Flaming Pointer
Flaming Pointer
Flaming Pointer

Kamis, 14 September 2017

Papamama palsu

Zaman sekarang anak muda sudah mengenal yang namanya 'pacaran' . Hal ini berawal dari saya mulai SMP, sampai saat ini perkembangannya semakin memprihatinkan saja."Dulu zamannya ibu belum mengenal pacaran meski ada itu masih jarang dan itu namanya bukan pacaran,"tegas ibu Tumi saat ditemui di kediamannya. Kebanyakan dari mereka yang perempuan bila sudah berumur lekas dijodohkan oleh kedua orang tuanya. Karena bagi mereka bila mempunyai anak perawan sudah berumur belum menikah, adalah hal yang memalukan. Akan muncul gunjingan 'nggak laku, perawan tua ' masih banyak sebutan lainnya.
Beda dengan kehidupan sekarang masih SD saja sudah berpacaran. Entah paham maknanya atau hanya meniru hal yang mereka liat. Karena kita tahu bahwa masa kanak-kanak itulah saat dimana mereka mencari jati diri, dengan menirukan suatu hal yang masih asing bagi mereka.
Lain hal dengan gaya pacaran anak SMP, mereka sedikit dewasa atau hanya pura-pura dewasa. Masih butuh belajar untuk mengontrol diri, tapi sudah merasa sok dewasa. Dengan bermodal tontonan dari handphone mereka memperagakan gaya pacaran yang alay dan lebay penuh dengan drama, seperti tontonannya. Layak diacungi jempol karena tiruan yang hampir sempurna, panggilannya ayah-bunda, sayang-sayangan, umi Abi bahkan papa mama.
Tak hanya nama yang mereka tiru tapi kelakuannya juga, seperti yang kita sering dengar dan lihat, kebanyakan dari mereka yang berpacaran dengan menirukan gaya papa/mama berakhir tidak baik. Ada yang berakhir putus dan meluapkan kekesalannya dengan update status alay. Ada pula yang berakhir terpaksa menikah. Kenapa terpaksa karena adanya orang ketiga dalam hubungannya mereka.
Bukan orang yang menjadi penghancur hubungan tapi buah dari percintaannya. Baik itu sudah terlahir maupun yang masih dalam kandungan. Dilihat dari banyak kejadian itu bisa dipastikan tak sedikit dari mereka para kaula muda yang sudah tidak virgin. Dampak lain dari kejadian ini adalah perceraian. Sekarang di Indonesia kasus perceraian semakin meningkat ,tokohnya antara lain papa/mama muda. Mereka masih egois, dan terbilang tempramental.
Akankah mereka merasa bersalah , atau menyesal setidaknya. Akan hanya memikirkan kesenangan hatinya sendiri sekarang atau berfikirlah tentang masa depanmu . Semua tergantung padamu, kehidupan keluargamu dan masa depannya. Mungkin itu belum pernah terfikir dalam benak mereka karena jangankan untuk membutuhi keluarga, pekerjaan saja tidak punya. Mereka masih mengandalkan keringat orang tua, entah itu sandang, pangan dan papan, hanya status yang papa/mama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar