan masalah atau melihat kesempatan yang ada.
a.      Kewirausahaan (Entrepreunership)
Manajer mengambil keputusan-keputusan penting seperti peluncuran produk baru, penggabungan usaha dll, contoh : rapat strategis dan tinjauan ulang yang melibatkan prakarsa atau rancangan proyek perbaikan.
b.      Pengendali gangguan (Disturbance Handler)
Manajer diharapkan bisa menyelesaikan gangguan-gangguan yang mungkin muncul, contoh : mengorganisasikan strategi dan sesi kaji-ulang yang melibatkan gangguan dan kritis.
c.       Pengalokasi sumberdaya (Resource Allocator)
Manajer harus mengalokasikan sumberdaya yang terbatas agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien, contoh : penjadwalan, permintaan otoritas, menyelenggarakan kegiatan apapun yang melibatkan anggaran dan program kerja bawahan.
d.      Perunding (Negotiator)
Manajer melakukan negosiasi dengan pihak-pihak yang berkaitan, contoh : berperan serta dalam perundingan kontrak serikat pekerja. 


                                  

BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Jadi, yang terpenting dalam manajemen sebuah organisasi adalah adanya kesepahaman diantara komponen organisasi itu sendiri. Kesepahaman dimaksud adalah mengenai peran, posisi, situasi, dan kondisi antar pelaku organisasi. Jika tidak maka sangat sulit sekali program-program yang sudah direncanakan akan ter-realiasasi dengan optimal, sebab masih ada kesenjangan dan ketidak harmonisan didalam institusi organisasi. Atau, yang lebih ironis lagi adalah ancaman akan vakum atau bisa jadi bubarnya organisasi.

B.     Saran
Kami yakin bahwa makalah ini, masih jauh dari sempurna baik dilihat dari segi penulisan atau dari bahasa yang penulis gunakan, untuk itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca yang penulis harapkan sekali demi penyempurnaan tulisan/tugas makalah selanjutnya. Dan semoga dengan membaca makalah ini kita menjadi tahu tentang manajer atas baik itu terkai tentang mekanisme menejement organisasi dan fungsi serta perannya.






DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006.
Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik. Bandung: PT Remaja         Rosdakarya, 2002.
Fajar, Marhaeni. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik. Jakarta: Graha Ilmu, 2009.
McQuall, Denis.Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Erlangga, 2000.
Pratikto, Riyono. Berbagai Ilmu Komunikasi. Bandung: Remaja Karya CV, 1987.
Susanto, Phil Astrid S. Komunikasi Sosial di Indonesia. Bandung: Bina Cipta, 1980.
Wardhani, Diah. Media Relation: Sarana Membangun Reproduksi Organisasi. Yogyakarta:          Graha Ilmu, 2008.
Wiryawan, Hari. Dasar-Dasar Hukum Media. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.