Flaming Pointer
Flaming Pointer
Flaming Pointer

Rabu, 25 Oktober 2017

Berjilbab? Sekedar trend


Umat muslim di seluruh Dunia di wajibkan untuk mengikuti perintah Allah SWT. serta menjauhi larangan-larangan-Nya. Perintah tersebut Diantaranya solat, puasa ,zakat, dan sebagainya. Selain itu ada kewajiban lain yang diperuntukan untuk kaum hawa, yakni menutup seluruh bagian tubuh kecuali mata dan telapak tangan. Ada beberapa hal yang perlu dipertanyakan, benarkah mereka paham akan dasar akidahnya?. Atau hanya sekedar tahu saja bahwa itu hal yang wajib?.
Banyaknya informasi mengenai kewajiban itu, lantas menyebar luas telah banyak membuat kaum hawa sadar akan itu dan dengan cepat membuat perubahan. Apalagi dibarengi teknologi yang semakin maju, sehingga mempermudahlan mereka melakukan sesuatu dengan cepat dan praktis. Maka dari itulah kini berlomba-lomba kaum hawa menutup tubuhnya dan berjilbab.
Patut diacungi jempol dengan revolusi yang dilakukan. Tapi bila hanya sekedar tahu bahwa itu wajib, akankah yang kita lakukan sudah benar? Bagaimana dengan dasar-dasar akidahnya. Apakah cukup dengan menutup semua tubuh kecuali mata dan telapak tangan saja? Lalu bagaimana dengan menggunakan pakaian yg sempit, apakah diperbolehkan? Bila kita mau mempelajari lebih lanjut kita akan tahu kebenaran dari pertanyaan tersebut.
Dan kita dapat bercermin benar atau salahkah dengan apa yang sudah kita pakai saat ini. Kalau hanya berdiam diri dan seolah belum tahu serta tidak mencari tahu, akan seperti apa kelanjutan dari masa depan kepercayaan kita? Banyaknya perubahan tapi belum banyak yang tahu bagaimana cara menggunakannya. Bisa dikatakan 'gaptek' itu kalau dalam teknologi.
Banyak yang mengatakan “manusia sekarang derajat moralnya menurun” itu mungkin benar. Kita bisa lihat sendiri perubahannya. Dari yang awalnya berjilbab hanya dengan gaya yang cukup sederhana dengan mengedepankan urgensi dari menutup aurat itu sendiri, kini sudah jarang sekali terlihat. Memang kita hidup di Dunia yang maju, tak heran bila terjadi perubahan juga pada mode jilbab. Cukup menarik dan terharu sebab perempuan tetap berjilbab meski masuk era modern. Namun sekarang berjilbab memiliki tujuan berlawanan. Kenapa demikian? karena ekspektasi dari pemakai jilbab tersebut bukan lagi sebagai penutup aurat. Namun sebagai model ,serta gaya yang kekinian.
Model yang dulunya dikatakan syar'i kini bercampur model pakaian barat yang kemudian dipadu-padankan menjadi gaya hijab kekinian. Bisa dikatakan sedikit amatir memang, dan  perpaduan yang aneh, tapi malah menjadi pakaian yang paling dominan digandrungi remaja dan dewasa sekarang ini. Setiap harinya model dari pakaian, baik itu jilbab, baju, rok serta celana selalu berganti-ganti. Ada banyak model pakaian untuk berjilbab dari yang games, setelan atas bawah atau pun perpaduan celana dengan kaos cingkrang. Lebih-lebih celana kurang bahan dan baju setengah tiang.
Lebih unik lagi bukan hanya mereka para remaja dan dewasa kini ibu-ibu pun ikut andil dalam hal hijab kekinian. Dan tak tanggung-tanggung lagi gaya pakaian mereka pun mengikuti para remaja, layaknya seorang remaja yang baru datang bulan. Mereka kesana -kemari mencari tempat hiburan, dan rekreasi yang digunakan hanya untuk selfi. Pakaian berwarna cerah dibalut warna bibir yang merona menambah kesan mahal dan bergengsi.
Selain untuk mempercantik diri di depan suami mereka, alasan lain mereka yaitu mengikuti trend. Bila mengikuti trend mereka akan selalu menjadi nomor satu dari teman-temannya. Bagi mereka jika tak mengikuti perkembangan bergaya akan ada deskriminasi bahkan bullyan, deskriminasi disebabkan karena mereka merasa tidak sepadan, dan hanya seorang benalu. Bullyan yang dikatakan pun semakin lama kasar dan kotor, baik dimulai dengan kata kampungan, norak dan masih banyak cercaan yang terlontar dari pembully.
Ini yang terkadang menjadi kebiasaan yang kurang baik, dan masih dipraktekkan tanpa mempertimbangkan dampak yang muncul bagi pendengar. Bila pendengar dari kalangan yang dapat membedakan baik dan buruknya suatu hal itu belum bermasalah, lain hal dengan pendengar yang masih awam, seperti anak-anak mereka.
Hal demikian akan berkembang tidak baik, jadi alangkah baiknya kita merubah asumsi kita dan niat kita menjadi tetepa lurus dan tak bergoyang diterpa halangan.
Cahya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar