Flaming Pointer
Flaming Pointer
Flaming Pointer

Rabu, 25 Oktober 2017

Aku

Aku bukan emas, aku pun bukan tisu sekali pakai kotor kemudian dibuang. Aku seorang wanita yang ingin merasakan kasih sayang sama dengan yang lainnya. Tidak hanya itu aku pun ingin dihargai layaknya manusia yang paling berarti. Memang cukup rumit pemikiran kami, para wanita-wanita sejati. Kami tak butuh hal yang mahal, sederhana dan dari hati akan tersirat keindahan serta kenyaman diri. Kami tak butuh bualan, omong kosong para lelaki tak tahu diri. Menerima apa yang ada pada diri ini, serta kasih sayang dan menghormati lebih dari cukup untuk seorang wanita, terutama aku.
Kasih sayang dan perhatian tak selalu diutarakan dengan kata, lewat perlakuan dan kebersamaan disetiap moment akan mencerminkan seberapa pentingkah aku dalam sudut pandangmu. Akankah berarti atau hanya sebagai penghibur kala engkau sendiri? Yang pasti hanya dirimulah yang tahu sesungguhnya niat dalam hati itu.
Cara setiap orang dalam memperlakukan kita akan merubah perlakuan kita terhadapa dirinya. Semua benar adanya. Dengan kita lebih baik lagi dalam memperlakukan seseorang atau suatu hal akan lebih mudah pula dia menyesuaikan dengan kita. Bukan perkara mudah memang merubah apa yang sudah ada pada diri kita. Tapi tak menutup kemungkinan bahwa kita tidak bisa berubah bukan?. Yang pasti akan ada hasil dari setiap apa yang kita tanam. Bila kita menaburkan benih yang kurang baik maka akan beranak pinaklah hal yang kurang baik itu. Begitu pun hal sebaliknya. Pasti ada harga yang harus dibayar untuk setiap hal yang baik. Bukan dengan mahal atau murahnya hal itu dilakukan tapi bagaimana dan sejauh apa upaya yang dilakukan dalam proses berlangsung.
Terkadang semua terjadi tanpa kita sadari bahwa itu berbeda dengan apa yang kita harapkan tapi Allah memberikan apa yang kita butuhkan bukan? Hanya dengan bersyukur atas segala yang sudah diberikan akan beranak pinak kebahagian. Kebahagian setiap orang mempunyai tingkatannya sendiri. Begitu pun aku,  perhatian serta serba kecukupan, itulah harapan. Berusaha menjadikan harapan tak hanya sebuah angan-angan. Hal yang sulit tanpa tekad dan usaha yang maksimal.
Hanya mengandalkan belas kasihan tak membuatmu akan menjadi tegak berdiri. Dengan keringat dan semangat sendiri menjadi proses yang berarti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar